Anda di halaman 1dari 6

Hotman Siahaan, TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF

DELIK POLITIK DI INDONESIA. Halaman. 31-36

TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA DALAM


PERSPEKTIF DELIK POLITIK DI INDONESIA
Oleh: Hotman Siahaan
Dosen Fakultas Hukum Universitas Palembang
Email: Siahaan38@gmail.com

ABSTRACT
In determining an actor crime as a political offense we have to look at the background of these
actions. The problem, however, related with the codification such as the Criminal Code. It does not expressly
provide the identification the action in the field of politics. In the Criminal Code, for example, the murder of
president or vice president, did not be regarded as the murder. That is, evidence about the political
background is not necessary to have the trial court. While the law relating to this problem such Act.
11/PNPS/1963 on Combating Subversive Activities that have been revoked, have two opinions. First, states
have no political background. Second, there should be no political background. The fundamental difference
of these two opinions is about an act as a political offense,one side assumes the other party would destroy the
existing system, on the other hand is considered an act of rescue (hero).
Keywords : Criminal act; national security; Political Delict

ABSTRAK
Dalam menentukan suatu kejahatan sebagai kejahatan politik tentu harus dilihat latar belakang
tindakan yang bersangkutan. Akan tetapi problemnya adalah bahwa kodifikasi hukum pidana tidak secara
eksplisit mengatur bilamana suatu kejahatan disebut sebagai kejahatan pofitik. Dalam ketentuan hukum
pidana, misalnya, terkait dengan pembunuhan seorang Presiden atau Wakil Presiden. Oleh karenanya
kejahatan politik tidak harus diajukan ke Pengadilan. Dalam pada itu ketentuan hukum terkait dengan hal-hal
tersebut seperti UU Nomor 11/PNPS/1963 telah dibekukan. Kenyataan ini menimbulkan dua opini : Pertama,
negara tidak memiliki latar belakang ideologi politik. Kedua, tidak akan ada latar belakang politik.
Perbedaan mendasar dari dua opini terkait dengan pemahaman suatu tindakan sebagai kejahatan politik.
Disatu sisi tindakan tersebut akan diberantas oleh sistem politik yang ada, di sisi lain tindakan itu dipandang
sebagai bersifat pahlawan.
Kata Kunci: Tindak Pidana, Keamanan Negara; Delik Politik

Dimasa orde baru, konsep ini dijadikan


I. PENDAHULUAN sebagai alat bagi penguasa untuk membungkam
A. Latar Belakang dan menyingkirkan pihak-pihak yang
Dalam naskah pembukaan UUD 1945 pada melakukan demostrasi, menulis puisi, lagu,
alenia keempat mengandung tujuan nasional artikel atau buku dan lain-lain. yang bersifat
yang salah satunya adalah melindungi segenap mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah berpihak pada masyarakat. Jelasnya konsepsi
Indonesia. Tujuan ini mengandung makna keamanan negara adalah sebentuk pendekatan
bahwa negara atau Pemerintah memiliki keamanan (security approach) yang
tanggungjawab terhadap pertahanan dan diberlakukan penguasa negara terhadap
keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia masyarakat secara umum.1 Disini ada
dari segala ancaman baik dari dalam maupun kecurigaan negara yang besar terhadap
dari luar negeri seperti pemberontakan, makar, warganya sendiri, baik itu terjadi karena aspirasi
terorisme dan menganut paham komunisme. lokal maupun ilfiltrasi dari unsur asing ke dalam
Bertolak dari hal ini, keluarlah konsep negeri.
keamanan negara yang menjadi sarana preventif
maupun represif terhadap segala bentuk upaya
yang dapat mengganggu dan mengancam
1
stabilitas nasional. Ignatius Haryanto, 1999, Telaah Tentang Penerapan
Delik Keamanan Negara, Jakarta, Elsam, hlm. 2

