Anda di halaman 1dari 36

AGENCY THEORY : An

Assessment and Review


Bayu Setyoko
135020300111028
Zahratul Husna 135020300111036
Arrizal Bondan 135020300111046
Dimas Ridlo H
135020300111041
Ahmad Shahab 135020300111004
Fahmy Ibrahim A 135020307111039

TEORI AGENSI DIGUNAKAN


OLEH BIDANG ILMU
Akuntansi
Ekonomi
Keuangan
Pemasaran

Ilmu politik

Terobosan dan dasar teori organisasi


Kurang humanis dan berbahaya

TEORI AGENSI DAPAT DISEBUT HEBAT


ATAU SEBALIKNYA?

4 PERTANYAAN TEORI AGENSI YANG


TERKAIT DENGAN PENELITIAN ORGANISASI
O Apa itu teori organisasi?
O Apa

yang dikontribusikan teori


agensi terhadap teori organisasi?
O Apakah
teori agensi valid dan
empiris?
O Topik dan koteksi manakah yang
sesuai digunakan peneliti organisasi
yang menggunakan teori agensi?

ORIGINS OF AGENCY THEORY

1960-1970: Penelitian
pembagian risiko
Teori agensi memperluas kepustakaan
penelitian pembagian risiko
Teori Agensi?
Pendelegasian wewenang/pekerjaan
Prinsipal=>Agen (metafora kontrak)

Teori
agensi
berupaya
menyelesaikan masalah yang
ada pada hubungan agensi:
Konflik harapan antara tujuan
principal dan aksi/pekerjaan agen.
Sulit atau mahalnya principal
mengukur seberapa baik atau
kerasnya aksi/pekerjaan agen.

KONTRAK YANG PALING EFISIEN?

Aplikasi Struktur Agensi

Mikro

Makro

Fenomena
Organisasi

Agency Theory
Asumsi Sifat
Manusia
Asumsi
Keorganisasian
Asumsi
Informasi

Positivis
t
Agency
Theory

Agen
cy
Theor
y

Principa
l Agent
Researc
h

Positivist Agency Theory

Difokuskan pada situasi


mengidentifikasi di mana pemilik
dan agen cenderung memiliki
konflik tujuan dan kemudian
menjelaskan mekanisme
pemerintahan yang membatasi
perilaku manajer

Mengapa Hubungan
Kontraktual Tertentu Muncul
Proposisi
Proposisi 1
1
Ketika kontrak antara
pemilik dan manajer
berbasis hasil, agen
lebih cenderung
berperilaku untuk
kepentingan pemilik

Proposisi
Proposisi 2
2
Ketika pemilik memiliki
informasi untuk
memverifikasi perilaku
agen, agen lebih
cenderung berperilaku
untuk kepentingan
pemilik

Principal Agent
Research
Semua hubungan atau
konflik kepentingan antara
satu pihak dengan pihak
lainnya dimana pihak yang
satu tidak melaksanakan
instruksi atau perintah
pihak kedua

Principal-Agent
Research
Teori positivis mengidentifikasi berbagai

alternatif kontrak, sedangkan Teori principalagent menjelaskan kontrak yang paling


efisien berdasarkan beberapa variabel
Teori ini dapat diterapkan pada hubungan
pemberi kerja-karyawan, pengacara-klien,
pembeli-pemasok.
Fokus utama principal-agent research adalah
menghasilkan kontrak yang optimal(kontrak
perilaku dan kontrak outcome) antara
principal dan agen

Principal diasumsikan tidak mengetahui yang dilakukan oleh


agen sehingga mungkin saja agen mementingkan
kepetingannya sendiri. Oleh karena itu principal berinvestasi
pada sistem informasi (budgeting system, prosedur
pelaporan) dll agar memperoleh informasi yang lengkap.
Proposisi 3; Sistem informasi berhubungan positif dengan kontrak
berbasis perilaku dan berbanding negative dengan kontrak berbasis
hasil/outcome.

Pilihan lain dengan kontrak berbasis outcome, ada sejumlah


risiko ditanggung oleh agen karena outcome yang dihasilkan
tidak pasti dan tergantung pada faktor lain seperti iklim
ekonomi, competitor, perubahan teknologi, dan lain-lain.
Proposisi 4; Hasil yang tidak pasti berhubungan positif dengan kontrak
berbasis perilaku dan berbanding negatif dengan kontrak berbasis hasil.

Risk Aversion
Inti dari principal-agent theory adalah trade-off antara biaya
yang diukur dengan behavior dan biaya yang diukur dengan
outcome dan risiko yang ditransfer ke agen. Penelitian
(MacCrimmon & Wehrung, 1986) menunjukkan individu sangat
bervariasi dalam menyikapi risiko.
Proposisi 5; risk aversion agen berhubungan positif dengan
kontrak berbasis perilaku dan berbanding negative dengan
kontrak berbasis hasil
Sama seperti agen, principal juga lebih risk aversion dan
mentransferkan risikonya ke agen
Proposisi 6; risk aversion principal berhubungan negative
dengan kontrak berbasis perilaku dan berbanding positif
dengan kontrak berbasis hasil.

