Anestesi Pada Pasien Normal Pressure Hydrocephalus Dengan Pemasangan VP Shunt
Anestesi Pada Pasien Normal Pressure Hydrocephalus Dengan Pemasangan VP Shunt
Nama
: Ni Putu
Dea Pawitri Handayani
Stambuk
: N 111 14 010
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Patofisiologi
Distorsi bagian sentral korona radiata oleh
distensi ventrikel
Edema interstisial dari substansia putih
dan mengganggu aliran darah.
Periventrikular substansia putih termasuk
fiber motor sacral yang menginervasi
tungkai dan kandung kemih terganggu
sehingga terjadi gaya berjalan abnormal
dan inkontinensia urin.
Demensia merupakan hasil dari distorsi
sistem limbik periventrikular.
Epidemiologi
Penyakit yang dominan pada
lanjut usia.
Insiden NPH meningkat seiring
dengan penuaan usia.
Penyebab
Idiopatik
Penyebab sekunder:
cedera kepala
perdarahan subaraknoid
Meningitis
Tumor SSP
Kompensasi hidrosefalus kongenital
Manifestasi Klinik
Gaya berjalan:
bradikinetik, langkah lebar, dan menyeret.
Demensia
kehilangan memori prominen
bradifrenia.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Imaging
Temuan CT scan dan MRI pada penderita NPH
Pembesaran ventrikel tidak sesuai dengan atrofi sulkus
Periventrikel prominent dan hiperintensitas konsisten
dengan aliran transependymal dari cairan serebrospinal
Manajemen
Manajemen paling
umum: implantasi bedah
pirau.
Sistem pirau:
kateter pengumpul
mekanisme katup
kateter keluar.
Prognosis
Prognosis masih tetap buruk karena
kurangnya perbaikan pada beberapa
pasien setelah operasi.
Perbaikan tercatat hanya 21% dari
pasien setelah operasi pirau.
Tingkat komplikasi sekitar 28%.
Tingkat kematian atau morbiditas pada
7% pasien.
Anestesia Umum
Definisi
anestesi yang artinya hilang sensasi
nyeri (rasa sakit) yang disertai maupun
tidak disertai hilangnya kesadaran.
Anestetik umum dapat memberikan efek
analgesia yaitu hilangnya sensasi nyeri,
atau efek anestesia yaitu analgesia yang
disertai hilangnya kesadaran, dan bekerja
di susunan saraf pusat.
Sevofluran
Anestesi umum berbentuk cairan volatile, yang dapat
merubah aktivitas kanal ion di neuron, terutama
reseptor neurotransmitter sinaptik termasuk
asetilkolin nikotinik, GABA dan reseptor glutamat.
Onset:2-3 menit
Durasi kerja: tergantung konsentrasinya dalam darah.
Dosisnya yaitu 0,5-3% dalam oksigen.
Indikasi: untuk induksi dan maintenance pada
anestesi umum.
Kontraindikasi: pasien yang rentan terhadap
hipertermi maligna dan hipersensitivitas.
Efek samping: malignant hiperthermia, bradikardia,
takikardia, hipotensi, hipertensi, mual/muntah, batuk,
peningkatan salvasi dan iritasi saluran respirasi.
Stadium II (Eksitasi)
sejak hilangnya kesadaran sampai munculnya
pernapasan yang teratur yang merupakan
tanda dimulainya stadium pembedahan.
Delirium
Gerakan-gerakan di luar kehendak
Pernapasan tidak teratur
Induksi Anestesia
Induksi intravena memungkinkan kontrol
yang cepat dari saluran napas.
agen induksi yang cocok dalam dosis
sedasi (proprofol 2-4 mg / kg, thiopentone
3-5 mg / kg)
Pemeliharaan Anestesia
fentanyl (1-3 mcg / kg) atau remifentanyl
(1 mcg / kg), meningkatkan kedalaman
anestesi, dapat digunakan untuk meredam
peningkatan denyut jantung dan TIK
BAB III
STATUS PASIEN
IDENTITAS PENDERITA
ANAMNESIS
Keluhan Utama : sakit kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
:
Pasien rujukan dari RS Anutapura dengan diagnosa
cephalgia. Pasien mengeluh sakit kepala sejak sekitar
2 bulan yang lalu. Sakit kepala terjadi setiap hari.
Sakit kepala semakin lama semakin memberat hingga
akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari. Sakit
kepala terasa seperti tertekan dan ditusuk di area atas
dan belakang kepala. Keluhan ini disertai dengan
pasien menjadi sering lupa. Pasien juga mengeluh
susah berjalan sejak 2 minggu yang lalu. Selain itu,
pasien mengeluh sulit menahan keinginan berkemih.
Pasien memiliki riwayat jatuh di kamar mandi sekitar 3
tahun yang lalu.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit Berat
Kesadaran : (GCS E4 V5 M6)
Berat Badan : 60 kg
Status Gizi : Gizi Baik
Primary Survey
Airway : Paten
Breathing : Respirasi 24 kali/menit
Circulation : Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 76 kali/menit, regular, kuat angkat
Secondary Survey
Kepala :
Bentuk : Normocephale
Rambut : Warna hitam dan abu-abu
Kulit kepala : Psoriasis (-), lesi (-)
Wajah :Simetris, paralisis facial (-)
Kulit :Pucat (-), sianosis (-), massa (-)
Mata :
Eksoftalmus (-), enophtalmus (-), ptosis (-),
konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-).
Pupil:Bentuk isokor, bulat, diameter 2 mm/2 mm,
Refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya
tidak langsung +/+.
Thorax
Inspeksi : Normochest, retraksi (-),
massa (-), cicatrix (-), spider nevi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), ekspansi
paru simetris kiri dan kanan, taktil
fremitus kesan normal.
Perkusi : sonor (+) di seluruh
lapang paru, batas paru hepar SIC VI
dextra.
Auskultasi : vesikular +/+, bunyi
tambahan (-).
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V
linea midclavicula sinistra
Perkusi :
Batas atas : SIC II linea parasternal dextra et
sinistra
Batas kanan : SIC V linea parasternal dextra
Batas kiri : SIC IV linea midclavicula sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I/II reguler
murni, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar terhadap
thorax dan symphisis pubis, massa (-).
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan
normal (20 kali/menit) di seluruh
kuadran abdomen.
Perkusi : Timpani (+) di seluruh
kuadran abdomen.
Palpasi : hepar tidak teraba, spleen
tidak teraba, nyeri tekan (-), ginjal
tidak teraba
Genitalia
: tidak terdapat sekret
(-)
Ekstremitas:
Atas: Edema (-), Akral hangat (+/
+)
Bawah: Edema (-), Akral hangat
(+/+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi Rutin (19 November
Parameter
Hasil
Satuan
Range
2015)
RBC
5,36
106/mm3
Normal
4,50-6,50
Hemoglobin(Hb)
14
gr/dl
13,0-17,0
Hematokrit
43,2
40,0-54,0
Platelet
191
103/mm3
150-500
WBC
11,4
103/mm3
4,0-10,0
MasaPerdarahan
menit
1-5
MasaPembekuan
7,5
menit
4-10
Nonreaktif
Nonreaktif
Kimia
darah
(17 November
2015)
Parameter
Hasil
Satuan
Range
Normal
GDS
136
mg/dl
74,0-100,0
Kreatinin
0,78
mg/dl
0,70-1,30
Urea
39,0
mg/dl
18,0-55,0
EKG
Head CT Scan
Kesan:
Lacunar infark di pons kanan
Tampak pelebaran ringan ventrikel
lateralis dan ventrikel III suspek ada
stricture pada posterior ventrikel III
RESUME
Pasien laki-laki usia 60 tahun mengeluh
sakit kepala sejak sekitar 2 bulan yang
lalu. Sakit kepala terjadi setiap hari
yang semakin lama semakin
memberat. Keluhan ini disertai dengan
pasien menjadi sering lupa. Pasien juga
mengeluh susah berjalan sejak 2
minggu yang lalu. Selain itu, pasien
mengeluh sulit menahan keinginan
berkemih. Pasien memiliki riwayat jatuh
di kamar mandi sekitar 3 tahun yang
lalu.
DIAGNOSIS KERJA
Normal pressure hydrocephalus
TINDAKAN
Pemasangan ventriculoperitoneal
(VP) shunt/pirau ventrikuloperitoneal
DATA ANESTESIA
Intraoperatif
Keterangan
1. Propofol (recofol)
2. Atracurium (tramus)
3. Efedrine
4. Atracurium (tramus)
5. Lidocaine HCl
6. Ketorolac
Post operatif :
Tekanan darah: 110/80 mmHg
Nadi: 92 x/menit
Respirasi: 22 x/menit
Terapi: - Ringer Laktat 20 tpm
Injeksi Cefuroxime (anbacim) 1
gram/8 jam
Jumlah medikasi
Propofol (recofol) 150 mg
Atracurium (tramus) 40 mg
Efedrine 30 mg
Lidocaine HCl 40 mg
Ketorolac 30 mg
BAB IV
PEMBAHASAN
Atracurium (tramus)
Tujuan: untuk memudahkan intubasi
trakea.
Atracurium: kelompok obat
pelumpuh otot non depolarisasi
Dosis awal: 0,4-0,5 mg/kgBB
Dosis maintenance: 0,1-0,2 mg/kgBB
setiap 20-30 menit.
Pada pasien ini diberikan atrakurium
30 mg saat intubasi dan 10 mg untuk
maintenance setiap 30 menit, hal ini
telah sesuai dengan teori.
Efedrin
Tujuan: meningkatkan tekanan
sistolik dan diastolik.
Dosis efedrin untuk hipotensi terkait
dengan anestesi yaitu 5-25 mg
secara intravena dan tidak lebih dari
150 mg/hari.
Pada pasien ini, diberikan efedrin
dengan dosis 5-10 mg, hal ini telah
sesuai dengan teori.
Lidocain HCl.
Tujuan: agen antiaritmia.
Pada pasien ini, mengalami ventrikel
ekstrasistol.
Ventrikular Extrasystole (VES): denyut
jantung sebelum denyut jantung yang
reguler, karena ventrikel berkontraksi
prematur sebelum pelepasan elektrik
normal tiba dari SA node.
Dosis 0,7-1,4 mg/kgBB secara intravena.
Pada pasien ini, diberikan lidokain
dengan total dosis 40 mg, hal ini telah
sesuai dengan teori.
Setelah operasi selesai, dilakukan ekstubasi dan tandatanda vital pasien diperiksa kembali.
Pada pasien ini tanda vitalnya masih dalam batas normal.
Pasien dipindahkan ke ruang pemulihan (recovery room)
Kriteria umum yang dapat digunakan untuk pemindahan
pasien ke bangsal yaitu menggunakan skor Aldrette.
Jika total skor lebih dari 8, pasien dapat dipindahkan ke
ruangan bangsal.
Skor Aldrette pada kasus ini:
Aktivitas: 1 (pasien mampu menggerakan 2 ekstremitas)
Respirasi: 2(pasien mampu bernapas dalam dan spontan)
Sirkulasi: 2 (pasien memiliki tekanan darah 20% dari nilai pre
anestesi)
Kesadaran: 2 (pasien sudah sadar penuh)
Warna kulit: 2, (kemerahan)
Total skor pada pasien ini yaitu 9 sehingga pasien dapat
dipindahkan ke ruangan bangsal.
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Hydrocephalus Association (2009). Normal Pressure Hydrocephalus.
San Francisco: Hydrocephalus Association
2. Nienaber, J. 2011. Anaesthesia for ventriculoperitoneal shunts. South
Africa Journal Anaesthesia [cited 2015 Nov 23]; 17(1). Diakses dari:
http://www.sajaa.co.za%2Findex.php%2Fsajaa%2Farticle
%2Fdownload%2F718%2F838&usg=AFQjCNGlnD_bmgSgag-3VelXQQDPx8
3. Gunawan, S.G. et al (2011). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta:
Badan Penerbit FKUI
4. Snell, R. (2013). Neuroanatomi Klinik Edisi 7. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
5. Schneck, M. J. et al 2015. Normal Pressure Hydrocephalus. Medscape
(serial online) [cited 2015 Nov 23]. Diakses dari:
http://emedicine.medscape.com/article/1150924-overview
6. Sunderland, R & Mallory, S. 2008. Anaesthesia for
Ventriculoperitoneal Shunt Insertion. Anaesthetic Department, Great
Ormond Street Hospital for Children [cited 2015 Nov 24]; 1(1).
Diakses dari: www.frca.co.uk/Documents/121%20Anaesthesia%20for
%20VP%20shunt%20insertion
TERIMA KASIH