Anda di halaman 1dari 29

KESEIMBANGAN (BALANCE)

& KOORDINASI (EQUILIBRIUM)


Oleh :
Andika Hadi Frawira
Antonius Made S. Adabaga
I Ketut Muliarta

PENGERTIAN
Keseimbangan

adalah kemampuan
untuk mempertahankan
kesetimbangan tubuh ketika
ditempatkan di berbagai posisi.
Keseimbangan melibatkan berbagai
gerakan di setiap segmen tubuh
dengan di dukung oleh sistem
muskuloskleletal dan bidang tumpu.
Kemampuan untuk menyeimbangkan
massa tubuh dengan bidang tumpu
akan membuat manusia mampu untuk
beraktivitas secara efektif dan efisien.

Keseimbangan terbagi atas dua


kelompok ;
Keseimbangan statis : kemampuan
tubuh untuk menjaga
kesetimbangan pada posisi tetap
(sewaktu berdiri dengan satu kaki,
berdiri diatas papan keseimbangan).
Keseimbangan dinamis :
kemampuan untuk
mempertahankan kesetimbangan
ketika bergerak.

Koordinasi

adalah penggunaan
normal dari faktor-faktor motorik,
sensorik dan sinergik dalam
melakukan gerakan. Pusat
koordinasi adalah cerebellum.
Koordinasi juga merupakan
kemampuan untuk
menggunakan otot-otot dengan
benar pada waktu yang tepat
dengan rangkaian atau urutan
dan intensitas yang sesuai.

FISIOLOGI KESEIMBANGAN
Kemampuan

tubuh untuk mempertahankan


keseimbangan dan kestabilan postur oleh
aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari
faktor lingkungan dan sistem regulasi yang
berperan dalam pembentukan keseimbangan.
Tujuan dari tubuh mempertahankan
keseimbangan adalah :
Menyangga tubuh melawan gravitasi dan
faktor eksternal lain.
Untuk mempertahankan pusat massa tubuh
agar seimbang dengan bidang tumpu.
Menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian
tubuh lain bergerak.

KOMPONEN PENGONTROL
KESEIMBANGAN
A. Sistem informasi sensoris
1. Visual
Cratty & Martin (1969) menyatakan bahwa :
Mata akan membantu agar tetap fokus
pada titik utama untuk mempertahankan
keseimbangan dan sebagai monitor tubuh
selama melakukan gerak statik atau
dinamik.
Juga merupakan sumber utama informasi
tentang lingkungan dan tempat kita
berada.

Memegang peran penting


untuk mengidentifikasi dan
mengatur jarak gerak sesuai
lingkungan tempat kita
berada.
Dengan informasi visual,
maka tubuh dapat
menyesuaikan atau bereaksi
terhadap perubahan bidang
pada lingkungan aktivitas
sehingga memberikan kerja
otot yang sinergis untuk

2. Sistem vestibular
Merupakan sistem sensoris yang berfungsi
penting dalam keseimbangan, kontrol
kepala, dan gerak bola mata.
Reseptor dari sistem sensoris ini disebut
dengan sistem labyrinthine, berada di
dalam telinga.
Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan
posisi kepala dan percepatan perubahan
sudut, mengontrol gerak mata, terutama
ketika melihat obyek yang bergerak.
Sistem vestibular bereaksi sangat cepat
sehingga membantu mempertahankan
keseimbangan tubuh dengan mengontrol
otot-otot postural.

3. Somatosensoris
Terdiri dari taktil atau proprioseptif
serta persepsi-kognitif.
Informasi propriosepsi disalurkan ke
otak melalui kolumna dorsalis medula
spinalis.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian
tubuh dalam ruang sebagian
bergantung pada impuls yang datang
dari alat indra dalam dan sekitar sendi.
Impuls indra ini dari reseptor raba di
kulit dan jaringan lain , serta otot di
proses di korteks menjadi kesadaran
akan posisi tubuh dalam ruang.

C. Respon otot-otot postural yang sinergis


(Postural muscles response synergies)

Kerja otot yang sinergi berarti bahwa


adanya respon yang tepat (kecepatan dan
kekuatan) suatu otot terhadap otot yang
lainnya dalam melakukan fungsi gerak
tertentu.
Keseimbangan pada tubuh dalam
berbagai posisi hanya akan dimungkinkan
jika respon dari otot-otot postural bekerja
secara sinergi sebagai reaksi dari
perubahan posisi, titik tumpu, gaya
gravitasi, dan aligment tubuh.

C. Kekuatan otot (Muscle Strength)


Kekuatan otot diperlukan dalam
melakukan aktivitas.
Kekuatan otot dapat digambarkan
sebagai kemampuan otot menahan
beban baik berupa beban eksternal
(eksternal force) maupun beban
internal (internal force).
Kekuatan otot dari kaki, lutut serta
pinggul harus adekuat untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh
saat adanya gaya dari luar.

D. Adaptive system
Kemampuan adaptasi akan
memodifikasi input sensoris dan
keluaran motorik (output) ketika terjadi
perubahan tempat sesuai dengan
karakteristik lingkungan.
E. Lingkup gerak sendi (Joint range of
motion)
Kemampuan sendi untuk membantu
gerak tubuh dan mengarahkan gerakan
terutama saat gerakan yang
memerlukan keseimbangan yang
tinggi.

PENYEBAB GANGGUAN
KESEIMBANGAN
Penyebab-Penyebab

yang
berhubungan dengan telinga ; Vertigo
(Benign Paroxysmal Positional
Vertigo /BPPV), infeksi telinga bagian
dalam atau labyrinthitis, penyakit
Meniere, Fistula perilimfe.
Yang terkait dengan otak : perubahan
usia atau degeneratif , trauma pada
kepala, infeksi yang melibatkan otak
(meningitis, ensefalitis), migren
(vertigo vestibular migren), mabuk
perjalanan.

PEMERIKSAAN DAN EVALUASI


GANGGUAN KESEIMBANGAN DAN
KOORDINASI
Beberapa tes yang bisa dilakukan, yaitu :
Tes Romberg :
Pasien diminta untuk berdiri dengan kedua
tungkai rapat atau saling menempel.
Kemudian pasien disuruh untuk menutup
matanya. Pemeriksa harus berada di dekat
pasien untuk mengawasi bila pasien tiba
tiba terjatuh.
Hasil romberg positif bila pasien terjatuh.
Pasien dengan gangguan serebelum akan
terjatuh atau hilang keseimbangan pada saat
berdiri meskipun dengan mata terbuka.

Tes

Tandem Walking
Pasien diminta untuk berjalan pada
satu garis lurus di atas lantai dengan
cara menempatkan satu tumit langsung
di antara ujung jari kaki yang
berlawanan, baik dengan mata terbuka
atau mata tertutup.

Finger

To Nose Test

Diawali pasien mengabduksikan


lengan 90serta posisi ekstensi
total, lalu pasien diminta untuk
menyentuh ujung hidungnya sendiri
dengan ujung jari telunjuknya.
Mula mula dengan gerakan
perlahan kemudian dengan gerakan
cepat, baik dengan mata terbuka
dan tertutup.

Nose

Finger Nose Test

Serupa dengan finger to nose test


tetapi setelah pasien menyentuh
hidungnya, pasien diminta untuk
menyentuh ujung jari pemeriksa
dan kemudian kembali menyentuh
hidungnya.
Jari pemeriksa dapat diubah baik
dalam jarak maupun dalam bidang
gerakan.

Finger

To Finger Test

Pasien diminta mengabduksikan


lengan pada bidang horisontal dan
diminta untuk menggerakkan kedua
ujung jari telunjuknya saling
bertemu tepat di tengah tengah
bidang horisontal tersebut. Pertama
dengan gerakan perlahan kemudian
dengan gerakan cepat, dengan
mata ditutup dan dibuka.

Diadokokinesis

Penderita diminta untuk menggerakan


kedua tangannya bergantian pronasi
dan supinasi dengan posisi siku diam,
mintalah gerakan tersebut secepat
mungkin dengan mata terbuka atau
mata tertutup.
Diadokokinesis pada lidah dapat
dikerjakan dengan meminta penderita
menjulurkan dan menarik lidah atau
menggerakkan ke sisi kanan dan kiri
secepat mungkin.

Tapping test merupakan variasi test


diadokokinesis, dilakukan dengan
menepuk pinggiran meja/ paha
dengan telapak tangan secara
berselingan bagian volar dan dorsal
tangan dengan cepat atau dengan
tepukan cepat jari-jari tangan ke
jempol
Pada pasien dengan gangguan
serebelum atau lobus frontalis,
gerakan pasien akan melambat atau
menjadi kikuk.

Gambar Diadokokinesis
test

Heel

To Knee To Toe Test


Pemeriksaan ini lebih mudah
dilakukan bila pasien dalam
keadaan berbaring.
Pasien diminta untuk menggerakkan
tumit kakinya ke arah lutut
kontralateral, kemudian tumit
digerakkan atau didorong ke arah
jari kaki kontralateral.

Rebound

Test

Pasien diminta mengadduksikan


bahu, fleksi pada siku dan supinasi
lengan bawah, siku diletakkan pada
meja periksa/ alas lain.
Kemudian pemeriksa menarik
lengan bawah tersebut dan pasien
diminta untuk menahannya,
kemudian dengan mendadak
pemeriksa melepaskan tarikan
tersebut.

AKTIVITAS UNTUK MENGATASI MASALAH


GANGGUAN KESEIMBANGAN
Beberapa latihan sederhana yg dapat
dipraktekkan dirumah :
Untuk Beginer :
Berdiri disamping kursi yang tinggi yang
memungkinkan tangan kita untuk
memegangnya
Gengamlah pegangan kursi tersebut
Angkat satu kaki dan pertahankan
kesimbangannya ketika berdiri
Tahan sampai hitungan kesepuluh
Ulangi pada kaki yang lain
Lakukan pada setiap kaki 5 kali

Untuk intermediate :
Berdiri disamping kursi yang tingi
yang memungkinkan tangan kita
untuk memegangnya.
Tanpa memegang genggaman kursi
tersebut angkatlah satu kaki anda
Tahan sampai hitungan kesepuluh
Ulangi pada kaki yang lain
Lakukan pada setiap kaki 5 kali

Untuk Advance :
Berdiri disamping kursi yang tinggi
hanya untuk berjaga-jaga saja
Tanpa menggenggam kursi angkatlah
kaki anda
Kemudian pejamkan kedua mata
anda
Tahan sampai hitungan kesepuluh
Ulangi pada kaki yang lain
Lakukan pada setiap kaki 5 kali

Video Pemeriksaan
Gangguan Keseimbangan
dan Koordinasi

Sekian dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai