Anda di halaman 1dari 39

TATALAKSANA KEJANG PADA

BAYI DAN ANAK


Amanda Soebadi
Divisi Neurologi Anak
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM

Curriculum Vitae
Nama

: dr. Amanda Soebadi, SpA

Tempat/tanggal lahir : Surabaya, 21 Januari 1978


Pendidikan
Dokter, FK Universitas Airlangga, 2003
Spesialis anak, FK Universitas Indonesia, 2011

Jabatan
Staf Pengajar Divisi Neurologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM

Pendidikan tambahan
Korea Epilepsy Preceptorship, Seoul, 2013
Clinical Epileptology Course, Stichting Epilepsie
Instellingen Nederland - Vrije Universiteit Medisch
Centrum, Amsterdam, 2013

Kasus
Seorang anak laki-laki usia 11 bulan,
berat badan 9 kg, datang ke IGD
dengan riwayat kejang kaku-kelojotan
seluruh tubuh, 1 jam sebelum tiba di
RS. Lama kejang sekitar 1 menit,
pascakejang pasien sadar. Pasien
demam sejak 12 jam sebelumnya, suhu
39C.

Masalah
Kejang atau
bukan?

Tata laksana
gawat
darurat

Kejang
Tata laksana
lanjutan

Pencarian
etiologi

Kejang pada Bayi dan Anak


Kedaruratan neurologi tersering pada
anak
Sebagian besar berhenti sendiri <5 menit
Jika tidak...
Lebih sulit dihentikan
Berisiko menjadi kejang lama

Kejang >30 menit berakibat kematian sel


saraf
Manno EM. Mayo Clin Proc.2003
Sirven JI. Am Fam Physician
2003

Status Epileptikus
Status epileptikus :
Kejang yang berlangsung terus menerus
selama 30 menit atau lebih
Kejang berulang dalam waktu 30 menit atau
lebih, di antara kejang anak tidak sadar.

Kejang >5 menit


hati-hati menjadi status epileptikus!
Sirven JI. Am Fam Physician 2003
Behera CMK. MJAFI 2005

Kejang atau bukan?


Paroksismal
Gerakan ritmik dan stereotipik

Tidak berhenti bila dipegang atau


digerakkan secara pasif
Dapat muncul saat tidur
Pada kejang umum anak tidak sadar

Keadaan yang dapat menyerupai kejang


Menggigil
Breath-holding spells
Reaksi psikogenik
Stimulasi diri
Syncope
BU

N
A
K

J
E
K

G
AN

Tujuan tata laksana awal kejang


Orang
tua
pasien

Pencegahan
status
epileptikus
Paramedis

Dokter
umum

Perubahan fisiologi, metabolik, dan


gangguan SSP pada kejang (baboon)
< 30
menit
Tekanan darah
PaO2
PaCO2
Cairan paru
Aktivitas otonom
Suhu
pH
Laktat

Meningkat
Menurun
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Menurun
Meningkat

> 30 menit
Menurun
Menurun
Bervariasi
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Bervariasi
Meningkat

Refrakter
Hipotensi
Hipoksemia
Hiperkapnia
Edema paru
Aritmia
Hiperpireksia
Asidosis
Asidosis laktat

Tabel diambil dari Pediatric Critical Care. Fuhman B and


Zimmerman J ed. 1991. p 596)

Perubahan fisiologi,metabolik, dan gangguan SSP


pada kejang (baboon)

Glukosa
Kalium
CPK
Sirkulasi
darah otak
Konsumsi O2
otak
Kebutuhan
energi

< 30 menit

> 30 menit

Refrakter

Meningkat
Meningkat/normal
Normal
Meningkat 900%

Meningkat/normal
Meningkat
Meningkat
Meningkat 200%

Meningkat 300%

Meningkat 300%

Hipoglikemi
a
Hiperkalemi
a
Gagal ginjal
Edema otak

Terkompensasi

Menurun

Iskemia otak
Iskemia

Tabel diambil dari Pediatric Critical Care. Fuhman B and


Zimmerman J ed. 1991. p 596)

Makna tabel di atas ?


Tidak semua kejang otomatis diperiksa
AGD, elektrolit, gula darah.
Pemeriksaan penunjang dilakukan atas
indikasi untuk mencari etiologi
Hanya status epileptikus dan kejang
refrakter yang memerlukan
pemeriksaan lengkap untuk mengetahui
komplikasi kejang karena kegagalan
kompensasi tubuh

Pertimbangan dalam pemilihan obat


1. Sifat obat anti konvulsan
Onset, lama kerja, waktu paruh
2. Efek samping obat
3. Harga
4. Ketersediaan obat

Karakteristik Antikonvulsan
Respons
cepat

Efikas Keamanan
i

Lama kerja

Diazepa
m

+++

+++

++

Midazola
m

+++

+++

+++

+ (one shot)
+++ (IV
kontinu)

Fenitoin

+++

++

++

+++

++

(loading
dose)

Barbitura ++
(loading
t
dose)

Freedman SB. Clin Pediatric Emergency Medicine, 2003

Diazepam
Agonis reseptor GABA
Waktu paruh 20-40 jam
Onset terapi 3-5 menit
Efek terapi 15-20 menit
Dosis 0,25-0,5 mg/kg IV/rektal, maks 20 mg
Efek samping:
sedasi, depresi napas (pemberian cepat), hipotensi

Sediaan:
IV 10 mg/2 mL
rektal 5 mg dan 10 mg

Midazolam

Agonis reseptor GABA


Onset terapi 2-5 menit
Efek terapi 30-60 menit
Waktu paruh 6,5-12 jam
Dosis 0,2 mg/kg IV bolus

Dilanjutkan infus 0,02-0,4 mg/kg/jam

Efek samping: depresi pernapasan


Sediaan: IV 5 mg/1 mL, 15 mg/3 mL

Fenitoin
Memblok kanal natrium
Waktu paruh 24 jam
Onset terapi 10-30 menit
Efek terapi 12-24 jam
Dosis inisial 20 mg/kg IV, maksimal 1000 mg
Pengenceran 10 mg/mL NaCl 0,9%
Kecepatan 1 mg/kg/menit, maksimal 50 mg/menit

Efek samping:
hipotensi, aritmia (pemberian cepat)
Sediaan : IV 100 mg/2 mL

Fenobarbital
Bekerja pada reseptor GABA
Waktu paruh 3-7 hari
Onset terapi 10-20 menit
Efek terapi 1-3 hari
Dosis inisial 20 mg/kg IV, maks 600 mg
Bolus pelan maks 30 mg/menit
Tidak diencerkan
Efek samping:
depresi pernapasan, hipotensi
Sediaan: IV 200 mg/2 mL
Sediaan IM tidak boleh diberikan IV!!

Tata Laksana Kejang Akut

Prinsip Tata Laksana Kejang pada


Bayi dan Anak
1. Resusitasi
2. Menghentikan kejang
3. Mencegah kejang berulang: terapi
rumatan
4. Mencari etiologi

Rosenow F. Epileptic Disord 2002


Sirven JI. Am Fam Physician 2003

1. Resusitasi

Diazepam 5-10 mg
Per-rektal max 2 kali
Jarak 5 menit

Prehospital

Hospital/ED

Airway
Breathing
Circulation

Diazepam 0,25-0,5 mg/kg/iv /io


(kec 2 mg/min, dosis maks 10 mg)

0-10 min

10-20 min

atau
Midazolam 0,2 mg/kg/iv/im

atau

Lini pertama

Lorazepam 0,5-0,1 mg/kg/iv/


(rate < 2 mg/min)
ICU/ED

Note :
Tambahan
5-10 mg/kg/iv

Fenitoin 20 mg/kg/iv
(20 min/50 ml NS)

Lini kedua

Fenobarbital 20 mg/kg/iv
(rate >10 min)

Lini ketiga

20-30 min

30-60 min
ICU

Kesepakatan UKK Neurologi 2011

Refrakter SE
23

Status Epileptikus

Midazolam 0.2 mg/kg IV bolus perlahan, dilanjutkan


dengan
0,02-0,4 mg/kg/jam
Intubasi dan ventilasi
Rumatan fenobarbital tetap diberikan
Dosis midazolam diturunkan jika terdapat gangguan
kardiovaskuler
Tapering off jika 24 jam tidak terlihat kejang
Monitoring dengan EEG (jika ada)

Kesepakatan UKK Neurologi 2011


24

Tatalaksana Kejang Neonatus


Periksa kadar glukosa & koreksi hipoglikemia

International League Against Epilepsy and World Health Organization. Guidelines on neonatal
seizures. 2011.
Pusponegoro HDP. Update in neonatal convulsion. Dalam: Pusponegoro HDP dkk, penyunting.

