Anda di halaman 1dari 40

PENGEMBANGAN FORMULA MAKANAN

UNTUK PENANGGGULANGAN GIZI


KURANG
PADA ANAK BALITA BERBASIS BAHAN
MAKANAN LOKAL SUMATERA BARAT
OLEH : TIM PENELITI
Wiwit Estuti, Eva Yuniritha, Gusnedi

CV. CAHAYA BUMI CONSULTANT

JASA KAJIAN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN

LATAR
BELAKANG

Undang-undang nomor 23 Tahun 2002


tentang Perlindungan anak
menyatakan bahwa pemerintah wajib
memenuhi hak-hak anak, yaitu tentang
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan
perkembangannya serta perlindungan demi
kepentingan terbaik anak.

Kesepakatan global yang dituangkan dalam


Milenium Development Goals (MDGs)
menegaskan bahwa pada tahun 2015
setiap negara menurunkan kemiskinan dan
kelaparan separuh dari kondisi tahun 1990
dengan indikator menurunnya prevalensi
gizi kurang pada anak balita dan
menurunnya jumlah penduduk dengan
defisit energi.
GIZI
MEMEGANG
SANGAT PENTING
HIDUP MANUSIA

PERANAN
YANG
DALAM SIKLUS

NASIONAL
Fasli Jalal, 2009
Data Riskesdas Nasional 2007

Gizi Buruk : 2005 (9.7 %) -2007 (5.4 %).


Gizi Kurang : 2005 (14.8%) 2007 (13.0%)

SUMATERA
BARAT
Depkes RI,
2007

BB/U = Gizi buruk ( 6.


0%)
Gizi kurang
( 13.9 %)

PADANG

RISKESDAS, 2007
BB/U = Gizi buruk
( 3,1%)
Gizi kurang
(12.2%)
TB/U = Pendek (30,1%)
TIM IBW UNAND, 2009
BB/U = Gizi buruk
( 3,2%)
Gizi kurang
(25.2%)

OPTIMALISASI

INILAH BALITA KITA HARI INI

Penyebab gizi buruk (WHO, 2005)


Usia 6 bulan anak belum mendapatkan
MP-ASI baik dari jumlah maupun
kualitasnya.
Keterbatasan ekonomi masy tidak dapat
menjangkau MP-ASI komersial.
Sebagian besar anak yang menderita
gizi kurang berasal dari masyarakat
golongan ekonomi yang lemah.

Rekomendasi WHO/UNICEF ,
1994 :
Global Strategy For Infant
and Young Child Feeeding

Budaya MP-ASI hendaknya dibuat dari


bahan pangan yang murah dan mudah
diperoleh
di
daerah
setempat
(Indegenous Food).

Kriteria MP-ASI( Zakaria, F, 1999)


Produk harus mempunyai nilai gizi yang
dipersyaratkan dan aman dikonsumsi
Memiliki nilai suplementasi yang baik
(Vitamin dan mineral cukup).
Sesuai dengan kemampuan pencernaan anak
Mempunyai keawetan yang tinggi, mudah
diproduksi, disimpan dan didistribusikan
Menggunakan bahan baku lokal
Dapat diterima oleh ibu dan anak serta tidak
memerlukan
ketrampilan
dan
peralatan
khusus dalam penyajian dan harganya relatif
murah.

Nilai Fungsionil
Bahan
Makanan Lokal
KARBOHIDRAT :
ubi jalar merah

PROTEIN
HEWANI :

PELUANG
Formul
a
(MPASI)

Ikan teri, ikan


rinuak , ikan
mujair

Pengembang
an formula
(Cookies
Fish)

PROTEIN
NABATI :
kacang merah

Atasi
masala
h anak
gizi
kurang.

PERUMUSAN
MASALAH

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Memperoleh formula berbasis makanan lokal
Sumatera barat untuk mengatasi masalah gizi
kurang dengan mengacu pada standar Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) yang dipersyaratkan
oleh Codex Alimentarius Commision.
Tujuan Khusus
1. Mendapatkan komposisi campuran bahan
(formulasi) makanan lokal daerah sebagi
formula makanan untuk anak gizi kurang.
2. Menguji mutu organoleptik formula makanan
dari segi tekstur, rasa, warna, aroma dan cita
rasa.

Tujuan Khusus

3. Menganalisis zat gizi dan pangan fungsional


(karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, vitamin
B , vitamin C, caroten, asam lemak dan anti
oksidant.
4. Menguji sifat fisik (densitas kamba, viskositas,
daya serap air) dan sifat kimia formula
makanan (kadar air, kadar abu, kadar protein
dan kadar lemak).
5. Menguji
Mutu mikrobiologi dan keamanan
formula makanan terpilih yaitu : Total Plate
Count (TPC), uji Salmonellla, Uji E coli.

