Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Bau badan (BB), yang disebut juga dengan bromhidrosis, osmidrosis atau
ozochrotia merupakan fenomena yang sering ditemukan. Bromhidrosis
merupakan keadaan kronis yang ditandai dengan bau yang berlebihan, biasanya
bau tidak enak yang keluar dari kulit, lebih sering terjadi karena hasil sekresi
kelenjar apokrin daripada kelenjar ekrin. Permasalahan bau badan ini tidak saja
dapat mengganggu hubungan sosial seseorang, namun juga dapat menjadi
pertanda higiene yang buruk dan dapat berhubungan dengan penyakit tertentu.
(1)

Bromhidrosis lebih sering ditemukan di banyak negara di Asia. Walaupun


belum ada laporan mengenai insidens penyakit, stigma buruk masyarakat
terhadap kondisi ini mengarahkan pasiennya untuk mencari pengobatan.
Kelainan ini lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan
perempuan, kemungkinan disebabkan oleh aktivitas kelenjar apokrin pada
laki-laki lebih tinggi. Tidak terdapat kecenderungan geografis pada kejadian
bromhidrosis apokrin, walaupun musim panas dan cuaca hangat dapat memicu
terjadinya penyakit. (1)
Bromhidrosis atau bau badan merupakan salah satu masalah yang
mengganggu kehidupan sehari-hari. Bau badan dapat diakibatkan beberapa
faktor seperti genetik, emosional, makanan, dan berat badan. Keringat apokrin
mengandung lemak dan protein, yang apabila di uraikan oleh bakteri akan
menimbulkan bau yang tidak enak, bau inilah yang di kenal bau badan. (2)
Terkadang ada orang yang mempunyai kelenjar apokrin yang lebih besar,
sehingga produksi keringatnya lebih besar dan pembusukan bakterinya lebih
banyak. Dan hal itu juga bisa didukung dengan banyaknya aktivitas yang
menyebabkan produksi keringat juga meningkat, contohnya pada petugas
kesehatan atau perawat. Banyaknya aktivitas dan pekerjaan seorang perawat
bisa menyebabkan meningkatnya produksi keringat serta menimbulkan bau
badan. Jumlah keringat yang normal tidak akan mengganggu atau bahkan
menjadikan seseorang merasa risih, sebab ini juga merupakan salah satu
mekanisme tubuh dalam upaya untuk melepaskan panas tubuh. Tetapi jika
produksinya berlebihan, hal ini akan menimbulkan perasaan kurang nyaman
atau percaya diri pada diri seseorang.
Langkah pengobatan untuk bau badan adalah dengan pemberian agen
antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan dan atau membunuh
mikroba yang menginfeksi. Agen antimikroba sekarang ini telah banyak
ditemukan, tetapi beberapa di antaranya tidak efektif digunakan karena
banyaknya mikroba yang resisten dan efek sampingnya sangat merugikan
penderita. (3)
Antiseptik adalah desinfektan yang nontoksik karena digunakan untuk kulit,
mukosa,atau jaringan hidup lainnya (4). Antiseptik dapat dibagi menjadi enam
kelas besar. pemilihan berbagai senyawa bergantung pada sifat kimia dan
fisiknya, dan indikasi klinis yang akan digunakan. secara umum, tidak ada
antiseptik 'baik' atau 'buruk', hanya senyawa yang digunakan secara tepat atau
tidak tepat. karena fitur kimia mereka yang berbeda, efektivitas antimikroba
mereka terhadap spektrum mikroba yang relevan. Antiseptik yang banyak
digunakan dalam hal ini seperti polyhexamethylene, chlorexidine dan piridina
octenidine dihidroklorida (5).
Octenidin dihidroklorida adalah senyawa antimikroba aktif pada
permukaan kationik, OCT stabil dan tetap aktif secara antimikroba pada
rentang ph yang sangat luas (1,6-12,2), sampai saat ini, resistensi mikroba
terhadap OCT belum terdeteksi atau diinduksi secara in vitro. berdasarkan
metode tindakan yang tidak spesifik dan konsentrasi tinggi yang digunakan
dalam praktek klinis, resistensi bakteri tidak diantisipasi (5).
Sebuah penelitian tentang perbandingan konsentrasi minimal mikroba
setelah diberikan antiseptik menemukan bahwa dari beberapa antiseptik yang
dibandingkan yaitu triclosan, PVP-iodine, octenidine dihydrochloride,
polyhexanide dan chlorhexidine konsentrasi minimal mikroba yang paling
(6)
rendah dan efektif adalah octenidine dihydrochloride . Penelitian lainnya
yang membandingkan serta mengevaluasi fungsi antimirobial dan anti jamur
antara antiseptik octenidine dihydrochloride dan chlorhexidine yang
digunakan dalam obat anti kumur juga mendapatkan hasil yang menyatakan
bahwa octenidine dihydrochloride lebih efektif dalam menghilangkan koloni
bakteri yang ada. (7)
Dari survey awal yang dilakukan di Rumah Sakit Telogorejo dengan cara
mengumpulkan informasi dari pengunjung didapatkan keluhan ada beberapa
petugas kesehatan yang memiliki bau badan yang cukup mengganggu
kenyamanan pasien dan pengunjung.Beberapa informasi dari petugas
kesehatan kemungkinan yang menyebabkan bau badan tidak sedap karena
aktifitas tinggi,ruang kerja yang tidak cukup sirkulasi atau AC kurang
dingin,dan beban kerja yang tinggi.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang pengaruh
antiseptic(octenidine dihydrochloride)terhadap indicator bau badan

