Pembahasan
Melihat tindakan-tindakan yang sangat
merugikan negara tersebut maka diterbitkanlah
UU No. 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan
Pemeberantasan Tindak Pidana Pendanaan
Terorisme. UU ini muncul sebagai upaya negara
Indonesia untuk benar-benar menghancurkan
jaringan-jaringan terorisme yang kerap meneror
negara ini. Paradigma sokongan ekonomilah
yang menjadikan unsur pendanaan merupakan
unsur penting yang menjalankan dan
menyukseskan kegiatan atau aksi-aksi terorisme.
Metode ROCCIPI
1. Rules (peraturan)
Interpretasi dan analisis dengan cara melihat peraturan
ini dimaksudkan bagaimana muatan sebuah peraturan
misalkan formulasi kata ataupun terminologi yang
termaktub di dalam aturan tersebut. Karena maksud dari
muatan sebuah UU sangat menentukan efektivitasnya.
Misalkan, dalam pasal 2 ayat (1) bagian a. Setiap
orang yang melakukan atau bermaksud melakukan
tindak pendanaan terorisme......formulasi atau
pola penulisan bermaksud melakukan tidak
sesuai dengan syarat muatan dalam sebuah
rugulasi seperti UU yaitu konkrit dan jelas karena
UU tidak boleh abstrak seperti UUD 1945.
Seharusnya formulasi kalimatnya tanpa ada
kalimat bermaksud melakukan.
4. Communication (Komunikasi)
5. Interest (Kepentingan)
Kepentingan di sini dimaksudkan sebagai nilai kemanfaatan
entah bagi pelaku utama peran seperti pemerintah ataupun
masyarakat secara umum. Berbicara mengenai interpretasi
dan analisis kepentingan memang tidak terlepas dari nilainilai ekonomi, tetapi UU No. 9 Tahun 2013 ini tidak seperti
UU tentang Partai Politik yang sarat akan materialisme.
6. Process (Proses)
Process adalah prosedur bagi pelaku peran
untuk memutuskan apakah akan memenuhi
(mematuhi) atau tidak akan mematuhi
terhadap peraturan perundang-undangan. Dari
faktor ini terkandung juga keharusan agar
pembentukan peraturan perundang-undangan
harus melalui prosedur dan mekanisme yang
berlaku secara formal.
Untuk menganalisis dan menginterpretasi
kriteria dan prosedur yang mendorong
semangat para pelaku peran, yang dalam hal
ini pemerintah melalui para aparatur dan
pejabat yang memiliki keterkaitan dalam
bidang pemberantasan pendanaan terorisme;
perlu kembali melihat pada bagian-bagian
pembukaan