Tujuan Khusus
5. Melakukan uji daya tahan simpan pada dua
kondisi suhu dan tempat.
6. Melakukan uji daya terima formula makanan
terpilih ke kelompok sasaran.
7.
Melakukan
perbaikan
proses
dan
pengembangan formula makanan.
8. Melakukan pemberian formula makanan yang
dikembangkan, pada anak balita gizi kurang di
klinik perawatan gizi buruk Puskesmas Nanggalo
Padang untuk melihat perubahan status gizi anak
balita gizi kurang selama pemberian formula.

MANFAAT

Masyarakat

Meningkatkan status gizi anak gizi kurang yang murah


dan mudah didapat oleh masyarakat sehingga dapat
meningkatkan status gizi kurang dan kurang menjadi
baik dan tercapai tumbuh kembang anak yang optimal
.

Pemerintah

Diperolehnya formula makanan dari bahan lokal


daerah yang mudah dan murah sehingga dapat
terjangkau bagi masyarakat golongan ekonomi rendah
sehingga dapt menurunkan angka penderita gizi
kurang.

Peneliti

Dapat mengakses ilmu dan kepakaran untuk


berinovasi menciptakan suatu karya ilmiah berupa
pengembangan formula makanan untuk anak gizi
kurang.

HIPOTESA PENELITIAN
Hipotesa penelitian ini adalah :
Ada pengaruh pemberian formula
makanan berbasis bahan makanan
lokal Sumatera Barat terhadap
pertambahan berat badan anak
balita gizi kurang dan status gizi di
wilayah kerja Puskesmas Nanggalo
Padang.

METODE
PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dalam 2 Tahap
yaitu :
Tahap I
Untuk memperoleh formula makanan dari
pangan lokal (dilakukan selama 3 bulan)
Tahap II
Untuk melihat daya terima pemberian
formula makanan pada kelompok sasaran
(dilakukan selama 1 bulan)

Bagan Alir Proses Penelitian


Tahap I
Bahan Sumber Pati
Tepung Ubi Jalar
Merah

Percobaan
Pengolahan

Bumbu-Bumbu

Bahan Sumber Protein


Ikan Teri
Rinuak
Ikan Mujair
Kacang merah

3 Macam Formula

Uji Organoleptik
Formula Makanan Terbaik

Uji Sifat Fisik


Analisa
Kimia

Uji Daya Terima ke Kelompok Sasaran


pada klinik perawatan gizi kurang Puskesmas
Nanggalo

Pengamatan

Uji Kimia :
Kadar air
Kadar Abu
Kadar protein
Kadar Lemak
Kadar serat

Uji Sifat Fisik :


Densitas Kamba
Daya Terima
Uji Mikrobiologi dan Keamanan Makanan
Uji Daya Simpan

ANALISA DATA
Penelitian tahap I
Uji Sidik Ragam
Uji Lanjut (DNMRT)

PENELITIAN TAHAP
II
Pengembangan Formula
( Cookies Fish)
Pemberian Cookies Pada Balita Gizi
Kurang
Uji Daya Terima
Pengukuran
Berat Badan
(gram)
Tinggi Badan (cm)

Analisa Data
Kajian Intervensi
Pada Anak Gizi
Kurang

Waktu penelitian
Bulan Juni - November 2010.
Pembuatan formula makanan, uji organoleptik,
analisa kimia dan mikrobiologi (Juli-Agustus
2010).
Pelaksanaan Intervensi terhadap sampel anak
balita gizi kurang dilaksanakan September Oktober 2010 dengan pemberian makanan
setiap hari selama 30 hari.

Tempat Penelitian
Pembuatan Formula Makanan dilakukan di
laboratorium Makanan Poltekkkes Kemenkes
Padang.
Analisis kimia dan mikrobiologi di Laboratorium
Pembuatan formula makanan, uji organoleptik,
analisa kimia dan mikrobiologi (Juli-Agustus 2010).
Pelaksanaan Intervensi terhadap sampel anak
balita gizi kurang dilaksanakan
September Oktober 2010 dengan pemberian makanan setiap
hari selama 30 hari.

Subyek Penelitian
Subjek penelitian di pilih secara purposive, sesuai
dengan kriteria inklusi yang ditetapkan peneliti
yaitu :
Anak Balita berusia (12 s/d 59 bulan) dan
menderita gizi kurang.
Berasal dari keluarga miskin
Bersedia dijadikan kelompok kelompok perlakuan
atau kelompok kontrol dengan menanda tangani
surat persetujuan menjadi responden.
Tidak menderita penyakit komplikasi dari gizi
buruk
Berada di posyandu wilayah kerja Puskesmas
Nanggalo dan dalam pengawasan Klinik
Rehabilitasi Gizi Buruk Puskesmas Nanggalo

Cara Pengumpulan data


Data primer yaitu data tentang penilaian
pertumbuhan fisik anak berdasarkan ukuran berat
badan (BB), data asupan makanan, pola makan
dan kebiasaan makan. Data primer dikumpulkan
sebelum dilakukan intervensi dan setelah
intervensi. Pengukuran BB dilakukan oleh tenaga
profesional lapangan terpilih yang sudah terlatih
sedangkan data asupan makanan, pola makan
dan kebiasaan makan dilakukan
melalui
wawancara memakai FFQ semi kuantitatif,
observasi langsung oleh enumerator yang sudah
dilatih dan tenaga profesional yang diajak
bekerjasama. Data sekunder terdiri dari data
demografi dan gambaran umum sampel yang
diperoleh dari pihak atau institusi terkait.
Data sekunder : data gambaran umum sasaran .

Variabel Penelitian
Variabel bebas : Intervensi
(pemberian cookies ikan fungsional terpilih)
Variabel terikat : dampak program Intervensi
(Pertambahan BB dan perubahan Status Gizi).

Definisi Operasional
Pemberian
cookies
ikan
fungsional adalah pemberian
cookis ikan fungsional yang
dihasilkan pada penelitian tahap
1 dengan jumlah yang sudah
dihitung sesuai persyaratan dan
diberikan selama 1 bulan.

Pertambahan Berat badan adalah


kenaikan berat badan sampel yang
dihitung dalam waktu tertentu (gram per
hari/ minggu/ bulan)
Status Gizi : keadaan gizi anak yang diukur
dengan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB
Baik : hasil ukur berdasarkan indeks
termasuk kategori normal
Kurang : hasil ukur berdasarkan indeks
termasuk kategori tidak normal

Analisa data

Tahap II
Dengan Program SPSS
Analisa deskriptif
Analisa dampak dari program Intervensi dengan
uji t-test

Ruang Lingkup Penelitian


Mengidentifikasi dan membuat formula
dari bahan pangan lokal daerah dan
mengembangkannya sebagai makanan
tambahan untuk anak balita gizi kurang
dalam bentuk cookies ikan fungsional.
Memantau perubahan status gizi pada
anak balita gizi kurang yang diberikan
cookies
ikan
fungsional
yang
dikembangkan

Rekruitmen pelaksana
Dibutuhkan 2 orang ahli gizi dan 2
orang enumerator yang sudah terlatih
untuk memberikan melakukan
pengukuran BB dan TB, memberikan
intervensi, dan melakukan recall
makanan pre dan post intervensi.

Pelatihan
Tidak perlu dilakukan pelatihan
terstruktur dalam penelitian karena
tenaga lapang sudah tenaga
profesional terlatih
Yang penting penyamaan persepsi
antara peneliti dan petugas lapangan

Efek Samping Intervensi


Penelitian pemberian formula
menggunakan bahan makanan yang
sudah biasa dikonsumsi oleh
masyarakat setempat, diharapkan
tidak ada efek samping.

Pencatatan
Pencatatan dilakukan dari hasil
pengukuran BB dan TB, daya terima
dan asupan makanan dengan metoda
recall oleh petugas lapangan dan
diawasi peneliti sendiri.

Reward Terhadap
Sampel/Responden
Semua sampel baik kasus maupun
kontrol, akan diberikan makanan sesuai
dengan standar kebutuhan satu hari
untuk anak balita yang sudah dihitung
sebelumnya dan diberikan selama 30
hari. Khusus untuk sampel kasus juga
diberikan cookies sesuai persyaratan
Codex Alimentarius untuk memperbaiki
status gizi anak.

Organisasi Pelaksana
Penelitian ini merupakan persyaratan untuk
penelitian kerjasama antara jurusan Gizi
Poltekkkes
Kemenkes
Padang
dengan
BAPEDA propinsi Sumatera Barat dengan
peneliti sebagai berikut.
Peneliti Utama
: Hj. Wiwit Estuti, S.TP,
M.Si
Peneliti
I
:
Eva Yuniritha, S.ST,
M.Biomed
Peneliti II
: Gusnedi, S.TP, M.PH
Petugas laboratorium dan petugas lapangan
serta petugas administrasi

Etika Terhadap Responden


Sebelum di lakukan penelitian subjek
akan di terangkan tentang tujuan
penelitian ini dan dimintakan
persetujuan responden
( surat persetujuan terlampir)

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai