Anda di halaman 1dari 55

ANALISIS TERMODINAMIKA PROSES

PENDINGINAN
MULTI COMPONENET REFRIGERANT
(MCR)
PADA LAJU ALIRAN REFRIGERANT
633 kg/jam
Gunawan Widiatmoko
20406317
Jurusan Teknik Mesin
UNIVERSITAS GUNADARMA

PENDAHULUAN
GAS ALAM

PROSES PENCAIRAN
GAS ALAM

ANALISA TERMODINAMIKA

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
LNG (liquified

natural gas) adalah gas alam yang

dicairkan.
LNG memiliki volume 600 kali lebih kecil
dibandingkan fase gas-nya.
Gas alam akan mencair pada suhu sekitar -160C.
Porses pencairan gas alam dapat dilakukan dengan
sebuah proses refrigerasi.
Dalam sebuah proses refrigerasi terdapat proses
perpindahan panas yang dapat diukur untuk
menentukan optimalisasi proses.

PENDAHULUAN
PERMASALAHAN
Untuk mengetahui apakah sebuah proses refrigerasi telah

berjalan dengan optimal dapat dilakukan dengan cara


menganalisa nilai efisiensi proses tersebut.
Nilai

efisiensi merupakan nilai yang didapat melalui


perbandingan antara total daya yang dipergunakan (proses
kompresi) terhadap total daya yang dihasilkan (efek
refrigerasi).

Untuk mendapatkan nilai efisiensi yang baik (sebanding) dari

sebuah proses refrigerasi diperlukan analisa yang lebih


mendetail mengenai kerugian-kerugian (losses) selama proses
refrigerasi.

PENDAHULUAN
PERMASALAHAN
Pokok permasalahan dari analisa termodinamika

sistem refrigerasi ini hanya dalam ruang lingkup


analisa perpindahan panas yang terjadi pada
proses refrigerasi dan analisa perhitungan
koefisien prestasi dari sistem refrigerasi proses
pendinginan gas alam, tanpa mempertimbangkan
aspek kerugian panas yang mungkin dapat terjadi
pada sistem.

PENDAHULUAN
PEMBATASAN MASALAH
Sistem refrigerasi bekerja dalam kondisi normal dan aliran

refrigerant dalam kondisi tertutup tanpa adanya losses.


Sistem refrigerasi bekerja pada kondisi laju aliran massa
refrigerant sebesar 633 kg/jam.
Persentase komponen zat penyusun refrigerant adalah
nitrogen sebesar 2,2%, methane 43%, ethane 50% dan
propane 4,8%.
Analisa termodinamika sistem refrigerasi hanya berkaitan
dengan perhitungan daya kompresi, laju perpindahan panas
evaporasi, laju perpindahan panas kondensasi dan koefisien
prestasi.

PENDAHULUAN
TUJUAN PENULISAN
Mengetahui tahapan-tahapan proses pencairan gas alam

hingga menjadi gas alam cair (LNG).


Mengetahui perhitungan termodinamika sistem refrigerasi
pada komponen-komponen refrigerasi.
Mengetahui prinsip kerja sistem refrigerasi dan sistem
perpindahan panas yang terjadi pada proses pencairan gas
alam hingga menjadi gas alam cair (LNG).
Mengetahui proses analisa koefisien prestasi dari sistem
refrigerasi pada proses pencairan gas alam menjadi gas
alam cair (LNG).

PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dipergunakan bersifat deskriptif

dan dilakukan melalui sebuah studi kasus.


Proses pengumpulan data-data yang diperlukan dilakukan
dengan teknik studi dokumenter.
Macam-macam referensi pustaka yang dipergunakan
berupa buku-buku teoritis, jurnal, artikel internet maupun
dari buku-buku panduan (manual book).
Proses pengolahan data dilakukan dengan pendekatan
terhadap nilai entalphi pada tiap komponen sistem
refrigerasi.

LANDASAN TEORI
( GAS ALAM )
Definisi : Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau

gas rawa, merupakan bahan bakar fosil berbentuk gas yang


terutama terdiri dari metana (CH 4).
Komponen Penyusun : Metana (CH 4), Etana (C2H6), Propana

(C3H8), Butana (C4H10), Nitrogen (N2), Helium (He), Hidrogen


Sulfida (H2S), Karbon Dioksida (CO2) serta Air (H2O).
Pemanfaatan Gas Alam : Sebagai bahan bakar, sebagai bahan

baku, sebagai komoditas energi, sebagai media penyejuk


ruangan.

LANDASAN TEORI
( PENGOLAHAN GAS ALAM )

LANDASAN TEORI
( PEMURNIAN GAS ALAM )
Merupakan

tahapan proses guna menghilangkan


senyawasenyawa yang dapat mengganggu jalannya
proses pencairan.

Senyawa-senyawa tersebut dapat berupa gas asam (H2S

dan CO2), Air (H2O) Merkuri (Hg), dll.


Selain

itu faktor keamanan lingkungan terhadap


penggunaan gas alam juga menjadi faktor penentu dalam
proses ini.

PEMURNIAN GAS ALAM


( GAS SWEETENING )
Merupakan proses untuk menghilangkan kandungan gas asam.
Gas asam yang sering ditemukan dalam kandungan gas alam

adalah Hidrogen Sulfida (H2S) dan Karbon Dioksida (CO2).


Hidrogen Sulfida harus dihilangkan untuk menghindari sifat

korosif dan toxic dari gas tersebut.


Karbon Dioksida harus dihilangkan untuk menghindari sifat

korosif dan sifatnya yang mengurangi heating value gas alam.

PEMURNIAN GAS ALAM


( GAS SWEETENING )

PEMURNIAN GAS ALAM


( GAS SWEETENING )
Faktor-faktor pertimbangan dalam memilih proses

penghilangan gas asam yang optimal :


Jenis dan konsentrasi impuritis serta komposisi hidrokarbon

pada sour gas.


Temperatur dan tekanan gas asam.
Spesifikasi outlet gas alam.
Volume gas asam yang akan diproses.
Spesifikasi residu dari gas alam dan gas asam.
Penghilangan gas asam selektif.
Faktor biaya kapital dan operasi.
Kebijakan/standar lingkungan, yang meliputi peraturan
mengenai polusi udara dan bahan kimia berbahaya.

PEMURNIAN GAS ALAM


( DEHYDRATION )
Merupakan proses untuk menghilangkan kandungan air (H2O)

pada gas alam.


Air pada gas alam

harus dihilangkan untuk menghindari


terjadinya freezing yang dapat mengganggu jalannya proses
pencairan.

Proses dehidrasi pada gas alam sangat penting dilakukan

berdasarkan tiga aspek berikut :


Gas Gathering
Product Dehydration
Hydrocarbon Recovery

PEMURNIAN GAS ALAM


( MERCURY REMOVAL )
Merupakan proses untuk menghilangkan kandungan merkuri

(Hg) pada gas alam.


Merkuri pada gas alam harus dihilangkan untuk menghindari

terbentuknya endapan (padatan amalgam) jika bereaksi


dengan material almunium, dan sifatnya yang beracun (toxic)
yang berbahaya bagi lingkungan.
Proses penghilangan kandungan merkuri diklasifikasikan

menjadi dua jenis, yaitu;


Non Regenerative Processes
Regenerative Processes

LANDASAN TEORI
( UNIT FRAKSINASI)
Proses fraksinasi merupakan proses dimana kandungan

material-material hidrokarbon berat (C+) dipisahkan dari


gas alam berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya.

LANDASAN TEORI
( UNIT REFRIGERASI )
Merupakan proses untuk menurunkan tempetatur gas alam

dengan cara men-transfer panas dari gas alam ke media


pendinginnya.
Media pendingin (refrigerant) ini umumnya adalah zat yang

memiliki titik didih pada suhu rendah atau bahkan dibawah


OC.

UNIT REFRIGERASI
( TEKNOLOGI PROSES PENCAIRAN )
Prinsip dasar untuk pendinginan dan pencairan gas alam

adalah dengan menyesuaikan sedekat mungkin kurva


pendinginan/pemanasan gas proses dengan media
pendinginnya.

UNIT REFRIGERASI
( TEKNOLOGI PROSES PENCAIRAN )
Pemilihan teknologi proses dan peralatan pada sebuah

kilang
LNG
dilakukan
berdasarkan
beberapa
pertimbangan, diantaranya dari segi ; Teknis, Ekonomi,
Resiko Teknis, Kondisi Lapangan dan Kandungan
material pada gas alam itu sendiri.

TEKNOLOGI PROSES PENCAIRAN


( Propane Precooled Mixed Refrigerant )

TEKNOLOGI PROSES PENCAIRAN


( Optimized Cascade Process )

LANDASAN TEORI
( TERMODINAMIKA REFRIGERASI )
Refrigerasi merupakan sebuah metode pengkondisian

temperatur ruangan agar tetap berada pada kondisi di


bawah temperatur lingkungan.
Pada refrigerasi proses pendinginan akan dilakukan

dengan menggunakan bantuan zat pendingin (refrigerant)


sebagai media pendinginnya.
Beberapa

komponen yang sangat diperlukan dalam


refrigerasi diantaranya adalah ; kompresor, kondenser,
evaporator, dan katup ekspansi.

LANDASAN TEORI
( TERMODINAMIKA REFRIGERASI )

LANDASAN TEORI
( TERMODINAMIKA REFRIGERASI )

LANDASAN TEORI
( TERMODINAMIKA REFRIGERASI )
Termodinamika

: sebuah ilmu pengetahuan yang


berkenaan tentang pergerakan daya dari panas (kalor),
yaitu kemampuan benda panas untuk menghasilkan kerja
(work).

LANDASAN TEORI
( TERMODINAMIKA REFRIGERASI )
Menentukan Kerja Kompresor (WC)

WC = m (h2 h1) [kJ/kg]


dimana,
WC = nilai kerja kompresor
m
h2

= laju aliran massa


= entalphi pada outlet kompresor

h1

= entalphi pada inlet kompresor

LANDASAN TEORI
( TERMODINAMIKA REFRIGERASI )
Menentukan

Laju
Kondensasi (Qout)

Aliran

Kalor

Qout = m (h2 h3) [kJ/kg]


dimana,
Qout = laju aliran kalor pada kondenser
h2

= entalphi pada inlet kondenser

h3

= entalphi pada outlet kondenser

Pada

Proses

LANDASAN TEORI
( TERMODINAMIKA REFRIGERASI )
Menentukan Laju Aliran Kalor Pada Proses Evaporasi

(Qin)

Qin = m (h4 h1) [kJ/kg]


dimana,

Qin = laju aliran kalor pada evaporator


h4

= entalphi pada inlet evaporator

h1

= entalphi pada outlet evaporator

LANDASAN TEORI
( TERMODINAMIKA REFRIGERASI )
Menentukan

Koefisien

Prestasi

(Coefficient

Performance)

COP = (WC)/(Qin) = [ m(h2h1)]/[ m(h4h1)]


dimana,
WC = jumlah total nilai kerja kompresor
Qin = jumlah total laju aliran kalor pada evaporator

Of

TERMODINAMIKA REFRIGERASI
( Menentukan Entalphi Refrigerant )
Menentukan Massa Total Refrigerant

100 % molmix = % molA + % molB ++ % moln


dimana,
molmix = molaritas total refrigerant dalam 100%
% mol = molaritas zat dalam persennya
Sehingga perhitungan massa total refrigerant :

mmix = ( mA + mB + mC + ... + mn )
dimana,
mmix = massa total refrigerant
m = massa zat penyusun refrigerant

TERMODINAMIKA REFRIGERASI
( Menentukan Entalphi Refrigerant )
Menentukan Entalphi (h) Refrigerant Pada Temperatur

Tertentu Menggunakan Persamaan Interpolasi


hx = [(h2 h1)/(T2 T1)] (Tx T1) + h1
dimana,
hx =
h2 =
h1 =
Tx =
T2 =
T1 =

nilai entalphi yang ingin diketahui


nilai entalphi diketahui yang lebih besar
nilai entalphi diketahui yang lebih kecil
nilai temperatur yang ingin diketahui
nilai temperatur diketahui yang lebih besar
nilai temperatur diketahui yang lebih kecil

TERMODINAMIKA REFRIGERASI
( Menentukan Entalphi Refrigerant )
Menentukan Entalphi Refrigerant Campuran

hmix

= (mA.hA + mB.hB + mC.hC + ... + mn.hn)/(mmix)

dimana,
hmix = entalphi total refrigerant
mmix = massa total refrigerant
m
h

= massa zat penyusun refrigerant


= entalphi zat penyusun refrigerant

PROSES PENCAIRAN GAS ALAM


( MULTI COMPONENT REFRIGERANT )

PROSES PENCAIRAN GAS ALAM


( MULTI COMPONENT REFRIGERANT )

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Menentukan Massa Refrigerant (m)

100 % molmix = % molA + % molB + % molC + % molD

100 % molmix = 2,2% molN2 + 43% molC1 + 50% molC2 + 4,8%molC3

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Menentukan Massa Refrigerant (m)
Tabel Berat Molekul Komponen Penyusun Refrigerant MCR

molar mass

= (% mol)(molecular weight/mol)

N2 = (1 mol)(0,022) = 0,022 mol


N2 = (0,022 mol)(28,134/mol) = 0,616 [gr/mol]
C1 = (1 mol)(0,43) = 0,43 mol

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Menentukan Massa Refrigerant (m)

molar mass

= (% mol)(molecular weight/mol)

C2 = (1 mol)(0,50) = 0,50 mol


C2 = (0,50 mol)(30,069/mol) = 0,15,035 [gr/mol]
C3 = (1 mol)(0,48) = 0,48 mol
C3 = (0,48 mol)(44,086/mol) = 2,116 [gr/mol]

Maka massa molekul total dari refrigerant MCR :

mmix

= ( mA + mB + mC + mD ) [gr/mol]

mmix

= (0,616 + 0,898 + 15,035 + 2,116) [gr/mol]

mmix

= 24,666 [gr/mol] atau 24,666 [kg/kmol]

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Menentukan Nilai Entalphi (h) Pada Temperatur Tertentu

Dengan Metode Interpolasi.


hx = [(h2 h1)/(T2 T1)] (Tx T1) + h1
Contoh 1 : Untuk menentukan entalphi N2 pada temperatur 129K.
Berdasarkan tabel nilai entalphi diketahui entalphi N2 pada 0K = 0
kJ/kmol dan pada 200K = 5812,8 kJ/kmol.
Maka,
hx = [(5812,8 0)/(200 0)] (129 0) + 0
hx = (29,064) (129)
hx = 3749,26 [kJ/kmol]

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Menentukan Nilai Entalphi (h) Pada Temperatur Tertentu

Dengan Metode Interpolasi.


Contoh 2 : Untuk menentukan entalphi N2 pada temperatur 152K.
Berdasarkan tabel nilai entalphi diketahui entalphi N2 pada 0K = 0
kJ/kmol dan pada 200K = 5812,8 kJ/kmol.
Maka,
hx = [(5812,8 0)/(200 0)] (152 0) + 0
hx = (29,064) (152)
hx = 4417,73 [kJ/kmol]

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Tabel Hasil Perhitungan Nilai Entalphi Komponen Penyusun Refrigerant
MCR Dengan Metode Interpolasi

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Menentukan nilai entalphi (h) campuran dari beberapa

jenis refrigerant pada temperatur tertentu


hmix = (mA.hA + mB.hB + mC.hC + mD.hD)/(mmix)
Contoh 1 : Perhitungan menentukan nilai entalphi refrigerant MCR pada
temperatur 313K.
h1 = ((0,616)(9103,34)+(0,898)(10577,52)+(0,898)(12741,87)+(2,116)(15966,26))
24,66

h1 = (303941,21) / (24,666)
h1 = 12322,33 [kJ/kmol]

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Menentukan nilai entalphi (h) campuran dari beberapa

jenis refrigerant pada temperatur tertentu


Contoh 2 : Perhitungan menentukan nilai entalphi refrigerant MCR pada
temperatur 344K.
h1 = ((0,616)(10007,67)+(0,898)(11756,76)+(0,898)(184570,56)+(2,116)(18570,88))
24,66

h1 = (4345639,92) / (24,666)
h1 = 14012,87 [kJ/kmol]

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Tabel Hasil Perhitungan Entalphi Refrigerant MCR
Terhadap Temperatur

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Menentukan Kerja Kompresor (WC)

WC
WC1

= m (hout hin) [kg J/s mol]


= m (h2 h1)

= 0,175833 (14012,87-12322,33)
= 297,25 [kg J/s mol]
WC2

= m (h4 h3)

= 0,175833 (17263,46-12158,73)
= 897,57 [kg J/s mol]

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Menentukan Laju Aliran Kalor Pada Proses Kondensasi

(Qout)

Qout

= m (hin hout) [kg J/s mol]

Qintercoler

= m (h2 h3)

= 0,175833 (14012,87-12158,73)
= 326,02 [kg J/s mol]
Qaftercooler

= m (h4 h5)

= 0,175833 (17263,46-12158,73)
= 897,58 [kg J/s mol]

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Menentukan Laju Aliran Kalor Pada Proses Kondensasi (Q out)

Qprop. evap. = m (h5 h6)


= 0,175833 (12158,73-8978,73)
= 559,15 [kg J/s mol]
Qvapor = m (h6 h7)
= 0,175833 (8978,31-4611,735)
= 767,79 [kg/s J/mol]
Qliquid = m (h6 h8)
= 0,175833 (8978,31-5417,28)
= 626,15 [kg/s J/mol]

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Menentukan Laju Aliran Kalor Pada Proses Evaporasi

(Qin)

Qin

= m (hin hout) [kg J/s mol]

Qcold bundle = m (h8 h7)


= 0,175833 (5417,28-4611,73)
= 141,64 [kg J/s mol]
Qcold shell

= m (h1 h8)

= 0,175833 (12322,33-5417,28)
= 1214,13 [kg J/s mol]

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Menentukan Koefisien Prestasi (Coefficient Of

Performance)

COP = (WC)/(Qin)
= (WC1 + WC2)/(Qcb +Qcs)
= (297,25+ 897,57)/(141,64 +1214,13)
= 1194,82/1355,77

= 0,8813 88,13%

ANALISA TERMODINAMIKA
( UNIT REFIGERASI MCR )
Diagram Hubungan Tekanan Dan Entalphi (P - h)

KESIMPULAN
Tahapan proses pada proses pengolahan gas alam hingga

menjadi gas alam cair (LNG) adalah proses gas sweetening,


dehydration, mercury removal, proses fraksinasi dan proses
refrigerasi.
Pada proses analisis termodinamika sistem refrigerasi diketahui

bahwa :
Massa total refrigerant pada sistem refrigerasi MCR ini
adalah 24,66 kg/kmol
Besar nilai entalphi refrigerant MCR pada temperatur
tertentu dipengaruhi oleh besar nilai temperatur dari
refrigerant MCR itu sendiri.

KESIMPULAN
Untuk menaikkan tekanan laju refrigerant MCR sebesar

1127,76 KPa pada kompresor tingkat pertama diperlukan kerja


kompresi sebesar 297,25 . Dan untuk menaikkan tekanan laju
refrigerant MCR sebesar 3236,20 KPa pada kompresor tingkat
kedua diperlukan kerja kompresi sebesar 897,57 .
Besar laju aliran kalor pada proses kondensasi terbesar terjadi

pada aftercooler yaitu sebesar 897,58 , dan laju aliran kalor


kondensasi terkecil terjadi pada intercooler yaitu sebesar
326,02.

KESIMPULAN
Besar laju aliran kalor pada proses evaporasi terbesar terjadi

pada cold shell bundle yaitu sebesar 1214,13 , hal ini


dikarenakan pada proses tersebut terjadi proses pencairan gas
alam.
Nilai koefisien prestasi (COP) dari sistem refrigerasi ini adalah

88,13 %, yang berarti menunjukkan bahwa sistem refrigerasi


beroperasi dalam tingkat efisiensi yang sangat baik.

KESIMPULAN
Prinsip kerja dari sistem refrigerasi dan sistem

perpindahan panas yang terjadi pada proses pencairan


gas alam ini adalah referigerasi dengan metode
pemanasan uap lanjut.

Anda mungkin juga menyukai