NOVA YUNETTI
(12-10070100-136)
Definisi Presbiopia
Presbiopia merupakan gangguan penglihatan yang
berkaitan dengan usia. Hilangnya daya akomodasi
yang terjadi bersamaan dengan proses penuaan pada
semua orang disebut presbiopia. Seseorang dengan
mata emetrop (tanpa kesalahan refraksi) akan mulai
merasakan ketidakmampuan membaca huruf kecil
atau membedakan benda-benda kecil yang terletak
berdekatan pada usia sekitar 44-46 tahun. Gagal
penglihatan dekat akibat usia, berhubungan dengan
penurunan amplitudo akomodasi atau peningkatan
punctum proximum.
Epidemiologi Presbiopia
Prevalensi presbiopi lebih tinggi pada populasi dengan usia harapan hidup
yang tinggi. Karena presbiopi berhubungan dengan usia, prevalensinya
berhubungan langsung dengan orang-orang lanjut usia dalam
populasinya.walaupun sulit untuk melakukan perkiraan insiden presbiopia
karena onsetnya yang lambat, tetapi bisa dilihat bahwa insiden tertinggi
presbiopia terjadi pada usia 42 hingga 44 tahun.
Etiologi Presbiopia
Yang menjadi etiologi presbiopia adalah
-Kelemahan otot akomodas,
-lensa mata tidak kenyal atau berkurang
elastisitasnya akibat sklerosis lensa.
Patogeneses presbiopia
Pada mata presbiopia yang dapat terjadi karena kelemahan otot
akomodasi atau lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya,
menyebabkan kurang bisa mengubah bentuk lensa untuk memfokuskan
mata saat melihat. Akibat gangguan tersebut bayangan jatuh di belakang
retina. Karena daya akomodasi berkurang, maka titik dekat mata makin
menjauh.
Klasifikasi presbiopia
a.Presbiopia insipient
merupakan tahap awal di mana gejala atau temuan klinis
menunjukkan beberapa kondisi efek penglihatan dekat.
b.Presbiopia Fungsional
Ketika dihadapkan dengan amplitudo akomodasi yang
berangsur angsur menurun.
c. Presbiopia Absolut
Sebagai akibat dari penurunan akomodasi yang bertahap
dan terus menerus.
d. Presbiopia Prematur
Pada presbiopia prematur,kemampuan akomodasi penglihatan
dekat menjadi berkurang lebih cepat dari yang diharapkan.
e. Presbiopia nokturnal
kondisi dimana terjadi kesulitan untuk melihat dekat
disebabkan oleh penurunan amplitudo akomodasi di cahaya
redup.
Gejala Presbiopia
Presbiopia terjadi secara bertahap. Penglihatan yang
kabur, dan ketidakmampuan melihat benda benda yang
biasanya dapat dilihat pada jarak dekat merupakan
gejala dari presbiopi. Gejala lain yang umumnya terjadi
pada presbiopia adalah :
keterlambatan
Diagnosa Presbiopia
a). Anamnesa
Anamnesa gejala gejala dan tanda presbiopi.
b). Pemeriksaan Oftamologi
-Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang
Kartu Snellen.
dengan
Cara :
Pasien duduk dengan jarak 6 m dari kartu snellen dengan satu mata
ditutup
Pasien diminta membaca huruf yang tertulis di kartu, mulai dari baris
paling atas ke bawah, dan ditentukan baris terakhir yang masih dapat
dibaca seluruhnya dengan benar.
Bila pasien tidak dapat membaca baris paling atas ( terbesar ), maka
dilakukan uji hitung jari dari jarak 6 m.
Jika pasien tidak dapat menghitung jari pada jarak 6 m, maka jarak dapat
dikurangi satu meter, sampai maksimal jarak penguji dengan pasien satu
meter.
Jika pasien tidak dapat melihat, dilakukan uji lambaian tangan dari
jarak satu meter.
Jika pasien tetap tidak bisa melihat lambaian tangan, dilakukan uji
dengan arah sinar.
Jika penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar, maka dikatakan
penglihatannya adalah nol (0) atau buta total.
-Pemeriksaan Presbiopia
Untuk usia lanjut dengan keluhan dalam membaca,
dengan pemeriksaan presbiopia.
Cara :
dilanjutkan
Penatalaksanaan Presbiopia
a). Kacamata
Presbiopia dikoreksi dengan ,menggunakan lensa plus untuk mengatasi
daya fokus otomatis lensa yang hilang. Pada pasien presbiopia kacamata
atau adisi diperlukan untuk membaca dekat yang berkekuaan tertentu :
+ 1.0 D untuk usia 40 tahun
+ 1.5 D untuk usia 45 tahun
+ 2.0 D untuk usia 50 tahun
+ 2.5 D untuk usia 55 tahun
+ 3.0 D untuk usia 60 tahun
Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi + 3.0 dioptri adalah lensa
positif terkuat yang dapat diberikan pada seseorang. Pemeriksaan adisi
untuk membaca perlu disesuaikan dengan kebutuhan jarak kerja pasien
pada waktu membaca. Pemeriksaan sangat subjektif sehingga angka
angka di atas tidak merupakan angka yang tetap
b). Pembedahan
Terdapat beberapa teknik bedah untuk mengoreksi presbiopi, namun
keselamatan, keberhasilan dan kepuasan pasien masih belum bisa
ditetapkan
Prognosis Presbiopia
Hampir semua pasien presbiopia dapat berhasil dalam
menggunakan salah satu pilihan penatalaksanaan.
Dalam beberapa kasus (misalnya, pasien presbiopia
yang baru menggunakan kacamata, pemakai lensa
kontak, pasien yang memiliki riwayat kesulitan
beradaptasi dengan koreksi visual), tambahan
kunjungan untuk tindak lanjut mungkin diperlukan.
Selama kunjungan tersebut, dokter mata dapat
memberikan anjuran kepada pasien, verifikasi resep
lensa dan penyesuaian bingkai. Kadang-kadang,
perubahan dalam desain lensa diperlukan
KESIMPULAN
Presbiopi merupakan gangguan akomodasi yang berhubungan dengan
proses penuaan. Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia
lebih dari 40 tahun akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu
berupa mata lelah, berair, dan sering terasa pedas.
Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat kelemahan otot
akomodasi dan lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya
akibat sklerosis lensa
Penatalaksanaan pada pasien presbiopi dapat diberikan kacamata yang
berkekuatan :
+ 1.0 D untuk usia 40 tahun
+ 1.5 D untuk usia 45 tahun
+ 2.0 D untuk usia 50 tahun
+ 2.5 D untuk usia 55 tahun
+ 3.0 D untuk usia 60 tahun
Selain itu pada penderita presbiopia dapat juga dilakukan pembedahan,
namun keselamatan, keberhasilan dan kepuasan pasien masih belum bisa
ditetapkan.
Daftar Pustaka
1. Whitcher JP, Paul RE. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Jakarta: EGC. 2009; 20:392393
2. American Academy of Opthalmology. Presbyopia. USA. 2010. Diunduh pada: Mei 23,
2013. Www. Aao.org
3. Ilyas, Sidarta,1997. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas
Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.
4. Khurana AK. Opthalmologi. New Delhi: New Age International Publishers. 2005. 3: 60-65
5. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 1995: 14: 45
6. Khurana A K. 2007. Chapter 3 Optics and Refraction,Comprehensive Ophtamology, fourth
edition. New Age international, New Delhi
7.Ilyas, Sidarta, 2005. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas
Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.
8.Ilyas, Sidarta. 2003. Uji Presbiopia dalam Dasar Teknik Pemeriksaan dalam Ilmu
Penyakit Mata. Jakarta: Penerbit FKUI. hal: 38-39
9.James, Bruce,Chris C., Anthony B..2005. Lecture Notes Oftalmologi. Jakarta: Erlangga.
Hal: 35.
10. Vaughan G Daniel, anatomi dan Embriologi Mata, Oftalmologi Umum
ed 14, Widya
Medika, Jakarta: 2000 hal8-9
11.Istiqamah, Indriana. N. 2004. Asuhan Keperawatan KLien Gangguan Mata. Jakarta : EGC.
12.Long, Barbara C, 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung : YIAPK Padjajaran.
13.Mansjoer, ASrif, dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
14.Smletzer, Suzanne. C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddrath.Jakarta : EGC.
15.James.Bruce,dkk.2006.Oftalmologi.jakarta:PT.Erlangga