Anda di halaman 1dari 34

TUGAS KIMIA FISIKA

TEGANGAN PERMUKAAN
Dosen Pembimbing : Dr. Zuhrina Masyithah, ST .MSc
Disusun oleh :
Kelompok 11
1. Tommy / 090405039
2. Rahman / 090405033
3. Bill Clinton Silitonga / 100405001
4. Muhammad Rifai Rawa / 100405003
5. Valentinoh Cuaca /100405015
6. Dewi Anggraini / 100405021

3 Wujud Materi
PADAT
Memiliki sifat mempertahankan bentuk dan ukuran
tetap
Tidak langsung berubah bentuk atau volume jika ada
gaya yang bekerja
CAIR
Tidak mempertahankan bentuk yang tetap
Mengambil bentuk sesuai yang ditempatinya dengan
volume tetap
GAS
Tidak memiliki bentuk dan volume tetap
Bentuk dan Volume berubah dan menyebar
memenuhi tempatnya
FLUIDA
FLUIDA
DINAMIS
FLUIDA
STATIS
SIFAT-SIFAT
FLUIDA
NYATA
(GAS DAN
ZAT CAIR)
Kemampatan
(Compressibi
lity)
Kapilaritas
(Capilarity)
Tegangan
Permukaan
(Surface
Tension)
Rapat
Massa
(Density)
Kekentalan
(Viscosity)
Tegangan Permukaan
Tegangan Permukaan (2)
Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin
meregang, sehingga permukaannya seolah-olah
ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini
disebabkan adanya gaya tarik menarik antara
partikel sejenis di dalam zat cair sampai ke
permukaan (Siahaan, 2011).

Tegangan Permukaan (3)
Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh
molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya
yang sama kesegala arah. Pada permukaan cairan,
tiap molekul ditarik oleh molekul sejenis didekatnya
dengan arah hanya kesamping dan kebawah, tetapi
tidak ditarik oleh molekul diatasnya karena diatas
permukaan cairan berupa fase uap ( udara ) dengan
jarak antara molekul sangat renggang (Siahaan, 2011)
Tegangan Permukaan (4)
Gambar 1.1 Gaya Yang Bekerja Pada Molekul Di Dalam dan Permukaan Cairan
(Limantoro dan Felisia, 2012)
Tegangan Permukaan (5)
Sehingga tegangan permukaan didefinisikan
sebagai gaya tiap satuan panjang yang bekerja
pada permukaan untuk melawan pembesaran
permukaan, atau sebagai energi per satuan luas
yang diperlukan untuk memperluas permukaan
sebesar satu satuan luas pada suhu, tekanan, dan
komposisi tetap (UI, 2003).
Tegangan Permukaan (6)
Rumus umum Tegangan Permukaan :

= F / 2L

F = Gaya yang bekerja (N)
L = Panjang batas antara benda dengan permukaan
zatcair (m)
= Tegangan Permukaan (N/m)
(Trefethen, 1969)

Metode Umum Penentuan Tegangan
Permukaan
1. Metode Kenaikan Kapiler
Bila suatu pipa kapiler dimasukkan ke dalam
suatu cairan yang membasahi dinding, maka cairan
akan naik ke dalam kapiler karena adanya tegangan
permukaan. Kenaikan cairan sampai ketinggian
tertentu, sehingga terjadi keseimbangan antara gaya
ke atas dan gaya ke bawah menyebabkan tinggi
permukaan cairan akan stabil (UI, 2003).
Metode Umum Penentuan Tegangan
Permukaan (2)
Gaya ke atas : 2r cos
Gaya ke bawah : r2 h d g
Gaya ke atas = Gaya ke bawah
2r cos = r2 h d g

= r h d g (untuk = 0)
dimana:
h = Tinggi permukaan cairan pada kapiler
d = Massa jenis cairan
g = Gaya gravitasi
r = Jari-jari pipa kapiler
= Tegangan permukaan
= Sudut kontak

(UI, 2003)

Metode Umum Penentuan Tegangan
Permukaan (3)
2. Metode Berat Tetes
Suatu cairan yang membasahi gelas akan
berupa tetesan pada ujung pipa vertikal. Mula-
mula tetesan berupa setengah bola, kemudian
memanjang dan membentuk pinggang. Pada saat
akan jatuh bebas, gaya ke bawah pada tetesan
(mg) akan sama dengan gaya ke atas yang
menahan tetesan (2r) (UI, 2003).
Metode Umum Penentuan Tegangan
Permukaan (4)
mg = 2r

atau

= mg/(2r)

Dimana:
m = massa satu tetesan
g = Gaya gravitasi
r = Jari-jari pipa luar
= Tegangan permukaan


(UI, 2003)
Metode Umum Penentuan Tegangan
Permukaan (5)
3. Metode Cincin Du Noy
Metode cincin du nouy merupakan metode
yang paling baik digunakan karena lebih akurat
dan cepat dalam pengukuran tegangan
permukaan deterjen, serum, suspensi, koloid dan
lain- lain (Siahaan, 2011).
Metode Umum Penentuan Tegangan
Permukaan (6)
Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat
cincin dari permukaan air dapat dihitung dari
persamaan :
=




Dimana :
R = jari- jari rata- rata cincin
F = gaya yang dibutuhkan untuk
mengangkut cincin dari permukaan
= faktor koreksi


(Siahaan, 2011)
Kohesi dan Adhesi
Gaya kohesif adalah gaya yang menarik
sesama partikel. Sebagai contoh adalah molekul-
molekul air ditarik dan saling tarik-menarik
(Limantoro dan Felisia, 2012).
Gaya adhesif adalah tarikan antara partikel-
partikel yang berbeda, seperti molekul-molekul
air ditarik oleh dinding kaca (Limantoro dan
Felisia, 2012).
Kapilaritas dan Miniskus
Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya
permukaan zat cair pada pipa kapiler. Semakin kecil
diameter dalam pipa kapiler, kenaikan permukaan
air di dalam pipa kapiler akan semakin tinggi
(UNSRI, 2009).
Fenomena kapilaritas dapat dilihat dari
permukaan zat cair seperti air yang dapat
membasahi dinding pipa kapiler, dan raksa yang
tidak membasahi dinding pipa kailer (UNSRI,
2009).
Kapilaritas dan Miniskus (2)
Air membasahi dinding kapiler karena adanya gaya
kohesi antar-partikel air yang lebih kecil daripada gaya
adhesi antara partikel air dan partikel dinding kaca.
Sedangkan raksa memiliki gaya kohesi lebih besar
daripada gaya adhesinya dengan dinding kapiler sehingga
tidak membasahi dinding kaca (Effendi, 2007).
Gaya adhesi air yang lebih besar dari kohesinya
menyebabkan permukaan air berbentuk miniskus cekung,
sedangkan gaya kohesi raksa lebih besar dari gaya
adhesinya sehingga menyebabkan permukaan raksa
berbentuk miniskus cembung (Effendi, 2007).
Kapilaritas dan Miniskus (3)
Gejala melengkungnya zat cair didalam
suatu bejana disebut miniskus (Effendi, 2007).
(a) (b)
Gambar 1.2 (a) Miniskus Cekung (b) Miniskus Cembung
(Effendi, 2007)
Sudut Kontak
Sudut kontak adalah sudut yang dibentuk
oleh permukaan cairan yang bersentuhan dengan
permukaan bidang padatan.







cos =



Permukaan cairan akan naik jika < 90 dan
turun jika > 90.

(Limantoro dan Felisia, 2012)
Harga Tegangan Permukaan
Berdasarkan Eksperimen
Cairan yang
bersentuhan Suhu
Tegangan
Permukaan
dengan udara. (
o
C) (mN/m)
Benzena 20 28,9
Karbon tetraklorida 20 26,8
Etanol 20 22,3
Glisin 20 63,1
Raksa 20 465
Minyak Zaitun 20 32
Air Sabun 20 25
Air 0 75,6
Air 20 72,8
Air 60 66,2
Air 100 58,9
Oksigen -193 15,7
Neon -247 5,15
Helium -269 0,12

(Limantoro dan Felisia, 2012)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tegangan Permukaan
1. Jenis cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya
tarik antara molekulnya besar, seperti air, maka
tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya
pada cairan seperti bensin karena gaya tarik
antara molekulnya kecil, maka tegangan
permukaannya juga kecil (Siahaan, 2011).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tegangan Permukaan (2)
2. Suhu
Tegangan permukaan cairan turun bila suhu
naik, karena dengan bertambahnya suhu
molekul- molekul cairan bergerak lebih cepat
dan pengaruh interaksi antara molekul berkurang
sehingga tegangan permukaannya menurun
(Siahaan, 2011).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tegangan Permukaan (3)
3. Adanya zat terlarut
Adanya zat terlarut pada cairan dapat
menaikkan atau menurunkan tegangan permukaan.
Untuk air adanya elektrolit anorganik dan non
elektrolit tertentu seperti sukrosa dan gliserin
menaikkan tegangan permukaan. Sedangkan adanya
zat- zat seperti sabun, detergen, dan alkohol adalah
efektif dalam menurunkan tegangan permukaan
(Siahaan, 2011).
Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang
dapat mengaktifkan permukaan, karena
cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan
(antar muka). Surfaktan mempunyai orientasi
yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus.
Sabun merupakan salah satu contoh dari
surfaktan (Hidayat, 2013).
Surfaktan (2)
Molekul surfaktan memiliki sifat amfifil
yaitu suatu molekul yang mempunyai dua ujung
yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan
ujung non polar (hidrofobik) . Sifat surfaktan
yang amfifil menyebabkan surfaktan diadsorpsi
pada antar muka baik itu cair atau gas ataupun
cair atau cair (yang tidak saling bercampur)
(Hidayat, 2013).
Surfaktan (3)
Beberapa kegunaan surfaktan antara lain yaitu
1. Deterjen 6. Ski wax dan snowboard wax
2. Pelembut kain 7. Daur Ulang Kertas
3. Pengemulsi 8. Penghilang busa
4. Pendispersi 9. Shampoo
5. Pembasah 10. Pelembut rambut, dsb

(Hidayat, 2013)
Surfaktan (4)
Surfaktan akan selalu berada pada antarmuka suatu
cairan (berbeda jenis), bila jumlah gugus hidrofil dan
lipofilnya seimbang. Tapi, apabila suatu surfaktan
memiliki gugus hidrofil > lipofil, maka surfaktan akan
lebih berada pada fase air dan sedikit berada pada
antarmuka. Sebaliknya, bila suatu surfaktan memiliki
gugus hidrofil < lipofil, maka surfaktan akan lebih
berada pada fase minyak dan sedikit berada pada
antarmuka (Hidayat, 2013).
Surfaktan (5)
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan
air dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogen
pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan
menaruh kepala-kepala hidrofiliknya pada
permukaan air dengan ekor-ekor hidrofobiknya
terentang menjauhi permukaan air (Hidayat,
2013).

Surfaktan (6)
Daftar Pustaka
Effendi, Asnal M.T. 2007. Fisika 1.
Limantoro, Setiawan dan Felisia Puspitaningsih. 2012.
Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisika. Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas Katolik Widya
Mandala: Surabaya.
Hidayat, Siska. 2013. Kimia Fisika. Analisis Medis.
Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih : Bandung.

Daftar Pustaka (2)
Siahaan, Okio Pattar. 2011. Pengaruh Suhu Terhadap
Tegangan Permukaan Sabun Cuci Piring Cair Buatan
Sendiri, Sunlight, dan S.O.S. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. USU. Medan.
Trefethen, Lloyd. 1969. Surface Tension in Fluid
Mechanics. Tufts University. Chicago
UI. 2003. Buku Panduan Praktikum Kimia Fisika.
Depatemen Teknik Gas dan Petrokimia. Depok.
UNSRI. 2009. Statika Fluida.

Anda mungkin juga menyukai