Anda di halaman 1dari 97

Transduser

Agus Purnama
Dhesy Fansury Pohan
Inike Paramita
Munafiah

TRANDUSER

Oleh:munafiah

TRANSDUCER SEBAGAI ELEMEN


MASUKAN BAGI SISTEM
INSTRUMENTASI
1. PENGELOMPOKKAN TRANSDUCER
2. PEMILIHAN TRANSDUCER
3. STRAIN GAGE
a.
b.
c.
d.

FAKTOR GAGE
Elemen pengindera metalik
KONFIGURASI STRAIN GAGE
STRAIN GAGE TANPA IKATAN (UNBONDED STRAIN GAGE)

Pengertian
Transducer berasal dari kata traducere
dalam bahasa Latin yang berarti mengubah.
William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila
digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan
energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke
sistem transmisi berikutnya

Sehingga definisi transducer adalah alat yang biasa pada


elektonika, kelistrikan, mekanik elektronik,
elektromagnetik, digunakan mengubah energi dari satu
energi ke bentuk energi yang lain untuk berbagai
pengukuran atau transfer informasi.

PEMILIHAN TRANSDUCER
Dalam sistem pengukuran, transduser merupakan elemen masukan yang fungsi
kritisnya adalah mengubah besaransebuah besaran fisis menjadi sinyal listrik
yang sebanding. Dengan demikian pemilihan transduser yang sesuai
merupakan langkah pertama dan mungkin yang paling penting dalam mendapat
hasil-hasil teliti.

factor yang berkontribuasi terhadap ketelitian harus dipertimbangkan. Sebagian


dari factor-faktor ini antara lain :
a. Parameter dasar transducer : jenis dan rangkuman pengukuran, sensitivitas,
eksitasi.
b. Kondisi fisik : sambungan-sambungan mekanis dan elektris, perlengkapanperlengkapan pemasaran, tahanan kondisi.
c. Kondisi sekeliling : efek ketidaklinieran, efek histerisis, respons frekuensi,
resolusi.
d. Kondisi lingkungan : efek temperatur, percepatan, goncangan.
e. Kesesuaian peralatan yang disertakan : perlengkapan kesetimbangan nol,
toleransi sensitivitas, penyesuaian impedansi, tahanan isolasi.
Kesalahan total pengukuran di dalam sebuah sistem yang diaktifkan oleh transducer
dapat diperkecil agar berada dalam rangkuman ketelitian yang diinginkan melalui
teknik-teknik berikut :
a. Menggunakan sistem kalibrasi pada tempatnya beserta koreksi dalam reduksi data.
b. Secara simultan memonitor lingkungan dan mengoreksi data secara tepat.
c. Mengontrol lingkungan secara buatan guna memperkecil kesalahan yang mungkin.

TRANSDUSER PASIF
1. Transduser Resistif
JENIS
TRANSDUCER

PRINSIP KERJA

JENIS
PENERAPAN

Potensio meter
Resistif

Perubahan
posisi
(
karena Sensor
gerakan eksternal ) menjadi tekanan,
perubahan
resistansi posisi
potensiometer atau rangkaian
jembatan

Strain Gage

Tekanan
eksternal
mengubah Sensor berat,
resistansi
penghantaran
atau tekanan, posisi
semi konduktor

RTD
(Resistance
Temperatur
Detector)

Perubahan suhu mempengaruhi Sensor suhu


resistansi logam murni

TRANSDUSER PASIF
2. Transduser Kapasitif dan Transduser
Induktif
Prinsip kerja transduser ini adalah
mengubah perubahan besaran nonlistrik
menjadi perubahan nilai kapasitansi atau
JENIS
PRINSIP KERJA
JENIS
nilai
induktif.
TRANSDUCER
PENERAPAN
Transduser
Kapasitif

Kapasitas
antara
dua
dielektrik,
berubah
disebabkan oleh kondisi fisis
seperti
tinggi
cairan,
komposisi larutan, tekanan
ketebalan, kepadatan, aliran
dan panjang

Sensor tinggi
cairan, sensor
tekanan,
kepadatan
ketebalan.

TRANSDUSER PASIF
JENIS
TRANSDUCER

PRINSIP KERJA

JENIS
PENERAPAN

Transduser
Induktif LVDT
( Linear Variable
Differensial
Transformer

Perubahan
posisi
inti Sensor tekanan,
menyebabkan
timbulnya posisi
tegangan
pada
kumparan
sekunder

Transduser
tekanan

Perubahan
tekanan
fisis Sensor tekanan
seperti tekanan gas atau
cairan
menyebabkan
perubahan
induktansi
magnetik

TRANSDUSER PASIF
3. Tranduser Photo
Transduser photo dapat mengubah besar
arus listrik jika dikenakan cahaya/sinar.
Arus listrik inilah yang dimanfaatkan untuk
mengetahui keadaan yang ingin diukur,
misalnya
gelap terangnya
suatu ruangan.
JENIS
PRINSIP KERJA
JENIS
TRANSDUCER

PENERAPAN

photoconductiv

Konduktivitas pada suatu


bahan berubah bila terkena
cahaya

Sensor cahaya

Photodiode

Arus reverse berubah sesuai Sakelar cahaya,


intensitas cahaya pada diode sensor cahaya
tersebut

TRANSDUSER PASIF
JENIS
TRANSDUCER

PRINSIP KERJA

JENIS
PENERAPAN

Thermistor

Perubahan suhu mempengaruhi Sensor Suhu


resistansi logam teroksidasi
yang
mempunyai
koefisien
suhu negatif

Hygrometer
Resistif

Resistansi elektrode turun bila Sensor


kelembapan
udara
di Kelembapan
sekelilingnya
naik
atau
bertambah

Psychrometer

Perbedaan suhu pada elektrode Sensor


kering dan elektrode basah Kelembapan
menghasilkan
perubahan
tegangan

TRANSDUSER PASIF
JENIS
TRANSDUCER

PRINSIP KERJA

JENIS
PENERAPAN

phototransistor

Intensitas cahaya yang jatuh


pada transistor photo
menyebabkan transistor dalam
kondisi cut off atau saturasi

Sakelar cahaya

optocopler

Mengubah pulsa menjadi sinar


infra merah, sinar infra merah
mentriger detector photo

Relay, sakelar
cahaya

TRANSDUSER AKTIF
Transduser ini tidak memerlukan catu daya
eksternal. Transduser
ini malah dapat
menghasilkan energi listrik.
JENIS
TRANSDUCER

PRINSIP KERJA

JENIS
PENERAPAN

Sel fotoemisif

Emisi elektron akibat radiasi Cahaya dan


yang masuk pada permukaan radiasi
fotemisif

Photomultiplier

Emisi
elektron
sekunder Cahaya, radiasi
akibat radiasi yang masuk ke dan relay
katoda sensitif cahaya
sensitif cahaya

Termokopel

Pembangkitan ggl pada titik


sambung dua logam yang
berbeda akibat dipanasi

Temperatur,
aliran panas,
radiasi

TRANSDUSER AKTIF
JENIS
TRANSDUCER

PRINSIP KERJA

JENIS
PENERAPAN

Generator
kumparan putar
(tachogenerator)

Perputaran sebuah kumparan Kecepatan,


di dalam medan magnit yang getaran
membangkitkan tegangan

Piezoelektrik

Pembangkitan
ggl
bahan Suara, getaran,
kristal piezo akibat gaya dari percepatan,
luar
tekanan

Sel foto tegangan

Terbangkitnya tegangan pada Cahaya


sel foto akibat rangsangan matahari
energi dari luar

Termometer
tahanan (RTD)

Perubahan nilai tahanan kawat Temperatur,


akibat perubahan temperatur
panas

Hygrometer
tahanan

Tahanan sebuah strip konduktif Kelembaban


berubah terhadap kandungan
relatif
uap air

TRANSDUSER AKTIF
JENIS
TRANSDUCER

PRINSIP KERJA

JENIS
PENERAPAN

Termistor (NTC)

Penurunan nilai tahanan logam Temperatur


akibat kenaikan temperatur

Mikropon
kapasitor

Tekanan suara mengubah nilai Suara,


kapasitansi dua buah plat
musik,derau

Pengukuran
reluktansi

Reluktansi rangkaian magnetik Tekanan,


diubah
dengan
mengubah pergeseran,
posisi
inti
besi
sebuah getaran, posisi
kumparan

STRAIN GAGE

a. FAKTOR GAGE
Strain gage adalah sebuah transducer pasif yang mengubah suatu
pergeseran mekanis menjadi perubahan tahanan, strain gage merupakan
alat seperti biskuit tipis (wafer), yang dapat disatukan keberbagai bahan
guna mengukur tegangan yang diberikan padanya. Strain gage metalik
(logam) dibuat dari kawat tahanan berdiameter kecil, seperti halnya
constanta, atau dietsa dari lembaran-lembaran kawat tipis. Tahanan dari
foil kawat atau lgam ini erubah terhadap panjang jika bahan pada mana
gage disatukan mengalami tarikan atau tekanan (kompressi).
Perubahan tahanan ini sebanding dengan regangan yang diberikan dan
diukur dengan sebuah jembatan wheatstone yang dipakai secara khusus.
Sensitivitas sebuah strain gage dijelaskan dengan suatu karakteristik yang
disebut factor gage K yang didefinisikan sebagai perubahan satuan
tahanan dibagi perubahan satuan panjang.
dimana K = factor gage
R
= tahanan gage nominal
R = perubahan tahanan gage
l
= panjang normal bahan
percobaan (kondisi tidak teregang)
l = perubahan panjang bahan
percobaan

Karena

adalah tegangan dalam arah lateral, maka persamaannya menjadi

Tahanan dapat dicari dengan menggunakan rumus

dimana = tahanan spesifik dari sebuah konduktor


l = panjang konduktor
d = diameter konduktor
Tarikan terhadap konduktor menyebabkan pertambahan panjang l dan pengurangan secara
bersamaan pada diameter d. Maka tahanan konduktor berubah menjadi

dengan mensubsitusikan

ke dalam persamaan, memberikan

Pertambahan tahanan R, jika dibandingkan terhadap pertambahan panjang l,


selanjutnya dapat dinyatakan dalam factor gage K, dimana

Hukum Hooke memberikan hubungan antara tegangan geser dengan regangan untuk
sebuah kurva tegangan geser-regangan (stress-strain curve) yang linear, dinyatakan
dalam modulus kekenyalan (elastisitas) dari bahan yang dipasang per satuan luas dan
regangan sebagai perpanjangan benda yang tergeser per satuan luas.
dimana = regangan
s = tegangan geser (kg/cm2)
E = modulus Young (kg/cm2)

Elemen pengindera metalik


Strain gage metalik dibuat dari kawat tahanan tipis atau dietsa dari
lembaran kawat logam tipis. Umumnya, ukuran kawat adalah kecil,
mengalami kebocoran kecil, dan dapat digunakan pada pemakaian
temperatur tinggi.
Atrain gage semikonduktor diguanakan dalam transduser yang keluarannya
tinggi seperti halnya load-cell. Ukuran ini mempunyai sensitivitas yang
sangat tinggi dengan faktor gage dari 50 sampai 200. namun, mereka peka
terhadap fluktuasi temperatur.
Ukuran gage yang telah selesai dan cara pola kawat atau fosil disusun,
berubah menurut pemakaian. Beberap bonded gegas dapat berukuran
sekecil 1/8 inci 1/8 inci, walaupun umumnya mereka agak lebih besar;

Berbagai jenis bahan tahanan telah dikembangkan untuk pemakaian


dalam
gage-gage kawat dan foil, seperti:
a. Constantan adalah paduan (alloy) tembaga-nikel dengan koefisien
temperatur rendah. Biasanya Constantan ditemukan dalam Gage
yang
digunakan untuk strain dinamik, dimana perubahan level strain tidak
melebihi 1500 cm/cm. Batas temperatur kerja adalah dari 10o
C sampai
200oC.
b. Nichrome V adalah paduan nikel-chrome yang digunakan untuk
pengukuran strain statik sampai 375oC. dengan kompensasi
temperatur,
paduan ini dapat digunakan untuk pengukuran static sampai 650oC
dan
pengukuran dinamik sampai 1000oC.
c. Dynaloy adalah paduan nikel-besi dengan Faktor Gage yang rendah
dan
ketahanan yang tinggi terhadap kelelahan. Bahan ini digunakan
untuk

pengukuran strain dinamik bila sensitivitas


temperatur yang tinggi dapat di tolerir.
d. Stabiloy adalah paduan nikel-chrome yang
dimodifikasi dengan rangkuman kompensasi
temperatur yang lebar. gage ini memikiki stabilitas
yang sangat baik dan temperatur cryogenic sampai
sekitar 350oC dan ketahanan yang baik tehadap
kelelahan.
e. Paduan-paduan platina tungsten memberikan
stabillitas yang sangat baik dan ketahanan yang
tinggi terhadap kelelahan pada temperatur tinggi.
Gages ini disarankan untuk pengukuran uji static
sampai 700oC dan pengukuran dinamik 850oC.

KONFIGURASI STRAIN GAGE


Strain gage metalik dibuat dari kawat tahanan tipis atau dietsa dari
lembaran kawat logam tipis. Umumnya, ukuran kawat adalah kecil,
mengalami kebocoran kecil, dan dapat digunakan pada pemakaian
temperatur tinggi.
Atrain gage semikonduktor diguanakan dalam transduser yang keluarannya
tinggi seperti halnya load-cell. Ukuran ini mempunyai sensitivitas yang
sangat tinggi dengan faktor gage dari 50 sampai 200. namun, mereka peka
terhadap fluktuasi temperatur.
Ukuran gage yang telah selesai dan cara pola kawat atau fosil disusun,
berubah menurut pemakaian. Beberap bonded gegas dapat berukuran
sekecil 1/8 inci 1/8 inci, walaupun umumnya mereka agak lebih besar;

KONFIGURASI STRAIN GAGE


Bentuk elemen pengindera dipilih menurut regangan yang akan diukur : satu sumbu
(uniaksial), dua sumbu (biaksial), dan arak ganda/banyak. Pemakaian satu sumbu
biasanya untuk memaksimalkan bahan pengindera regangan dalam arah yang diselidiki.
Simpal-simpal ujung ang dibuat sedikit dan pendek, sehingga sensitivitas terhadap
regangan adalah rendah. Panjang gage dipilih menurut bidang reganganakan diselidiki.
Pada pegukuran regangan, gage yang panjangnya 6 nm memberikan prestasi yang baik
dan pemasangan yang mudah.

Untuk etelitian yang lebih besar, tersedia gage elemen


ganda (gage rosette). Rosette dua elemen sering
diguanakan dalam transduser gaya. Gage dirangkaiakan
dalam sebuah rangkaian jembatan wheatstone guna
memberikan keluaran yang paling besar.

(a)

(b)

(c)

(d)

(f)

Macam-macam Rosette untuk Gage Foil


(a) Rosette dua elemen foil datar 90o.(d) Rosette tiga elemen 45o yang
(b) Rosette dua elemen foil geser datar
persegi empat timpang tindih.
90o.
(e) Rosette tiga elemen 45o.
(c) Rosette dua elemen tumpukan 90o.

(f) Rosette tiga elemen foil datar 60o.

STRAIN GAGE TANPA IKATAN (UNBONDED


STRAIN GAGE)
Strain gage ini terdiri dari sebuah kerangka diam dan sebuah jangkar yang
ditopang pada pertengahan kerangka. Tipe ini dipakai sebagai transducer
pergeseran atau dinamometer yang mampu mengukur gaya.
Jangkar hanya dapat bergerak dalam satu arah. Gerakannya dalam araah tersebut
dibatasi oleh filamen kawat sensitif regangan, dililitkan antara isolator-isolator
kaku yang dipasang pada kerangka dan pada jangkar.
Bila sebuah gaya luar diberikan terhadap strain-gage, jangkar
bergerak dalam arah yang diperlihatkan. Panjang elemen A dan D
bertambah, sedangkan panjang elemen B dan C berkurang.

Perubahan tahanan dari keempat filamen sebanding dengan perubahan


panjang, dan ini dapat diukur dengan sebuah jembatan wheatstone
Arus tidak seimbang yang ditunjukkan oleh alat pencatat arus,
dikalibrasi agar menunjukkan besarnya perpindahan jangkar.
Transduser menjadi sebuah pengukur tekanan jika jangkar dihubungkan
kesebuah tiupan logam (metallic bellow), diafragma atau membran.

Transduser Pergeseran
Inike Paramita
1405118509

Konsep pengubahan sebuah gaya terpasang


menjadi pergeseran merupakan dasar bagi
berbagai jenis transducer.
Elemen mekanis yg digunakan untuk
mengubah gaya terpasang menjadi
pergeseran disebut alat2 penjumlah gaya
(force summing devices).
Bagian-bagian dari alat ini adalah sebagai
berikut :
a. Diafragma
b. Tiupan (bellows)
c. Tabung Boundon, melingkar atau berbelit
d. Tabung/pipa lurus

Contoh alat pengubah


gaya

Umumnya transducer tekanan


menggunakan salah satu dari 4 jenis
pertama dari anggota penjumlah gaya,
sedang kategori e) dan f) akan ditemukan
dalam accelerometer dan pengukur getaran
(vibrasi).
Pergeseran yg ditimbulkan oleh tindakan
alat penjumlah gaya diubah menjadi
perubahan suatu parameter elektris.
Prinsip-prinsip listrik yg paling sering
digunakan adalah:
Kapasitif , Induktif , Transformator selisih,
Ionisasi, Osilasi,

1. Tranduser Kapasitif
Kapasitansi dari sebuah kapasitorpelat
paralel :

1. Tranduser Kapasitif

1. Tranduser Kapasitif
Prinsip Kerja :
Karena kapasitansi berbanding terbalik
dengan jarak kedua plat paralel, setiap
variasi dalam d menyebabkan variasi yg
berkaitan pd kapasitansi.
Sebuah gaya yg diberikan pd diafragma yg
berfungsi sebagai salah satu plat sebuah
kapasitor sederhana, mengubah jarak
antara diafragma & plat yg diam.
Perubahan kapasitansi yg dihasilkan ini dpt
diukur oleh sebuah jembatan AC, tetapi
biasanya diukur dengan sebuah rangkaian
osilator .
Transducer sebagai bagian dari rangkaian

1. Tranduser Kapasitif
Kelebihan & Kekurangan :
Transducer kapasitif memiliki respon
frekuensi yg sangat baik & dapat digunakan
untuk mengukur fenomena statik &
dinamik.
Kekurangannya adalah kepekaan terhadap
variasi suhu & kemungkinan sinyal-sinyal yg
tak teratur atau cacat (distorsi) karena
kawat yg panjang.
Untuk aplikasi pd instrumentasi pencatatan,
sering membutuhkan sebuah osilator kedua
dengan frekuensi yg tetap untuk tujuan
pencampuran frekuensi (heterodyning).

2. Kapasitor Induktif

2. Kapasitor Induktif
Prinsip kerja :
Pengukuran gaya dilakukan dengan
mengubah perbandingan induktansi
dari sepasang kumparan atau dengan
mengubah induktansi kumparan
tunggal.
Jangkar ferromagnetik yg digerakkan
(digeser) oleh gaya yg akan diukur
mengubah reluktansi rangkaian
magnetik.
Perubahan induktansi yg dihasilkan

2. Kapasitor Induktif
Kelebihan & Kekurangan :
Transducer induktif memberi respon
terhadap pengukuran statik &
dinamik, serta memberi resolusi yg
kontinyu & keluaran yg cukup tinggi.
Kekurangannya adalah bahwa respon
frekuensi (variasi gaya yg
dimasukkan) dibatasi oleh konstruksi
anggota penjumlah gaya.
Medan magnet luar dapat
mengakibatkan pengukuran yg salah.

3. LVDT
The linear variable differential
transformer (LVDT) adalah suatu
jenis transformator elektrik yg
digunakan untuk mengukur
perpindahan linier. Trafo ini memiliki
3 kumparan solenid ditempatkan pd
masing-masing sisi tabung. Kumparan
pusat adalah kumparan primer, dan 2
kumparan luar lainnya adalah
kumparan sekunder .
Sebuah inti ferromagnetik silindris,
mengambil suatu obyek yg posisinya

3. LVDT

3. LVDT
Prinsip kerja :
Arus AC digerakkan melalui kumparan
primer, menyebabkan tegangan terinduksi
di masing-masing kumparan sekunder
sesuai dengan induktansi bersamanya
terhadap kumparan primer. Biasanya
jangkauan frekuensinya antara 1 - 10 KHz.
Saat inti bergerak, perubahan induktansi
bersama ini, menyebabkan tegangan
terinduksi dalam kumparan sekunder .
Kumparan-kumparan terkoneksi dalam arah
seri terbalik, sehingga tegangan
keluarannya berbeda-beda (maka disebut
"differential") di antara 2 tegangan

3. LVDT
Prinsip kerja :
Bila inti dipindahkan di satu arah, tegangan
di satu coil meningkat, bersamaan dengan
penurunan tegangan di sisi yg lain,
menyebabkan tegangan keluaran meningkat
dari nol ke nilai maksimum. Tegangan ini
sefasa dengan tegangan masukannya. Bila
inti berpindah ke arah lain, tegangan
keluaran juga meningkat dari nol ke nilai
maksimum, tetapi fasanya berlawanan
dengan fasa primernya. Besaran tegangan
keluaran adalah sebanding dengan
perpindahan jarak oleh inti (sampai ke
batas nya maksimum), itulah sebabnya

3. LVDT
Keunggulan :
Karena pergeseran inti tidak
menyentuh bagian dalam tabung, inti
dapat bergerak tanpa friksi,
membuat LVDT adalah suatu alat
sangat dapat diandalkan sebagai
transducer. LVDT secara menyeluruh
terisolasi/tersegel terhadap
lingkungan.
LVDT biasanya digunakan untuk
umpan balik posisi di dalam
servomekanik, dan untuk pengukuran

4. Trasnduser Osilasi

4. Trasnduser Osilasi
Keunggulan & Kelemahan :
Transducer ini mengukur kedua
fenomena statik & dinamik, serta
menyenangkan untuk digunakan
dalam pemakaian telemetri.
Keterbatasan rangkuman
frekuensi, kestabilan termal yg
buruk & ketelitian yg rendah,
membatasi penggunaannya pada
pemakaian ketelitian rendah.

5. Transduser Fotolistrik
Transducer ini memanfaatkan sifat-sifat sel
emisi cahaya atau tabung cahaya
(phototube).
Tabung cahaya = alat pemancar energi yg
mengatur pancaran atau emisi elektronnya
bila dihadapkan ke cahaya yg datang.
Elemen setengah lingkaran yg besar =
katoda yg sensitif cahaya
Kawat tipis yg menuju pusat tabung =
anoda
Kedua elemen ini ditempatkan di dalam
sebuah pembungkus (envelope) gelas yg
telah dihampakan.

5. Transduser Fotolistrik

5. Transduser Fotolistrik
Bila antara anoda & katoda diberikan suatu
tegangan konstan, arus di dalam rangkaian
berbanding langsung dengan banyaknya
cahaya atau intensitas cahaya yang jatuh
pada katoda.
Perhatikan untuk tegangan di atas sekitar
20V arus keluaran hampir tidak bergantung
pada tegangan anoda yg masuk, tetapi
bergantung pada banyaknya cahaya yg
masuk. Arus yg masuk kecil sekali, biasanya
dalam rangkuman beberapa mikroampere.
Dengan demikian tabung cahaya biasanya
dihubungkan ke sebuah penguat guna
menghasilkan suatu keluaran yg

5. Transduser Fotolistrik

5. Transduser Fotolistrik
Transducer ini menggunakan sebuah
tabung cahaya & sebuah sumber
cahaya yg dipisahkan oleh sebuah
jendela kecil yg celahnya dikontrol
oleh anggota penjumlah gaya dari
transducer tekanan.
Pergeseran anggota penjumlah gaya
memodulasi besaran cahaya yg
masuk ke elemen sensitif cahaya.
Perubahan intensitas cahaya
mengubah sifat-sifat emisi cahaya
pada laju yg mendekati linier

5. Transduser Fotolistrik
Keunggulan & kelemahan :
Keuntungan transducer jenis
fotolistrik adalah efisiensinya yg
tinggi, serta kesesuaiannya untuk
mengukur kondisi statik & dinamik.
Alat ini memiliki stabilitas jangka
panjang yg jelek, tidak memberi
respon terhadap variasi cahaya
berfrekuensi tinggi & memerlukan
pergeseran yg besar bagi anggota

6. Transduser
Piezoelektrik
Lapisan tipis piezoelectric adalah suatu bahan
tipis yang terbuat dari bahan piezoelectric
misalnya Rochelle-salt atau quartz yang
memiliki kemampuan menghasilkan tegangan
listrik bila dikenai tekanan. Bila bahan
tersebut dikenai tekanan maka akan terjadi
distorsi dan tekanan listrik akan dihasilkan
dari kedua permukaannya (gambar).

6. Transduser
Piezoelektrik
Pada prinsipnya, efek piezoelectric diperoleh
dari ketidakseimbangan distribusi arus listrik
pada bahan piezoelktric yang disebabkan
oleh terjadinya tegangan (stress) pada
bahan tersebut dan selanjutnya
mengakibatkan terjadinya regangan. Bila
kedua permukaan bahan tersebut dilapisi
dengan bahan logam dan lempengan kecil
tembaga ditempelkan padanya, maka
perubahan arus listrik ini akan
mengakibatkan terjadinya sinyal tegangan
listrik pada lempeng tembaga tersebut. Efek

7. Transduser
Potensiometrik
Transduser potensiometrik adalah
sebuah alat elektromekanik yang
mengandung elemen tahanan yang
dihubungkan oleh sebuah kontak geser
yang dapat bergerak. Gerakan kontak
geser menghasilkan suatu perubahan
tahanan yang bisa linier, logaritmis,
eksponensial dsb, bergantung pada
cara dalam mana kawat tahan
tersebut digulungkan

8. Transduser
Kecepatan
Pada dasarnya transduser kecepatan
terdiri dari dari sebuah kumparan
putar yang digantung di dalam medan
magnit permanen.
Kumparan akan sebanding dengan
kecepatan kumparan, dengan
demikian pengukuran jenis ini
umumnya digunakan untuk
kkecepatan yang ditimbulkan dalam
bentuk linear, sinus atau sembarang

Dhesy Fansury Pohan


1405111013
TRANSDUCER

PENGUKURAN
TEMPERATUR
TERMOMETER
TAHANAN

TERMOKOPEL

TERMISTOR

TERMOMET
ER
TAHANAN
Detector
thermometer
tahanan (RTD/resistance
temperature

detector) menggunakan elemen sensitif

dari kawat platina, tembaga atau nikel yang


memberikan nilai tahanan yang terbatas untuk masingmasing temperatur di dalam rangkumannya.
Hubungan antara temperatur dan tahan konduktor
dalam rangkuman temperatur sekitar 0oC diberikan oleh

Rt= tahanan konduktor pada temperatur t (oC)


Rref = tahanan pada temperatur referensi (0oC)
= koefisien temperatur tahanan
t= selisih antara temperatur kerja dan temperatur
referensi

TERMOME
TER
TAHANAN
Dalam sebuah elemen pengindera temperatur
diinginkan nilai yang tinggi sehingga suatu
perubahan tahanan yang besar terjadi pada perubahan
temperatur yang relatif kecil. Perubahan tahanan ini
(R) dapat diukur dengan sebuah jembatan
Wheatstone, yang dapat dikalibrasi agar menunjukkan
temperatur yang menyebabkan perubahan tahanan.

Gbr 13-17
memperlihatkan
variasi tahanan
terhadap
temperature untuk
berbagai bahan
yang lazim
digunakan. grafik
menunjukkan
bahwa tahanan
platina dan
tembaga
bertambah hampir

Elemen pengindera dari sebuah thermometer tahanan dipilih


berdasarkan pemakaian yang diinginkan. Tabel dibawa
menyajikan karakteristik dr 3 bahan tahanan yg oaling lazim
dipakai

Umumnya thermometer tahanan adalah berbentuk


jarum penduga utk dicelupkan ke dalam medium
yang temperaturnya akan diukur atau dikontrol.
Elemen pengindera khas bagi sebuah thermometer
jenis jarum penduga dibuat dengan melapisi
sebuah pipa (tabung) platina atau perak yang kecil
dengan bahan keramik, menggulungkan kawat
tahanan melalui tabung berlapis tersebut, dan
melapisi kembali gulungan yang telah selesai
dengan keramik. Rakitan yang kecil ini kemudian
dibakar pada temperature tinggi guna menjamin
kekuatan gulungan dan kemudian dipasang pada
ujung jarum penduga. Jarum penduga dilindungi
oleh sebuah penutup guna menghasilkan elemaen
pengindera yang lengkap.

Sebuah rangkaian khas jembatan dengan


thermometer tahanan Rt pada lengan jembatan
yang tidak diketahui ditunjukkan pada gambar
diatas. Sakelar berfungsi menghubungkan 3
tahanan yang berlainan didlm rangkaian . Rref
adalah sebuah tahanan tetap yang tahanannya
sama dgn tahanan elemen thermometer pada
temperature referensi (0oC). Dengan membuat
sakelar fungsi pada posisi REF, tahanan

Rfs adalah sebuah tahanan tetap lain yg


tahanannya sama dgn tahanan elemen
thermometer pada pembacaan penuh indicator
arus. Dgn membuat sakelar fungsi pd posisi FS,
tahanan pengatur skala penuh diubah-ubah
sampai indicator membaca skala penuh.
Kemudian sakelar fungsi dipasang pd posisi
MEAS, menghubungkan thermometer tahanan
Rt didalam rangkaian.

Bila karakteritik temperature tahanan dari


elemen thermometer adalah linear, penunjukan
galvanometer dapat diinterpolasi secara linear
antara nilai- nilai temperature referensi yang
distel dan temperature skala penuh. Meskipun
terdapat kesulitan-kesulitan pengukuran ini
akibat pemanasan elemen oleh arus yang tidak
seimbang namun metode thermometer tahanan
adalah teliti sehingga merupakan salah satu
metode standar utk pengukuran temperature

Termo
kopel
Pengertian :
Sepasang kawat
logam yang tidak
sama
dihubungkan
bersama-sama
pada satu ujung
(ujung pengindera
atau ujung panas)
dan berakhir pada
ujung lain (titik
referensi atau
ujung dingin)

Bila titik referensi ditutup oleh


sebuah alat ukur atau
instrument pencatat,
penunjukkan alat ukur tersebut
akan sebanding dengan selisih
temperature antara ujung panas
dan titik referensi. Efek
termolistrik yang diakibatkan
oleh potensial-potensial kontak
pada titik-titik sambung ini
dikenal sebagai efek seebeck,

o
m
r
e
T
l
e
kop

Untuk melindungi dalam


lingkungan operasinya,
termokopel dilindungi di
dalam sebuah tabung
logam pelindung atau
lobang yang ujungnya
terbuka atau tertutup.
Guna mencegah
pengotoran termokopel bila
yang digunakan adalah
logam-logam mulia(platina
dan panduannya), tabung
proteksi dilembam secara
kimia dan dihampakkan
dengan ketat. Karena
termokopel biasanya

Besarnya ggl termal bergantung pada bahan kawat yg digunakan dan


pada selisih temperature antara titik sambungan. Memperlihatkan ggl
termal untuk beberapa bahan termokopel yang lazim. Nilai yang
diperlihatkan didasarkan pada temperature referensi 32oF

Gbr
tegang
an
keluara
n
termok
opel
sebagai
fungsi
temper
ature
utk
berbag
ai bhn
termok

Cara pengukuran
temperature:

Menggunakan sebuah termokopel yang


menguhubungkan langsung sebuah milivoltmeter
sensitif keujung dingin. Sehingga defleksi alat
pencatat hampir berbanding dengan beda
temperature antara ujung panas dan titik referensi.
Pengukuran temperature mencakup pemakaian
sebuah potensiometer. Sebuah contoh tepat dari
instrument ini, yang terkhusus dirancang untuk
mengukur tegangan termokopel

Berikut gbr potensiometer imbang


otomatis dg menggunakan sebuah
fotosel utk memberikan penempatan
potensiometer dalam dua arah

Fotosel mengontrol posisi


kontak geser dari sebuah
potensiometer kawat geser.
Keuntungan system ini
adalah bahwa galvanometer
tidak terpengaruh oleh suatu
beban fisis sebab dia hanya
digunakan untuk
mengarahkan cahaya ke
sebuah fotosel. Fotosel
menerima cahayanya melalui
pantulan dari cermin
galvanometer yang posisi
sudutnya adalah ukuran dari
ketidaksetimbangan
tegangan didalam rangkaian
potensiometer. Fotosel
merupakan bagian dari
rangkaian masukan bagi
penguat, dan tahanannya
mengontrol tegangan masuk
ke penguat.

Penguat mengemudikan
sebuah motor reversible
(dapat dibalik) yang
mengontrol gerakan kontak
geser. Bila mula-mula
potensiometer adalah
setimbang misalnya pada
temperature referensi, akan
terdapat sejumlah cahaya
terpantul ke fotosel. Jika
cahaya yg menabrak fotosel
berubah karena suatu
perubahan temperature pada
titik sambung termokopel,
tahanan fotosel berubah dan
mempengaruhi masukan
kepenguat. Kemudian
penguat mengemudikan
motor reversible dlm suatu
arah yang cenderung utk
memulihkan kesetimbangan
dlm rangkaian potensiometer.

Gbr.
Potensiom
eter
imbang
otomatis
dg
mengguna
kan
sebuah
pengubah
(konvertor)
utk
mengubah
sinyal dc
yg salah
menjadi ac
utk
penguatan
dan

Termokopel ditempatkan di dlm sebuah rangkaian potensiometer.


Tegangan tidak setimbang didlm potensiometer yg disebabkan
oleh variasi temperature pada ujung panas termokopel,
dimasukkan ke sebuah pengubah (konvertor). Bila daya
dimasukkan untuk mengemudikan kumparan konvertor (biasanya
60 Hz atau 400 Hz), jangkar maknetik bergetar selaras (sinkron)
dg frekuensi tegangan kumparan. Secara bergantian jangkar ini
menghubungkan ujung-ujung yg berlawanan dr kumparan primer
transformator ke tegangan yg tidak setimbang .

Tegangan tidak setimbang yg berdenyut didlm kumparan


primer transformator dialihkan ke kumparan sekunder
dimana dia diperkuat oleh sebuah penguat ac dan
dimasukkan ke motor imbang (balancing motor). Polaritas
sinyal yg salah yg berasal dr rangkaian potensiometer
menentukan apakah pulsa yang menuju transformator
adalah dari satu polaritas atau dari polaritas yg
berlawanan. Polaritas dr sinyal yg salah yg diperkuat,
menentukan arah perputaran motor imbang diacu
terhadap tegangan sesat. Secara mekanis motor
digandengkan
kekontak
geser
potensiometer
dan
mengemudikannya dlm suatu arah guna memulihkan

Karakteristik termistor
Pengertian :
Termistor atau tahanan termal adalah alat semikonduktor
yang berkelakuan sebagai tahanan dengan koefisien
tahanan temperature yang tinggi, yang biasanya negative.

DIMANA:
1. Tahanan sebuah thermistor pada temperature
ruang bias berkurang sebanyak 6 % untuk setiap
kenaikan temperature sebesar 1oC.
2. Kepekaan yang tinggi terhadap perubahan
temperature ini membuat thermistor sangat
sesuai untuk pengukuran, pengontrolan dan
kompensasi temperature secara presisi
3. Termistor digunakan dalam rangkuman
temperature rendah dari -100oC sampai 300oC

Ciri ciri thermistor:

1. Terbuat dari campuran oksida-oksida logam yang


diendapkan seperti : mangan, nikel, kobalt,
tembaga, besi dan uranium.
2. Rangkuman tahanannya dari 0,5 ohm 75 ohm
dan tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran.
3. Ukuran paling kecil adalah berbentuk manikmanik (beads) dengan diameter sebesar 0,15
mm 1,25 mm
4. Manik manik Ini dapat disegel didalam ujung
batang gelas padat untuk membentuk jarum
penduga (probe) yang sedikit lebih mudah
memasangnya dari pada manik-manik.
5. Bentuk piringan (disk) atau cincin (washer)
dibuat menjadi silinder datar dengan diameter
2,5 mm 25 mm dengan memadatkan bahan

Karakteristik thermistor
untuk pengukuran dan
pengontrolan

a. Karakteristik temperature tahanan


b. Karakteristik tegangan arus
c. Karakteristik arus waktu

Termistor mempunyai koefisien


tahanan temperature negative
yang tinggi sehingga
membuatnya menjadi sebuah
transducer temperature yang
ideal. Variasi tahanan terhadap
temperature dari kedua bahan
industry dibandingkan terhadap
karakteristik untuk platina (bahan
thermometer tahanan yang
dipakai secara luas). Antara
temperature -100oC dan +400oC,
tahanan bahan thermistor tipe A
berubah dari 107 sampai 1 ohmcm. sedangkan tahanan platina
hanya berubah sebesar factor
sekitar 10 sepanjang rangkuman
temperature yang sama

Penurunan tegangan sebuah thermistor


bertambah terhadap kenaikan arus
sampai dia mencapai suatu nilai
puncak setelah mana penurunan
tegangan berkurang jika arus
bertambah. Dalam bagian kurva ini ,
thermistor memiliki suatu karakteristik
tahanan yang negative. Jika kepada
thermistor dihubungkan tegangan yang
sangat kecil, arus kecil yang
dihasilkannya tidak menghasilkan
panas yang cukup untuk menaikkan
temperature thermistor diatas
temperature sekelilingnya. Dalam
kondisi ini, hokum ohm dipenuhi dan
arus sebanding dengan tegangan yang
dimasukkan. Arus yang lebih besar
pada pemberian tegangan-tegangan yg
lebih besar, menghasilkan panas yang
cukup untuk menaikkan temperature
thermistor diatas temperature
sekeliling dan berarti tahanannya
berkurang.

Kemudian sebagai akibatnya arus


yang dialirkan lebih banyak, dan
tahanan berkurang lebih lanjut.
Arus terus bertambah sampai
disipasi panas dari thermistor
sama dengan daya yg disalurkan
kepadanya. Dengan demikian pada
setiap kondisi sekeliling yang
tetap, tahanan sebuah thermistor
sebagian besar adalah fungsi dari
daya yang disipasi didalam dia
sendiri dengan syarat bahwa
terdapat cukup daya yang tersedia
untuk menaikkan temperaturnya di
atas temperature sekeliling. Pada
kondisi operasi sedemikian,
temperature thermistor bisa
bertambah 100oC atau 200oC, dan
tahanannya bias turun menjadi
seperseribu nilai tahanan pada
arus rendah.

Keterlambatan waktu untuk mencapai


arus paling besar sebagai fungsi dari
tegangan yang dimasukkan. Bila efek
pemanasan sendiri yang baru saja
dijelaskan terjadi didalam sebuah
jaringan thermistor, sejumlah waktu
tertentu diperlukan oleh thermistor
untuk memanasi dan arus untuk
menaikkan ke nilai mantap yang
paling besar. Walaupun waktu ini
tetap untuk suatu kumpulan
parameter rangkaian yang diketahui
dia dapat diolah dengan mudah dg
mengubah tegangan yang
dimasukkan atau tahanan seri dari
rangkaian. Efek arus waktu ini
memberikan suatu cara yang
sederhana dan teliti untuk mencapai
keterlambatan keterlambatan waktu
dari milisekon sampai beberapa
menit.

AGUS PURNAMA
1405122956
TRANSDUCER

15.5-4 Pemakaian Termistor


Termistor adalah alat yang diketahui paling baik
untuk pengukuran dan pengontrolan temperatur, juga
dapat digunakan dalam berbagai pemakaian lainnya.
Perubahan

tahanan

yang

relatif

besar

setiap

perubahan temperatur dalam derajat menjadikannya


sebuah pilihan yang jelas sebagai transducer temperatur.

Sebuah termistor khas tipe industri dengan tahanan


2000 pada 25C dan koefisien temperatur sebesar 2,9
persen/C akan memiliki suatu perubahan tahanan sebesar
78 setiap C perubahan temperatur. Bila termistior ini
dihubungkan didalam sebuah rangkaian seri sederhana
yang terdiri dari batere dan mikroampermeter, setiap
perubahan

variasi

dalam

temperatur

menyebabkan

perubahan dalamn tahanan termistor dan perubahan yang


berkaitan pada arus rangkaian

Alat ukur dapat dikalibrasi lansung dalam


temperatur

dan

mampu

memisahkan

variasi

temperatur sebesar 0.1C. Sensitivitas yang lebih


tinggi diperoleh dengan menggunakan rangkaian
jembatan (Gambar 13-25)

Rangkaian pengontrol temperatul sederhana dapat dibuat dengan


menggaanti mikroampermeter dalam rangkaian jembatan menjadi
sebuah rilei. Ini dilihat dalam rangkaina khas termistor pengontrol
temperatul pada (gambar 13-26) dimana sebuah termistor 4K
tersambung didalam sebuah jembatan yang dieksitasi oleh arus bolak
balik(ac). Tengangan tidak setimbang diumpankan kesebuah penguat
ac yang keluarannya mengemudikan sebuah rilei. Kotak-kotak rilei
digunakan

untuk

menontrol

arus

didalam

rangkaian

yang

membangkitkan panas. Rangkaian pengontrol ini dapat beroperasi


sampai ketepatan sebesar 00001F.

Sistem kontrol termistor memiliki sifat sensitif, stabil,


dan bekerja cepat. dan memerlukan rangkaian yang
relatif sederhana. Keluaran tegangan dari rangkaian
jembatan termistor standar pada 25C akan mendekati
18mV/ C dengan menggunakan sebuah termistor 4K.
Alat kompensasi terdiri dari sebuah termisor yang
paralel dengan sebuah tahanan. Koefisien temperatur
negatif dari kombinasi ini sama dengan koefisien positif
kumparan alat ukur dari bahan tembaga.

Dalam pengukuran daya hantar thermal, dua termistor


dihubungkan dalam lengan-lengan yang berdekatan dari
jembatan wheatstone (gambar 13-28). Tegangan sumber
bagi jembatan adalah cukup tinggi untuk menaikkan kedua
termistor tersebut diatas temperatur disekelilingnya,
khasnya adalah sampai 150C. Sebuah termistor dipasang
pada permukaan yang diam guna memberikan kompensasi
sedang termistor lainnya ditempatkan didalam medium
yang akan diukur

Dalam pemakaian lainnya, dua termistor ditempatkan dalam ronggarongga terpisah didalam sebuah balok kun ingan. Dengan udara
didalam rongga yang tersebut , jembatan setimbang. Bila udara
didalam satu ronnga diganti dengan dioksida karbon murni yang
memiliki daya hantar lebih rendah daripada udara, jembatan akan
menjadi tidak setimbang karena termistor menjadi lebih panas dan
tahannya berkurang.
Jika jembatan yang sama menggunakan satu termistor tertutup
dalam rongga didalam balok kuningan dan termistor lainnya
didalam sebuah pipa kecil, ini dapat digunakan sebagai alat
pengukur aliran.

13-6 ALAT-ALAT SENSITIF CAHAYA


Elemen sensitif cahaya merupakan alat terandalkan untuk
mendeteksi energi pancaran atau cahaya. Mereka melebihi
sensitivitas mata manusia terhadap semua warna spektrum dan
bekerja dalam daerah ultraviolet dan infra merah. Penggunaan
praktis alat sensitif cahaya ditemukan dalam berbagai pemakaian
teknik, antara lain :
a. Tabung cahaya vakum; digunakan dalam pemakaian yang
memerlukan pengamatan pulsa cahaya yang waktunya singkat atau
cahaya yang dimodulasi pada frekuensi yang relatif tinggi.

b. Tabung cahaya gas; digunakan dalam industri gambar


hidup sebagai pengindera suara pada film
c. Tabung cahaya pengali atau pemotodarap; dengan
kemampuan penguatan yang sangat hebat, sangat banyak
digunakan pada pengukuran fotoelektrik dari alat-alat
kontrol dan juga sebagai alat cacah kelipatan.
d. Sel-sel fotokonduktif; juga disebut tahanan cahaya atau
tahanan yang bergantung pada cahaya. Dipakai dalam
industri dan penerapan pengontrolan di laboratorium.
e. Sel-sel fototegangan; semikonduktor untuk mengubah
energi radiasi menjadi daya listrik. Contoh : solar sel.

13.7 Pengukuran Magnetik


13.7-1 GALVANOMETER BALISTIK
Defleksi sebuah galvanometer balistik berbanding
langsung dengan muatan listrik yang mengalir
melalui kumparannya. Karena muatan dan fluksi
dihubungkan oleh sebuah konstanta kesebandingan,
defleksi galvanometer merupakan ukuran fluksi,
sehingga :
=K (Weber)

dimana
= fluksi magnetik (Weber)
K = konstanta kesebandingan
= defleksi sudut galvanometer (rad)

3.7-2 ALAT UKUR FLUKSI DAN GAUSS

Alat ukur fluksi (fluxmeter) menggunakan


mekanisme kumparan putar khusus yang tidak
mempunyai magnet-dalam dan potongan kutub.
Defleksi alat ukur fluksi bergantung pada besarnya
arus dan kekuatan medan magnet yang tidak diketahui.
Besarnya arus dapat dikontrol dengan sebuah tahanan
geser dan dibaca pada sebuah alat ukur untuk defleksi
standar pada alat ukur fluksi berbanding lansung
dengan kuat medan maknit, dan pembacaan arus
merupakan indikasi lansung dari kuat medan maknit.

Alat ukur Gauss (gaussmeter) bekerja dengan prinsip


yang berbeda. Dengan cara torsi yang dikeluarkan oleh
induksi magnetik terhadap sebuah magnet kecil
disetimbangkan oleh torsi pemulih dari sebuah pegas
spiral. Maknit kecil ini dibawah kedalam medan
maknet yang tidak diketahui dan diputar untuk
menunjukan maksimal sebuah jarum penunjukyang
tersambung kepegas spiral pemulih.

Maknit kecil dibawah kedalam pengaruh medan


maknit yang tidak diketahui dan diputar untuk
penunjukan maksimal sebuah jarum penunjuk yang
terhubung ke pegas spiral pemulih. Skala intrument
dikalibrasi agar lansung membaca kuat medan maknit
dalam gauss ataupun weber.

13.7-2 TRANSDUCER MAGNETIK


Bismuth dan logam-mu memiliki sifat mengubah
tahanan atau impedansinya jika ditempatkan di dalam
sebuah medan magnet melintang. Bersama sebuah
jembatan

wheatstone

konvensional,

efek

ini

dapat

digunakan untuk mengukur kerapatan fluksi. (gambar


13.36) dimana dua kawat logam-mu ditempatkan dalam
medan maknit yang tidak diketahui. Impedansi kawat
adalah fungsi kekuatan medan maknit dan diukur dengan
sebuah jembatan ac.

Transducer efek Hall menggunakan sebuah bilah dari


bahan semikonduktor yang disingkapkan ke medan
magnet yang tidak diketahui. Bila bilah tersebut
membawa arus ke dalam kehadiran suatu medan magnet
melintang antara sisi-sisi bilah semikonduktor tersebut
dihasilkan suatu ggl yang berlawanan.

Anda mungkin juga menyukai