Anda di halaman 1dari 28

REFERAT

HERPES ZOSTER OTICUS

Galih Mega Putra


Friska Nur Ekasanti

201510401011006
201510401011039

Pembimbing:
dr. Roosseno, Sp.THT-KL
SMF TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN
RSU HAJI SURABAYA

Anatomi telinga

Telinga luar

Heliks, Crus heliks


Antheliks, Crura antheliks
Tragus, anti tragus, interragic
nocth
Cavum concha, cymbaconcha
Fossa triangularis
Fossa schapoidea
Tuberkulum darwin Lobulus

Telinga tengah

Lateral : MembranTimpani
Medial : foramen ovale
Anterior : Tuba eusthachius
Posterior : aditus ad antrum
Superior : tegmen timpani
Inferior : vena jugularis

Telinga Dalam
Kanalis semisirkularis : kanalis
semisirkularis superior, posterior, dan
lateral
Vestibulum
Koklea
Labirin membran

Persarafan Telinga Luar


Daun telinga dipersarafi oleh 5
persarafan, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Saraf aurikular mayor


Saraf oksipital minor
Saraf aurikulo temporal
Saraf fasialis
Percabangan aurikular saraf vagus

Persarafan Liang Telinga


Dinding atas dan depan dipersarafi saraf
aurikulo temporal (N V).
Dinding bawah dan belakang dipersarafi
percabangan aurikular dari saraf vagus (N X).
Dinding belakang liang telinga juga dipersarafi
oleh cabang sensoris saraf VII melalui
percabangan aurikular saraf vagus.

Persarafan Telinga Tengah


Promontorium berisi pleksus timpani
(pleksus Jacobson). Cabang saraf
glosofaringeus dari ganglion petrosa di
bawah telinga.
Pleksus timpani menerima serabut
simpatis dari pleksus karotis melalui
cabang-cabang karotikotimpani superior
dan inferior.

Korda timpani memasuki telinga tengah


tepat di bawah pinggir posterosuperior
sulkus timpani dan berjalan ke arah depan
lateral ke prosesus longus inkus dan
kemudian di bagian bawah leher maleus
tepat di atas perlekatan tendon tensor
timpani menuju ligamentum maleus
anterior, saraf ini keluar melalui fisura
petrotimpani.

Segmen Syaraf Facialis

Herpes Zoster Oticus


Menurut Koerner (1904), herpes zooster otikus,
yaitu berupa sindroma yang terdiri dari bulla
pada daun telinga, paralise fasial dan gangguan
telinga dalam.
Menurut James Ramsay Hunt (1907), yang telah
mempelajari penyakit tersebut secara terperinci,
herpes zooster otikus terjadi karena adanya
reaktivasi herpes zooster pada ganglion geniculi
nervi fasialis, sejak saat itu herpes zooster
otikus juga dikenal dengan Ramsay Hunt
syndrome

Epidemiologi
Jerman dan Australia insiden wanita > pria
wanita 68,1% dan pria 31,9%
Angka kesakitan akan meningkat seiring
dengan bertambahnya usia dan pada
individu defisit sistem imun reaktivasi
2/3 berusia > 50 tahun, 10% berusia < 20
tahun

Etiologi
Varicella Zooster Virus (VZV) merupakan
virus penyebab varicella (chicken pox) dan
herpes zooster.

Patofisiologi

Manifestasi klinis
Gejala prodormal demam, sakit kepala, malaise, terkadang mual dan
muntah.
Manifestasi klinis yang sering muncul dari herpes zoster otikus, dapat
dikelompokkan menjadi:
Vesikel/Erupsi
Vesikel dapat muncul sebelum, bersamaan, tau setelah adanya
paralisis nervus fasialis. Vesikel timbul sensasi terbakar atau otalgia.
Vesikel yang pecah krusta.
Gejala yang berhubungan dengan N VII
Paresis ipsilateral
Paralisis ipsilateral

Manifestasi klinis
Gejala yang berhubungan dengan N VIII
Tinnitus
Vertigo
Tuli sensorineural
Gangguan keseimbangan
Gejala lain
Nyeri hebat pada mata
Lakrimasi
Mata tidak bisa menutup
Gangguan indera pengecap

Diagnosis
Anamnesis
Keluhan rasa nyeri, melepuh atau terbakar di dalam dan sekitar
telinga, wajah, mulut, dan atau lidah
Terdapat lesi vasikuler pada telinga luar
Bisa disertai fasial paralisis yang ditandai mulut mencong, tidak
bisa mengangkat alis
Vertigo, mual dan muntah
Gangguan pendengaran, hyperacusis, tinnitus
Mata sakit, lakrimasi
Timbulnya nyeri dapat mendahului ruam, juga pada pasien
denganherpes zoster otikus, vesikel dapat muncul sebelum,
selama atau setelah fasial paralisis
Riwayat terkena varisela.

Pemeriksaan Fisik
Lesi kulit vesikuler pada kulit di daerah muka, pada liang telinga,
konka dan daun telinga.
Bintik-bintik merah pada kulit di belakang telinga, dinding lateral
hidung, palatum molle dan lidah bagian anterolateral.
Vertigo
Tuli sensorineural
Parese saraf fasialis menyerupai bells palsy juga dapat
ditemukan.
Gangguan perasa dan ketidakmampuan dalam menutup mata
pada bagian ipsilateral, sehingga pasien akan mengeluhkan
kekeringan pada kornea dan iritasi.

Adapun kriteria diagnosis pada sindrom Ramsay Hunt adalah :


Kelumpuhan wajah yang terjadi secara akut disertai nyeri pada
telinga
Terdapat lesi seperti varisela pada telinga luar
Dapat disertai berkurangnya pendengaran, dysakusis dan
vertigo
Sering meluas sampai saraf kranial ke V, IX dan X dan cabang
dari saraf kranial yang beranastomosis dengan saraf fasialis
Dapat dibedakan dengan bells palsy berdasarkan perubahan
kulit dan tingginya kejadian disfungsi cochleosaccular

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium : BUN, kreatinin, hitung sel darah,
serta elektrolit
Tes Serologi. Anti-VZV IgG dan IgM
Fluorescent-antibody membrane antigen assay (FAMA) (gold
standard)
CT scan
MRI dengan menggunakan gadolinium diethylene-triamine
pentaacetic acid ( Gd-DTPA)

Tatalaksana
Berikut adalah pilihan terapi yang dapat digunakan untuk
tatalaksana herpes zoster otikus:
Kortikosteroid
Kortikosteroid + Antivirus
-Prednison: 1 mg/kgbb/hari yang dibagi menjadi 3 dosis selama
10-14 hari. Dapat dilakukan tapering-off mulai dari minggu ke2
-Antivirus
Acyclovir 5x800 mg/hari selama 5-7 hari atau Acyclovir
IV 10 mg/kgbb/8 jam selama 7 hari
Valacyclovir 3x1000 mg/hari selama 7 hari, atau
Famcyclovir 3x750 mg/hari selama 7 hari
Farmakoterapi tambahan
Analgesik
Antipruritik

Tatalaksana infeksi sekunder oleh bakteri


H2O2 membersihkan vesikel/krusta
Salep bacitracin bagian bervesiekel/krusta
Antibiotik oral antistreptokokal seperti cefadroxil

Komplikasi
Paralysis berat berpotensi untuk menjadi paralysis
fasial yang permanen.
Postherpetic neuralgia yang berkepanjangan.
Virus dapat menyebar ke saraf-saraf lain atau ke otak
dan jaringan saraf dalam medulla spinalis
Vertigo

Prognosis
Diagnosis yang cepat dan mendapat terapi sebelum 72
jam setelah onset memberikan hasil yang lebih baik.
Pasien yang datang dengan keluhan erupsi terlebih
dahulu sebelum paralisis memiliki prognosis yang lebih
baik.
Pada infeksi yang lama mungkin dapat terjadi paralisis
fasialis yang permanen.
Pasien yang mengalami vertigo dan tuli sensorineural
prognosisnya lebih jelek terutama pada pasien dengan
umur lebih tua

Pencegahan
Vaksin VZV . Sejauh ini, data klinis telah membuktikan
bahwa vaksin bisa efektif selama lebih dari 10 tahun
dalam mencegah infeksi varisela dan pada individu yang
sehat

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai