Anda di halaman 1dari 146

KULIAH FILSAFAT

ILMU
H.A. Djadja Saefullah
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran

Terjemahan harfiah
Dari asal kata Yunani Kuno (Greek):
philos dan sophia
philos cinta, menyenangi
sophia kebenaran atau kebijaksanaan (wisdom)
Mencintai atau menyenangi akan kebenaran atau
kebijaksanaan
Kebenaran ada yang bersifat mutlak dan ada yang
bersifat relatif bergantung pada sumber kebenaran
itu

Pengertian Umum
FILSAFAT Perenungan untuk menyusun
suatu sistem pengetahuan yang rasional
dan memadai, baik untuk memahami dunia
tempat kita hidup maupun untuk
memahami diri sendiri
Pemikiran Secara Sistematis
Berakhir pada Tindakan

Sifat Pemikiran Filsafat


1.

Menyeluruh Pemikiran yang terus menerus terhadap


berbagai aspek yang mampu terjangkau terus
bertananya dan mencari jawaban Complicated

2.

Mendasar Obyek pemikiran bukan hanya lingkungan


tetapi juga diri sendiri Membongkar sampai pada akarakarnya Radical

3.

Rasional Ramalan atau renungan yang bersifat rasional


Logical

Sifat umum: Kemampuan berfikir kritis yang sering tampil


dalam perilaku meragukan, memepertanyakan, dan
membongkar sampai pada akar-akarnya

MEMBACA LINGKUNGAN DAN DIRI SENDIRI

MEMBACA

*
Filsafat Merupakan Peneratas Pengetahuan
WILL DURANT:
Filsafat merupakan pasukan marinir yang
merebut pantai untuk pendaratan pasukan
infanteri
LOUIS KATTSOFF:
Filsafat merupakan penyiapan semua
peralatan untuk membuat roti (kueh) sehingga
orang bisa membuat roti

Landasan Berpikir Filsafat Ilmu


?
ONTOLOGIS
Ujud hakiki dari obyek yang
diamati / dikaji / ditelaah

?
EPISTIMOLOGIS
Proses memperoleh ilmu pengetahuan

?
AKSIOLOGIS
Manfaat ilmu pengetahuan

Filsafat Ilmu adalah


Filsafat Pengetahuan
yang secara khusus
mengkaji hakikat Ilmu

Apakah Ilmu itu sendiri?

Pengertian Ilmu (Science)


A.F. Calmers: Science as an intelectual
activity
Anthony OHear: Science as knowledge
derived from the facts of experience
istilah lengkapnya scientific knowledge
Fred R. Kerlinger: In short, science is even
conceived to be a body of facts. Science in
this view, is also a way of explaining observed
phenomena

PANDANGAN TERHADAP ILMU

VALUE-FREE
(BEBAS NILAI)

ILMU
(ILMU PENGETAHUAN)
NOT VALUE-FREE
(TIDAK BEBAS NILAI)

Ilmu, Agama, dan Filsafat


Ilmu yang sekarang berkembang hanya berdasarkan pemikiran
manusia semata-mata
Herman Suwardi : pemikiran sekuler
Yuyun S.Suriasumantri: rasionalisme, empirisme, intuisi dan
wahyu
Kritik dar pemikir Barat sendiri Ilmu tanpa agama buta, agama
tanpa ilmu lemah (Einstein)
Alexander Bird: Creation science originates with a literal
reading of the Bible
Santo Agustinus dan Thomas Aquinas: agama dan filsafat dua
hal yang sejalan
Iqbal: Agama dan filsafat semestinya beriringan untuk
mencapai kebenaran

Hubungan Antara Ilmu dengan Agama


Dalam Pandangan Barat
Aristoteles dan Plato mempunyai pemikiran tentang filsafat
pertama di atas filsafat metafisika. Mereka berpendapat
bahwa fisika tidak tetap dan labil dan belum mencapai dasar
terdalam Mencari derajat tertinggi dalam pengetahuan
manusia yang tidak bisa diatasi lagi
Abad Pertengahan disusun hubungan Metrafisika dengan
Teologi Kristiani
Abad ke 13 mulai ada pengarang menyusun Metafisika lepas
dari Teologi Kristiani

Hubungan Antara Ilmu dengan Agama


Dalam Pandangan Barat
1597 Francisco Suarez menyusun traktat secara sistimatis
metafisika sebagai ilmu yang otonom tetapi masih memuat
Ontologi dan Teologi
1623 Francis Bacon menempatkan bahan Ontologi di muka
semua Ilmu Pengetahuan, termasuk masalah Ketuhanan
1681 Du Humal memberikan nama khusus bagi Metafisika yaitu
Ontologia dengan tidak memisahkan dari Teologi
Sejak abad 18 di mana Christian Wolff membedakan Metafisika
Generalis dengan Metafisika Spesialis Terjadi pemisahan
ontologi dengan Teologi walaupun masih banyak yang
berpendapat tidak dipisahkan

SUMBER KEBENARAN ILMU


T U H AN
WAHYU MELALUI NABI / RASUL
MANUSIA BIASA
RASIO (OTAK)

RASA (HATI)

PENGAMATAN
PENGALAMAN
PENGETAHUAN
UPAYA PENGULANG PENGAMATAN DAN PENGUJIAN

ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC KNOWLEDGE)

* Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Sebelum 15.000 th SM:
Manusia Belajar dari alam sekitarnya
Budaya hidup nomade
kl. 15.000 600 th SM:
Sudah mengenal membaca, menulis dan berhitung
Periode Mesir Kuno, Sumeria, Babilonia, Niviveh, Tiongkok, Maya, Inca
kl. 600 200 SM:
Periode Yunani Kuno : Manusia mempunyai kebebasan embriyo demokrasi liberal
Pemikir-pemikir Sokrates, Aristoteles, Plato, kemudian Thales, Archimedes, Aristachus, dll.
Mulai dokenal logika deduktif: silogismus
Abad Pertengahan:
Diwarnai pemikir-pemikir Arab dan Islam
Pengaruh agama dan moral
Abad Modern:
Ilmu Pengetahuan berkembang pesat hasil interaksi berbagai pengetahuan sintese

Awal Periode Yunani Kuno


Sokrates (470-399 s.m.) sebagai peletak dasar etika
filsafat Yunani moral inquiry, mulai dikenal logika
deduktif
Plato (427-347 s.m.) dengan pemikiran politiknya dalam
Republik, Degeneration of governmental forms: a
natural movement from aristrocray to timecracy, to
oligarchy, to democracy and finally to tyranny
Aristolteles (384-322 s.m.) yang mempunyai pemikiran
bahwa negara adalah highest naural community yang
dimulai dari rumah tangga, desa dan kota. Dia membagi
ilmu pengetahuan umum dalam 8 bagian: logic, physics,
biology, psychology, metaphysics, moral philosophy,
political philisophyaethetics

Awal Periode Yunani


Kuno
Polybius (204 122 SM):
Ia terkenal sebagai ahli sejarah besar, pemikir
tentang bentuk pemerintahan antara lain
menghubungkan antara kebijakan luar negeri
dengan politik dalam negeri. Dia juga
mengemukakan pemikirannya tentang perubahan
sosial dan integritas dalam public affairs
Cicero (106 43 SM):
Seorang ahli hukum terkemuka yang
menghubungkan hukum dan pemerintahan seperti
dalam tulisannya The Republic and The Law.
Menurut dia pemikiran tentang hukum bukan hanya
bersifat kewenangan formal dan paksaan, tetapi:
True law is right reason in agreement with nature

SUMBANGAN PEMIKIR-PEMIKIR ISLAM


DALAM PENGEMBANGAN ILMU
Al-Kindi, disamping menerjemahkan karya filsafat Yunani,
kontribusinya menyekaraskan filsafat dan Agama
Tahun 1905 M Albert Einstein terkenal dengan teori
relativitas umum yang menyatakan kecepatan cahaya adalah
konstan dan teori relativitas khusus di mana materi dan
cahaya bergerak dengan kecepatan sangat tinggi padahal
1.100 sebelumnya, pada abad ke 8 M dasar-dasar teori
rfelativitas sudah dikemukakan Al-Kindi
Al-Kindi dikenal pula sebagai geografer pertama yang
memperkenalkan percobaan ke dalam ilmu bumi
Ibnu Rusdi (Averus), pemikir Muslim yang berpengaruh
pada abad 12 M, mengintegrasikan antara Islam dengan
tradisi pemikiran Yunani

SUMBANGAN PEMIKIR-PEMIKIR ISLAM


DALAM PENGEMBANGAN ILMU
Seperti diakui John J. OConnor dan Edmund F. Robertson
dalam MacTutor History of Mathematics, Al-Biruni
disepakati para pakar sebagai Bapak Geodesi karena
kontribusinya dalam pengembangan Geografi dan Geodesi,
di mana Al-Biruni mempelajari tehnik pengukuran bumi dan
menemukan radius bumi 6.339,6 km padahal dunia Barat
belum mengenalnya
Al-Khawarizmi bersama 70 geografer Muslim lainnya
mampu membuat peta dunia pertama pada tahun 830 M
Qutubin Asy-Syirazi abad 13 mampu membuat peta Laut
Putih / Laut Tengah yang dihadiahkan kepada Raja Persia
Yaqut Ar-Runi berhasi menulis 6 jilid ensiklopedi NegeriNegeri

SUMBANGAN PEMIKIR-PEMIKIR ISLAM


DALAM PENGEMBANGAN ILMU
Penjelajah Muslim asal Maroko, Ibnu Batutta,
abad 14 menemukan rute perjalanan baru di
mana hampir 30 tahun menjelajahi darat dan
lautan keliling dunia. Kemudian Panglima
Muslim Cheng Ho dari Tiongkok menjelajahi
sedikitnya 30 negara benua Asia dan Afrika dari
tahun 1403 sampai tahun 1433 M kurang
lebih 87 tahun sebelum penjelajah Barat
Christoper Columbus melakukannya bahkan
jauh lebih awal dari petualangan Vasco da Gama
dari Spanyol

SUMBANGAN PEMIKIR-PEMIKIR ISLAM


DALAM PENGEMBANGAN ILMU
Sejarawan Barat, Philip K, Hitti, dalam kuliah
umumnya di University of Houston bulan
September tahun 2000 M, menyatakan bahwa
ilmuwan Muslim Ibnu Farmas adalah perintis dan
peletak dasar kedigantaraan dan manusia pertama
yang melakukan percobaan penerbangan pada
tahun 852 atau sekitar 600 tahun sebelum Roger
Bacon dan Leonardo Da Vinci mencoba untuk
terbang.

SUMBANGAN PEMIKIR-PEMIKIR ISLAM


DALAM PENGEMBANGAN ILMU
Umar Kayyam yang lebih kesohor sebagai penyair
dunia, sejatinya sebagai ilmuwan yang menguasai
matematika, astronomi dan filsafat Tahun 1980
astronot Uni Sovyet, Lyudmila Zhuravlyova,
menemukan sebuah planet kecil yang dia beri nama
Umar Khayyam
Al-Zahrawi sebagai ahli kedokteran yang lahir tahun
936 M diakui sebagai Bapak Ilmu Bedah modern yang
dikenal Barat dengan Abulcasis dan termashur sampai
abad 21 ini dunia Barat baru mengembangkan Ilmu
Bedah pada tahun 1880
Abad 16 M ilmuwan Muslim Taqi Al-Din telah
memaparkan cara kerja mesin uap dengan menulis
sedikitnya 90 judul buku,

SUMBANGAN PEMIKIR-PEMIKIR ISLAM


DALAM PENGEMBANGAN ILMU
Dalam abad 9 M ilmuwan Muslim telah mempelari ilmu
Optik jauh sebelum dunia Barat, antara lain Ibnu AlHaitam yang oleh orang Barat disebut Alhazen, yang
menkaji ilmu Optik dengan kualitas riset tinggi, mengkaji
mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan
matahari serta bayang-bayang dan gerhana, mencetuskan
teori lensa pembesar, menjelaskan kinerja mata dengan
bagian-bagiannya secara detail, seperti konjungtiva, iris,
kornea, serta peranannya masing-masing
Hasil penelitian Al-Haitam antara lain dikembangkan Ibnu
Farmas di Spanyol dengan membuat kaca mata

SUMBANGAN PEMIKIR-PEMIKIR ISLAM


DALAM PENGEMBANGAN ILMU
Nama-nama lain diantaranya, Mimar Sinan sebagai arsitek
ulung pada era kejayaan Usmani Turki abad 16 M, Ibnu
Zuhur terkenal sebagai perintis metode bedah manusia dan
utopsi, Al-Sufi yang oleh Barat dikenal dengan nama
Azophi berhasil melakukan observasi dan menjelaskan
bintang-bintang, posisi, jarak dan warna bintang, Ibnu AlBaitar menguasi ilmu Farmasi pada abad 9 M padahal
dunia Barat baru pada abad 12 M, Ibnu Sina yang dikenal
Barat Avicena menjelaskan sedikitnya 700 cara pembuatan
obat dengan kegunaannya dalam kitabnya Canon of
Medicine, dan masih banyak lagi dengan berbagai
bidang.

SUMBANGAN PEMIKIR-PEMIKIR ISLAM


DALAM PENGEMBANGAN ILMU
Bukti fisik dan historis sumbangan Islam terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, didirikannya Universitas
Codoba pada zaman kejayaan Islam di Spanyol tahun 711912 M salah satu mahasiswanya Gerbert dAurillac
yang kemudian menjadi Paus Sylverter II
Bukti fisik lainnya di dirikannya Universitas AlQarawiyyin di Fez, Maroko tahun 854 M, kemudian
Universitas AlAzhar di Cairo, Mesir tahun 975 M
Satu abad berikutnya berdiri perguruan tinggi di dunia
Barat, yaitu Universitas Bologna di Italia pada tahun 1088
M, Universitas Paris di Francis tahun 1150 M, dan
Universitas Oxford di Inggris tahun 1167 M

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Ilmiah


pada Abad 18 dipengaruhi oleh Filsafat Positivisme
ISODORE AUGUSTE MARIE FRANCOIS XAVIER COMTE (1798-1857), tokoh
Positisme dan bapak Sosiologi yang mempunyai pemikiran tentang tiga tahap
kehidupan pemikiran manusia bukunya The Course of Positive Philoshopy
TAHAP TEOLOGIS
- Animisme / Fetitisme
Politeisme - Monoteisme

TAHAP METAFISIK
-Kekuatan Abstrak

Pengertian
Konsep Abstrak

TAHAP POSITIF
- Realita
Pemikiran Ilmiah

Berbicara atau Pernyataan


Berbicara / pernyataan tentang obyek apa
adanya dengan tidak disertai pertimbangan
atau olahan rasio common sense
Berbicara / pernyataan tentang obyek
melalui pertimbangan dan ada upaya untuk
melakukan klarifikasi atau pengujian
intelectual activity

INTELECTUAL ACTIVITY
MENGAMATI
MEMBEDA-BEDAKAN / MEMILAH-MILAH

MEMILIH

MELAKUKAN PERCOBAAN

MENGEMBANGKAN

PROSES KNOWER KNOWING - KNOWLEDGE


THE KNOWER
Kemampuan manusia untuk mengetahui, merasakan, dan mencapai
apa yang dirasakan Berdasarkan pada kesadaran (consciousness)
KNOWING
Kegiatan berpikir atau nalar secara sadar Apa yang dipikirkan
dengan menggunakan indera (pengalaman atau di luar indera
(gaib/metafisik) Berpikir empirikal dan berpikir transdental
KNOWLEDGE
Pengetahuan yang diperoleh dari nalar Berhubungan dengan
kepercayaan dari yang diketahui melalui sense of perception, ingatan
(memory) dan pengenalan obyek-obyek sebelumnya
Melalui klarifikasi dan pencaharian lebih lanjut diperoleh
SCIENTIFIC KNOWLEDGE

METAFISIK

EMPIRIK

KNOWER KNOWING- KNOWLEDGE

SUBYEK

PROSES MENGAMATI

INTELECTUAL ACTIVITY

OBYEK

Proses Mengetahui dan Memahami Obyek


?

?
?
?

SUBYEK

OBYEK

MENGAMATI

?
?

?
?

Keterbatasan Pengamatan
1. Banyaknya aspek dalam dunia nyata yang
tidak mungkin terjangkau semuanya
2. Perbedaan tempat / lingkungan
3. Perbedaan waktu / Berlainan waktu
4. Pengetahuan subyek (pengamat) tidak sama
5. Sumber sikap berpikir dalam penafsiran
tidak sama / perbedaan referensi

KETERBATASAN PENGAMATAN
?

SUBYEK
(PENGAMAT)

OBYEK
(YANG DIAMATI)

MENGAMATI

?
?

FALSIFICATIONISM
(Suatu paham atau pemikiran bahwa hasil pengamatan selalu akan bersifat fals)

Science starts with problem


?
Pengamatan pada dunia nyata
?
Kenyataannya hanya sebahagian kecil yang bisa diamati
?!
Hasilnya bersifat fals

Dasar Pemikiran Faham Falsification


Hasil Observasi tidak pernah sempurna dalam
membentuk universal law
Banyak aspek yang tidak terjangkau oleh
pengamatan manusia
Selalu terjadi perubahan dalam dunia nyata /
praktek

Teori adalah suatu hipotesis yang diajukan untuk


menggambarkan atau menjelaskan suatu perilaku
beberapa aspek dalam dunia atau alam semesta
Bisa berubah-ubah berdasarkan hasil
pengamatan berikutnya

Dasar Pemikiran Faham Falsification

COCOK

TIDAK BERKEMBANG

KESIMPULAN
FALS

MELAHIRKAN
TERUS BERKEMBANG
TEORI BARU

Karl Proper:

PROPERIAN PHILOSHOPY OF SCIENCE

Scientist should imaginatively, freely and creatively propose and test theory
Proper always tends to speak in terms of explanations of phenomena in
universal theories Proposing and testing universal theories is only
part of the aim of science
A very good theory will be one that makes very wide-ranging claims about
the world and which consequently highly falsifiable

We cannot positively prove confirm a scientific theory

SUMBER KEBENARAN ILMU


T U H AN
WAHYU MELALUI NABI / RASUL
MANUSIA BIASA
RASIO (OTAK)

RASA (HATI)

PENGAMATAN
PENGALAMAN
PENGETAHUAN
UPAYA PENGULANG PENGAMATAN DAN PENGUJIAN

ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC KNOWLEDGE)

i
PEMAHAMAN TENTANG DUNIA
RASA
RASA BIASA
Dimiliki oleh semua manusia yang normal

RASA HATI NURANI


TINGKATAN RASA

Muncul saat harus mengambil keputusan

RASA YANG DISUCIKAN


Pendekatan diri kepada Sang Pencipta
Mistisisme

DUNIA RASA
1.

IDEALISME IRRASIONAL IDELAISME NEGATIF


Memandang dunia melalui will berdasarkan apa adanya

2.

EXTRA SENSORY PERCEPTION PARA PSIKOLOGI


Persepsi terhadap kejadian secara spontaN mulai dari yang
sepele sampai dengan yang luar biasa

3.

ESTETIKA KEINDAHAN
Pandangan terhadap keindahan dari obyek yang diamati
Bersifat subyektif : pengalaman seni
Bersifat obyektif : upaya memahami dan mempelajari

4.

ETIKA DAN HUKUM FILSAFAT MORAL


bertalian dengan pertimbangan hati nurani
berhubungan dengan ukuran baik-buruk, benar-salah,
boleh-tidak boleh, dsb

PE N G E R TI AN E TI KA
ETIKA secara harfiah berasal dari bahasa Yunani Kuno : ETHOS
Pagar pembatas ternak agar supaya tidak berkeliaran
Dibubungkan dengankehidupan manusia diartikan sebagai pembatasan gerak
perbuatan manusia
Menjadi kebiasaan atau watak dari sikap dan perbuatan manusia

ETIKA Ajaran mengenai sopan santun


Mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan
Yang boleh dilakukan artinya dibenarkan dan yang tidak boleh dilakukan
artinya tidak dibenarkan
Bayu Suryaningrat: Etika merupakan WEDHALAKUTAMA
WEDHA Pengetahuan, Ajaran, Ilmu
LAKU Perbuatan, Budi pekerti, Tabiat, Watak, Akhlak
UTAMA Amat baik, luhur

ETIKA

DAN

MORAL

Dalam pengertian umum ETIKA adalah ilmu pengetahuan yang


mempelajari perbuatan dan tingkah laku manusia - apakah benar atau
salah, boleh atau tidak boleh, dan sebagainya dengan ukuran norma,
kaidah, aturan, ketentuan
Oleh karena itu pemahaman tentang ETIKA berhubungan dengan
MORAL yang berasal dari bahasa Yunani Kuno MOS (S) atau
MORES (P) yang berarti Kaidah, Norma, Aturan atau Ketentuan
ETIKA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perbuatan dan
tingkah laku manusia dikaitkan dengan penilaian baik dan buruk atau
benar dan salah atau boleh dan tidak boleh
ETIKA adalah ilmu pengetahuan tentang KESUSILAAN atau MORAL

FUNGSI MORAL menurut SIGMUND FREUD


Kehidupan Jiwa Manusia terdiri dari DAS ES dan DAS ICH
DAS ES
Kekuatan hidup, dorongan, nafsu atau naluri
Mempunyai prinsip Kesenangan dan Kepuasan
DAS ICH
Saya pribadi, kepribadian, yang mempunyai kesadaran dan mengetahui
keadaan dalam diri dan lingkungan atau di luar diri
penjinak dan pengendali nafsu ( DAS ES)
Sebagai joki yang harus mengendalikan kuda
UBER ICH : DAS ICH YANG IDEAL
Zat tertinggi dalam diri manusia yang dalam perbuatannya mampu
mengendalikan diri
Perbuatannya senantiasa bersumber pada Norma sebagai sumber Etik
Terjaganya keseimbangan DAS ES dan DAS ICH

TAHAP-TAHAP KELAKUAN MAKHLUK DI DUNIA


TAHAP ABSOLUT
(Setiap perbuatan dihubungkan dengan kekuasaan maha pencipta
pemberi kehidupan Keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa)

TAHAP MANUSIA
(Mempunyai kesadaran, keinginan, dan pertimbangan rasional
adanya pengakuan terhadap norma)

TAHAP HEWANI
(bergerak dan berbuat karena naluri, instink, atau nafsu, baik
karena pengalaman maupun karena latihan)

TAHAP VEGETATIF
(Hidup berdasarkan sumber atau keadaan tertentu)

TAHAP ANORGANIS
( Hidup seadanya tanpa dorongan dari
dirinya)

ETIKA UMUM:
Mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi tindakan
manusia secara umum
Dalam kehidupan masyarakat secara umum
Batasnya adalah lingkungan masyarakat yang bersangkutan
ETIKA KHUSUS:
Mempertanyakan prinsip-prinsip dasar dikaitkan dengan tanggung
jawab nanusis sebagi anggota kelompok masyarakat
Etika khusus yang berlaku dalam suatu lembaga atau kegiatan
Biasanya berupa kode etik

1.

Aga ma

2.

Lingkungan masyarakat umum

3.

Peraturan-peraturan formal

4.

Lingkungan pekerjaan

5.

Lingkungan ketetanggaan

6.

Lingkungan keluarga

7.

Hati nurani individual

PERILAKU /
PERBUATAN

SUMBER ETIKA PEJABAT PUBLIK


AGAMA
IDEOLOGI NEGARA
UNDANG-UNDANG DASAR
UNDANG-UNDANG
PERATURAN PEMERINTAH
KETENTUAN FORMAL LAINNYA
PERATURAN LEMBAGA YBS

NORMA UMUM MASYARAKAT

PERINTAH ATASAN
PERILAKU PEJABAT PUBLIK

Pengertian.
Etika Kehidupan Berbangsa merupakan
rumusan yang bersumber dari ajaran agama,
khususnya yang bersifat universal, dan
nilai-nilai luhur budaya bangsa yang
tercermin dalam Pancasila sebagai acuan
dasar dalam berpikir, bersikap, dan
bertingkah laku dalam kehidupan
berbangsa

Latar Belakang

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.
2.

FAKTOR DARI DALAM:


Lemahnya penghayatan dan pengamalan agama
Sistem sentralisasi yang menumpukan kekuasaan di pusat
Tidak berkembangnya pemhaman & penghargaan akan kebinekaan
dan kemajemukan
Ketidakadilan ekonomi
Kurangnya keteladanan dalam kepemimpinan
Tidak berjalannya penegakkan hukum
Keterbatasan kemampuan budaya lokal dalam merespon budaya luar
Meningkatnya prostitusi, media fornografi, perjudian dan peredaran
dan pemakaian narkoba
FAKTOR DARI LUAR:
Pengaruh globalisasi terhadap persaingan
Intervensi kekuatan global dalam perumusan kebijakan

Etika Kehidupan Berbangsa Meliputi:


1.
2.
3.
4.

Etika Sosial dan Budaya


Etika Politik dan Pemerintahan
Etika Ekonomi dan Bisnis
Etika Penegakan Hukum yang
Berkeadilan
5. Etika Keilmuan
6. Etika Lingkungan

Etika Keilmuan..
Untuk menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa mampu
menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran
untuk mencapai kemaslahatan dan kemajuan sesuai dengan
nilai-nilai agama dan budaya
Diwujudkan secara pribadi ataupun kolektif dalam karsa,
cipta, dan karya, yang tercermin dalam perilaku kreatif,
inovatif, inventif, dan komunikatif, dalam kegiatan membaca,
belajar, meneliti, menulis, berkarya, serta iklim kondusif bagi
pengembangangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pentingnya budaya kerja keras dengan menghargai dan
memanfaatkan waktu, disiplin dalam berpikir vdan berbuat,
serta menepati janji dan komitmen diri untuk mencapai hasil
yang terbaik

INDEKS GOOD GOVERNACE

1.
2.
3.
4.
5.

Penelitian Booz, Allen and Hamilton (1999):


Singapura
8.93
Malaysia
7.72
Thailand
4.89
Philipina
3.47
Indonesia
2.88

Political Economic Risk Consultancy (PERC),


2003 9.91

Suatu paham bahwa pengetahuan terjadi karena bahan


pemberian panca indera dan batin yang diolah oleh akal
melahirkan

RASIONALISME IDEALIS
Berpegang pada keyakinan
bahwa pengetahuan kita
dapat melampaui
pengalaman panca indera
sejati

RASIONALISME REALIS
Berpendirian bahwa
pengolahan pengetahuan oleh
rasio tidak terlepas dari obyek
yang diamatinya
Langeveld (1955:51): Rasio
mengolah pengalaman sambil
meresap ke dalam obyek,
sedangkan obyek itu sendiri
bukan hasil ciptaan sukma
manusia

Tokoh-tokoh Rasionalisme a.l.:


Augustinus, Scotus, Avicena
(Ibnu Sina) ahli pikir abad
pertengahan
Descrates (1596-1650)
Spinoza (1632-1677)
Leibniz (1646-1716
Fichte (1762-1814
Hegel (1770-1813)

1.

Spekulatif terlalu mengandalkan olahan rasio dan lalai


dalam pengujian yang dihubungkan dengan dunia nyata

2.

A Priori masalah psikologis yang merupakan pembawaan


individual (tanggapan-tanggapan pembawaan)

Descrates : Jiwa itu pada ujudnya adalah berpikir


Leibniz

: Jiwa tidak selamanya sadar dan dalam keadaan tertentu


mempunyai rekaan-rekaan

Suatu paham bahwa pengetahuan yang


diperoleh terbatas hanya pada pengalaman
melahirkan
EMPIRISME SENSUALISME
Yang didasarkan hanya pada
pengalaman panca indera sematamata
Bisa melahirkan kebenaran semu

EMPIRISME KONSIENSIALISME
Keputusan yang diambil dari
pengalaman panca indera
berdasarkan pertimbangan penuh
kesadaran
Dengan pertimbangan yang matang

Tokoh-tokoh Empirisme a.l.:


Locke (1632-1704)
Berkeley (1685-1753)
Hume (1711-1776)
Termasuk kaum positivis seperti Comte
(1798-1857)

Bantahan terhadap Pemikiran Empirisme


1. Kebenaran yang dilahirkan apakah hasil
pengamatan nyata atau keputusan si pengamat
sendiri
2. Pengamatan hanya menghasilkan kenyataan yang
memerlukan keputusan, sedangkan situasi psikis si
pengamat akan akan berpengaruh terhadap
keputusan yang diambil
Dengan demikian bisa terjadi sikap a priori
sehingga keputusan antara seorang pengamat
bisa berbeda dengan pengamat lainnya

Siklus Empirik A.D. de Groot:

s
b
O

i
s
a
v
r
e

i
s
uk
d
In

du
e
D t

s
n
d
a
u i
h
a
s
t
a
e
ng serv
e
P Ob

i
s
k

ji
a
K

i
s
a
u
l
a
v
n/E

SIKLUS EMPIRIK
A.D. de GROOT

Penggabungan Sebagai Pemikiran KANT


Bagi kaum rasionalis pengetahuan terjadi oleh keputusan
analisis, karena segala pengetahuan berasal dari penguraian
pembawaan yang bersifat a priori dan tidak memerlukan
pengalaman
Sedangkan bagi kaum empiris pengetahuan (kecuali ilmu
pasti) terjadi karena keputusan empiris, karena subyek baru
mempunyai pengetahuan berdasarkan pada pertimbangan
pengalaman keputusan sintesis
Kant menggabungkan kedua pemikiran tersebut sebagai
penghubung pemikiran, di mana rasio menjadi dasar penentuan
keputusan dan empiris menjadi isi yang dapat membentuk
kategori
Kant juga membedakan adanya ilmu murni yang berpangkal
pada pengetahuan a priori seperti misalnya ilmu pasti

MELALUI RASIO DAPAT


DIRUMUSKAN

DEFINISI

KOMPARASI

Apa yang dimaksud A Apa persamaan dan perbedaan


antara A dan B
Apa yang dimaksud B

KAUSALITAS
Mana yang menjadi
sebab dan akibat
antara A dan B

Melalui Pengalaman dapat ditentukan


1. Bentuk-bentuk pengalaman (ruang dan waktu)
2. Kategori-kategori (kesatuan, kebanyakan, kualitet,
penghubung sebab-akibat, dst)
3. Kesatuannya dalam persepsi transedental
4. Perhubungan antara kategori-kategori sebagai
bentuk pikiran dari isi empirik (isi-isi yang
berasal dari pengalaman

