Citra Lestari
Gaby Aryani Gandiardjo
DEFINISI
Otitis media adhesiva adalah keadaan
terjadinya jaringan fibrosis di telinga tengah
sebagai akibat proses peradangan yang
berlangsung lama sebelumnya.
Ditandai dengan adhesi komplit maupun
parsial antara bagian membrana tympani
pars tensa yang atrofi dan tertarik dengan
dinding medial dari telinga tengah.
KLASIFIKASI
Stadium 1: mencakup telinga tengah, mastoid, atau
keduanya, tanpa gangguan fungsi sekunder akibat
perubahan adhesi (misalnya gangguan pendengaran).
Telinga tengah masih teraerasi.
Stadium 2: mencakup telinga tengah (dengan atau
tanpa keterlibatan mastoid), disertai gangguan
pendengaran ringan akibat sekunder dari proses adhesi
patologis, misalnya keterlibatan rantai osikular,
keterbatasan komplians membrana tympani, atau
keduanya. Telinga tengah masih teraerasi.
ANATOMI TELINGA
FISIOLOGI PENDENGARAN
PATOFISIOLOGI
Alergi, infeksi,
pembedahan,
trauma,
disfungsi tuba
eustachius,
dsb.
Kerusakan
pada mukosa
telinga tengah
Cedera endotel
vaskular
Polimer fibrin +
faktor
koagulasi
menjadi
insoluble
Fibrinogen +
trombin
monomer fibrin
yang dapat
terpolimerisasi
Eksudasi dari
semua
komponen
darah
(fibrinogen,
plasminogen,
dan
fibronectin)
Polimer fibrin
yang insoluble
+ protein
berukuran
besar
(fibronectin)
matriks gel
fibrin
Fibrinoli
sis
GEJALA KLINIS
Pendengaran berkurang dengan adanya
riwayat infeksi telinga sebelumnya, terutama
diwaktu masih kecil.
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
Penanganan terbaik untuk otitis media
adhesiva adalah pencegahan.
Ventilasi berkala pada telinga tengah dan
mastoid sebelum terjadi adhesi dapat
mengembalikan membran tympani ke kondisi
normal, serta mencegah kerusakan osikular.
Pengobatan dengan tetes telinga antibiotik dan
steroid dapat mengecikan bahkan
menghilangkan polip dan memperbaiki kondisi.
PROGNOSIS
Apapun pilihan penanganan yang diambil,
ada kecenderungan untuk menetap dan
terjadi rekurensi, dengan erosi incus bagian
bawah.
Hal yang sama dapat timbul juga di pars
flaksid.
Otitis media adhesiva pada kedua lokasi
tersebut dapat berkembang menjadi
kolesteatoma.
Terima Kasih