Anda di halaman 1dari 24

Hygiene dalam Syariat Islam

Hygiene Personality adalah


Sunnah-sunnah Fitrah
(Sebuah tinjauan fiqh kesehatan)

Pedoman tentang kebersihan dalam Islam begitu


sangat jelas dibahas, tidak ada bagian dalam tubuh
yang luput dari perhatiannya yang berhubungan
dengan masalah kebersihan.
Semua dijelaskan secara baik dan sejalan dengan
ilmu kesehatan. Nabi Saw. sendiri menjadi contoh
teladan yang baik mengenai masalah kebersihan.
Beliau mencontohkan perilaku yang menunjukkan
kesadaran yang tinggi tentang pentingnya
kebersihan. Beliau bersabda ;
Jagalah kebersihan seberapa kamu
mampu menjaganya. Sesungguhnya
Islam ditegakkan oleh Allah Taala
dalam kebersihan. Dan tidak akan
masuk surga kecuali mereka yang
memelihara kebersihan

Banyak hadits menganjurkan untuk menjaga kebersihan itu


yang dikaitkan dengan fitrah manusia, dimana fitrah
manusia pada hakekatnya menyukai kebersihan. Diantara
hadits itu adalah :
Lima hal merupakan bagian dari fitrah(sifat asal; kesucian,
bakat, pembawaan. ), yaitu ; mencukur bulu

kemaluan, khitan (sirkumsisi), mencukur


kumis, mencabut bulu ketiak dan
memotong kuku. (H.R. Jamaah)

Anas r.a. memberitakan :

Rasulullah Saw. telah menentukan waktuwaktu kepada kami dalam mencukur


kumis, memotong kuku, mencabut
rambut ketiak dan mencukur bulu
kemaluan agar tidak meninggalkan lebih
dari 40 malam. (H.R. Ahmad, Abu Daud dan
lain-lain)

a. Mencukur bulu kemaluan (rambut pubis) dan


mencukur kumis
Seorang muslim sangat dianjurkan untuk mencukur
rambut-rambut (yang tumbuh di daerah pubis/kemaluan
dan kumis) dan mencabut rambut ketiak setiap
seminggu sekali dan dilarang membiarkannya lebih dari
40 hari.
Membiarkan rambut pubis panjang akan mudah dan
rawang berkembangnya kutu-kutu yang biasa hidup di
daerah tersebut.
Daerah pubis dan rambut pubis yang dengan higyene
buruk dan bau akibat celana dalam yang ketat
memungkinkan kondisi tersebut mengundang banyak
problem.
Selain terasa gerah, juga bisa menimbulkan gatal-gatal,
apalagi (maaf) jika celana dalam kurang bersih karena
digunakan lebih dari sehari - dua hari dan jarang mandi.

Binatang yang sering bertengger di daerah pubis


adalah jenis serangga, phthirus pubis (tuma kemaluan).
Tuma kemaluan selain bertengger di rambut kemaluan
(pubis), juga biasa didapati di daerah bulu ketiak,
rambut pantat dan di daerah rambut badan lainnya.
Tuma ini membawa kuman yang disebut Rickettsia
prowazeki. Orang memperoleh kuman Rickettsia
dengan berbagai jalan.
Kotoran kulit yang mengandung bibit penyakit
masuk ke dalam kulit atau kotoran kuku yang
mengandung benih penyakit, terbawa kuku waktu
digaruk, bisa berpindah ke mata atau bisa juga masuk
ke mulut bahkan dapat tergilas masuk ke dalam poripori kulit.
Tuma dewasa, di kemaluan dan badan biasanya
ditemukan tersembunyi dalam lipatan jahitan pakaian.

Salah satu penyakit yang bisa ditimbulkan dari


Rickettsia prowazwki adalah typhus bercak
wabahi atau typhus exanthematicus.
Penyakit ini timbulnya mendadak, sangat
menular menimbulkan gejala berupa demam
yang tinggi dan bercak-bercak.
Penyakit ini pernah menimbulkan korban yang
luar biasa dikalangan orang Amerika. Bahkan
merupakan salah satu penyebab kekalahan
tentara Napoleon di Moskwa pada tahun 1812

Selain Phthirus pubis, morfologi lainnya


yang sejenis adalah Pediculus pubis
(bentuknya lebih besar dari Phthirus pubis
(Pediculus merupakan parasit obligat,
artinya harus menghisap darah manusia
untuk dapat mempertahankan hidup).
Penyakit ini termasuk Penyakit akibat
Hubungan Seksual (PHS).
Selain menyerang rambut kemaluan juga
dapat menyerang jenggot dan kumis. Pada
anak-anak biasa bertengger dan menyerang
daerah alis atau bulu mata (blefaritis) dan
pada tepi batas rambut kepala.

Gejala yang dapat timbul terutama gatal di


daerah pubis dan sekitarnya.
Gatal ini dapat meluas sampai ke daerah perut
(abdomen) dan dada, dimana didapati bercakbercak yang berwarna abu-abu atau kebiruan
(macula serulae).
Gejala lain biasa didapati black dot, bercak
hitam yang tampak jelas pada celana dalam
yang berwarna putih yang dilihat penderita
pada waktu bangun tidur.
Untuk menghindari jangan sampai terjadi hal
tersebut pengaobatannya selain pemberian
obat-obat medis, juga rambut pubis mesti
dipangkas dan pakaian dalam harus bersih
(direbus atau disterika)

Nabi Saw. sangat respek terhadap persoalan


seperti di atas dan mendapat perhatian serius
dari beliau.
Menurut riwayat, ketika ada seorang kafir
menyatakan dirinya akan masuk Islam, maka
beliau menyuruh orang tersebut untuk berkhitan,
dimana sebelum berkhitan memerintahkan
untuk mencukur rambut kemaluannya.
Hal ini mengindikasikan, bahwa siapa saja
setiap muslim diwajibkan membersihkan selalu
daerah tersebut.

..Singkirkan darimu rambut kufur


itu dan berkhitanlah.. (H.R. Abu Daud
dan Ahmad)

b. Mencabut Bulu Ketiak


Tidak boleh dibiarkan lebih 40 hari
bertengger dan menimbulkan bau yang tidak
sedap.
Daerah-daerah lipatan dalam tubuh manusia
sangat sensitif dan menimbulkan problem
dalam pergaulan.
Orang yang tidak memperhatikan bagian
ketiaknya (bagian badan yang paling mudah
menimbulkan bau) akan tersisih dalam
pergaulan.
Selain membersihkan (mencabut atau
mencukur) dari rambut yang tumbuh di area
tersebut juga diberi harum-haruman jika
sekiranya menimbulkan bau yang tidak sedap.

c. Memotong Kuku
Kuku harus digunting atau dikerat.
Kuku harus dijaga kebersihannya, agar tidak
menumpuk kotoran di bawahnya, maka
dianjurkan setiap minggu terutama pada hari
jumat kuku dipotong atau dikerat.
Kuku panjang dan tidak bersih adalah perantara
yang bagus buat masuknya larva (telur) cacing ke
dalam mulut ketika makan. Terutama pada anakanak yang sering bermain di luar rumah dan
terkontaminasi dengan tanah.
Nabi Saw. mengatakan ;

Potonglah kukumu karena


sesungguhnya
syetan bersemayan di bawah kuku

Sebagimana diketahui tangan yang tidak bersih


(karena bemain di tanah misalnya) membawa
telur infektif dari tanah yang terkontaminasi
dengan tinja manusia, sayur-sayuran, debu dan
sebagainya.
Larva menembus mukosa masuk ke pembuluh
limfe dan venula (pembuluh-pembuluh darah
kecil) ke jantung kanan dan paru masuk ke
alveoli naik ke cabang-cabang bronkus
turun ke oesofagus untuk menetap sampai
matang lalu turun menuju usus
Jenis cacing yang melewati tangan dari makanan
adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides,
cacing cambuk (Trichuris trichiura), cacing kremi
(Enteobius vermicularis)

d. Khitan (Sirkumsisi)
Khitan atau sunat/ circumcisio (sirkumsisi) dalam
bahasa medis berarti memotong kulup .(prepution
glandis/penis).
Memotong baik sebagian atau seluruhnya dengan
tujuan tertentu pada laki-laki, dan membuang bagian
kelentit (klitoris) dan atau memotong bibir kecil vagina
(labia minora) untuk anak perempuan.
Sebenarnya tidak ada perintah khitan secara jelas di
dalam Al-Quran Perintah Khitan dalam Islam adalah
mengikuti tradisi Nabi Ibrahim yang kemudian diikuti
oleh Nabi Muhammad Saw yang terlahir dalam
keadaan sudah dikhitan



Kemudian Kami wahyukan kepadamu; Ikutilah agama Ibrahim
seorang yang hanif dan bukanlah dia termasuk orang-orang
musyrik.

Dan Siapakah yang lebih baik agamanya daripada


orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada
Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan
dia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah
mengambil
Ibrahim menjadi kesayangannya.
(QS. An-Nisa [4]:125)

Ibrahim melakukan khitan, sedangkan beliau sudah


berumur 80 tahun dengan menggunakan alat
pertukangan kayu.
(Bukhari-Muslim)

Perintah khitan hanya terlihat jelas anjurannya


dalam beberapa hadits, diantaranya
Rasulullah Saw. memerintahkan seseorang
melakukan khitan setelah dia memeluk Islam:

..Singkirkan darimu rambut kufur


itu dan berkhitanlah.. (H.R. Abu Daud dan
Ahmad)

Pada hadits lain beliau berkata ;

Khitan itu wajib bagi laki-laki dan


perbuatan sangat terhormat
bagi perempuan.
(H.R. Ahmad dan Abu Daud).

Selain indikasi agama, indikasi sosial menyebabkan


seseorang dikhitan serta bisa juga adanya indikasi
medis.
Secara klinis (medis) khitan sangat bermanfaat bagi
kesehatan, antara lain penis lebih gampang
dibersihkan, dan statistik menunjukkan bahwa orang
yang dikhitan lebih jarang menderita karsinoma/kanker
penis.
Dikalangan kedokteran, terutama ahli penyakit kelamin
sepakat mengatakan bahwa kulup itu adalah tempat
yang paling disukai kuman syphilis.
Tindakan khitan yang dilakukan pada kaum lelaki dapat mengurangi terjangkitnya syphilis antara 25-73%.

Selain itu, karena kulup dipotong tercegahlah


tertinggalnya kotoran dan mudah dibersihkan.
Pada orang yang tidak dikhitan selaput lendirnya
kurang kuat menahan kuman, sedang pada
orang yang yang dikhitan, kepala zakar (penis)
terbuka hingga bersinggungan dengan pakaian
sehingga kulitnya tebal.
Karena itu orang yang sudah dikhitan selaput
lendirnya jadi lebih kuat menahan masuknya
kuman-kuman penyakit

Khitan, selain dapat mencegah kotoran melekat


pada penis (dorsum), karena kotoran yang berada di
balik kulit kepala (dorsum) penis bisa memudahkan
kuman bakteri dapat berkembang biak, juga
menjauhkan bau yang tidak sedap.
Selain itu, manfaat khitan yang lain pada laki-laki,
dapat memperpanjang waktu senggama, sebab
daerah yang peka pada penis ada pada dorsum
(kepala) penis.
Daerah ini merupakan pusat sel-sel saraf seks,
sehingga penis sangat peka terhadap segala
gesekan, sedang ujung (kepala) penis masih
tertutup kulit (tidak dikhitan) maka akan terhalang
dari sentuhan

Khitan juga dapat mengendalikan nafsu syahwat (yang


tidak terkendali), sebab pada orang yang sudah dikhitan
dapat menjinakkan syahwatnya akibat berkurangnya
kepekaan dan kegelian pada daerah dorsum penis.
Dengan demikian, pemotongan kulup bagi laki-laki akan
menambah kenikmatan dan akan memperlama
hubungan seksual dan membantu pihak istri bisa
mencapai orgasme, karena seperti diketahui,
perempuan lama baru mencapai klimaks.
Mungkin alasan ini pula perkumpulan dokteran
menyarankan kepada pemerintah negaranya masingmasing agar menyerukan khitan pada laki-laki guna
membebaskan penyakit dan gangguan seksualitas di
dalam masyarakat.

Kapan sebaiknya seorang anak dikhitan.


Dalam pandangan agama Islam dan medis
tidak ada batasan umur seorang anak
kapan sebaiknya dikhitan, hanya ada
disebutkan Nabi Ibrahim As.
mengkhitankan anaknya Ishak As. ketika
berumur 7 hari dan Ismail A.s. umur 13
tahun.
Rasulullah Saw. mengkhitankan cucu
beliau Hasan dan Husain A.s. pada hari
ketujuh dari hari kelahirannya masingmasing.

Variasi usia anak dikhitan, tidak sama setiap


negara Islam.
Di Arab Saudi, anak dikhitan antara 3-7 tahun,
mesir antara 5-6 tahun, India antara 5-9 tahun,
Iran biasanya umur 4 tahun sedang di Al-Jazair,
Iran dan kawasan sekitarnya antara 4-7 tahun.
Di Indonesia setiap daerah berbeda-beda,
seperti Sumateran Barat (Minangkabau) umur
7-10 tahun, orang Sunda umur 12 tahun, orang
Jawa ada yang sampai 18 tahun dan orang
Bugis berkisar 12-14 tahun.

Jumhur ulama berpendapat bahwa masa khitan


tidak ditentukan dengan waktu tertentu dan tidak
wajib pada waktu masih kecil.
Sebagian golongan mazhab Syafii berpendapat
bahwa wajib bagi wali mengkhitan anak
sebelum baligh, sedang pendapat lain
mengatakan, sebelum 10 tahun.
Ibnul Hajj mengatakan, sudah menjadi
kebiasaan orang-orang shalaf, bahwa mereka
mengkhitan anak-anaknya tatkala memasuki
masa baligh.

Imam Nawawi menganjurkan khitan pada hari ketujuh


dari kelahiran anak. Kata beliau, ini sesuai dengan
berpendapat yang menggunakan dasar shahih, tetapi
Syafii memandangnya hanya sunnat.
Melihat beragamnya penentuan waktu khitan Ibn alMunzir menyimpulkan ;
Tidak ada pengabaran yang bisa dijadikan rujukan,
tidak ada sunnah yang harus diikuti dan tidak ada
sesuatupun yang memubahkan dalam masalah khitan.
Tidak boleh menetapkan sedikitpun dalam masalah ini
kecuali berdasarkan hujjah. Kita juga tidak tahu adanya
hujjah yang menjadi landasan orang yang melarang
mengkhitan anak pada umur tujuh hari.

Anda mungkin juga menyukai