Anda di halaman 1dari 50

LEPRA (MORBUS

HANSEN)
dr. Riliani Hastuti, Sp. KK.

RSK dr. Rivai Abdullah


PALEMBANG
2016

Nasib penderita kusta


(Dahulu dan Sekarang )

Cara Penularan :
-manusia merupakan satu sa
tu nya sumber penularan.

KUSTA adalah penyakit menular


yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium leprae yang
terutama menyerang saraf tepi,
kulit dan organ tubuh lain kecuali
susunan saraf pusat.

-Penularan terjadi dari


penderita kusta yang tidak
diobati ke orang lain melalui
pernafasan atau kontak kulit
yang lama.
MASA INKUBASI :
2 5 TAHUN BISA
KURANG ATAU LEBIH

INFEKSI KUSTA
KEKEBALAN
HUMORAL
Masy
Tetangga
Perilaku
-Gizi
-Higiene &
Sanitasi
-Sos-Ek

BCG
(+)

Kel

MDT
(+)
KEKEBALAN
SELULAR

2 minggu pengob.
(-) menular

Prinsip pengobatan;
- MULTI DRUGS THERAPY (MDT)
Tujuan pengobatan;
- Memutuskan mata rantai penularan
- Menyembuhkan penyakit penderita
- Mencegah terjadinya cacat atau
mencegah bertambahnya cacat yg
sdh ada seblm pengobatan.

TYPE PB

TYPE MB

-MDT - PB :

-MDT MB.

* HARI I : RIFAMPISIN 600


DDS 100 MG.
* HARI 2 28 :
DDS 100 MG

* HARI 1 :
RIFAMPISIN 600 LAMPRENE 300
DDS 100 MG
*
HARI 2-28 : LAMPRENE 50
DDS 100 MG
-JUMLAH : 12 BLISTER.
-WAKTU : 12 18 BULAN

-JUMLAH : 6 BLISTER
-WAKTU : 6 9 BULAN

Tipe PB
Jenis < 5 thn
obat
Rifam
pisin

DDS

5 - 9 thn 10 - 14 thn
>15 thn Keterangan
300
450
600
Minum di
mg/bln mg/bln mg/bln depan petugas

Berdasar
25
50
100
Minum di
kan
mg/bln mg/bln mg/bln depan petugas
berat
badan
25
50
100
Minum di
mg/hr mg/hr mg/hr
rumah

Tipe MB
Jenis < 5 thn
obat
Rifam
pisin

DDS

Clo
fasi
min

Berdasar
kan
berat
badan

5 - 9 thn 10 - 14 thn
>15 thn Keterangan
300
mg/bln
25
mg/bln

450
mg/bln
50
mg/bln

600
mg/bln
100
mg/bln

Minum di
depan petugas
Minum di
depan petugas

25
mg/hr
100
mg/bln

50
mg/hr
150
mg/bln

100
mg/hr
300
mg/bln

Minum di
rumah
Minum di
depan petugas

50 mg
2 kali
seminggu

50 mg
setiap
2 hari

50 mg
mg / hr

Minum di
rumah

REAKSI
Reaksi kusta adalah episode akut pada perjalanan
penyakit Kusta, sebagai akibat dari perubahan
sistem kekebalan tubuh.
Dapat timbul sebelum, selama dan sesudah
pengobatan.
Ditandai dengan peradangan akut pada kulit, saraf ,
organ lain dan bisa disertai gangguan keadaan
umum.

TIPE I :

TIPE II :

ME
KEKEBALAN
SELULER

ME
KEKEBALAN
HUMORAL

Faktor Pencetus
Faktor yang dianggap sering mendahului
timbulnya reaksi kusta antara lain:
Setelah pengobatan antikusta yang
intensif
Infeksi rekuren
Pembedahan
Stres fisik
Imunisasi
Kehamilan
Saat-saat setelah melahirkan
21

TYPE I :

RINGAN

- LESI KULIT TAMBAH


AKTIF, MENEBAL
-TIDAK ADA NYERI
TEKAN SARAF DAN GG
FUNGSI

TYPE II : RINGAN
- NODUL NYERI TEKAN,
DAN HILANG DLM 2-3 HR.
- DEMAM
RINGAN
TAK ADA NYERI TEKAN
SARAF DAN GG FUNGSI
-TAK ADA GG ORGAN
TUBUH
TYPE II : REAKSI
BERAT

TYPE I : REAKSI BERAT


- LESI KULIT MERAH,
TERABA PANAS, SENDI
SAKIT.
- NYERI TEKAN
DAN GG FUNGSI SARAF

- NODUL NYERI
TEKAN, JUMLAH
>>, ADA ULCUS
DEMAM SP BERAT
- NYERI
TEKAN DAN GG

REAKSI RINGAN :
1. BEROBAT JALAN , ISTIRAHAT
DIRUMAH
2. BERI ANALGETIK ANTIPIRETIK
3. CARI FAKTOR PENCETUS
4. MDT DITERUSKAN

REAKSI BERAT :
1. ISTIRAHAT / IMMOBILISASI.
2. PEMBERIAN ANALGETIK ANTIPIRETIK
3. CARI FAKTOR PENCETUS
4. MDT DITERUSKAN DENGAN DOSIS
SAMA
5. PEMBERIAN OBAT ANTI REAKSI

40
mg

30
mg

1 - 2

20
mg

3 - 4

15
mg

5 - 6

10
mg

7 - 8

5
mg

9 - 10

11 - 12


40
mg

1-2

LAMPRENE

30
mg

3-4

20
mg

5-6

3 X 100 mg ( 2 bl )

15
mg

7-8

10
mg

9-10

5
mg

STOP

11-12

2 X 100 mg ( 2 bl )

Pemeriksaan POD tiap 2 minggu

1 X 100 mg ( 2 bl )

1. MEMBAIK : Turunkan Dosis Prenison satu


tingkat.
2. TETAP
: Pertahankan / perpanjang 1 mg
pada Dosis yang sama.
3. MEMBURUK : Naikkan Dosis 1 tingkat.

DILAKUKAN SETIAP 2 MINGGU


CARA : DNG PEMERIKSAAN P.O.D
EVALUASI PERTAMA : PENURUNAN NYERI
SYARAF.

TINGKAT CACAT KUSTA ( WHO )


CACAT TK. 0 :
Mata, tangan , kaki normal tidak ada kelainan.
CACAT TK. I :
Ada cacat pada tangan dan kaki akibat kerusakan
syaraf , yang tidak kelihatan dan ditemukan pada
saat pemeriksaan.
CACAT TK. II :
Ada cacat pada mata, tangan dan kaki akibat
kerusakan syaraf yang langsung dapat dilihat.
( mis: Lagopthalmus, jari kiting, ulcus pada telapak
tangan/kaki dll. )

Patogenesis kecacatan
Kecacatan yang dapat disebabkab
oleh:
a.Infiltrasi langsung Mycobacterium
leprae
b.Ketidakseimbangan otot karena
paralisis motorik
c.Efek sekunder analgesia dan
anestesia
29

Pencegahan cacat pada


kusta

Menjaga mata agar bebas dari cedera dan


hilangnya penglihatan
Menjaga tangan dan kaki yang sudah hilang
rasa agar bebas dari luka
Menjaga mobilitas sendi
Merencanakan perubahan aktivitas sehari-hari
untuk mencegah rekurensi luka
Membuat pasien memiliki kemauan untuk
merawat tangan dan kaki mereka sendiri
Membuat pasien yang terkena kusta untuk
menolong pasien lainnya dalam mengatasi
masalah yang sering terjadi pada pasien kusta
31

PERAWATAN DIRI

PRINSIP
3 M:
1. Memeriksa
2. Melindungi
3. Merawat

MEMERIKSA

MELINDUNGI

MERAWAT

DILAKSANAKAN PENDERITA
SENDIRI
PAKAI BAHAN SEDERHANA +
SELALU SIAP
DILAKUKAN SETIAP HARI

PERAWATAN MATA

MEMERIKSA : DG CERMIN
UTK LIHAT MATA MERAH

MERAWAT

MELINDUNGI :
- DARI ANGIN, DEBU, SINAR
MATAHARI,
-WAKTU TIDUR TUTUP MATA
DENGAN KAIN BERSIH

RENDAM, GOSOK, OLES

LATIHAN AKTIF
- MEMPERKUAT OTOT

RENDAM, GOSOK, OLES

RENDAM, BERSIHKAN

TUTUP LUKA

GOSOK

MENGISTIRAHATKAN

LATIHAN
- MENCEGAH KEKAKUAN SENDI

HASIL

Dec 2004

April 2005

Fisioterapi
Fisioterapi sangat berperan dalam hal:
1.Mengembalikan tonus otot yang paresis
atau paralisis
2.Mencegah atrofi dan kontraktur otot yang
paresis atau paralisis
3.Mencegah timbulnya kontraktur dan
mempertahankan range gerakan sendi
normal
4.Membuat kulit tetap lembut dan lunak
47

Tindakan Bedah
Bedah rekonstruksi dilakukan dengan
tujuan:
1.Memperbaiki fungsi anggota badan
seoptimal mungkin
2.Mencegah cacat berlanjut menjadi
berat
3.Memperbaiki penampilan

48

Tindakan Bedah
Agar pembedahan dapat berhasil dengan baik,
maka harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Basil tahan asam negatif atau pasien sudah
bebas terapi
2. Bebas reaksi lebih dari 6 bulan
3. Tidak pernah mendapat pengobatan steroid
dalam 6 bulan terakhir
4. Kelumpuhan otot sudah menetap
5. Ada otot donor yang normal
6. Tidak ada kontra indikasi pada operasi umum
7. Pasien kooperatif dan ada motivasi untuk operasi
49

50

Anda mungkin juga menyukai