Volume 16, Nomor 1, Bulan Januari, Tahun 2018


31
Hotman Siahaan, TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF
DELIK POLITIK DI INDONESIA. Halaman. 31-36

Indonesia telah memiliki beberapa konsep tahap implementasi, konsep keamanan negara
keamanan negara yang tersebar dalam beberapa justru menjadi alat bagi penguasa untuk
produk hukum seperti dalam KUHP, RUU meredam dan melenyapkan berbagai suara
KUHP, Ketetapan MPR, Undang-undang aspirasi yang tidak sependapat dengannya.
Subversi, Undang- undang Pertahanan Maka rumusan masalah adalah Bagaimana
Keamanan dan lain-lain. Namun pada tahap konsep kejahatan terhadap keselamatan dan
aplikasi dari semua produk hukum tentang keamanan negara di Indonesia sebagai delik
konsep keamanan negara ini, oleh elit penguasa politik ?
disalahgunakan untuk melindungi Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
kepentingannya sendiri. Salah satu penyebabnya untuk mengetahui bagaimana konsep kejahatan
adalah adanya kekaburan tentang perumusan terhadap keselamatan dan keamanan negara di
kejahatan terhadap keamanan negara yang Indonesia sebagai delik politik.
dikategorikan sebagai kejahatan politik. a. Metode pendekatan yang digunakan adalah
Sehingga penguasa dapat memilih penelitian hukum normatif.
penafsirannya sendiri untuk menangkap, b. Jenis dan sumber data yang digunakan
mengadili dan memvonis penjara seumur hidup adalah sumber data sekunder
bahkan dihukum mati setiap orang atau c. Metode pengumpulan data dilakukan
kelompok yang tidak sepaham dengan penguasa melalui studi kepustakaan (Library
untuk melindungi kekuasaan atau kesalahannya. Research).
Perumusan tentang kejahatan atau delik d. Analisa data dilakukan dengan
politik memang belum ada kejelasan dan menggunakan analisis kualitatif.
kesamaan pendapat dikalangan publik dan
kalangan ilmiah. Hal ini disebabkan adanya II. PEMBAHASAN
kesulitan dalam merumuskan definisi yang A. Delik Politik
universal tentang politik. Delik politik Dalam upaya penanggulangan kejahatan,
merupakan istilah sosiologis, bukan istilah ada dua sarana yang digunakan, yaitu melalui
yuridis. Di kalangan hukum lebih terkenal penal dan non penal. Sarana penal
dengan Delik Keamanan Negara.2 Maka perlu menggunakan pendekatan kebijakan hukum
ada kajian yang mendalam dari berbagai aspek pidana. Menurut Marc Ancel, politik kriminal
tentang delik politik yang berkaitan dengan merupakan suatu usaha yang rasional dari
keamanan negara ini, khususnya kajian politik, masyarakat dalam menanggulangi kejahatan
yuridis dan sosiologis. Sehingga delik (the rational organization of the control of
keamanan negara sebagai delik politik dapat crime by society).3 Artinya pendekatan rasional
terumus dengan jelas guna menghindari merupakan bagian yang harus selalu ada dalam
penggunaan konsep keamanan negara yang setiap kebijakan yang akan dikeluarkan,
represif oleh penguasa. termasuk dalam kebijakan hukum pidana.
Kebijakan hukum pidana yang digunakan
dalam upaya penanggulangan tindak pidana
B. Rumusan Masalah politik tentunya harus melewati tahap
Berdasarkan uraian pendahuluan diatas, kriminalisasi yang angat membutuhkan definisi,
konsep keamanan negara mengandung beberapa konsep atau kriteria dari tindak pidana atau
permasalahan, baik pada tahap kebijakan delik politik itu sendiri. Dalam analisa tentang
maupun tahap implementasinya. Pada tahap delik politik, bukanlah hal yang mudah. Karena
kebijakan, belum ada definisi yang jelas dan sampai dengan saat ini sulit mencari definisi
universal tentang kejahatan terhadap keamanan yang universal tentang politik sehingga masih
negara sebagai delik politik. Akibatnya, pada ada multitafsir tentang definisi politik. Dalam

2 3
Loebby loqman, 1993, Delik Politik di Indonesia, Barda Nawawi Arief, 1996, Bunga Rampai Kebijakan
Jakarta, IND-HILL-CO, hlm.60 Hukum Pidana, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, hlm. 2

Volume 16, Nomor 1, Bulan Januari, Tahun 2018


32
Hotman Siahaan, TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF
DELIK POLITIK DI INDONESIA. Halaman. 31-36

kebijakan legislatif/formulasi selama ini, tidak 1. Teori Obyektif (teori Absolut), bahwa delik
ada suatu perbuatan yang secara formal politik ditujukan terhadap negara dan
dikualifikasikan sebagai kejahatan/tindak pidana berfungsinya lembaga-lembaga negara;
politik. oleh karena itu, dapat dikatakan, bahwa 2. Teori Subyektif (teori relatif), Pada azasnya
istilah delik politik bukanlah istilah yuridis, semua delik umum dilakukan dengan suatu
melainkan istilah umum dan istilah ilmiah.4 tujuan, latar belakang serta tujuan politik,
Dikalangan hukum delik politik lebih dikenal merupakan suatu delik politik;
sebagai delik keamanan negara. Sehingga 3. Teori Predominan, teori ini membatasi teori
permasalahannya sampai pada keanalisis obyektif dan teori subyektif. Dalam hal ini
terhadap kepentingan negara yang harus diperhatikan apa yang dominan dari suatu
dilindungi. perbuatan. Apabila yang dominan
Sebelum masuk lebih jauh dalam merupakan suatu kejahatan umum, maka
pembahasan tentang delik politik, perlu kiranya perbuatan tersebut tidak disebutkansebagai
kita membahas apa sebenarnya politik itu. delik politik; atau
Sehingga akanjelas kejahatan mana yang 4. Teori Political Incidence, teori ini melihat
bersifat politik. Politik tidak hidup diruang perbuatan yang dianggap sebagai bagian
hampa. Ia hidup dalam kehidupan bersama dari suatu kegiatan politik.
manusia dan berkaitan erat dengan penggunaan
kekuasaan dalam kehidupan bersama.5 B. Konsep Kejahatan Terhadap Keamanan
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Negara Di Indonesia Sebagai Delik Politik
politik, yaitu : Dalam pembahasan sebelumnya, telah
1. Willem Zevenbergen dijelaskan tentang delik politik. Pada
Politik adalah segala sesuatu yang prinsipnya, kejahatan terhadap keamanan dan
berhubungan dengan negara. Orang Yunani keselamatan negara merupakan delik politik,
zaman dahulu menerapkan arti kata politik walaupun belum ada kejelasan dan kesamaan
pada tiga hal, yaitu sebagai seni, ilmu dan definisi atau penafsiran tentang delik politik itu
perbuatan sendiri. Perbedaan ini adalah suatu hal yang
2. Miriam Budiarjo wajar, karena setiap orang atau kelompok dapat
Politik adalah bermacam-macam kegiatan memberikan pengertian tentang kejahatan
dalam suatu sistem polilik (atau negara) politik seperti kejahatan terhadap keamanan
yang menyangkut proses menentukan negara, kejahatan terhadap Hak asasi manusia,
tujuan-tujuan dari sistem itu dan kejahatan bermotif politik, penjatuhan
melaksanakan tujuan-tujuan itu. kekuasaan, kejahatan penyalahgunaan
Pengambilan keputusan mengenai apakah kekuasaan dan lain-lain.
yang menjadi tujuan dari sistem politik itu Dari berbagai identifikasi pengertian di atas,
menyangkut seleksi antara beberapa dapatlah secara garis besar kejahatan politik
alternatif dan penyusunan skala prioritas dikategorikan dalam 2 kelompok, yaitu :
dari tujuan-tujuan yang telah dipilih itu.6 a) Kejahatan oleh pemegang kekuasaan
Hazewinkel Suringa mengutarakan empat b) Kejahatan terhadap sistem kekuasaan8
teori dalam menentukan delik politik. Keempat Kualifikasi dua kelompok ini apabila dilihat
teori itu adalah:7 dari konsep keselamatan dan keamanan negara,
maka masuk dalam kategori kejahatan terhadap
sistem kekuasaan yang dilakukan oleh warga
4
Barda Nawawi Arief, 2001, Masalah Penegakan Hukum masyarakat maupun oleh pejabat
dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, Bandung, PT. penguasa/politisi yang berada didalam lingkaran
Citra Aditya Bakti, hlm. 184 kekuasaaan. Walaupun selama ini yang sering
5
Iskandar Siahaan, 1984, Politik dalam Perspektif dijadikan pelaku dalam tindak pidana politik
Hukum, IND-HILL.CO, Jakarta, hlm. 14
6
Loebby Loeqman, Op.Cit, hlm.42-43
7 8
Loebby Loeqman, Op.Cit, hlm. 46 Barda Nawawi Arief, Op.Cit, hlm. 185

Volume 16, Nomor 1, Bulan Januari, Tahun 2018


33
Hotman Siahaan, TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF
DELIK POLITIK DI INDONESIA. Halaman. 31-36

adalah warga masyarakat seperti anggota LSM, berdasarkan Undang-undang No 5 tahun 1969,
mahasiswa dan lain-lain. Misalnya yang dialami dimana Pemerintah orde baru mengukuhkan
oleh Hendra Syafri, Am Fatwa, Abdul Qadir undang-undang subversi sebagai salah satu
Djaelani, Oesmany Al Hamidy dan terakhir perangkat kenegaraan yang dibutuhkan
adalah konspirasi pembunuhan dipesawat pemeritahan baru saat itu untuk melindungi
terhadap pejuang HAM yaitu Munir, dalam kepentingan negara. Padahal perangkat hukum
perjalanannya ke Belanda. Sementara dari ini hanya untuk melegitimasi kewenangannya
kalangan penguasa, bisa saja terjadi seperti untuk melindungi kepentingan penguasa itu
penggulingan saingan politiknya yang sedang sendiri. Bahkan di masa orde baru terjadi
berkuasa. Namun hal ini jarang terjadi karena perluasan tentang siapa- siapa yang dianggap
kuatnya kekuasaan dari penguasa. Walaupun musuh negara. Pada masa orde lama, orang
terjadi, biasanya ada kompromi politik sehingga yang mengangkat senjata dikategorikan sebagai
tidak sampai pada tuntutan dipengadilan, pengganggu keamanan negara, namun di era
apalagi sampai dipenjara. Berbeda dengan orde baru berbeda pendapat saja sudah
warga masyarakat yang bisa langsung dikategorikan sebagai musuh negara.
ditangkap, diadili dan dipenjara sebagai tahanan
politik dan narapidana politik. b. Kitab Undang-undang Hukum Pidana
Konsep kejahatan terhadap keamanan dan (KUHP)
keselamatan negara sejak orde baru sampai Dalam KUHP Indonesia yang berlaku saat
dengan era reformasi ini telah diatur dalam ini, ada beberapa tindak pidana politik yang
beberapa peraturan perundang-undangan, berkaitan dengan perlindungan keamanan
diantaranya adalah dalam Undang-undang No. negara atau kepentingan negara yang diatur
11/PNPS/1963 tentang Pemberantasan Kegiatan dalam Pasal 104 sampai dengan Pasal 129,
Subversi dan KUHP dan RUUKUHP. antara lain yaitu :
1. makar terhadap Presiden dan Wakil presiden
a. Undang-undang No. 11/PNPS/ 1963 tentang 2. makar terhadap wilayah negara
Pemberantasan Kegiatan Subversi 3. makar untuk menggulingkan kekuasaan
Undang-undang subversi ini telah dicabut 4. pemberontakan
dan tidak berlaku lagi karena digunakan hanya 5. permufakatan jahat untuk melakukan Point
untuk mengancam orang-orang yang terlibat 1s/d 4 diatas
dalam mengkritisi kebijakan pemerintahan orde 6. kontak dengan negara asing untuk
lama. Namun perlu kiranya kita mengkaji bermusuhan/perang
kebijakan kriminalisasi, khususnya tentang 7. kontak dengan orang/badan di luar
perbuatan-perbuatan subversi sebagai delik Indonesia untuk penggulingan pemerintahan
politik yang diatur dalam Pasal 1s/d Pasal 3, 8. mengumumkan/menyerahkan rahasia negara
antara lain yaitu : 9. memasuki bangunan/wilayah militer
1. memutarbalikan ideologi negara terlarang
2. menggulingkan kekuasaan negara dan 10. membuat/mengumpulkan dan sebagainya
menyebarkan rasa permusuhan dimasyarakat gambar-gambar atau petunjuk yang
3. mengganggu dan menghambat kegiatan berhubungan dengan kepentingan militer
ekonomi, militer dan instalasi-instalasi 11. membahayakan kenetralan negara
pemerintahan. 12. membantu musuh (menjadi mata-mata,
4. melakukan kegiatan mata-mata, sabotase menjadi tentara asing, huru-hara dan
dan propaganda untuk negara musuh pemberontakan dikalangan militer)
Ancaman pidana untuk kejahatan diatas
adalah dari pidana mati, penjara seumur hidup, c. Rancangan Undang-undang KUHP
penjara 20 tahun dan denda maksimal 30 juta Dalam RUU KUHP, pada Buku II bab II
rupiah (pasal 13). Pada masa orde baru, diatur tentang Tindak Pidana terhadap
Undang-undang subversi ini tetap dipertahankan

