Anda di halaman 1dari 37

Pengujian Generator

Hasan Surya

SNI 4 -1077-1989
Pengujian generator sinkron dengan tegangan
pengenal hingga 6.300 V dan frekuensi 50 Hz,
Cara uji mencakup
Pemeriksaan urutan fase,
Pengukuran lilitan rotor dan stator,
Pengukuran tahanan isolasi.

Cara uji lainnya mencakup pengujian


Bentuk gelombang tegangan,
Generator dengan beban tak seimbang
Beban lebih sesaat

Sistem Isolasi Lilitan Rotor dan


Stator
Terdapat beberapa material berbeda untuk
memproteksi lilitan medan dan lilitan stator,
Generator yang disusun dengan isolasi lilitan asphaltmika telah terbukti dapat menyerap kelembaban
untukmendapatkan level resistansi isolasi yang
memuaskan.
Lilitan dengan isolasi epoxy-mica mempunyai
kekuatan mekanik dan kekedapan terhadap air, oli
atau kontaminasi lain terhadap isolasi, yang
ditimbulkan selama kondisi abnormal

Sistem Isolasi Lilitan Rotor dan


Stator
Fungsi utama isolasi adalah menahan tegangan antar lilitan
jika tegangan yang berlebihan diterapkan pada lilitan, stress
tegangan mengakibatkan pemanasan dan dapat
mengakibatkan kerusakan.
level tegangan yang cukup tinggi akan menghasilkan
breakdown dengan segera.
Mempertahankan kualitas sistem isolasi sangat penting guna
mencegah timbulnya pemanasan, kehampaan, kerusakan
mekanis atau ketidaknormalan lain yang mengakibatkan
kelemahan isolasi.
Kelemahan isolasi akan meningkat secara berkelanjutan
pada saat generator terus beroperasi pada tegangan kerja
sehingga dapat mengakibatkan kerusakan yang terjadi pada
komponen generator, ini dapat menjadi sangat serius karena
akan membutuhkan rewinding atau pengantian lilitan.

Pengujian Rotor dan Stator


Secara garis besar pengujian rotor dan
stator pada generator dibagi atas dua
kategori :
Proof Test (Hipot Tes)
Analytical Test

Insulation Resistance Test / Megger Test


DC Leakage
Dissipation Factor
Balancing Voltage Rotor Test
Tahanan Dalam (Rd) Rotor

Proof Test (HiPot Test)


Pengujian menggunakan level tegangan yang
lebih tinggi dari tegangan kerja
Tujuan : mencari kelemahan, dan kemungkinan
breakdown
Hi-Pot Test paling umum diterapkan pada lilitan
stator generator untuk mencari kerusakan pada
lilitan
High Potensial Test dapat diklasifikasikan dalam
tiga kategori utama yaitu :
AC High Potensial Test
Very-Low-Frequency Test Voltage
DC High Potensial Test

AC High Potensial Test


Pengujian dengan menggunakan tegangan
normal 50/60hertz
Tegangan yang diterapkan dalam pengujian AC
Hi-Pot Test adalah sebesar satu setengah kali
dari tegangan line-to-line RMS generator (1,5E)
setelah penggantian kumparan
Pada saat sebelum penggantian kumparan
dipasang adalah sebesar 1,5 E + 2000.

Very-Low-Frequency Test
Voltage
Pengujian dengan menggunakan
tegangan frekuensi 0.1 hertz
Tegangan pada pengujian 0,1 hertz harus
15 % lebih besar daripada nilai RMS
tegangan pada pengujian AC Hi-Pot Tes

DC High Potensial Test


tegangan pengujian DC seharusnya 70 %
lebih besar daripada tegangan RMS
pengujian AC Hi-Pot Test
Tegangan yang digunakan pada Hi-Pot Test

Insulation Resistance Test /


Megger Test
Peralatan yang digunakan
untuk pengujian ini disebut
MegaOhm Meter atau biasa
disebut Megger Tester atau
Megger saja
untuk menentukan
kemampuan isolasi
Alat ini mengukur tahanan
dengan menggunakan
tegangan : 500, 1000, 2000
atau 5000 volt

Standarisasi Pengujian
NETA ATS-2003: "Acceptance Testing Specifications for
Electrical Power Distribution Equipment and System"
menggunakan metode :
Spot Reading Test

IEEE 43-2000 "Recommended Practice for Testing


Insulation Resistance of Rotating Machinery"
menggunakan metode :
Time-Resistace Method
Step Voltage Test Method

IEEE C57.125-1991: "Guide for Failure Investigation,


Documentatio and Analysis for Power Transformers and
Shunt Reactors" :
Polarization Index Method

Tegangan Pengukuran

Spot Reading Test


Pada pengujian ini, Meger dihubungkan
langsung ke isolasi belitan mesin yang
diuji
Periode tegangan uji biasanya diberikan
selama 60 detik

Interpretasi Hasil Pengukuran


Interpretasi hasil pengukuran
dibandingkan dengan hasil pengukuran
sebelumnya
Pengukuran dilakukan pada tegangan,
lama pengukuran dan kondisi yg sama
Hasil pengukuran digunakan untuk
memplot kurva history resistansi isolasi
Penurunan yang tajam menunjukkan
adanya kegagalan isolasi

A menunjukkan
efek usia dan
akumulasi kotoran
B menunjukkan
kegagalan isolasi
C menunjukkan
resistansi setelah
rewinding

Time resistance Testing Method


Metode ini tidak tergantung pada
temperatur
Kesimpulan dapat diberikan tanpa
merujuk hasil pengujian sebelumnya
Pengujian didasarkan pada efek absorpsi
dr isolasi yang baik dengan isolasi yang
terkontaminasi uap air
Isolasi yang baik menunjukkan adanya
kenaikan resistansi secara kontinyu

Kurva D menunjukkan isolasi yang baik PI = 5


Kurva E menunjukkan adanya masalah, PI = 1,47

Time resistance Testing Method


(Dielectric Absorption Ratio)
Time Resistance Test untuk mesin-mesin listrik
memerlukan resistansi isolasi dengan rentang
yang tinggi dan tegangan yang sangat konstan
Metode Pengujian :
Time Resistance Test Dielectric Absorption Ratio
Ratio : 60sec/30sec
Interpretation : < 1 Failed
1 1,25 OK
1.4 1.6 excellent

Step Voltage Test


Pada pengujian ini operator memberikan
tegangan uji dua kali atau lebih secara
bertahap
Rasio tegangan uji diberikan 1 sampai 5
Step Voltage Test Method
Aplied Volt 1: 0,5 KV Reading : 500 MOhm
Aplied Volt 2: 1 KV (hold for 60 sec)
Reading : 510 MOhm
Interpretation : Good

Polaritation Index ratio


Pada pengujian ini, tegangan DC diberikan secara
kontinyu selama 10 menit
Polaritation index ratio dihitung dengan membagi hasil
pembacaan pada menit ke 10 dengan menit ke 1
Nilai minimum PI yang direkomendasikan untuk semua
komponen mesin dengan klas isolasi sesuai standard
IEC 60085-01:1984

Klas Isolasi

Contoh hasil Pengukuran

Contoh hasil Pengukuran

Megger Stator

megger stator fasa ground

megger stator fasa fasa

Megger Stator
Maksud megger stator dilakukan secara
berkelanjutan untuk memastikan bahwa
kelembaban lilitan stator tetap terjaga dan tidak
terjadi hubung singkat atau kerusakan isolasi
selama proses perawatan
megger stator dilakukan berdasarkan tahapan :

Megger awal stator


Megger stator sebelum penambahan resin
Megger stator setelah penambahan resin
Megger stator sebelum divarnis
Megger stator setelah rotor dimasukkan
Megger stator sebelum busbar di connect

Megger Rotor
Pada megger rotor ini digunakan
tegangan sebesar 500 V DC

DC Leakage
Tegangan dc maksimum yang diterapkan
pada pengujian dc leakage dibatasi
sampai dua kali nilai RMS tegangan kerja
ac dari generator.
Vdc_maksimum = 2xVacrms
Tegangan Pengujian dinaikkan secara
bertahap dan arus pengujian dicatat

Dissipation Faktor
Pengukuran ini juga biasa disebut power factor
atau tan delta
Merupakan parameter untuk memperlihatkan
efisiensi isolasi.
Pengujian tan delta dilakukan pada lilitan stator.
Pengujian ini efektif untuk mendeteksi
kontaminasi isolasi, kualitas semikonduktor,
jumlah kandungan kehampaan, kerusakan
parsial discharge, delamination isolasi

Dissipation Faktor
-

Model kapasitor Praktis

C1 menyatakan kapasitansi geometris

R1 menyatakan efek konduksi

R2 Menyatakan efek absorpsi

Kehilangan Daya dan


Faktor Daya Dielektrik

PD = I.V.Cos = I.V.Sin

PD/Cos = V2.C.tan

Pengukuran Kehilangan Daya dan Faktor


Daya

Jembatan Schering
Prinsipnya sama
dengan jembatan
Wheatstone kecuali
sumber dc diganti
dengan AC
menggunakan trafo
C1 kapasitor yang diuji,
C2 Kapasitor ideal
Pada keadaan
setimbang berlaku

1
tan
C1R 1

Balancing Voltage Rotor Test


Dilakukan dahulu pengukuran Impedansi
Karakteristik Rotor untuk menentukan
kelinearan impedansi rotor

Balancing Voltage Rotor Test


Balancing voltage rotor test adalah mengukur
ketidak seimbangan tegangan (unbalance
voltage) antara kutup A dan kutup B terhadap
center pole pada rotor
Caranya : injeksi tegangan AC 130 Volt pada
kedua ujung kutup rotor, kemudian ukur
tegangan kutup A dan kutup kutup B terhadap
center pole
Syarat seimbang adalah tegangan kutup
terhadap center pole harus sama atau masih
dalam batas toleransi (10 %)

Balancing Voltage Rotor Test

Vkutup A - center pole = 68,8 V


Vkutup B -center pole = 59,4 V
drop tegangan (V) ?
Interpretasi Hasil Pengukuran ?

Tahanan Dalam (Rd) Rotor


Pengujian untuk mengetahui
ketidak setimbangan antar fasa/kutup,
Kesesuaian antara nilai tahanan dalam lilitan yang
diukur dengan pengukuran sebelumnya

Peralatan yang digunakan adalah Winding


Resistance Meter (1 mikro ohm sampai ratusan
ohm)
Besarnya batas maksimum perbedaan tahanan
dalam adalah tidak boleh melebihi dua persen
( 2 % ) dari total tahanan dalam

Tahanan Dalam (Rd) Rotor

R1
: 118,6 miliohm
R2
: 119,4 miliohm
Perbedaan Tahanan (R) ?
Interpretasi Hasil Pengukuran ?

Tahanan Dalam (Rd) Rotor

Anda mungkin juga menyukai