Anda di halaman 1dari 21

J

O
U
R
N
A
L
R
E
A
D
I
N
G

OLEH
Dessy G. N. Sobuber
PEMBIMBING
Dr. F. Molenard, Sp.B

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


CENDERAWASIH
SMF BEDAH- RSUD ABEPURA
JAYAPURA
2016
1

9/14/16

APENDISITIS AKUT PADA


ORANG TUA: FAKTOR RISIKO
UNTUK PERFORASI

9/14/16

KATA KUNCI:

Apendisitis Akut,

Lampiran Berlubang,

Appendisitis
Orang Tua,

Usia Dan Appendisitis,

Peritonitis

Akut

Pada

9/14/16

ABSTRAK

Latar Belakang

Apendisitis akut kegawatdaruratan bedah yg


paling umum & menjadi serius ketika sudah
mengalami perforasi.
Perforasi >> sering pasien usia lanjut.

Tujuan

untuk mengidentifikasi faktor risiko perforasi pd


pasien usia lanjut yg menderita apendisitis
akut.
9/14/16

Metode

Penelitianretrospektif.

Data RM sis. komputerisasi di RS Univ. King


Abdulla (KAUH) & pemdaftaran manual Princess
Bahma-Princess Rashid hospital

Total sampel 214 pasien usia >60th yg terdiagnosis


apendisitis akut

Selama 10 tahun (2003-2013)

pasien dikelompokkan perforasi dan appendisitis


nonperforasi.
9/14/16

Perbandingan

9/14/16

9/14/16

HASIL

Selama periode penelitian, total 214


pasien
usia
>60
tahun
memiliki
apendisitis akut 103 laki-laki & 111
perempuan.

Perforasi di 87 (41%) pasien, 46 (53%)


laki-laki dan 41 (47%) perempuan.

Dari semua pasien, 31% didiagnosis


dengan penilaian klinis saja, 40%
diperlukan USG dan 29% CT scan.

9/14/16

Dari semua faktor risiko yang diteliti

Pasien Rawat Jalan Waktu Tunda merupakan faktor risiko


yg paling penting utk perforasi.

Tingkat perforasi tidak tergantung pd adanya penyakit


penyerta atau di rumah sakit (rawat inap) dg waktu tunda
operasi.

Komplikasi Post Operasi terjadi pd 44 (21%) pasien & mereka


tiga kali lebih umum pd kelompok perforasi, 33 (75%) pasien
dalam perforasi dan 11 (25%) pada kelompok nonperforasi.

Ada 6 kematian (3%) 4 di perforasi & 2 pada kelompok


nonperforasi.
9/14/16

10

9/14/16

11

Ada 103 laki-laki dan 111 perempuan dg usia ratarata 64,4 2,7 tahun (kisaran 60- 95 tahun).

170 (83%) pasien berada di usia 60-69 thn, 28 (13%)


pd kelompok usia dari 70-79, 8 (3%) pasien dlm 8089 tahun & hanya 1 Pasien berusia 95 tahun.

87 (41%) pasien ternyata memiliki appendisitis yg


sudah mengalami perforasi, 46 (53%) laki-laki dan 41
(47%) perempuan (Tabel 1) .

9/14/16

12

Dari semua pasien, ada 92 (43%) yg memiliki


penyakit medis yg kronis; Hipertensi 27
(13%), 26 Penyakit Jantung Kronis (12%), DM
23 (11%), Penyakit Obstruksi Saluran Napas
Kronik 9 (4%), Penyakit Ginjal Stadium Akhir 4
(2%) dan penyakit Keganasan di 3 (1%)
pasien.

Tidak ada perbedaan statistik yg signifikan


antara resiko perforasi & adanya ditemukan
penyakit co-morbid (tabel 1)

9/14/16

13

9/14/16

14

Mengenai delay treatment Tabel 2

Kelompok pasien yg sudah mengalami perforasi


menunjukan hasil yg signifikan daripada kelompok
pasien non perforasi dg punundaan perawatan di
Rumah Sakit (jam masing-masing 79,6 jam dan
47,3) dg <0.0001 p -nilai.

Pada saat yg sama, pada tabel tdk menunjukkan


perbedaan gambaran statistik yang signifikan antara
kedua kelompok di anggap sebagai keterlambatan
dalam rumah sakit (p -nilai 0,7923) (Tabel 2) .

9/14/16

15

9/14/16

16

Mengenai klinis, semua pasien mengeluh nyeri perut.

Namun, nyeri berpindah migratory- yang khas


dimulai sekitar umbilikus dan pergeseran kemudian
ke perut bagian bawah kanan digambarkan hanya
dengan 101 (47%) pasien, 75 (59%) pasien dalam
nonperforasi- 26 (30%) pada kelompok perforasi.

Anorexia 74% dari semua pasien tetapi tidak


berbeda- antara perforasi dari kelompok terperforasi.

Mual dan muntah 57% dari pasien dan yang lebih


signifikan ditemukan di kelompok non perforasi

9/14/16

17

Dari semua pasien, 41% adalah presentasi


pada demam(> 38 C).

Demam terlihat lebih banyak pada kelompok


pasien dg perforasi(51% -34%).

Localized nyeri di abdoment- kanan bawah


laki-laki 84% dari semua pasien dengan
91% di terperforasi dibandingkan dengan 75%
pada kelompok perforasi.

Meskipun nyeri Rebound ditemukan pada 75%


dari pasien, tidak membedakan antara kedua
kelompok
9/14/16

18

Peningkatan hitung WBC> 10 9/ L,


terlihat di 143 (63%) dari semua
presentase pasien.

Pada kelompok perforasi, 62 (71%)


pasien memiliki WBC tinggi dengan
94% pergeseran ke kiri dibandingkan
dengan 72 (57%) pasien dengan 61%
pergeseran ke kiri pada kelompok non
perforasi.
9/14/16

19

Kesimpulan:

Apendisitis akut pada pasien usia lanjut


adalah penyakit serius yang memerlukan
diagnosis dan pengobatan dini.

Appendix Perforasi meningkatkan mortalitas


dan morbiditas. Semua pasien usia lanjut yang
datang ke RS dengan nyeri perut harus
dirawat dan diselidiki.

Penggunaan awal dari CT scan dapat


mempersingkat ke pengobatan yang tepat.

9/14/16

20

9/14/16

21

THANK YOU

9/14/16

Anda mungkin juga menyukai