Volume 16, Nomor 1, Bulan Januari, Tahun 2018


34
Hotman Siahaan, TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF
DELIK POLITIK DI INDONESIA. Halaman. 31-36

Keamanan negara yang terbagi dalam beberapa kecil. Apakah kejahatan biasa seperti
bagian (Pasal 50 s/d Pasal 61),yaitu : pencopetan yang meresahkan masyarakat
1. Tindak pidana terhadap ideologi negara termasuk mengancam keamanan negara. Jadi
- Penyebaran Ajaran keamanan negara yang dimaksud haruslah pada
Komunisme/Marxisme-Leninisme keamanan kelangsungan ketatanegaraan. Dalam
- Peniadaan dan Penggantian ideologi hal ini perlu dibedakan pula antara pelaku
Pancasila perbuatan politik dengan pelaku delik politik.
2. Tindak Pidana Makar Setiap orang yang ingin mengkritik kebijakan
- Makar terhadap Presiden dan Wakil pemerintah, tentunya bukanlah berusaha
Presiden melakukan kekacauan terhadap sistem
- Makar terhadap Negara Kesatuan ketatanegaraan tetapi merupakan kontrol sosial.
Republik Indonesia Pembedaan inilah yang tidak ada dalam UU
- Makar terhadap Pemerintah yang Sah subversi. Sehingga delik politik ditentukan
3. Tindak Pidana terhadap Pertahanan dan hanya berdasarkan persepsi pemerintah saja.
Keamanan Negara Pada dasarnya konsep keamanan negara
- Pertahanan Negara sangatlah penting dan dibutuhkan. Namun harus
- Pengkhianatan terhadap Negara dan ada suatu perumusan yang jelas dan eksplisit,
Pembocoran Rahasia Negara khususnya yang berkaitan dengan tindak pidana
- Tindak Pidana Sabotase dan Pada Waktu terhadap keamanan negara sebagai delik politik.
Perang Sehingga tidak ada multitafsir dan
4. Tindak Pidana Terorisme penyalahgunaannya oleh penguasa untuk
- Terorisme membungkam aspirasi rakyat.
- Terorisme dengan menggunakan bahan-
bahan kimia III. PENUTUP
- Pendanaan untuk Terorisme Konsepsi tentang keamanan dan
- Penggerakan, Pemberian Bantuan dan keselamatan negara merupakan suatu instrumen
Kemudahan untuk Terorisme yang sangat penting dan sangat dibutuhkan
- Perluasan Pidana Terorisme demi menjaga stabilitas nasional dan keutuhan
5. Tindak Pidana Terhadap Penerbangan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Maka
Sarana Penerbangan perluadasuatu perumusan tentang kejahatan atau
- Perusakan Sarana Penerbangan tindak pidana terhadap keamanan dan
Perusakan Pesawat Udara keselamatan negara. Kejatahan ini sangat erat
- Pembajakan Udara kaitannya dengan aspek politik, sehingga
- Perbuatan yang Membahayakan dikualifikasikan sebagai kejahatan atau delik
Keselamatan Penerbangan politik. Karena menyangkut kepentingan dan
Apabila melihat beberapa teori yang telah perlindungan negara.
dikemukakan oleh Hazewinkel Suringa di atas, Pada prinsipnya telah ada beberapa produk
ternyata KUHP kita menganut teori obyektif, hukum tentang delik keamanan negara, seperti
sedang dalam undang-undang subversi dalam UU subversi, KUHP dan RUU
menganut teori subyektif. Adanya perbedaan KUHP.Namun adanya ketidakjelasan dan
prinsip ini, akan menambah permasalahan multitafsir terhadap delik politik ini,
dalam upaya penanggulangan tindak pidana disalahgunakan oleh penguasa yang dengan
politik. Selain itu kurang jelasnya beberapa persepsinya sendiri untuk membungkam atau
ketentuan seperti penyebaran rasa benci menangkap pihak-pihak yang mengkritisi
terhadap negara yang menjatuhkan wibawa kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat
pemerintah dan ukuran keamanan negara. dengan legitimasi dalam rangka menjaga
Dalam hal keamanan negara mana yang harus keamanan negara. Maka harus ada kajian yang
dilindungi. Tentunya tidak pada keamanan suatu lebih mendalam lagi tentang jenis-jenis tindak
daerah atau kota, apalagi bila lingkupnya sangat pidana terhadap keamanan negara, sehingga

