Anda di halaman 1dari 9

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah metoda kromatografi cair yg paling sederhana Pemisahan senyawa organik, organik sintetik,komplek organik-anorganik bahkan ion anorganik dapat dilakukan dlm waktu singkat KLT dipakai untuk dua tujuan: 1. Untuk tujuan kualitatif, kuantitatif atau preparatif sebagaimana layaknya metode kromatografi 2. Untuk menjajaki pelarut atau sistem penyangga yg akan dipakai dalam kromatografi kolom atau KCKT

Pada hakikatnya KLT melibatkan dua perubah: 1. Sifat fasa diam atau sifat lapisan. Fase diam dapat berupa serbuk halus yg berfungsi sebagai permukaan penjerap atau berfungsi sebagai penyangga pada lapisan zat cair. Fase diam pada KLT sering disebut penjerab. Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai penjerap pada KLT. Empat penjerap yg paling umum dipakai adalah : - silika gel (asam silikat) - alumina (aluminium oksida) - kiselgur (tanah diatomae) - selulosa 1. Sifat fasa gerak atau campuran pelarut pengembang

Silika Gel, merupakan penjerap yg paling banyak yg digunakan dalam KLT dan KCKT. Karena sebagian besar silika gel bersifat sedikit asam, maka asam sering agak mudah dipisahkan untuk meminimalkan reaksi asam basa antara penjerap dan senyawa yg akan dipisahkan Alumina, bersifat sedikit basa dan sering dipakai untuk pemisahan basa untuk meminimumkan reaksi asam basa. Kieselgur dan selulosa, merupakan bahan penyangga lapisan zat cair. Penjerap ini sering dipakai untuk memisahkan senyawa polar seperti asam amino, karbohidrat atau nukletida

Ada atau tidaknya air dalam penjerap atau penyangga sangat penting. Silika atau alumina yg dipakai pada KLT harus mengandung sesedikit mungkin air oleh karen aitu pelat harus diaktifkan dg pemanasan 110oC selama 1-3 jam sebelum digunakan. Sebaliknya selulosa atau kiselgur yg akan digunakan pada KCC harus mengandung lapisan zat cair Untuk melekat dan mengikatkan lapisan tipis penjerap pada pelat digunakan pengikat kalsium sulfat anhidrat 10-15% atau pati 3%

Langkah langkah teknis dalam KLT 1. Membuat pelat 2. Menotolkan cuplikan

Campuran yg akan dipisahkan harus dilarutkan dlm pelarut yg atsiri (mudah menguap) Cuplikan harus ditotolkan sekecil mungkin (dapat menggunakan pipa kapiler) Cuplikan harus ditotolkan 8-10 mm dari ujung pelat atau kaca sebelum dikembangkan, pelarut cuplikan harus benar benar hilang agar pita cuplikan tidak melebar

3. Memilih pelarut pengembang pelarut untuk KLT dapat dipilih berdasarkan acuan pusatka atau dapat juga dipilih berdasarkan coba coba. 4. Mengembangkan lapisan pada pelat atau kaca Lapisan yg sudah ditotoli cuplikan dikembangkan dalam sebuah bejana kromatografi yg berisi pelarut pengembang yg sudah dipilih sebelumnya Tinggi pelarut dalam bejana tidak boleh melebih garis dasar penotolan cuplikan Sebelum proses pengembangan, bejana harus dijenuhkan dg pelarut yaitu dg meletakkan selembar kertas saing pada salah satu dinding bejana atau menutup bejana beberapa menit sebelum pengambangan dilakukan

Pengembangan dilakukan sampai pelarut mencapai batas atas, kemudian pleat diangkat dan dikeringkan Jika bercak mempunyai Rf yg kecil dari 0,5 dapat dilakukan kromatografi kembali setelah pelat dikeringkan. 4. Deteksi/visualisasi hasil pemisahan Jika senyawa yg dipisahkan berwarna, pola bercak mudah dilihat tetapi bila senyawa tak berwarna, pola bercak harus dilihat dengan pereaksi penampak bercak atau bantuan lampu UV Dragendorrf : untuk alkaloid FeCL3 : untuk fenol 2,4-dinitrofenilhidrazin : untuk aldehid dan keton

Mengumpulkan hasil pemisahan

Anda mungkin juga menyukai