ILMU
H.A. Djadja Saefullah
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
Terjemahan harfiah
Dari asal kata Yunani Kuno (Greek):
philos dan sophia
philos cinta, menyenangi
sophia kebenaran atau kebijaksanaan (wisdom)
Mencintai atau menyenangi akan kebenaran atau
kebijaksanaan
Kebenaran ada yang bersifat mutlak dan ada yang
bersifat relatif bergantung pada sumber kebenaran
itu
Pengertian Umum
FILSAFAT Perenungan untuk menyusun
suatu sistem pengetahuan yang rasional
dan memadai, baik untuk memahami dunia
tempat kita hidup maupun untuk
memahami diri sendiri
Pemikiran Secara Sistematis
Berakhir pada Tindakan
2.
3.
MEMBACA
*
Filsafat Merupakan Peneratas Pengetahuan
WILL DURANT:
Filsafat merupakan pasukan marinir yang
merebut pantai untuk pendaratan pasukan
infanteri
LOUIS KATTSOFF:
Filsafat merupakan penyiapan semua
peralatan untuk membuat roti (kueh) sehingga
orang bisa membuat roti
?
EPISTIMOLOGIS
Proses memperoleh ilmu pengetahuan
?
AKSIOLOGIS
Manfaat ilmu pengetahuan
VALUE-FREE
(BEBAS NILAI)
ILMU
(ILMU PENGETAHUAN)
NOT VALUE-FREE
(TIDAK BEBAS NILAI)
RASA (HATI)
PENGAMATAN
PENGALAMAN
PENGETAHUAN
UPAYA PENGULANG PENGAMATAN DAN PENGUJIAN
TAHAP METAFISIK
-Kekuatan Abstrak
Pengertian
Konsep Abstrak
TAHAP POSITIF
- Realita
Pemikiran Ilmiah
INTELECTUAL ACTIVITY
MENGAMATI
MEMBEDA-BEDAKAN / MEMILAH-MILAH
MEMILIH
MELAKUKAN PERCOBAAN
MENGEMBANGKAN
METAFISIK
EMPIRIK
SUBYEK
PROSES MENGAMATI
INTELECTUAL ACTIVITY
OBYEK
?
?
?
SUBYEK
OBYEK
MENGAMATI
?
?
?
?
Keterbatasan Pengamatan
1. Banyaknya aspek dalam dunia nyata yang
tidak mungkin terjangkau semuanya
2. Perbedaan tempat / lingkungan
3. Perbedaan waktu / Berlainan waktu
4. Pengetahuan subyek (pengamat) tidak sama
5. Sumber sikap berpikir dalam penafsiran
tidak sama / perbedaan referensi
KETERBATASAN PENGAMATAN
?
SUBYEK
(PENGAMAT)
OBYEK
(YANG DIAMATI)
MENGAMATI
?
?
FALSIFICATIONISM
(Suatu paham atau pemikiran bahwa hasil pengamatan selalu akan bersifat fals)
COCOK
TIDAK BERKEMBANG
KESIMPULAN
FALS
MELAHIRKAN
TERUS BERKEMBANG
TEORI BARU
Karl Proper:
Scientist should imaginatively, freely and creatively propose and test theory
Proper always tends to speak in terms of explanations of phenomena in
universal theories Proposing and testing universal theories is only
part of the aim of science
A very good theory will be one that makes very wide-ranging claims about
the world and which consequently highly falsifiable
RASA (HATI)
PENGAMATAN
PENGALAMAN
PENGETAHUAN
UPAYA PENGULANG PENGAMATAN DAN PENGUJIAN
i
PEMAHAMAN TENTANG DUNIA
RASA
RASA BIASA
Dimiliki oleh semua manusia yang normal
DUNIA RASA
1.
2.
3.
ESTETIKA KEINDAHAN
Pandangan terhadap keindahan dari obyek yang diamati
Bersifat subyektif : pengalaman seni
Bersifat obyektif : upaya memahami dan mempelajari
4.
PE N G E R TI AN E TI KA
ETIKA secara harfiah berasal dari bahasa Yunani Kuno : ETHOS
Pagar pembatas ternak agar supaya tidak berkeliaran
Dibubungkan dengankehidupan manusia diartikan sebagai pembatasan gerak
perbuatan manusia
Menjadi kebiasaan atau watak dari sikap dan perbuatan manusia
ETIKA
DAN
MORAL
TAHAP MANUSIA
(Mempunyai kesadaran, keinginan, dan pertimbangan rasional
adanya pengakuan terhadap norma)
TAHAP HEWANI
(bergerak dan berbuat karena naluri, instink, atau nafsu, baik
karena pengalaman maupun karena latihan)
TAHAP VEGETATIF
(Hidup berdasarkan sumber atau keadaan tertentu)
TAHAP ANORGANIS
( Hidup seadanya tanpa dorongan dari
dirinya)
ETIKA UMUM:
Mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi tindakan
manusia secara umum
Dalam kehidupan masyarakat secara umum
Batasnya adalah lingkungan masyarakat yang bersangkutan
ETIKA KHUSUS:
Mempertanyakan prinsip-prinsip dasar dikaitkan dengan tanggung
jawab nanusis sebagi anggota kelompok masyarakat
Etika khusus yang berlaku dalam suatu lembaga atau kegiatan
Biasanya berupa kode etik
1.
Aga ma
2.
3.
Peraturan-peraturan formal
4.
Lingkungan pekerjaan
5.
Lingkungan ketetanggaan
6.
Lingkungan keluarga
7.
PERILAKU /
PERBUATAN
PERINTAH ATASAN
PERILAKU PEJABAT PUBLIK
Pengertian.
Etika Kehidupan Berbangsa merupakan
rumusan yang bersumber dari ajaran agama,
khususnya yang bersifat universal, dan
nilai-nilai luhur budaya bangsa yang
tercermin dalam Pancasila sebagai acuan
dasar dalam berpikir, bersikap, dan
bertingkah laku dalam kehidupan
berbangsa
Latar Belakang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
Etika Keilmuan..
Untuk menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa mampu
menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran
untuk mencapai kemaslahatan dan kemajuan sesuai dengan
nilai-nilai agama dan budaya
Diwujudkan secara pribadi ataupun kolektif dalam karsa,
cipta, dan karya, yang tercermin dalam perilaku kreatif,
inovatif, inventif, dan komunikatif, dalam kegiatan membaca,
belajar, meneliti, menulis, berkarya, serta iklim kondusif bagi
pengembangangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pentingnya budaya kerja keras dengan menghargai dan
memanfaatkan waktu, disiplin dalam berpikir vdan berbuat,
serta menepati janji dan komitmen diri untuk mencapai hasil
yang terbaik
1.
2.
3.
4.
5.
RASIONALISME IDEALIS
Berpegang pada keyakinan
bahwa pengetahuan kita
dapat melampaui
pengalaman panca indera
sejati
RASIONALISME REALIS
Berpendirian bahwa
pengolahan pengetahuan oleh
rasio tidak terlepas dari obyek
yang diamatinya
Langeveld (1955:51): Rasio
mengolah pengalaman sambil
meresap ke dalam obyek,
sedangkan obyek itu sendiri
bukan hasil ciptaan sukma
manusia
1.
2.
EMPIRISME KONSIENSIALISME
Keputusan yang diambil dari
pengalaman panca indera
berdasarkan pertimbangan penuh
kesadaran
Dengan pertimbangan yang matang
s
b
O
i
s
a
v
r
e
i
s
uk
d
In
du
e
D t
s
n
d
a
u i
h
a
s
t
a
e
ng serv
e
P Ob
i
s
k
ji
a
K
i
s
a
u
l
a
v
n/E
SIKLUS EMPIRIK
A.D. de GROOT
DEFINISI
KOMPARASI
KAUSALITAS
Mana yang menjadi
sebab dan akibat
antara A dan B
PENDEKATAN INDUKTIF :
MEMBANGUN KONSEP BERDASARKAN
DATA /FAKTA
PENDEKATAN DEDUKTIF :
MENJELASKAN DAN MEMPREDIKSI
BERDASARKAN KONSEP ATAU TEORI
U
IN
D
Data/Fakta diperoleh
melalui observasi
I
KS
DU
DE
K
SI
Menjelaskan atau
memprediksi kenyataan
LADDER OF ABSTRACTION
KONSEP A: Pegawai negeri cenderung untuk korupsi
KONSEP B: Pegawai negeri mempunyai budaya korupsi
KONSEP C: Korupsi menjadi karakter pegawai negeri
PEGAWAI NEGERI KORUPSI
PEGAWAI NEGERI INDONESIA KORUPSI
PEGAWAI NEGERI DI JAKARTA KORUPSI
PEGAWAI KANTOR DI JAKARTA KORUPSI
PEGAWAI KANTOR DINAS X DI JAKARTA KORUPSI
SEORANG PEGAWAI KANTOR DINAS X DI JAKARTA KORUPSI
SI BEGO PEGAWAI KANTOR DINAS X DI JAKARTA KORUPSI
PENGERETIAN KONSEP
Konsep adalah hasil dari konseptualisasi
Konseptualisasi timbul dari persepsi indrawi persepsi
yang didasarkan pada tangkapan panca indera
Konsep berada dalam dunia pikiran (mind)
Tangkapan panca indera tidak dijamin 100 %
menggambarkan fenomena obyek yang ditangkapnya,
sedangkan persepsi bergantung pada nalar orang yang
bersangkutan
Bernard S. Phillips: ways of perceiving phenomena
PENGERETIAN KONSEP
Konsep adalah hasil dari konseptualisasi
Konseptualisasi timbul dari persepsi indrawi persepsi
yang didasarkan pada tangkapan panca indera
Konsep berada dalam dunia pikiran (mind)
Tangkapan panca indera tidak dijamin 100 %
menggambarkan fenomena obyek yang ditangkapnya,
sedangkan persepsi bergantung pada nalar orang yang
bersangkutan
Bernard S. Phillips: ways of perceiving phenomena
PENGENGERTIAN PARADIGMA
Bernard Phillips:
Paradigms are set of assumptions, implicit or explisit,
about phenomena
Econ G. Guba Paradigm Construction:
1.
2.
3.
PENGENGERTIAN PARADIGMA
Thomas Khun:
A paradigm is made up general theoretical assumption and laws
and techniques for their application that the members of particular
scientific community adopt
A paradigm will always be suffently imprecise and open-ended to
leave of the kind of work be done
The Structure of Scientific Revolution
History of Science
Menyangkut perubahan berpikir / pemikiran
Pengertian-pengertian..
pe
n- e
nd
ed
Ne
w
Ne
w
Cr
isi
No
rm
Pre
-sc
ie n
ce
al s
cie
n ce
nor
ma
l sc
s re
vol
uti
on
ien
c
cr i
sis
??
LOGICAL ANALYSIS
THE FOUNDATION OF
KNOWLEDGE
(Louay Safi)
FUNGSI LOGIC
PENGUJIAN TINGKAT
KEPERCAYAAN/VALIDITY
MELALUI PENYUSUNAN PROPOSISI :
Simple Proposition
Mahasiswa memperoleh skor 90
Mahasiswa lulus
Conditional Proposition
Bila mahasiswa memperoleh skor 90 dia akan lulus
Gabungan dua simple propositin
Sufficient Conditional Proposition
Gabungan banyak simple proposition
Bila mahasiswa memperoleh skor 90, rajin membaca,
mengikuti seminar-seminar, dan dia akan lulus
PENGUJIAN TINGKAT
KEPERCAYAAN/VALIDITY
MELALUI ARGUMENTASI: PENYUSUNAN
SILOGISME
Premis Mayor : Setiap manusia akan mati
Premis Minor : Sokrates adalah seorang manusia
Kesimpulan : Sokrates akan mati
PEMAHAMAN KONSEP
Konsep adalah hasil dari konseptualisasi
konseptualisasi timbul dari persepsi indrawi persepsi
yang didasarkan pada tangkapan panca indera
Konsep berada dalam dunia pikiran (mind) ways of
perceiving fenomena
Tangkapan panca indera tidak dijamin 100 %
menggambarkan fenomena obyek yang ditangkapnya
Konsep dituangkan dalam bentuk subyekpredikat atau
genus-species
Manusia adalah binatang rasional binatang adalah
subyek, dan, rasional adalah predikat
PEMAHAMAN KONSEP
Setiap konsep mempunyai nama/istilah atau pengertian
Pengertian menunjukkan subyek-predikat (sifat)
Konsep dibangun berdasarkan pengertian
Predikat mungkin lebih dari satu makin banyak predikat
dari suatu subyek makin kuat konsep yang dibangun
Lebih maju suatu ilmu lebih lebih terperinci sifat-sifat dari
konsepnya
Lebih banyak terperinci mengetahui sifat-sifat yang
melekat pada gajah lebih kuat konsep gajah yang
dikemukakan
PEMAHAN KOMPARASI
Komparasi membandingkan atau merangkaikan konsepkonsep
Membandingkan adalah melihat persamaan dan melihat
perbedaan dari dua obyek atau lebih
Merangkaikan adalah mengurut meletakan obyekobyek berdasarkan urutan
Membandingkan menghasilkan analogi dan merangkaikan
menghasilkan klasifikasi
Landasan untuk membandingkan adalah subyek-predikat
dengan melihat perbedaan dan kesamaannya
PERBANDINGAN / KOMPARASI
ANTARA KONSEP
Kera itu binatang lebih kecil tercakup oleh
Harimau sama galaknya dengan singa sejajar sama
dengan
Harimau itu binatang buas suatu yang khusus dari satu
kelas
Musang itu pemakan ayam suatu yang khusus dari satu
kelas dengan sifat negatif
Yang makan ayam itu musang bukan kucing yang
berpengaruh itu A bukan B
Kucing itu baik, musang itu jahat A positif dan B negatif
PEMAHAMAN KAUSALITAS
Kausalitas merupakan derajat paling tinggi dari dalam
knowability
Kausalitas memahami sebab akibat dari obyek yang
diamati
Apabila X maka Y
Certainity principles Sunatullah
Pemahaman terhadap sesuatu tidak berdiri sendiri ada
penyebabnya
Keterkaitan / hukum / kaidah / ketentuan sebagai pegangan
bagi manusia dalam menempuh kehidupannya di dalam
dunia yang fana ini
KOMPARASI
Memahami obyek lebih jauh
dengan membandingkan
KONSEP DEFINISI
Memahami obyek
PEMBEDAAN KONSEP
RUDOLF CARNAP: AN INTRODUCTION TO THE
PHILOSOPHY OF SCIENCE
Cassificatory concepts:
Menempatkan obyek dalam kelas lebih panas, lebih
dingin, lebih dekat, lebih cantik, lebih kecil, dls
mengemukakan konsep tentang obyek dalam kelas-kelas
Comparative concepts:
Mengemukakan hubungan antara dua obyek dengan
membandingkan mana yang lebih dan mana yang kurang
untuk melihat persamaan atau perbedaan
Quantitative concepts:
Memberikan ukuran kongkrit secara numerik untuk
memperoleh kepastian, baik terhadap classificatory
concepts ataupun terhadap compatarive concepts
QUANTITATIVE CONCEPTS
Hubungan antara variabel / obyek:
Pendapat Dilthey
Ilmu alam bersifat nomotetik:
Hubungan sebab-akibat
Orang mengobservasinya dari luar
Hasil telaahannya bersifat hukum (law)
Ilmu sosial:
Bersifat hubungan pengertian (meaning)
Orang mengobservasinya dari dalam
Observer merupakan bagian yang diobservasi masuk ke
dalam
Hasilnya adalah undestanding
Pandangan Rickert
Ilmu-ilmu sosial juga bersifat nomotetik yang mengarah
kepada hukum
Perbedaan hanya pada ilmu sejarah yang hanya
melukiskan fakta-fakta yang bersifat individual
ideographic
Clifford Geertz termasuk mempunyai pandangan sejarah
semacam itu:
Orang Jawa bukan miskin karena statis tetapi mereka
menjadi statis karena mereka dimiskinkan (oleh Belanda /
penjajah)
Orang Baduy miskin?
Negara berkembang vs negara maju siapa yang
mengukur?
Kesimpulannya
Terdapat perbedaan antara ilmu sosial dan ilmu
alam tetapi lebih banyak kesamaannya
Keduanya mempunyai logika sebab-akibat
Baik ilmu sosial maupun ilmu alam bersandar
pada proposisi sebab-akibat sebagai unit terkecil
dari pengetahuan
Dalam ilmu alam orang belum menemukan
substitusi yang baik terhadap proposisi-proposisi
alamiah yang sudah ditemukan selama ini
2.
3.
Konsep / variabel
Dalam ilmu alam (ilmu kebendaan) fenomena dapat
dikonseptualisasikan dengan relatif tegas karena tegas
batas-batasnya, dalam ilmu sosial (ilmu keperilakuan)
konsep selalu overlapping, sulit ditentukan secara tegas
Pengkuran konsep
Dalam penguran dikenal nominal, ordinal, interval dan
rasio, dalam ilmu alam ukurannya pasti, centimeter, gram,
sekon (cgs)
Perhitungan statistik
Dalam ilmu sosial berlaku skala nominal, ordinal, dan
interval, dalam ilmu alamiah berlaku skala rasio yang
mutlak
dalam ilmu alamiah berlaku parametrik dan dalam
ilmu sosial digunakan non-parametik
Analisis metodolgis
Dalam ilmu alamiah berusaha mencari sifatsifat umum (universalitas)
pendekatannya lebih bersifat positivistik
Dalam ilmu sosial mencari kedalaman
pemahaman
meaning
interpretasi
KARSA LEMAH
FREEDOM IN
NO FREEDOM ONLY
SUBMISSIVENESS
SUBMISSIVENESS
RAFID GROWTH
NO GROWTH
ADAB
FREEDOM IN
FREEDOM IN
RENDAH
INSECURITY FEELING
CHAOS
GROWTH
SHARE
Pelanggaran Normatif
ADAB
TINGGI
KONSEP NILAI
Robin M. Williams:
The term values may refer to interests,
pleasure, likes, preferences, duties, moral
obligations, desires, wants, needs, aversions,
and attractions
Values, in other words, are found in the large
and diverse universe of selective behavior
Value elements are potentially important as
variables to be analyzed in all major areas of
investigations
KEIMANAN
PENDIDIKAN
PENGALAMAN
KEPENTINGAN
YANG MENILAI
YANG DINILAI
KONSEP NILAI
Nigro & Nigro:
Nilai menyangkut komitmen emosional
secara mendalam terhadap suatu
pandangan tertentu mengenai obyek
Reaksi yang diberikan subyek
(manusia) terhadap obyek (pihak lain)
berupa manusia, benda, fenomena dan
lain sebagainya
Nilai membimbing tujuan yang
dikehendaki dan mempengaruhi cara
atau metode yang akan digunakan
NILAI INSTRUMENTAL
KOMITMEN
NILAI INTRINSIC
SUBYEKTIF
OBYEKTIF
OBYEKTIF LOGIS
OBYEKTIF METAFISIK
POSITIP
Menguntungkan
Berarti
Berfungsi
Bermanfaat
Berharga
NEGATIP
Merugikan
Tidak berarti
Tidak berfungsi
Tidak bermanfaat
Tidak berharga
dls
dls
BERGANTUNG PADA YANG MENILAI
FAKTOR-FAKTOR
LINGKUNGAN
Faktor Sosial-budaya
Faktor Sosial-psikologis
Faktor Sosial-ekonomis
Bahkan:
Faktor Sosial-politik
KEBIJAKAN
PERILAKU
KELAHIRAN
NILAI NEGATIP
KELUARGA BERENCANA
Nilai ekonomis
UKURAN KELUARGA
Nilai sosiologis
Nilai psikologis
NILAI KELUARGA BESAR
NILAI KELUARGA KECIL
VALUE OF CHILDREN
Positive Value:
PSYCHOLOGICAL AND
SOCIAL ORIENTATION
Decision-mindedness
Modernity
Media exposure
Small-family press
Childbearing press
Large-family values:
- Emotional benefits
- Economic benefits and
security
- Self-enrichment and
development
- Identification with chilkdren
- Family chesiveness and contnuity
Negative Values:
- Emotional costs
- Economic costs
- Restrictions or opportunity costs
- Physical demands
- Family costs
- Sibling ralationships
- Sex preference
- Child survival
Small-family values:
- Societal costs
-- Maternal costs
FERTILITY &
FAMILY
PLANNING
Birth control:
- Knowledge
- Attitude
- Use
Family Size:
- Actual
- Desired
- Ideal
Analisis Nilai
Ethel M. Albert:
Both philosophical analysis and social
science often fall into serious erroe by paying
attention to a single kind of value while
ignoring or understanding others
Such an analysis must be aware of
prudential values, character values, social
values, cultural values, and biological survival
values. In short, values enter into each of the
four great systems of human actio: organism,
personality, society, and culture
ii
TAHAP-TAHAP PEMIKIRAN
MANUSIA
TAHAP TEORIA
BERSIFAT DESKRIPTIF
DAN ABSTRAKTIF
TAHAP PRAKTIS
BERSIFAT KREATIF,
INOVATIF, REKAYASA,
MANIPULATIF
TAHAP MORAL
ADANYA TANGGUNG
JAWAB SOSIAL
ILMU PENGETAHUAN
MENDALAMI PENGERTIAN
MANUSIA DAN ALAM
SEKITARNYA
TEKNOLOGI
PEMIKIRAN UNTUK
MELAKUKAN PERUBAHAN
DEMI KEPENTINGAN MANUSIA
Counter culture
Kritik terhadap pergeseran budaya manusia di A.S. dimana
sikap dan perilaku manusia sudah teknokratik, faceless dan
inhuman
Pendewaan teknologi:
Pandangan bahwa kehidupan manusia akan bergantung
pada teknologi, siapa yang menguasai teknologi dialah
yang akan menguasai kehidupan manusia
Dalam praktek memang hampir tidak kelihatan aktivitas
manusia yang terlepas dari jamahan tekonologi yang akhir
Merusak nilai-nilai
lama
Merusak lingkungan
Polusi
Mengelabui /
memanipulasi
Mendorong
keserakahan
Dls
Jennifer C.
Greene:
1. Post-positvism (Post-empiricism)
2. Interpretivism
3. Critical Science
Post-positivism (Post-empiricism)
SOCIAL SCIENCE AS
SOCIAL ENGINEERING
EMPIRICAL RESEARCHES
GENERALIZATIONS
Interpretivism
SOCIAL SCIENCE AS
SOCIAL STORY TELLING
GROUNDED RESEARCHES
VALUE - BOUNDED
Critical Science
SOCIAL SCIENCE AS
POLITICAL ENGAGEMENT
ACTION ORIENTED
KNOWLEDGE
POLITICAL AND
SOCIAL CHANGES
SKEPTICISM
POST-EMPIRICISM
(John K. Smith)
There are four related points about post-empiricism:
1.
No absolute foundation for knowledge Not every knowledge
claim is equally well warranted
2.
There is a distinction made between what people believe to be true
and what really is true Objective and truth
3.
Realist Realism: The view that entities exist independently of
being pereceived Substance to both distintion between believe
true and really true and the definition of objectively and truth
4.
The properly done study Acted appropriately in carrying out the
research looking at the process and proper method of the study
INTERPRETIVISM
Interpretivism denies the possibility of universal
social laws and empirical generalizations
Interpretivist research generates working
hypothesis that bare connected not to priori theory
but to a context-specific which may or may not
informed by existing knowledge
Interpretivist knowledge inevitably reflects the
values of the inquirer
GOUNDED RESEARCH
CRITICAL SCIENCE
The practical important of critical social science,
its role and function in the world of practice
Critical social science denies the distinction
between is and ought, between science as
theory and research as practice and normative,
ideologically based action
Practical political impact
To change world not to describe it
CONTEMPORARY SCIENCE
Karakteristik Pendekatan
Post Positivism Generalization
Quantitative Approach
Interpretivism Grounded
Qualitative Approach
Critical Science Comtemporary
Social and Political System Approach
Perubahan Paradigma Pemikiran
META-THEORY
(UNESCO: Mario Bungo Scientific thought)
Meta-theory is a theory about some theory or class of
theories
A meta-statement isa a statement about another
statement or statements
Such statement must be justified by other means or
else of the theory
No statement in the theory remain isolated: every
statement is either an assumption or a conclusion. More
precisely, a theory is a hypothetico-deductive system, as
it can be formulated in such way that every formula in it
is either an initial premise or a logical consequence of a
set of initial assumption
KOMBINASI KUANTITATIF
DAN KUALITATIF
Saefullah, 1992
DIRECT INFORMATION
QUANTITAIVE APPROACH
QUALITATIVE APPROACH
PARTICIPANT-OBSERVATION
FIELD ASSISTANTS
U. ANALYSIS/RESPONDENT
DATA PROCESSING
RESEARCHER
INTERVIEW NOTES
KEY PERSON/INFORMAN
KEY PERSON/INFORMAN
RELATED PARTICIPANTS
FIELD SEMINAR
OBJECT DOCUMENTS
FIELD DATA INTERPRETATION
PREVIOUS STUDIES
EXPLANATION
REL. PUBLICATIONS