Volume 16, Nomor 1, Bulan Januari, Tahun 2018


35
Hotman Siahaan, TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF
DELIK POLITIK DI INDONESIA. Halaman. 31-36

tidak menimbulkan multitafsir dan menutup Sunaryati Hartono, 1991, Politik Hukum Menuju
akses aspirasi rakyat. Perlu adanya pembedaan Satu Sistem Hukum Nasional, Bandung:
antara kejahatan politik dengan perbuatan Alumni
politik agar konsep keamanan negara memang Undang-undang No. 11/PNPS/1963 tentang
bertujuan untuk menjaga stabilitas nasional dan Pemberantasan Kegiatan Subversi
bukan sebagai alat dari pemerintah atau Kitab Undang-undang Hukum Pidana
penguasa untuk melindungi kepentinganya Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-
sendiri yang tidak demokratis. undang Hukum Pidana (Revisi
September 2005)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahid, Sunardi, Muhammad Imam
Sidik, 2004, Kejahatan Terorisme
Perspektif Agama, HAM dan Hukum,
Bandung: Refika Aditama
A. Mansyur,1993, Hak Asasi Manusia dalam
Hukum Nasional dan lnternasional,
Jakarta: Ghalia Indonesia
Barda Nawawi Arif, 1996, Bunga Rampai
Kebijakan Hukum Pidana, Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti
--------------------, 2001, Masalah Penegakan
Hukum dan Kebijakan Penanggulangan
Kejahatan, Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti
Barda Nawawi Arief, 2002, Perbandingan
Hukum Pidana, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Chainur Arrasid. 2000. Dasar-Dasar llmu
Hukum. PT. Sinar Grafika. Jakarta.
Ignatius Haryanto, 1999, Kejahatan Negara
"Telaah Tentang Penerapan Delik
Keamanan Negara", Jakarta: ELSAM
Haryatmoko, 2003, Etika Politik Dan
Kekuasaan, Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara
lskandar Siahaan, 1984, Politik dalam
Perspektif Hukum, Jakarta:IND-
HILL.CO
Loebby loqman, 1993, Delik Politik Di
Indonesia, Jakarta:IND-HILL-CO
Lilik Mulyadi, 1997, Kapita Selekta Hukum
Pidana, Kriminologi & Viktimologi,
Jakarta: Djambatan
Mahmud Mulyadi. 2007. Bahan Kuliah Politik
Hukum Pidana, Fakultas Hukum-USU.
Satjipto Rahardjo, 2000, Ilmu Hukum, Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti
-----------, 1980, Permasalahan Hukum di
Indonesia, Bandung:Alumni

Volume 16, Nomor 1, Bulan Januari, Tahun 2018


36

Anda mungkin juga menyukai