Anda di halaman 1dari 7

Model Perencanaan Program KB di Indonesia

A. Pengertian Perencanaan
- Menurut Jhon Terry, perencanaan merupakan proses pemilihan dan
menghubung-hubungkan fakta-fakta serta menggunakannya untuk menyusun
asumsi-asumsi yang diduga akan terjadi di masa yang akan datang. Untuk
kemudian merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan demi tercapainya
-

tujuan-tujuan yang diharapkan.


Perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari
berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk
mencapai tujuan (Billy E. Goetz)

B. Model-Model Perencanaan
- Perencanaan dengan sistem TOP DOWN PLANNING artinya adalah
perencanaan yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan sebagai pemberi
gagasan awal serta pemerintah berperan lebih dominan dalam mengatur
jalannya program yang berawal dari perencaan hingga proses evaluasi,
-

dimana peran masyarakat tidak begitu berpengaruh.


Perencanaan dengan sistem BOTTOM UP PLANNING artinya adalah
perencanaan yang dilakukan dimana masyarakat lebih berperan dalam hal
pemberian gagasan awal sampai dengan mengevaluasi program yang telah
dilaksanakan sedangkan pemerintah hanya sebagai fasilitator dalam suatu

jalannya program.
Perencaan dengan sistem gabungan/kombinasi dari kedua sistem diatas
adalah perencaan yang disusun berdasarkan kebutuhan masyarakat dan
program yang diinginkan oleh masyarakat yang merupakan kesepakatan
bersama antara pemerintah dan juga masyarakat sehingga peran antar satu
dan keduanya saling berkaitan.

C. Model Perencanaan Bottom Up

Salah satu proses atau perencanaan yang sering dilakukan dalam melakukan
rencana adalah dengan menggunakan sistem pembangunan yang bersifat
Bottom Up. Bottom Up Planning adalah perencanaan yang dibuat berdasarkan
kebutuhan, keinginan dan permasalahan yang dihadapi oleh bawahan bersamasama dengan atasan menetapkan kebijakan atau pengambilan keputusan dan
atasan juga berfungsi sebagai fasilitator. Sedangkan dalam pengertian di bidang
pemerintahan,

bottom

up

planning

atau

perencanaan

bawah

adalah

perencanaan yang disusun berdasarkan kebutuhan mereka sendiri dan


pemerintah hanya sebagai fasilitator.
Dari bawah ke atas (bottom-up). Pendekatan ini merupakan upaya melibatkan
semua pihak sejak awal, sehingga setiap keputusan yang diambil dalam
perencanaan adalah keputusan mereka bersama, dan mendorong keterlibatan
dan

komitmen

sepenuhnya

untuk

melaksanakannya.

Kelemahannya

memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk perencanaan. Diperlukan


pengembangan budaya perusahaan yang sesuai.
D. Model Perencanaan Top Down
Perencanaan dari atas ke bawah (Top Down) adalah pendekatan perencanaan
yang menerapkan cara penjabaran rencana induk ke dalam rencana rinci.
Rencana rinci yang berada di "bawah" adalah penjabaran rencana induk yang
berada di "atas". Pendekatan perencanaan sektoral acapkali ditunjuk sebagai
pendekatan perencanaan dari atas ke bawah, karena target yang ditentukan
secara nasional dijabarkan ke dalam rencana kegiatan di berbagai daerah di
seluruh Indonesia yang mengacu kepada pencapaian target nasional tersebut.
Pada tahap awal pembangunan, pendekatan perencanaan ini lebih dominan,

terutama karena masih serba terbatasnya sumber daya pembangunan yang


tersedia.
Pendekatan top-down planning, adalah pendekatan pembangunan di mana
penentuan keputusan tidak menampung semua aspirasi elemen di kelompok,
tetapi hanya mementingkan keputusan bagian tertentu dalam kelompok. Topdown planning merupakan model perencanaan yang dilakukan dari atasan yang
ditujukan kepada bawahannya dimana yang mengambil keputusan adalah
atasan sedangkan bawahan hanya sebagai pelaksana saja. Dalam pengertian
lain terkait dengan pemerintahan, perencanaan top-down planning atau
perencanaan atas adalah perencanaan yang dibuat oleh pemerintah ditujukan
kepada masyarakat dimana masyarakat sebagai pelaksana saja.
Tidak ada satupun yang menyangkal bahwa metode top down yang diterapkan
di era orde baru menghasilkan pertumbuhan pembangunan ekonomi yang
menakjubkan secara presentase. Akan tetapi sayangnya

kemajuan ini tidak

diikuti oleh kemajuan bidang-bidang sosial yang lain sehingga muncullah


ketimpangan pembangunan. Ketimpangan pembangunan dibeberapa daerah
terjadi bukan karena kesalahan konsep, tetapi ketidakmampuan sistem
pelaksanaan dalam menterjemahkan konsep tersebut ke dalam program
operasional yang mantap. Ketidakmampuan ini bisa diakibatkan oleh rendahnya
kemampuan teknis aparat pelaksana, bisa juga karena ketidakcocokan
(rasionalisasi penerapan) antara program yang dibuat Pemerintah Pusat dengan
kondisi daerah dan keinginan masyarakat, sebab masyarakat setempat tidak
diberi kesempatan untuk terlibat pada penyusunan konsef atau tidak berdaya
mempengaruhi atau merencanakan masa depan mereka. Hal tersebut