Goal Conflict

Jika tidak ada konflik tujuan, agen akan


berperilaku sebagai mana mestinya seorang
pemilik
Proposisi 7: Konflik tujuan antara pemilik dan agen
berhubungan negatif dengan kontrak berbasis
perilaku dan berhubungan positif dengan kontrak
berbasis hasil.

Task programmability

Untuk Task programmability kontrak berbasis


perilaku lebih sesuai karena informasi tentang
perilaku agen ini mudah ditentukan. Argumennya
adalah perilaku agen dalam pekerjaan terprogram
lebih mudah untuk diamati dan dievaluasi
sehingga bisa mengungkapkan perilaku agen.
Proposisi 8: Task programmability secara positif
berhubungan dengan kontrak berbasis perilaku dan
berhubungan negatif dengan kontrak berbasis hasil.

Outcome measurability

Karakteristik tugas lain adalah terukurnya hasil


(Anderson, 1985; Eisenhardt, 1985). diasumsikan bahwa
hasil mudah diukur. Namun, beberapa tugas
membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan,
melibatkan usaha bersama atau tim. Ketika hasil sulit
untuk diukur, kontrak berbasis hasil menjadi kurang
menarik. Sebaliknya, ketika hasil mudah diukur, kontrak
berbasis hasil menjadi lebih baik
Proposisi 9: hasil yang terukur berhubungan negatif dengan
kontrak berbasis perilaku dan berhubungan positif dengan
kontrak berbasis hasil.

length of the agency


relationship
ketika principal dan agen terlibat dalam hubunganjangka panjang, ada kemungkinan bahwa prinsipal
akan belajar tentang agen sehingga dapat menilai
perilaku agen secara lebih mudah. Sebaliknya, dalam
hubungan agensi jangka pendek asimetri informasi
antara pemilik dan agen cenderung lebih besar,
sehingga membuat kontrak berbasis hasil lebih baik
Proposisi 10: Lamanya hubungan keagenan berhubungan
positif dengan kontrak berbasis perilaku dan berhubungan
negatif dengan kontrak berbasis hasil.

Hasil dari aliran Positif


O Dalam aliran positif, banyak penelitian

mengenai masalah agensi dimana


manajemen dan pemegang saham memiliki
kepentingan yang berbeda. Hal ini dapat
diatasi dengan menggunakan teori insentif
berbasis outcome yang mana dapat
menyelaraskan perilaku dari manajemen dan
pemegang saham. Sehingga dalam aliran
positif, banyak penelitian mengenai dampak
dari pemisahan pemilik dan manajemen di
perusahaan. Berikut beberapa contohnya:

O Salah satu studi awal dilakukan oleh Amihud and Lev ( 1981).

Mengenai mengapa manajemen perusahaan tertarik dengan


merger konglomerat. Merger konglomerat adalah merger diantara
dua atau lebih perusahaan yang satu sama lain tidak ada
keterkaitan usaha sama sekali. Ditemukan bahwa merger
konglomerat menarik bagi manajer karena dapat mendiversifikasi
resiko bagi manajemen dan juga pemegang saham.
O Walking and Long (1984) menemukan bahwa manajer tradisional

cenderung menolak akan pengambil alihan perusahaan karena


mereka akan kehilangan pekerjaannya, sedangkan pemegang
saham cenderung tidak peduli dengan pengambil alihan
perusahaan. Namun (jensen&mackling, 1976) menemukan bahwa
manajer dengan insentif berbasis outcome lebih sedikit menolak
akan pengambil alihan perusahaan.
O Argawal and Mandelker (1987) mengemukakan bahwa manajer

dengan insentif berbasis outcome, akan mereduksi masalah agensi


antara pemegang saham dan manajemen. Manajer dengan insentif
berbasis outcome cenderung mengambil keputusan yang sejalan
dengan kepentingan pemegang saham.

Hasil dari arus Prinsipal Agen


O Aliran principal-agent terfokus

kepada memilih kontrak mana yang


paling efisien untuk memaksimalkan
keuntungan diantara kemungkinan
yang ada. Dengan mengukur
variabel seperti task
programmability, information
systems, and outcome uncertainty,
akan dapat ditentukan bahwa
insentif berdasarkan behavior atau
outcome based.

O Dalam suatu studi, Anderson (1985) melakukan pemilihan antara

outcome based incentives, atau behavior based incentives di


sebuah perusahaan elektronik untuk tenaga penjualan. Dalam kasus
ini, mengukur outcome secara pasti tidaklah mudah karena terjadi
banyak aktifitas seperti nonselling tasks and joint team sales.
Sehingga behavior-based lebih cocok digunakan dalam kasus ini.
O Dalam studi yang lain, Eisenhardt (1985, 1988) meniliti manakah

yang lebih cocok digunakan antara outcomebased and behavior


based di tenaga penjualan suatu retail. Eisenhardt menemukan
bahwa outcomebased lebih cocok digunakan diukur dari task
programmability, information systems dan institutional variabel nya.
O Eccles (1985) menggunakan teori keagenan untuk mengembangkan

framework untuk transfer pricing. dalam kerangka ini ia yang


menonjol adalah ia menemukan hubungan antara desentralisasi
(diukur dari task programmability) dengan pemilihan antara biaya
(behavior based) dan pasar (outcome based).

O Singkatnya, ada dukungan terhadap

hipotesis principal-agent yang


menemukan hubungan antara
bentuk kontrak dengan task
programmability, information
systems dan institutional variabel
dan lain-lain.

Teori keagenan
dan Literatur
Organisasi
Teori keagenan

V
S
Politik Organisasi

Teori keagenan
dan Literatur
Organisasi
Teori keagenan

V
S
Teori Kontingensi

Teori keagenan
dan Literatur
Organisasi
Teori keagenan

V
S
Perspektif Biaya
Transaksi

Kontribusi Teori Keagenan

Pengolahan
Informasi.
Implikasi Risiko

Rekomendasi untuk Riset Teori


Agensi

Rekomendasi untuk Riset


Teori Agensi
O Fokus

dalam
Sistem
Informasi,
Ketidakpastian Hasil, dan Resiko
Adalah penting bahwa peneliti menekankan
pada
variabel-variabel
di
atas
dalam
memajukan
teori
agensi
dan
untuk
memberikan konsep baru dalam studi topik
yang familiar.
Mempelajari resiko dan ketidakpastian hasil
sangat tepat karena kemajuan terbaru dalam
mengukur preferensi risiko.

Rekomendasi untuk Riset


Teori Agensi
O Kunci pada Konteks Teori Relevan

Teori Agensi terlihat lebih relevan dalam situasi


dimana masalah kontrak sangat sulit. Situasi
tersebut meliputi:
1. Konflik tujuan substansial antara prinsipal dan
agen, seperti agen oportunisme kemungkinan.
2. Ketidakpastian hasil yang cukup untuk memicu
implikasi dari risiko teori.
3. Belum
terprogram
atau
pekerjaan
yang
berorientasi tim di mana evaluasi terhadap
perilaku sulit.

Rekomendasi untuk Riset


Teori Agensi
O Memperluas untuk Konteks yang Lebih Kaya

Terdapat dua area yang sangat tepat dalam


poin ini, yaitu:
1. Untuk menerapkan struktur agensi pada topik
perilaku organisasi yang berhubungan dengan
asimetri informasi dalam situasi kooperatif.
2. Ekspansi melebihi bentuk murni dari perilaku
dan hasil kontrak seperti yang dijelaskan
dalam artikel ini untuk alternatif kontrak yang
lebih luas.

Rekomendasi untuk Riset


Teori Agensi
O Menggunakan Banyak Teori

Teori agensi menyajikan pandangan


parsial dunia dimana meskipun valid,
juga mengabaikan sedikit kebaikan
dari kompleksitas organisasi.
Tambahan perspektif juga dapat
membantu
dalam
menangkap
kompleksitas yang lebih besar.

Rekomendasi untuk Riset


Teori Agensi
O Melihat Lebih Jauh mengenai Ekonomi

Keuntungan dari ekonomi yaitu perkembangan asumsi


yang hati-hati dan proposisi yang logis. (Hirsch et al., 1987)
Terlalu banyak bergantung pada kegiatan ekonomi
dengan asumsi membatasi seperti pasar yang efisien dan
gaya perspektif tunggal adalah terlalu beresiko dalam
melakukan kegiatan ekonomi kelas dua tanpa kontribusi
penelitian organisasi tingkat pertama.
Oleh karena itu, meskipun tepat untuk memantau
perkembangan di bidang ekonomi, akan lebih berguna jika
memperlakukan ekonomi sebagai tambahan utama dalam
pekerjaan empiris oleh para ahli organisasi.

Kesimpulan
O Artikel ini dimulai dari dua posisi ekstrim dari teori agensi,

yaitu:
1. Dengan alasan bahwa teori agensi bersifat
revolusioner dan landasan yang kuat. (Jensen, 1983)
2. Dengan alasan bahwa teori membahas masalah yang
tidak jelas, sempit, tidak memiliki implikasi yang dapat diuji,
dan berbahaya. (Perrow, 1986)
O Teori agensi memberikan sebuah keunikan, realistik, dan
pandangan empiris yang dapat diuji dalam masalah yang
kooperatif
O Maksd dari artikel ini yaitu untuk mengklarifikasi beberapa
kekeliruan sekitar teori agensi dan menuntun para sarjana
organisasi untuk menggunakan teori agensi dalam
penelitian mereka tentang berbagai isu pokok dari agen
dalam menghadapi perusahaan

Anda mungkin juga menyukai