Rangka
Kemudi
CHASIS
Suspensi
Roda
Rem
RANGKA
(Frame Body)
Berfungsi :
Sebagai penopang mesin
Merangkai mesin, sistem rangka dan sistem kelistrikan menjadi satu kesatuan sepeda motor
yang bisa berjalan.
Penyangga penumpang dan beban
JENIS
POLA
CONTOH PEMAKAIAN
CB 175/200
Double Cradle
CB 400/550/650/750
Loop
Win
Backbone
Supra
Diamond
Tiger
Twin Tube
NSR
Press Stell
Backbone
Diamond
Tubular
GANGGUAN :
1. Rangka terdengar beresonansi, karena getaran mesin
2. Timbul suara abnormal (berderak, mencicit dsb)
3. Miring ke satu arah.
PENYEBAB :
1. Patah atau retak pd bag sambungan di sekitar batang penopang mesin.
2. Rangka retak, patah atau keropos
3. Rangka bengkok atau terpuntir
4. Dudukan poros garpu belakang aus.
PEMERIKSAAN RANGKA :
1. Periksa rangka dari kebengkokan atau terpuntir.
2. Luruskan stang kemudi, periksa kelurusan roda depan dan belakang :
Pastikan posisi penyetel rantai roda telah tepat.
Pastikan garpu depan dan belakang tidak mengalami kebengkokan.
3. Ukur jarak sumbu roda depan dan belakang
4. Gunakan cairan penetrant untuk memeriksa keretakan.
RODA
Berfungsi :
Sebagai penopang seluruh berat
kendaraan, penumpang dan
beban.
Sebagai penggerak sepeda motor
dari tenaga mesin yang
disalurkan melalui sistem
pemindah daya.
Menyerap kejutan yang diterima
dari permukaan jalan yang tidak
rata.
Sebagai bidang kontak terhadap
permukaan jalan untuk
mengontrol arah kendaraan dan
pengereman.
Pelek bengkok
Garpu bengkok
Poros bengkok
Roda tidak terpasang dengan baik
Bantalan kepala kemudi tidak berfungsi
Rangka bengkok
Bantalan roda aus
Komponen engsel lengan ayun aus
BANTALAN RODA
Berfungsi :
Sebagai bantalan antara hub/tromol dengan poros, sehingga roda
dpt berputar dengan lancar.
PEMERIKSAAN BANTALAN
Periksa kelonggaran radial maupun aksial.
Putar lingkaran bagian dalam pada setiap
bantalan dengan jari. Bantalan harus berputar
dengan halus dan tanpa suara.
Juga periksa bahwa lingkaran bagian luar
bantalan terpasang kencang pada hub.
Lepaskan dan gantikan bantalan jika tidak dapat
berputar dengan halus dan tanpa suara, atau
terpasang kendor pada hub.
KUNCI PERKAKAS
Bearing remover head, 12 mm
Bearing remover shaft
Fungsi:
Sebagai dudukan sistim rem dan sebagai penopang
roda pada poros
Konstruksi :
Terbuat dari aluminium dan pada bagian yang kontak
terhadap kanvas rem terbuat dari besi tuang
JARI-JARI
FUNGSI JARI-JARI
Sebagai penghubung teromol roda dengan peleknya.
Sebagai penahan beban kendaraan dan penumpang; serta meredam getaran/
goncangan dari jalanan dalam arah yang bervariasi.
KONSTRUKSI
Jari-jari dipasangkan pada hub/tromol dan rim dengan pola anyaman
tertentu dan dibedakan menjadi :
Jari-jari Luar :
Mempunyai kebengkokan kurang dari 90
Mempunyai jarak antara kepala dengan kebengkokan lebih panjang.
Terletak di luar dan pemasangannya searah putaran jarum jam
Jari-jari dalam
Mempunyai kebengkokan lebih dari 90
Mempunyai jarak antara kepala dengan kebengkokan lebih pendek.
Terletak di luar dan pemasangannya berlawanan arah putaran jarum
jam.
= 4H.3R
RIM WHEEL
(Pelek)
FUNGSI :
Tempat pemasangan ban, baik ban luar maupun ban
dalam.
Pemeriksaan Pelek
Periksa keolengan pelek dengan meletakkan roda
pada alat pemegang roda.
Putar roda dengan tangan, dan baca keolengan
dengan menggunakan indikator pengukur.
Keolengan yang sebenarnya adalah 1/2 dari
pembacaan total pada indikator.
BATAS SERVIS :
Radial : 2,0 mm
Aksial : 2,0 mm
TYR E
(Ban)
Berfungsi :
Sebagai penopang seluruh berat
kendaraan, penumpang dan beban.
Menyerap kejutan yang diterima dari
permukaan jalan yang tidak rata.
Sebagai bidang kontak terhadap
permukaan jalan untuk mengontrol
arah kendaraan, gerak awal,
percepatan dan pengereman.
: Dikonstruksikan untuk
menghasil kan traksi dan gaya
pengereman yang besar.
BEAD
:
Dimaksudkan
memberikan kontak yang lunak
antara ban dan rim. Dengan
adanya
kawat
bead
ini
kekuatan ban akan bertambah.
2.75 - 18 - 4 PR/42P
18
100/90 - 18 - 56 P
100 = Lebar ban (mm)
90
18
56
Pemeriksaan Ban :
SISTEM REM
Fungsi :
Mengurangi kecepatan laju sepeda motor dan menghentikan
sepeda motor untuk menjamin pengendaraan yang aman
Prinsip kerja :
Perubahan energi kinetik menjadi energi panas dalam bentuk
gesekan.
Sistem Pengereman :
Drum Brake
Disc Brake
Keausan :
Leading Shoe > Trailing Shoe
PEMBONGKARAN
Lepaskan sepatu-sepatu rem dan pegas-pegas
dengan menarik dari anchor pinnya
Lepaskan mur, baut dan lengan rem.
Lepaskan pelat indikator keausan, sil debu dan
bubungan rem.
PEMERIKSAAN TROMOL REM
Periksa tromol rem terhadap keretakan dan keausan
Ukur diameter dalam tromol rem belakang.
BATAS SERVIS :
Cub , WIN, GLK
= 111 mm
GL Pro, Tiger
= 131 mm
PERHATIAN !
Jangan memakai tekanan udara atau sikat kering untuk membesihkan rem
Debu rem mengandung serat asbes yang dapat mengakibatkan penyakit kanker
REM CAKRAM
Hukum Pascal
Bila suatu fluida/cairan dalam ruang tertutup diberi tekanan maka tekanan tersebut akan diteruskan kesemua arah
dengan sama rata.
Saat bekerja :
Seal piston berubah bentuk
Piston tidak slip pada seal
PERHATIAN !
2.
3.
4.
5.
2.
3.
PEMERIKSAAN
Periksa silinder caliper dan piston terhadap
keausan, goresan atau kerusakan lain.
Ukur diameter dalam silinder caliper
BATAS SERVIS : 25,46 mm (NF100D)
Ukur diameter luar piston caliper.
BATAS SERVIS : 25,31 mm (NF100D)
PERAKITAN
Lapisi sil piston dan sil debu baru dengan
minyak rem bersih dan pasang pada alur-alur sil
di caliper.
Lumasi piston caliper dengan minyak rem bersih
dan pasang piston ujung terbuka piston
menghadap keluar.
Lumasi bagian dalam karet tutup pin slide
dengan gemuk silikon dan pada badan caliper.
Pasang
.
pegas kanvas rem pada badan caliper .
Lapisi pin caliper dengan gemuk silikon dan
pasang bracket caliper pada caliper.
Pasang kanvas rem dan caliper
Perhatian !
Minyak rem dapat merusak cat, komponen
dari plastik.
SISTEM SUSPENSI
Goncangan yg diterima pegas akan
dikembalikan lagi (rebound) dan
pegas akan melakukan gerakan
mengayun, sehingga pengendaraan
tidak nyaman dan berbahaya.
Pegas dipasangkan diantara roda dan rangka
Fungsi :
Penghubung antara roda dan rangka (frame)
Menyerap goncangan
Peredam getaran sehingga pengendalian terasa stabil.
Penyebab
1. Terjadi kerusakan di bantalan atas dan bawah stereeng stem.
Penyetelan mur di stereeng head terlalu kencang.
Tekan ban kurang standar.
Kesalahan pemakaian ukuran ban.
2. Pengaturan suspensi depan kanan dan kiri tidak sesuai.
Terjadi kebengkokan pada pipa suspensi.
Terjadi kebengkokan pada pipa suspensi.
Terjadi keausan pada bearing roda.
3. Keausan pada bantalan roda.
Terjadi kebengkokkan pada pelek.
4. Kerusakan pada gigi spedometer.
Kerusan pada bantalan roda.
5. Terjadi kelemahan pada pegas susupensi depan.
Kelainan pada oli suspensi.
Oli suspensi kuarang