menjadikan masyarakat menjadi apatis terhadap pembangunan, masyarakat


merasa tidak berkepentingan dengan pembangunan yang pada akhirnya hal
tersebut mengakibatkan permasalahan bagi pemerintah.
E. Perbedaan Mendasar
Dalam suatu proses perencanaan pembangunan dibutuhkan suatu pendekatan
perencanaan yang digunakan sebagai pengambil keputusan serta menunjukkan
bagaimana proses perencanaan tersebut dilakukan hingga muncul suatu
pengambilan keputusan pada produk rencana. Pendekatan perencanaan yang
dimaksud adalah pendekatan secara top-down atau bottom-up.
Secara konseptual, terdapat perbedaan yang cukup mendasar dari kedua tipe
perencanaan pembangunan ini, seperti berikut:
PERBEDAAN PERENCANAAN BOTTOM UP DAN TOP DOWN
Top Down
Bottom Up
Top down planning adalah model
Button Up Planning adalah
perencaanaan yang dilakukan dari perencanaan
atasan

yang

ditujukan

kepada berdasarkan

yang
kebutuhan,

dibuat
keinginan

bawahannya dimana yang mengambil dan permasalahan yang dihadapi oleh


keputusan adalah atasan sedangkan bawahan

bersama-sama

dengan

bawahan hanya sebagai pelaksana atasan menetapkan kebijakan atau


saja. Dalam pengertian lain terkait pengambilan keputusan dan atasan
dengan pemerintahan, perencanaan juga

berfungsi

top down planning atau perencanaan Sedangkan


atas

adalah

dibuatoleh
kepada

perencanaan

yang dibidang

sebagai
dalam

fasilitator.
pengertian

pemerintahan, button

up

pemerintah

ditujukan planning atau perencanaan bawah

masyarakat

dimana adalah perencanaan yang disusun

masyarakat sebagai pelaksana saja.

berdasarkan

kebutuhan

mereka

Dari atas ke bawah (top-down). sendiri dan pemerintah hanya sebagai


Pendekatan
bawah

ini

bekerja

mendesak
sesuai

bagian fasilitator.

kemauan

Dari bawah ke atas (bottom-up).

atasan di dalam perencanaan tanpa Pendekatan

ini

merupakan

upaya

memedulikan situasi nyata bagian melibatkan semua pihak sejak awal,


bawah.

Waktu

perencanaan

bisa sehingga

setiap

keputusan

yang

sangat pendek, tetapi ada banyak hal diambil dalam perencanaan adalah
yang terlewatkan karena sempitnya keputusan
forum

informasi

Biasanya
yang

dan

menimbulkan

terpaksa

komunikasi. mendorong
kepatuhan komitmen

namun

sementara waktu efektif.

mereka

keterlibatan

dan
dan

sepenuhnya

untuk melaksanakannya.
memerlukan

bersama,

untuk

Kelemahannya

banyak

waktu

tenaga

untuk

Diperlukan

pengembangan

dan

perencanaan.
budaya

perusahaan yang sesuai.

F. Kelebihan dan Kekurangan Model Perencanaan


- Adapun kelemahan dari tipe TOP DOWN PLANNING adalah :
1. Masyarakat tidak bisa berperan lebih aktif dikarenakan peran pemerintah
yang lebih dominan bila dibanding peran dari masyarakat itu sendiri.
2. Masyarakat tidak bisa melihat sebarapa jauh suatu program telah
dilaksanakan.
3. Peran masyarakat hanya sebagai penerima keputusan atau hasil dari suatu
program tanpa mengetahui jalannya proses pembentukan program tersebut
dari awal hingga akhir.

4. Tujuan utama dari program tersebut yang hendaknya akan dikirimkan kepada
masyarakat tidak terwujud dikarenakan pemerintah pusat tidak begitu
memahami hal-hal yang diperlukan oleh masyarakat.
5. Masyarakat akan merasa terabaikan karena suara mereka tidak begitu
diperhitungkan dalam proses berjalannya suatu proses.
6. Masyarakat menjadi kurang kreatif dengan ide-ide mereka.
Kelebihan dari sistem ini adalah
1. Masyarakat tidak perlu bekerja serta memberi masukan program tersebut
sudah dapat berjalan sendiri karena adanya peran pemerintah yang optimal.
2. Hasil yang dikeluarkan bisa optimal dikarenakan biaya yang dikeluarkan
ditanggung oleh pemerintah.
3. Mengoptimalkan
kinerja
para
menyelenggarakan suatu program.
-

pekerja

dipemerintahan

dalam

Kelebihan dari sistem BOTTOM UP PLANNING adalah

1. Peran masyarakat dapat optimal dalam memberikan masukan atau ide-ide


kepada pemerintah dalam menjalakan suatu program.
2. Tujuan yang diinginkan oleh masyarakat akan dapat berjalan sesuai dengan
keinginan masyrakat karena ide-idenya berasal dari masyarakat itu sendiri
sehingga masayarakat bisa melihat apa yang diperlukan dan apa yang
diinginkan.
3. Pemerintah tidak perlu bekerja secara optimal dikarenakan ada peran
masyarakat lebih banyak.
4. Masyarakat akan lebih kreatif dalam mengeluarkan ide-ide yang yang akan
digunakan dalam suatu jalannya proses suatu program.
Kelemahan dari sistem BOTTOM UP PLANNING adalah
1. Pemerintah akan tidak begitu berharga karena perannya tidak begitu besar.
2. Hasil dari suatu program tersebut belum tentu biak karena adanya perbadaan
tingkat pendidikan dan bisa dikatakn cukup rendah bila dibanding para
pegawai pemerintahan.
3. Hubungan masyarakat dengan pemerintah tidak akan berlan lebih baik
karena adanya silih faham atau munculnya ide-ide yang berbeda dan akan

menyebabkan kerancuan bahkan salah faham antara masyarakat dengan


pemerintah dikarenakan kurang jelasnya masing-masing tugas dari
pemerintah dan juga masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai