Anda di halaman 1dari 24

HUKUM MENDEL DAN

POLA PEWARISAN SIFAT


Harso Adjie B. S.
Kamilah Winda
Maharani
Luthfiya N.
XII MIA 4

POLA PEWARISAN SIFAT

HUKUM MENDEL DAN

I: HUKUM
SEGREGA
SI
II: HUKUM
ASORTASI

TESTCRO
SS

HUKUM
MENDE
L

TAUTAN
(LINKAGE
)
PINDAH
SILANG
(CROSSING
GAGAL
OVER)

BERPISAH

(NONDISJUNCTIO
N)

PETA KONSEP

ISTILAHISTILAH

PENYIMPANGA
N HK. MENDEL

ANTAR
ATAVISME
GEN
EPITASISHIPOSTASIS
POLIMERI
KRIPTOMERI
KOMPLEMENT
ER

BACKCROS
S

RESIPRO
K

PERSILANGA
N
ANTAR
KODOMIN
ALEL
AN
INTERMED
IET
ALEL
GANDA
ALEL
LETAL

MENGHITUN
G MACAM
GAMET

HEREDIT
AS
PADA
MANUSIA

ISTILAH-ISTILAH DALAM PEWARISAN SIFAT


GEN

Faktor pembawa sifat

GEN DOMINAN
Gen yang sifatnya kuat dan mayoritas
Dinotasikan dengan huruf besar
contoh: T membawa sifat tinggi
GEN RESESIF
Gen yang sifatnya lemah dan minoritas
Dinotasikan dengan huruf kecil
contoh: t membawa sifat pendek

ALEL

Pasangan Gen pada Kromosom


yang satu homolog dituliskan dalam
2 huruf yang sejenis (co: AA, Aa, aa)

ISTILAH-ISTILAH DALAM PEWARISAN SIFAT


GENOTIPE

PARENTAL

Induk yang disilangkan

HOMOZIGOT

FILIAL

Hasil Keturunan/Anak

GENOTIPE
Keadaan Genetik Suatu Organisme
/ Sifat Yang tidak nampak

FENOTIPE

Keadaan Fisik Suatu Organisme


/ Sifat yang nampak

AABB
Dominan

aabb
Resesif

HETEROZIGOT
AaBbCc
Dominan/
Intermediet

HUKUM PEWARISAN SIFAT


Dikemukakan oleh Gregor Johann Mendel
Disampaikan melalui Hasil Eksperimen
Hibridasi Kacang Ercis (Pisum sativum)
Dasar dicetuskannya Hukum Mendel I
dan Hukum Mendel II

HUKUM MENDEL I: HUKUM SEGREGASI


P1:
G1:
F1:

Pemisahan pasangan alel secara


bebas.
Terjadi
penurunan
jumlah
kromosom diploid (2n) ke haploid
(n)
Penyilangan
Monohibrid
(penyilangan dengan satu sifat
beda
yang
merupakan
satu
pasangan alel)

TT

>< tt

tinggi

P2: Tt

pendek

t
Tt (100%)

tinggi

>< Tt

tinggi

G2: T,t
F2:

tinggi

T,t

T
t

TT
tinggi

Tt
tinggi

Tt
tinggi

tt
pende
k

Rasio Genotipe = TT : Tt : tt
=1:2:1
Rasio Fenotipe = tinggi : pendek
=3:1

HUKUM MENDEL II: HUKUM ASORTASI


P1:
G1:
F1:

Setiap alel dapat berpasangan


secara bebas dengan alel lainnya
yang tidak sealel
Penyilangan Dihibrid (penyilangan
dua sifat beda atau dua alel yang
berbeda)
Hanya berlaku pada gen yang
letaknya berjauhan sehingga dapat
memisah secara bebas

TTPP

><

tinggi putih

ttpp

pendek hitam

TP
tp
TtPp (100%)

tinggi putih

P2: TtPp

><

tinggi putih

G2: TP, Tp, tP, tp


F2:

TtPp

tinggi putih

TP, Tp, tP, tp

LIHAT

Rasio Genotipe = TTPP : TTPp : TtPP


TTpp : TtPp : ttPP
Ttpp : ttPp : ttpp
= 1 : 2 : 2 : 1 : 4 : 2 :2 : 1
Rasio Fenotipe
= tinggi putih : tinggi hitam
pendek putih : pendek
hitam
=9:3:3:1

LANJUTAN HUKUM MENDEL II: HUKUM ASORTASI


TP

tP

Tp

tp

TP

TTPP
Tinggi putih

TtPP
Tinggi putih

TTPp
Tinggi putih

TtPp
Tinggi putih

tP

TtPP
Tinggi putih

ttPP
Pendek putih

TtPp
Tinggi putih

ttPp
Pendek putih

Tp

TTPp
Tinggi putih

TtPp
Tinggi putih

TTpp
Tinggi hitam

Ttpp
Tinggi hitam

tp

TtPp
Tinggi putih

ttPp
Pendek putih

Ttpp
Tinggi hitam

Ttpp
Pendek hitam

MENENTUKAN MACAM GAMET


Banyak Gamet (Sel Kelamin) pada Parental
ditentukan oleh Alel-Alel yang Heterozigot.
Contoh:
Alel
aaBbCcDDEEf
Menggunakan diagram anak garpu:

aBCD
Ef

aBcDE
f
abCD

B
a

Ef

b
c

abcDE
f

Menggunakan rumus:

Dengan n =
heterozigot
aaBbCcDDEEf n = 2
22 = 4 jenis gamet

jumlah

alel

TESTCROSS [UJI SILANG]


Persilangan
antara
individu
bergenotipe tidak diketahui dengan
homozigot resesif
TUJUAN:
Menguji sifat individu
berfenotipe dominan
Mengetahui beberapa macam
gameg yang dihasilkan oleh
suatu individu yang
genotipenya dipertanyakan

KASUS 1
P1:
G1:
F1:

BB

><

bulat

b
Bb (100%)

bulat

bb

keriput

KASUS 2
P1:

Bb

bulat

G1: B,b
F1:
Bb (50%)
bulat

><

bb

keriput

b
bb (50%)
keriput

100% Heterozigot, P1 Homozigot Dominan


Jika F1 50% Heterozigot 50% Homozigot Resesif, P1 Hete

BACKCROSS [SILANG BALIK]


Persilangan antara individu
dengan salah satu induknya

filial

TUJUAN:
Mendapatkan kembali individu
yang bergalur murni (Homozigot
resesif atau Homozigot dominan)
Menghasilkan Progeni (keturunan
yang berasal dari sumber yang
sama)
Filial
KASUS
1 + Induk Dominan
P1:
F1:

BB

P2:
F2:

BB
Bb, BB

Filial
KASUS
2 + Induk Resesif

><

bb

P1:
F1:

BB

><

Bb

P2:
F2:

Bb
Bb, bb

Bb

><

bb

><

bb

Bb

dengan Induk Resesif menghasilkan Progeni R


ss dengan Induk Dominan menghasilkanBackcross
Progeni Dominan

PERSILANGAN RESIPROK
Persilangan
antara
individu
bergenetipe sama namun berbeda
jenis kelamin. Hasil Keturunan tidak
terpengaruh
namun
akan
berpengaruh bila ada gen yang
tertaut
kromosom seks
TUJUAN:

Untuk mengetahui gen-gen yang


tertaut pada kromosom seks
seperti buta warna.
Persilangan
Normal
KASUS
1
P1:
F1:

BB

><

bb

Bb

bb

X Y
XbY
B

><
XBXb

BB

P1:
F1:

Perempuan Buta Warna

XbXb

Laki-Laki Buta Warna


Perempuan Carrier

Laki-laki Buta Warna

><
Bb

P1:
F1:

Laki-laki Normal

Persilangan Resiprok

Persilangan Resiprok
P1:
F1:

Persilangan
Normal
KASUS
2

XbY
XBY

><
XBXb

Perempuan Normal

XBXB

Laki-Laki Normal
Perempuan Carrier

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL


SIFAT ALEL: KODOMINAN DAN INTERMEDIET
Kodominan Dua Alel berbeda yang memiliki sifat tidak saling
berhubungan dominan-resesif satu sama lain. Namun bila
diekspresikan bersama-sama dapat membentuk individu
baru yang terbentuk dari penggabungan genotipe kedua
jenis
alel.
co: sapi merah (CRCR) disilangkan dengan sapi putih (CWCW)
menghasilkan sapi roan (CRCW)
Intermediet Sifat yang terbentuk oleh alel yang sama bila
Parental
Homozigot Dominan dan Parental Homozigot Resesif
disilangkan, akan membentuk sifat baru.
co: snapdragon merah (RR) disilangkan dengan snapdragon
putih (rr)
menghasilkan snapdragon merah muda (Rr)

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL


SIFAT ALEL: ALEL GANDA DAN ALEL LETAL
Alel Ganda
satu jenis

Dua atau lebih jenis Alel yang dominan terhadap


Alel lainnya.

co: Sistem darah ABO, A (IA) kodominan dengan B (IB)


keduanya sama-sama memiliki resesif O(IO)

Alel Letal

Jenis Alel yang tidak mampu menunjang kehidupan,


individu yang memiliki Alel tersebut akan gugur dalam
kandungan (letal) atau meninggal pada usia muda.
co: Alel dd (bulldog) pada Sapi, CC (creeper) pada Ayam, ThTh
(Talesmia Major) pada Manusia.

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL


ATAVISME
Persilangan antar gen yang menghasilkan individu jenis
baru dikarenakan interaksi beberapa gen.
Rose

Pea

CONTOH
Tipe
jengger
P1:
ayam:
Walnut:
R_P_ F1:
Rose: R_pp
Pea: rrP_
P2:
Single: rrpp

RRpp

Rose

><

rrPP

Pea

RrPp

Walnut

RrPp

Walnut

><

RrPp

Walnut

F2:

LIHAT

Walnut

Rasio Fenotipe
= Walnut : Rose : Pea : Sing
=9:3:3:1
Single

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL


ATAVISME (LANJUTAN)
RP

rP

Rp

rp

RP

RRPP
Walnut

RrPP
Walnut

RRPp
Walnut

RrPp
Walnut

rP

RrPP
Walnut

rrPP
Pea

RrPp
Walnut

rrPp
Pea

Rp

RRPp
Walnut

RrPp
Walnut

RRpp
Rose

Rrpp
Rose

rp

RrPp
Walnut

rrPp
Pea

Rrpp
Rose

rrpp
Single

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL


EPISTASIS HIPOSTASIS
PUTIH

HIJAU

Interaksi ketika satu gen mengalahkan gen lainnya


sehingga menutupi kemunculan sifat. (Hipostasis = yang
ditutupi, Epistasis = yang menutupi)
CONTOH
Warna labu:
Putih: P_K_
Putih: P_kk
Kuning:
ppK_
Hijau: ppkk

P1:

PPkk

Putih

F1:
P2:

><

ppKK

Kuning

RrPp

Putih

RrPp

Putih

><

RrPp

Putih

F2:

KUNING

Ket:
Putih
(P)
LIHAT
Epistasis
terhadap Kuning
Rasio Fenotipe
dan Hijau.

= Putih : Kuning : Hijau


= (9+3) : 3 : 1
= 12 : 3 : 1

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL


EPISTASIS HIPOSTASIS (LANJUTAN)
PK

pK

Pk

pk

PK

PPKK
Putih

PpKK
Putih

PPKk
Putih

PpKk
Putih

pK

PpKK
Putih

ppKK
Kuning

PpKk
Putih

ppKk
Kuning

Pk

PPKk
Putih

PpKk
Putih

PPkk
Putih

Ppkk
Putih

pk

PpKk
Putih

ppKK
Kuning

Ppkk
Putih

Ppkk
Hijau

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL


POLIMERI
PUTIH

MERAH

Interaksi dua gen atau


suatu sifat yang sama
lainnya
CONTOH
Warna gandum:
P1:
Semakin
banyak
M/R
F1:
Semakin merah.
Bila
m/rP2:
keseluruhan
F2:
berwarna putih.

lebih yang saling menguatkan


(kumulatif) terhadap gen-gen

MMRR

Merah

><

mmrr
Putih

MmRr

Merah

MmRr

Merah

><

MmRr
Merah

LIHAT

Rasio Fenotipe
= Merah : Putih
= (9 + 3 + 3) : 1
= 15 : 1

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL


POLIMERI (LANJUTAN)
MR

mR

Mr

mr

MR

MMRR
Merah

MmRR
Merah

MMRr
Merah

MmRr
Merah

mR

MmRR
Merah

mmRR
Merah

MmRr
Merah

mmRr
Merah

Mr

MMRr
Merah

MmRr
Merah

MMrr
Merah

Mmrr
Merah

mr

MmRr
Merah

mmRr
Merah

Mmrr
Merah

mmrr
Putih

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL


KRIPTOMERI
Sifat gen dominan yang tersembunyi jika berdiri sendiri,
namun akan tampak bila bertemu gen dominan lainnya
yang tidak sealel
CONTOH
Warna
maroccana:

Ungu: A_B_
Merah: A_bb
Putih: aaB_
aabb

Linaria

P1:

F1:
atau
P2:

AABB

Ungu

><

aabb

Putih

AaBb

Ungu

AaBb

Ungu

><

AaBb

Ungu

F2:
LIHAT

Rasio Fenotipe
= Ungu : Merah : Putih
= 9 : 3 : (3 + 1)
=9:3:4

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL


KRIPTOMERI (LANJUTAN)
AB

aB

Ab

ab

AB

AABB
Ungu

AaBB
Ungu

AABb
Ungu

AaBb
Ungu

aB

AaBB
Ungu

aaBB
Putih

AaBb
Ungu

aaBb
Putih

Ab

AABb
Ungu

AaBb
Ungu

AAbb
Merah

Aabb
Merah

ab

AaBb
Ungu

aaBb
Putih

Aabb
Merah

Aabb
Putih

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL


KOMPLEMENTER
Gen-gen yang berinteraksi dan saling melengkapi.
Apabila salah satu gen tidak hadir maka sifat yang
muncul akan terhalang.
CONTOH
Warna
odoratus:

Ungu: C_P_
Putih: C_pp
ccP_
ccpp

Lathyrus

P1:

CCPP
Ungu

F1:
P2:

><

ccpp
Putih

CcPp

Ungu

CcPp
Ungu

><

CcPp
Ungu

F2:
Ket: C dominan dan P
dominan saling
LIHAT
komplementer
untuk
Rasio Fenotipe
= Ungu : Putih
membentuk warna
= 9 : (3 + 3 + 1)
Ungu
=9:7

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL


KOMPLEMENTER (LANJUTAN)
CP

cP

Cp

cp

CP

CCPP
Ungu

CcPP
Ungu

CCPp
Ungu

CcPp
Ungu

cP

CcPP
Ungu

ccPP
Putih

CcPp
Ungu

ccPp
Putih

Cp

CCPp
Ungu

CcPp
Ungu

CCpp
Putih

Ccpp
Putih

cp

CcPp
Ungu

ccPp
Putih

Ccpp
Putih

ccpp
Putih

Anda mungkin juga menyukai