B. Fokus Masalah
Pengaruh penggunaan Antiseptik terhadap indikator bau badan pada
perawat di SMC RS Telogorejo

C. Rumusan Masalah
Apakah Octenidine dihydrochloride berpengaruh terhadap indikator bau
badan.

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh penggunaan antiseptik (octenidine
dihydrochloride) terhadap indikator bau badan pada perawat di RS
Telogrejo semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan bau badan sebelum pemberian antiseptic
b. Mendiskripsikan bau badan setelah pemberian antiseptik.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, ialah :
1. Penulis
Menambah wawasan penulis tentang penatalaksanaan dan
permasalahan yang muncul akibat bau badan dan keringat yang berlebih.
2. Rumah Sakit atau Pelayanan Kesehatan
Berguna untuk membantu meningkatkan kualiatas pelayanan di RS
dan memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.
3. Bagi peneliti lain
Dapat menambah wawasan, referensi tentang pengaruh antiseptik
terhadap bau badan .
4. Bagi Institusi pendidikan.
Menambah referensi dan bahan bacaan di lingkungan STIKES Karya
Husada Semarang,serta sebagai bahan literature diperpustakaan.
F. Originalitas Penelitian
Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian ini belum pernah dilakukan
sebelumnya, termasuk di RS Telogrejo Semarang, tetapi ada beberapa
penelitian serupa yang telah dilakukan dan berkaitan dengan pelaksanaan bau
bdan dan antiseptik, diantaranya adalah :

No Peneliti Judul Hasil Perbedaan


1. Sameer Comparative Jumlah koloni Perbedaan
Makkar, evaluation of bakteri menurun ke terletak pada
Anurag octenidine angka 0 setelah 3 Metode
Aggarwal, hydrochloride menit pemberian penelitian dan
Shinam and chlorhexidine octenidine dan tidak variabel terikat,
Pasricha, as antibacterial mengalami pada penelitian
Ishita Kapur root canal peningkatan setelah ini variabel
irrigant 5-10 menit. terikatnya
Octenidine adalah bau
menunjukkan mulut sedangkan
spektrum antibakteri pada penelitian
yang lebih luas yang akan
dibandingkan peneliti ambil
chlorhexidine. varibael
terikatnya
adalah bau
badan.
2. T. Koburger, Standardized Hasil penelitian ini Perbedaan
N.-O. comparison of adalah peneliti terletak pada
Hu¨bner, antiseptic efficacy membandingkan variabel bebas,
M. Braun, J. of triclosan, efektivitas beberapa dalam penelitian
Siebert and PVP–iodine, antiseptik terhadap ini variabel
A. Kramer octenidine mikroba dan bebas ada
dihydrochloride, didapatkan bahwa beberapa yaitu
polyhexanide and pemberian triclosan,
chlorhexidine octenidine PVP-iodine,
digluconate menghasilkan octenidine,
konsentrasi minimal polyhexanide
mikroba yang paling dan
kecil dan octenidine chlorhexidine
lebih efektif sedangkan
dibandingan dalam penelitian
antiseptik yang lain yang akan
dalam mengurangi penulis ambil
kuman secara cepat. variabel
bebasnya hanya
octenidine
3 Dyah Arum Identifikasi Hasil dari penelitian Perbedaan
Ariyanti, Senyawa ini adalah ekstrak penelitian
Khairul Flavonoid dari etil asetat daun terletak pada
Anam, Dewi Daun Ketapang T.muelleri (1%) variabel bebas,
Kusrini Kencana dan fraksi EC14 pada penelitian
(Terminalia (5%) dapat ini variabel
muelleri Benth.) menghambat bebasnya adalah
dan Uji Aktivitas pertumbuhan bakteri senyawa
Sebagai Staphylococcus Flavonoid daun
Antibakteri epidermidis dan ketapang
Penyebab Bau Pseudomonas sedangkan pada
Badan aeruginosa penelitian yang
dengan kekuatan akan peneliti
daya hambat sedang. ambil variabel
bebasnya adalah
octenidine
sebagai
antiseptik.

Anda mungkin juga menyukai