PENDEKATAN INDUKTIF :
MEMBANGUN KONSEP BERDASARKAN
DATA /FAKTA

PENDEKATAN DEDUKTIF :
MENJELASKAN DAN MEMPREDIKSI
BERDASARKAN KONSEP ATAU TEORI

U
IN
D

Data/Fakta diperoleh
melalui observasi

I
KS
DU
DE

K
SI

Konsep atau Teori

Menjelaskan atau
memprediksi kenyataan

MENYUSUN KONSEP BERDASARKAN


PENDEKATAN INDUKTIF

1. Berdasarkan pengamatan yang memadai / banyak


2. Mengamati obyek dalam berbagai aspek
3. Pengamatan dilakukan dalam berbagai waktu
4. Mengamati obyek di berbagai tempat tertententu
5. Tidak terjadi perbedaan antara hasil satu
pengamatan dengan pengamatan lainnya

LADDER OF ABSTRACTION
KONSEP A: Pegawai negeri cenderung untuk korupsi
KONSEP B: Pegawai negeri mempunyai budaya korupsi
KONSEP C: Korupsi menjadi karakter pegawai negeri
PEGAWAI NEGERI KORUPSI
PEGAWAI NEGERI INDONESIA KORUPSI
PEGAWAI NEGERI DI JAKARTA KORUPSI
PEGAWAI KANTOR DI JAKARTA KORUPSI
PEGAWAI KANTOR DINAS X DI JAKARTA KORUPSI
SEORANG PEGAWAI KANTOR DINAS X DI JAKARTA KORUPSI
SI BEGO PEGAWAI KANTOR DINAS X DI JAKARTA KORUPSI

PENGERETIAN KONSEP
Konsep adalah hasil dari konseptualisasi
Konseptualisasi timbul dari persepsi indrawi persepsi
yang didasarkan pada tangkapan panca indera
Konsep berada dalam dunia pikiran (mind)
Tangkapan panca indera tidak dijamin 100 %
menggambarkan fenomena obyek yang ditangkapnya,
sedangkan persepsi bergantung pada nalar orang yang
bersangkutan
Bernard S. Phillips: ways of perceiving phenomena

PENGERETIAN KONSEP
Konsep adalah hasil dari konseptualisasi
Konseptualisasi timbul dari persepsi indrawi persepsi
yang didasarkan pada tangkapan panca indera
Konsep berada dalam dunia pikiran (mind)
Tangkapan panca indera tidak dijamin 100 %
menggambarkan fenomena obyek yang ditangkapnya,
sedangkan persepsi bergantung pada nalar orang yang
bersangkutan
Bernard S. Phillips: ways of perceiving phenomena

Konsep dalam Kesimpulan Tesis atau Disertasi


Mempersepsikan Kesimpulan yang diperoleh
Abstraksi Peneliti terhadap Kesimpulan, seperti yang
dikemukakan dalam ladder of abstraction
Ways of perceiving conclusion
Merupakan tuntutan suatu Tesis atau Disertasi
sebagaimana dinyatakan dalam Tujuan Penelitian
Sikap Peneliti terhadap Kesimpulan, yang bisa berbeda
dengan orang lain karena perbedaan referensi, tingkat
nalar, dan sense of memory sebelumnya

PENGENGERTIAN PARADIGMA
Bernard Phillips:
Paradigms are set of assumptions, implicit or explisit,
about phenomena
Econ G. Guba Paradigm Construction:
1.

Ontological Paradigm mempertanyakan hakekat dari


fenomena yang ingin diketahui

2.

Epistemological Paradigm mempertanyakan hubungan


antara subyek dengan fenomena yang ingin diketahui

3.

Methodological Paradigm mempertanyakan bagaimana


subyek menemukan pemecahan dari fenomena yang dihadapi

PENGENGERTIAN PARADIGMA

Thomas Khun:
A paradigm is made up general theoretical assumption and laws
and techniques for their application that the members of particular
scientific community adopt
A paradigm will always be suffently imprecise and open-ended to
leave of the kind of work be done
The Structure of Scientific Revolution

Pengembangan Ilmu berdasarkan


KHUNS PARADIGM
(Dikembangkan oleh Thomas Kuhn dalam tulisannya
The Structure of Scientific Revolution)

History of Science
Menyangkut perubahan berpikir / pemikiran

MEMAHAMI PERUBAHAN PEMIKIRAN

1. Perubahan-perubahan tentang teori yang


dianut atau disepakati para pakar
2. Pemahaman tentang karakteristik sosiologis
masyarakat ilmiah / para pakar dalam
hubungannya dengan sikap perubahan
PERUBAHAN PARADIGMA
RELATIVISM

Pengertian-pengertian..

Pre-science characterized by total disagreement and constant


debate over fundamentals It is impossible to get to detailed,
esoteric work
Normal science involves detailed attempts to articulate a
paradigm with the aim of improving the match between it and
nature A normal scientist must be uncritical of the paradigm in
which he work
A scientific revolution corresponds to the abandomment of one
paradigm and the adoption of new one, not by individual scientist
only but by the relevant scientific community as a whole A
more and more individual scientists, for a variety of reasons, are
converted to the new paradigm.

Ilmu pengetahuan berkembang berdasarkan observasi individual


ilmuwan yang bersangkutan dan memberikan interpretasi
masing-masing Different scientists or groups of scientist may
well interpret and apply the paradigm in somewhat different way

Open-ended scheme of a science


progresses
(Proses The Structure of Scientific
Revolution)
O

pe
n- e
nd
ed

Ne
w
Ne
w
Cr
isi
No
rm
Pre
-sc

ie n

ce

al s
cie

n ce

nor
ma
l sc

s re
vol
uti
on

ien
c

cr i
sis

??

Kritik atau bantahan terhadap


pemikiran Kuhn
Progress through revolutions is Kuhna alternative to the
cumulative progress characteristics of inductivist accounts
of science Scientific knowledge grows continuously as
more numerous and more various observations are made,
enabling new concepts to be ferformed, old ones to be
refined, and new lawful relationship between them to be
discovered
From Kuhns particular point of view, this is mistaken
because it ignores the role played by paradigms in guiding
observation and experiement. It is just because practised
within them that the replacement of one by another must be
revolutionary one

Pengembangan Ilmu berdasarkan


LAKATOSS RESEARCH PROGRAMMES
Dikembangkan oleh Imre Laktos dalam tulisannya

Methodology of Scientific Research Programmes

Methodology of Scientific Research Programmes

Menghasilkan Dua Pemikiran


The Negative Heuristic of Programmes
Hasil penelitian bukan untuk membantah
hard core tetapi untuk melengkapinya
The Positive Heuristic of Programmes
Hasil penelitian bisa melengkapi, memperbaiki,
membantah atau mengembangkanhard core
mendukung Paham Falsification

LOGICAL ANALYSIS
THE FOUNDATION OF
KNOWLEDGE
(Louay Safi)

FUNGSI LOGIC

A tool for sound reasoning


An essential method of reasoning
An important method of scientific research
Matta: Logic is neccesary for all because
logic is rational search for objects
and meaning

Study of logic the study of concept and the


study of validation

PENGUJIAN TINGKAT
KEPERCAYAAN/VALIDITY
MELALUI PENYUSUNAN PROPOSISI :
Simple Proposition
Mahasiswa memperoleh skor 90
Mahasiswa lulus
Conditional Proposition
Bila mahasiswa memperoleh skor 90 dia akan lulus
Gabungan dua simple propositin
Sufficient Conditional Proposition
Gabungan banyak simple proposition
Bila mahasiswa memperoleh skor 90, rajin membaca,
mengikuti seminar-seminar, dan dia akan lulus

PENGUJIAN TINGKAT
KEPERCAYAAN/VALIDITY
MELALUI ARGUMENTASI: PENYUSUNAN
SILOGISME
Premis Mayor : Setiap manusia akan mati
Premis Minor : Sokrates adalah seorang manusia
Kesimpulan : Sokrates akan mati

PREMIS DENGAN STRUKTUR


LAIN
George Bush adalah presiden Amerika
Serikat yang telah dua kali masa
jabatannya
Setiap presiden Amerika Serikat hanya
direkomendasikan dua kali jabatan
Oleh karena itu George Bush tidak bisa
direkomendasikan untuk diangkat
presiden Amerika Serikat
5-12-08

HERMAN SUWARDI : RODA BERPUTAR DUNIA BERGULIR

LANDASAN SAINS EMPIRIKAL

Sains empirical adalah hasil telaahan dari


external world
Memahami external world bergantung pada
knowability kemampuan untuk memahami
Landasan untuk menguak knowability:
1. Konsep
2. Komparasi
3. Kausalitas

PEMAHAMAN KONSEP
Konsep adalah hasil dari konseptualisasi
konseptualisasi timbul dari persepsi indrawi persepsi
yang didasarkan pada tangkapan panca indera
Konsep berada dalam dunia pikiran (mind) ways of
perceiving fenomena
Tangkapan panca indera tidak dijamin 100 %
menggambarkan fenomena obyek yang ditangkapnya
Konsep dituangkan dalam bentuk subyekpredikat atau
genus-species
Manusia adalah binatang rasional binatang adalah
subyek, dan, rasional adalah predikat

PEMAHAMAN KONSEP
Setiap konsep mempunyai nama/istilah atau pengertian
Pengertian menunjukkan subyek-predikat (sifat)
Konsep dibangun berdasarkan pengertian
Predikat mungkin lebih dari satu makin banyak predikat
dari suatu subyek makin kuat konsep yang dibangun
Lebih maju suatu ilmu lebih lebih terperinci sifat-sifat dari
konsepnya
Lebih banyak terperinci mengetahui sifat-sifat yang
melekat pada gajah lebih kuat konsep gajah yang
dikemukakan

PEMAHAN KOMPARASI
Komparasi membandingkan atau merangkaikan konsepkonsep
Membandingkan adalah melihat persamaan dan melihat
perbedaan dari dua obyek atau lebih
Merangkaikan adalah mengurut meletakan obyekobyek berdasarkan urutan
Membandingkan menghasilkan analogi dan merangkaikan
menghasilkan klasifikasi
Landasan untuk membandingkan adalah subyek-predikat
dengan melihat perbedaan dan kesamaannya

PERBANDINGAN / KOMPARASI
ANTARA KONSEP
Kera itu binatang lebih kecil tercakup oleh
Harimau sama galaknya dengan singa sejajar sama
dengan
Harimau itu binatang buas suatu yang khusus dari satu
kelas
Musang itu pemakan ayam suatu yang khusus dari satu
kelas dengan sifat negatif
Yang makan ayam itu musang bukan kucing yang
berpengaruh itu A bukan B
Kucing itu baik, musang itu jahat A positif dan B negatif

PEMAHAMAN KAUSALITAS
Kausalitas merupakan derajat paling tinggi dari dalam
knowability
Kausalitas memahami sebab akibat dari obyek yang
diamati
Apabila X maka Y
Certainity principles Sunatullah
Pemahaman terhadap sesuatu tidak berdiri sendiri ada
penyebabnya
Keterkaitan / hukum / kaidah / ketentuan sebagai pegangan
bagi manusia dalam menempuh kehidupannya di dalam
dunia yang fana ini

TINGKATAN MEMAHAMI KNOWABILITY


KAUSALITAS
Memahami obyek secara
mendalam / lebih jauh

KOMPARASI
Memahami obyek lebih jauh
dengan membandingkan

KONSEP DEFINISI
Memahami obyek

PEMBEDAAN KONSEP
RUDOLF CARNAP: AN INTRODUCTION TO THE
PHILOSOPHY OF SCIENCE
Cassificatory concepts:
Menempatkan obyek dalam kelas lebih panas, lebih
dingin, lebih dekat, lebih cantik, lebih kecil, dls
mengemukakan konsep tentang obyek dalam kelas-kelas
Comparative concepts:
Mengemukakan hubungan antara dua obyek dengan
membandingkan mana yang lebih dan mana yang kurang
untuk melihat persamaan atau perbedaan
Quantitative concepts:
Memberikan ukuran kongkrit secara numerik untuk
memperoleh kepastian, baik terhadap classificatory
concepts ataupun terhadap compatarive concepts

QUANTITATIVE CONCEPTS
Hubungan antara variabel / obyek:

Symmetric relation: A seimbang / sama berat dengan B


Symmetric & transitive : A seimbang / sama berat dengan B
dan B seimbang / sama berat dengan C
Asymmetric relation: A lebih sedikit / lebih ringan dari B
Asymmetric & transitive: A lebih sedikit / lebih ringan dari
B dan B lebih sedikit / lebih ringan dari C
Harus dibuktikan melalui empirical procedure
Dihitung secara statitis
Ada kepastian / kongkrit
Tidak relatif / ngambang

Pendapat Dilthey
Ilmu alam bersifat nomotetik:
Hubungan sebab-akibat
Orang mengobservasinya dari luar
Hasil telaahannya bersifat hukum (law)
Ilmu sosial:
Bersifat hubungan pengertian (meaning)
Orang mengobservasinya dari dalam
Observer merupakan bagian yang diobservasi masuk ke
dalam
Hasilnya adalah undestanding

Pandangan Rickert
Ilmu-ilmu sosial juga bersifat nomotetik yang mengarah
kepada hukum
Perbedaan hanya pada ilmu sejarah yang hanya
melukiskan fakta-fakta yang bersifat individual
ideographic
Clifford Geertz termasuk mempunyai pandangan sejarah
semacam itu:
Orang Jawa bukan miskin karena statis tetapi mereka
menjadi statis karena mereka dimiskinkan (oleh Belanda /
penjajah)
Orang Baduy miskin?
Negara berkembang vs negara maju siapa yang
mengukur?

Pemikiran Herman Suwardi


Dalam ilmu sosial mendudkung pendapat Rickert bahwa
ilmu sosial nomotetik tetapi menolak pandangan Geertz
bahwa sejarah itu bersifat ideographic
Bagi orang meaning adalah benar
Dengan meaning orang mempunyai choice
Orang bisa memilih mumin atau kufur bergantung pada
meaning
Tidak sependapat dengan August Comte yang positivistik
Ruggiero: filsafat positivistik adalahthe mind reduced
to the nature
Ilmu sosial nomotetik tetapi tidak positivistik orang
dipengaruhi sebab-akibat tetapi tetap mempunyai meaning

Kesimpulannya
Terdapat perbedaan antara ilmu sosial dan ilmu
alam tetapi lebih banyak kesamaannya
Keduanya mempunyai logika sebab-akibat
Baik ilmu sosial maupun ilmu alam bersandar
pada proposisi sebab-akibat sebagai unit terkecil
dari pengetahuan
Dalam ilmu alam orang belum menemukan
substitusi yang baik terhadap proposisi-proposisi
alamiah yang sudah ditemukan selama ini

Perbedaan diantara ilmu sosial dan ilmu alam


1.

2.

3.

Konsep / variabel
Dalam ilmu alam (ilmu kebendaan) fenomena dapat
dikonseptualisasikan dengan relatif tegas karena tegas
batas-batasnya, dalam ilmu sosial (ilmu keperilakuan)
konsep selalu overlapping, sulit ditentukan secara tegas
Pengkuran konsep
Dalam penguran dikenal nominal, ordinal, interval dan
rasio, dalam ilmu alam ukurannya pasti, centimeter, gram,
sekon (cgs)
Perhitungan statistik
Dalam ilmu sosial berlaku skala nominal, ordinal, dan
interval, dalam ilmu alamiah berlaku skala rasio yang
mutlak
dalam ilmu alamiah berlaku parametrik dan dalam
ilmu sosial digunakan non-parametik

Analisis metodolgis
Dalam ilmu alamiah berusaha mencari sifatsifat umum (universalitas)
pendekatannya lebih bersifat positivistik
Dalam ilmu sosial mencari kedalaman
pemahaman
meaning
interpretasi

TEORI ADAB KARSA


(Herman Suwardi)
Adab ketaatan akan ketentuan hukum
Tuhan
Karsa kekuatan
KARSA KUAT

KARSA LEMAH

FREEDOM IN

NO FREEDOM ONLY

SUBMISSIVENESS

SUBMISSIVENESS

RAFID GROWTH

NO GROWTH

ADAB

FREEDOM IN

FREEDOM IN

RENDAH

INSECURITY FEELING

CHAOS

GROWTH

SHARE

Resah Renggut - Rusak

Pelanggaran Normatif

ADAB
TINGGI

NILAI & MANFAAT ILMU


PENGETAHUAN
Manfaat bagi ilmunya sendiri
pengembangan ilmu yang bersangkutan
Manfaat bagi ilmuwan ybs menambah
ilmu pengetahuan yang dimilikinya
Manfaat dihubungkan dengan waktu
memahami perubahan perilaku manusia
Manfaat dihubungkan dengan tempat
memahami nilai-nilai yang berlaku dalam
lingkungan tertentu
Manfaat dihubungkan dengan keimanan
memahami nilai-nilai religious
Manfaat praktis bahan pertimbangan
atau rujukan bersikap dan bertindak

NILAI SEBGAI SUATU KONSEP


Clyde Kluckhohn:
A value is a conception, explicit or implicit,
distinctive an individual or characteristics of
a group, of the desirable which influences
the selection from available modes, means,
and ends of action
The role that values play in differentiating
one culture from another, social change,
and the maintenance of order and stability
in social systems

KONSEP NILAI
Robin M. Williams:
The term values may refer to interests,
pleasure, likes, preferences, duties, moral
obligations, desires, wants, needs, aversions,
and attractions
Values, in other words, are found in the large
and diverse universe of selective behavior
Value elements are potentially important as
variables to be analyzed in all major areas of
investigations

KEIMANAN
PENDIDIKAN
PENGALAMAN
KEPENTINGAN
YANG MENILAI

YANG DINILAI

KONSEP NILAI
Nigro & Nigro:
Nilai menyangkut komitmen emosional
secara mendalam terhadap suatu
pandangan tertentu mengenai obyek
Reaksi yang diberikan subyek
(manusia) terhadap obyek (pihak lain)
berupa manusia, benda, fenomena dan
lain sebagainya
Nilai membimbing tujuan yang
dikehendaki dan mempengaruhi cara
atau metode yang akan digunakan

NILAI INSTRUMENTAL

KOMITMEN

NILAI INTRINSIC

SUBYEKTIF

OBYEKTIF

REAKSI YANG DIBERIKAN


SUBYEK TERHADAP OBYEK
BERDASARKAN PENGALAMAN
ATAU KEPENTINGAN SENDIRI

OBYEKTIF LOGIS

OBYEKTIF METAFISIK

REKASI YANG DIBERIKAN


SUBYEK TERHADAP OBYEK
BERDASARKAN KENYATAAN
MELALUI AKAL SEHAT

REAKSI YANG DIBERIKAN


SUBYEK TERHADAP OBYEK
BERDASARKAN KENYATAAN
YANG MELEKAT PADA OBYEK

POSITIP
Menguntungkan
Berarti
Berfungsi
Bermanfaat
Berharga

NEGATIP
Merugikan
Tidak berarti
Tidak berfungsi
Tidak bermanfaat
Tidak berharga

dls

dls
BERGANTUNG PADA YANG MENILAI

FAKTOR-FAKTOR
LINGKUNGAN
Faktor Sosial-budaya
Faktor Sosial-psikologis
Faktor Sosial-ekonomis
Bahkan:
Faktor Sosial-politik

PENILAIAN TERHADAP ANAK


NILAI ANAK
NILAI POSITIP
Nilai ekonomis
Nilai sosiologis
Nilai psikologis

KEBIJAKAN

PERILAKU
KELAHIRAN

NILAI NEGATIP

KELUARGA BERENCANA

Nilai ekonomis

UKURAN KELUARGA

Nilai sosiologis
Nilai psikologis
NILAI KELUARGA BESAR
NILAI KELUARGA KECIL

CONCEPTUAL MODEL FOR THE VALUE OF


CHILDREN STUDY
SOCIO DEMOGRAPHIC
FACTORS
Background
- Education
- Urban Experience
- Wifes employment history
- Age, Sex, Age of marriage
Situation:
- Income
- Wife current employment
-Parity-family size

VALUE OF CHILDREN
Positive Value:

PSYCHOLOGICAL AND
SOCIAL ORIENTATION
Decision-mindedness
Modernity
Media exposure
Small-family press
Childbearing press

Large-family values:

- Emotional benefits
- Economic benefits and
security
- Self-enrichment and
development
- Identification with chilkdren
- Family chesiveness and contnuity

Negative Values:
- Emotional costs
- Economic costs
- Restrictions or opportunity costs
- Physical demands
- Family costs
- Sibling ralationships
- Sex preference
- Child survival

Small-family values:
- Societal costs
-- Maternal costs

FERTILITY &
FAMILY
PLANNING
Birth control:
- Knowledge
- Attitude
- Use
Family Size:
- Actual
- Desired
- Ideal

Analisis Nilai
Ethel M. Albert:
Both philosophical analysis and social
science often fall into serious erroe by paying
attention to a single kind of value while
ignoring or understanding others
Such an analysis must be aware of
prudential values, character values, social
values, cultural values, and biological survival
values. In short, values enter into each of the
four great systems of human actio: organism,
personality, society, and culture

ii

SCIENCE AND TECHNOLOGY (A.F.Calmers)

The modern world: is largely governed by the concept of technical progress


which sweeps all other considerations before it

Undoubtedly the rise of modern science was accompanied by a growth in


science-based technology, and the prestige of modern science derives in
large part from the success of technological innovation

A piece of technology is not just an intervention in nature. It is also an


intervention in the human, social world. In this sense, there will always be
an entrepreneurial dimension to engineering.

a society should order or encourage such things as atomic bombs or


nuclear power or genetic engineering, however much individual scientists
may press political authorities or commercial interests to sponsor their
work

TAHAP-TAHAP PEMIKIRAN
MANUSIA
TAHAP TEORIA
BERSIFAT DESKRIPTIF
DAN ABSTRAKTIF

TAHAP PRAKTIS
BERSIFAT KREATIF,
INOVATIF, REKAYASA,
MANIPULATIF

TAHAP MORAL
ADANYA TANGGUNG
JAWAB SOSIAL

FUNGSI ILMU DALAM PERUBAHAN


PEMIKIRAN MANUSIA
ALAM KETIGA : TATA NILAI
MEMPERHATIKAN UKURAN KEPANTASAN DAN KEBENARAN
PERAN AGAM SEBAGAI BATAS PENCARIAN KEBENARAN

MELALUI ILMU MENCARI JAWABAN DARI


BERBAGAI PERTANYAAN
ALAM KEDUA : REKAYASA / ARTIFICIAL
KREATIVITAS DAN KETIDAKPUASAN

DIIKUTI SIKAP SERAKAH DAN DESTRUCTIVE

MELALUI ILMU MELAKUKAN


PERUBAHAN-PERUBAHAN
ALAM PERTAMA : ASLI / BELUM BERUBAH
KEHIDUPAN BERDASARKAN APA ADANYA / ALAM SEKITARNYA

KETIDAKBETAHAN MANUSIA UNTUK HIDUP STATIS

ILMU PENGETAHUAN
MENDALAMI PENGERTIAN
MANUSIA DAN ALAM
SEKITARNYA

TEKNOLOGI
PEMIKIRAN UNTUK
MELAKUKAN PERUBAHAN
DEMI KEPENTINGAN MANUSIA

ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI


KEPERLUAN UNTUK MEMPERTAHANKAN HIDUP DENGAN
MENGUBAH DAN MENINGKATKAN APA YANG TERSAJIKAN
DALAM KEHIDUPAN DAN LINGKUNGANNYA

HASIL BUDAYA MANUSIA

PENGENDALIAN ILMU PENNGETAHUAN & TEKNOLOGI


MEMELIHARA KESELAMATAN, KEAMANAN, KETENTRAMAN,
KETENANGAN, DAN LELESTARIAN LINGKUNGAN

MENJAGA KESEIMBANGAN HIDUP

EFECTS AND DEVELOPMENT OF


TECHNOLOGY

The form taken by a technological system is not design but an


evolutionary system. The trajectory is defined as its operations adjust to
the specific social, geographic, economic and political characteristics of
environment, and to overcome the technical problems posed by its growth
and its competition with other technologies (Milton Mueller)

Then to predict the direction or outcome of particular technological


innovation in advance is bound to be uncertain. This cuts against both
sides in many debates about technology: against who would advocate the
development of a particular technology and against who would seek to
control it, in so far as their positions are based on the certainty of their
predictions about the effects and future development of technology.

..those societies which go in most for attempt centrally to control


technological development which suffer the worst pollution of their
environment by technology

KRITIK-KRITIK TERHADAP PEMIKIRAN


TEKNOLOGIS
Fenomena de-humanism
Manusia lebih mempercayai pada teknologi dari pada
pemikiran manusia

Counter culture
Kritik terhadap pergeseran budaya manusia di A.S. dimana
sikap dan perilaku manusia sudah teknokratik, faceless dan
inhuman

Pendewaan teknologi:
Pandangan bahwa kehidupan manusia akan bergantung
pada teknologi, siapa yang menguasai teknologi dialah
yang akan menguasai kehidupan manusia
Dalam praktek memang hampir tidak kelihatan aktivitas
manusia yang terlepas dari jamahan tekonologi yang akhir

SISI POSITIF DAN NEGATIPNYA


Memperlacar &
mempercepat proses
Melakukan modifikasi
Melipatgandakan
produksi
Mengembangkan
kreativitas
Mendorong inovasi
Dls

Merusak nilai-nilai
lama
Merusak lingkungan
Polusi
Mengelabui /
memanipulasi
Mendorong
keserakahan
Dls

Jennifer C.
Greene:
1. Post-positvism (Post-empiricism)
2. Interpretivism
3. Critical Science

Post-positivism (Post-empiricism)
SOCIAL SCIENCE AS
SOCIAL ENGINEERING

EMPIRICAL RESEARCHES

GENERALIZATIONS

Interpretivism
SOCIAL SCIENCE AS
SOCIAL STORY TELLING

GROUNDED RESEARCHES

VALUE - BOUNDED

Critical Science
SOCIAL SCIENCE AS
POLITICAL ENGAGEMENT

ACTION ORIENTED
KNOWLEDGE

POLITICAL AND
SOCIAL CHANGES

SKEPTICISM

POST-EMPIRICISM
(John K. Smith)
There are four related points about post-empiricism:
1.
No absolute foundation for knowledge Not every knowledge
claim is equally well warranted
2.
There is a distinction made between what people believe to be true
and what really is true Objective and truth
3.
Realist Realism: The view that entities exist independently of
being pereceived Substance to both distintion between believe
true and really true and the definition of objectively and truth
4.
The properly done study Acted appropriately in carrying out the
research looking at the process and proper method of the study

For post-empiricism a judgement about the quality of research in


effect a judgement about methodology
Valid studies were procedurally correct

INTERPRETIVISM
Interpretivism denies the possibility of universal
social laws and empirical generalizations
Interpretivist research generates working
hypothesis that bare connected not to priori theory
but to a context-specific which may or may not
informed by existing knowledge
Interpretivist knowledge inevitably reflects the
values of the inquirer
GOUNDED RESEARCH

CRITICAL SCIENCE
The practical important of critical social science,
its role and function in the world of practice
Critical social science denies the distinction
between is and ought, between science as
theory and research as practice and normative,
ideologically based action
Practical political impact
To change world not to describe it
CONTEMPORARY SCIENCE

Karakteristik Pendekatan
Post Positivism Generalization
Quantitative Approach
Interpretivism Grounded
Qualitative Approach
Critical Science Comtemporary
Social and Political System Approach
Perubahan Paradigma Pemikiran

META-THEORY
(UNESCO: Mario Bungo Scientific thought)
Meta-theory is a theory about some theory or class of
theories
A meta-statement isa a statement about another
statement or statements
Such statement must be justified by other means or
else of the theory
No statement in the theory remain isolated: every
statement is either an assumption or a conclusion. More
precisely, a theory is a hypothetico-deductive system, as
it can be formulated in such way that every formula in it
is either an initial premise or a logical consequence of a
set of initial assumption

KESIMPULAN PEMAHAMAN METATHEORY


A theory, whether mathematical or factual,
has certain formal characteristics that
distinguishes it from a body of opinion.
These charactersitics are studied by metamathematics
Pengaruh dari cyber-learning:
= Belajar jarak jauh dengan menggunakan
fasilitas komunikasi elektronik teleseminar, tele-discusion
= Mempercepat proses analisis melalui
program simtem informasi elektronik
program-program komputer

Prof. H. A. Djadja Saefullah, Drs,MA, PhD

META-LANGUAGE and META-THEORY


Every theory contains meta-theorem
A meta-theorem adalah suatu meta-statement yang telah
dibuktikan (a provable statement) melalui penggunaan
analisis matematik
Jadi, matematik merupakan meta-language yang
digunakan dalam membangun meta-theory
Penggunaan matematik adalah instrument untuk
mengukur keabsahan suatu teori
Matematik adalah properti utama untuk mengukur
konsistensi dan ketidakcocokan antara variabel-variabel
yang diukur Diperlukan model untuk melakukan
testing atau pengujian terhadap konsistensi serta
memberikan interpretasi terhadap hasil pengujian
tersebut.

KOMBINASI KUANTITATIF
DAN KUALITATIF

Saefullah, 1992
DIRECT INFORMATION

QUANTITAIVE APPROACH

ST. INTERVIEW SCHEDULE

QUALITATIVE APPROACH

PARTICIPANT-OBSERVATION

FIELD ASSISTANTS

U. ANALYSIS/RESPONDENT

DATA PROCESSING

RESEARCHER

INTERVIEW NOTES

SPEC. FIELD ASSISTANT

KEY PERSON/INFORMAN

FIELD DIARY NOTES

KEY PERSON/INFORMAN

RELATED PARTICIPANTS

FIELD SEMINAR
OBJECT DOCUMENTS
FIELD DATA INTERPRETATION
PREVIOUS STUDIES

EXPLANATION

REL. PUBLICATIONS

Anda mungkin juga menyukai