3. Pencegahan kejang kembali:


terapi rumatan

Terapi rumatan
Kejang akut
berhenti dengan

Terapi rumatan

Diazepam

Fenobarbital/fenitoin
Loading dose diikuti dosis rumatan 12
jam kemudian

Fenitoin

Fenitoin 5-7 mg/kg/hari IV dibagi 2


dosis

Fenobarbital

Fenobarbital 4-6 mg/kg/hari IV dibagi 2


dosis

Midazolam

Obat yang dipakai sebagai lini ketiga


(fenobarbital/fenitoin)

Kejang demam:
pencegahan kejang kembali
Jangka pendek

Jangka panjang

Profilaksis intermiten

Terapi rumatan

Hanya diberikan selama anak demam

Diazepam oral 0,3 mg/kg/dosis

Dapat diulang setiap 8 jam bila anak masih demam

Diberikan bila ada indikasi

Diberikan setiap hari baik demam maupun tidak

Hingga 1 tahun bebas kejang

Fenobarbital 4-6 mg/kg/hari dibagi 2 dosis

atau

Asam valproat 15 mg/kg/hari dibagi 2-3 dosis

UKK Neurologi IDAI. Konsensus penatalaksanaan kejang


demam. 2006.

Indikasi terapi rumatan pada


kejang demam
Konsensus Kejang Demam UKK Neurologi
IDAI, 2006:
Kejang lama >15 menit
Adanya kelainan neurologis yang nyata
Kejang fokal
Dipertimbangkan bila:
Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
Kejang demam >4 kali per tahun
Kejang demam pada bayi <12 bulan

4. Pencarian etiologi
Anamnesis
Pemeriksaan

fisis & neurologis


Pemeriksaan penunjang atas indikasi:

Darah perifer lengkap


Glukosa, kalsium, natrium, dan magnesium
serum
Analisis gas darah
Kimia darah
Skrining zat toksik
Biakan darah
Pungsi lumbal
CT scan, MRI, EEG, foto kepala
Asam organik, NH4, laktat, asam amino

Edukasi orangtua
Menyediakan diazepam rektal di
rumah
Ajarkan cara pemberian diazepam
rektal
Jika anak kejang:
Baringkan di tempat yang aman, jauhkan bendabenda berbahaya
Longgarkan pakaian
Ganjal kepala dengan benda yang empuk
Beri diazepam rektal
Jangan masukkan apa pun ke dalam mulut
Jangan menahan gerakan saat kejang
Segera ke dokter jika dengan pemberian
diazepam rektal 2 kali kejang tidak berhenti

Cara pemberian diazepam rektal


1

Bukalah bokong anak


dengan lembut

Masukkan ujung tube


ke dalam dubur

Lakukan secara perlahan


3
4

Pencet tube perlahan


hingga seluruh cairan
obat masuk ke dalam
dubur

Tunggu beberapa detik,


lalu keluarkan tube dari
dubur sambil tetap
mempertahankan
tekanan pada tube

Rapatkan bokong
dengan tangan selama
beberapa detik untuk
mencegah obat
mengalir keluar kembali

Kasus
Anda dokter jaga IGD pada kasus di atas.
Apa yang Anda lakukan?
Parasetamol
Diazepam 3 mg PO setiap 8 jam bila suhu
>38C
Cari etiologi demam

Lanjutan kasus (2)


Saat di IGD, anak kejang kembali, kakukelojotan seluruh tubuh. Apa yang Anda
lakukan?
Airway Breathing Circulation
Diazepam 5 mg rektal atau 3 mg IV

Lanjutan kasus (3)


5 menit kemudian, anak masih kejang. Apa
yang Anda lakukan?
Diazepam 5 mg rektal atau 3 mg IV

Lanjutan kasus (4)


Jika kejang berhenti, apa yang Anda berikan
kepada pasien selanjutnya?
Diazepam 3 mg PO diulang setiap 8 jam selama
pasien masih demam
Ini adalah episode kejang pertama pasien.
Pasien dapat duduk sendiri, merangkak, dan
mengoceh ba-ba, da-da, namun belum
dapat berdiri. Perlukah terapi rumatan?

Lanjutan kasus (5)


Jika kejang belum berhenti setelah pemberian
dua kali pemberian diazepam rektal dan satu
kali pemberian, apa yang dilakukan?
Fenitoin loading dose 20 mg/kg IV
Pengenceran? Kecepatan?
atau

Fenobarbital loading dose 20 mg/kg IV


Pengenceran? Kecepatan?

Pertanyaan
Tindakan yang dapat dilakukan di rumah?
Baringkan anak miring di tempat yang aman
Longgarkan baju
Jangan masukkan apapun ke dalam mulut
Beri diazepam rektal, dapat diulang 2x selang 5
menit
- Bawa anak ke IGD terdekat
-

Pertanyaan
Bila dengan 2x pemberian diazepam rektal
anak masih kejang?
- Berikan fenitoin 180 mg/kg IV diencerkan dalam
18 mL NaCl 0,9% dalam 20 menit
- Bila kejang berhenti, lanjutkan dengan fenitoin
rumatan 12 jam kemudian

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai