Anggota Kelompok :
Fransiskus Rizky Yulianto F1C014084
Della Ayu Rizqi F1C014092
Nifrinas Yulistin Rizky F1C014096
Warih Puspaning Asih F1C014062
TOP DOWN
Top Down adalah proses perencanaan yang
dirancang oleh lembaga/departemen/daerah
menyusun rencana pembangunan sesuai dengan
wewenang dan fungsinya. Top down memberikan
kewenangan yang besar kepada negara dalam
proses pengambilan keputusan. Menurut Suzetta
(1997)
Pedoman pelaksanaan
pembangunan masyarakat
lebih rinci.
Terdapat keseragaman
program dari pemerintah.
dalam mengoptimalkan
programnya.
Contoh Kasus
Salah satu program pemerintah yang menggunakan top down approach adalah Program
Wajib Belajar 12 Tahun. Wajib Belajar merupakan salah satu program yang gencar
digalakkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Wajib Belajar 12 Tahun sendiri resmi
diberlakukan mulai 15 Juni 2015. Program ini mewajibkan setiap warga negara
Indonesia untuk bersekolah selama 12 tahun pada pendidikan dasar dan menengah,
yaitu sejak kelas 1 Sekolah Dasar hingga kelas 12 Sekolah Menengah Atas. Tujuan
diberlakukannya program ini adalah agar tercipta pemerataan tingkat pendidikan di
Indonesia. Sebagaimana top down approach, karena berorientasi pada keseragaman,
dalam hal ini tingkat pendidikan, justru telah memarginalkan masyarakat. Sebagian
kalangan masyarakat tertentu, akan mengalami diskriminasi. Kemiskinan merupakan
salah satu faktor yang menjadi momok diskriminasi dalam menjalankan Program Wajib
Belajar 12 Tahun. Tingginya angka putus sekolah adalah dikarenakan oleh banyaknya
keluarga miskin di berbagai daerah di Indonesia.
Kesimpulan
TOP DOWN MERUPAKAN PROSES PERENCANAAN YANG DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH SESUAI DENGAN
FUNGSI DAN WEWENANGNYA. PENDEKATAN TOP DOWN MEMBERIKAN KEWENANGAN YANG CUKUP
BESAR BAGI PEMERINTAH UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN/KEBIJAKAN. TUJUAN DARI PENDEKATAN TOP
DOWN ADALAH AGAR TERCAPAINYA KESERAGAMAN CORAK DI SETIAP DAERAH SECARA MERATA.
NAMUN, PENERAPAN TOP DOWN APPROACH PADA PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TIDAK
MENDIDIK DAN TIDAK MENGANDUNG UNSUR PENGEMBANGAN INISIATIF DAN KREATIVITAS. UNTUK ITU,
MASYARAKAT PERLU DIPERKUAT UNTUK TIDAK MENIMBULKAN KETERGANTUNGAN. SEBAB APABILA HAL
INI TERJADI, JUSTRU MERUPAKAN BEBAN YANG BERTAMBAH BESAR BAGI NEGARA. SALAH SATU
CONTOHNYA ADA PADA KEBIJAKAN WAJAR (WAJIB BELAJAR) 12 TAHUN.