Retensio Plasenta
Retensio Plasenta
PENDAHULUAN
Dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan,
sesaat setelah periode pasca persalinan (dalam
24 jam setelah persalinan) merupakan waktu
dengan resiko terbesar bagi ibu.
Perdarahan hebat adalah penyebab yang paling
utama dari kematian ibu di seluruh dunia.
Menurut Departemen Kesehatan R.I. saat ini
angka kematian ibu di Indonesia diperkirakan
adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup, dan 43%
diantaranya disebabkan oleh perdarahan pasca
persalinan (hemoragia post partum/HPP).
PENDAHULUAN
Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya
sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Terkadang
perdarahan terjadi tidak keluar dari vagina, tetapi
menumpuk di vagina dan di dalam uterus, yang
dapat diketahui dari adanya kenaikan tinggi fundus
uteri setelah uri keluar.
Untuk itu perdarahan post partum harus mendapat
perhatian yang lebih serius terutama
penatalaksanaannya. Tujuannya agar ibu bersalin
selamat melewati proses bersalin sehingga
mencegah terjadinya kematian maternal dan
melahirkan bayi yang sehat. Oleh karena itu
diharapkan para penolong persalinan memiliki
pengetahuan tentang bahaya perdarahan post
partum.
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. W
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur
: 31Tahun
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Agama
: Islam
Alamat
: Dusun Kali Asin RT/RW 04/01, Desa Segar Jaya
Kec. Batu Raja, Kab. Karawang
Tanggal Masuk RS : 09 Februari 2012
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. R
Umur
: 37 tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pedagang
Agama
: Islam
Alamat
: Dusun Kali Asin RT/RW 04/01, Desa Segar Jaya
Kec. Batu Raja, Kab. Karawang
II. ANAMNESIS
Autoanamnesa dan alloanamnes dilakukan di kamar
bersalin RSUD Karawang a pada tanggal 09 Februari
2012 (Pukul : 06.15)
A.Keluhan Utama
Perdarahan dari jalan lahir yang tidak berhenti
sejak melahirkan 1,5 jam SMRS.
B.Keluhan Tambahan
Mules-mules sejak 6 jam SMRS.
II. ANAMNESIS
C.
Riwayat Penyakit Sekarang
P7+1A1, pasien datang atas rujukan
bidan setelah melahirkan 1,5 jam
SMRS tetapi plasenta tidak dapat
dilahirkan. Pasien mengaku bayinya
lahir pada usia kehamilan 9 bulan.
Pasien telah melahirkan pada jam
04.30 WIB ( 1,5 jam SMRS) ditolong
oleh bidan.
II. ANAMNESIS
II. ANAMNESIS
D. Riwayat Haid
HPHT
: 30 April 2011
Menarche
: 12 tahun
Siklus Haid : Teratur (antara 28-30 hari)
Lama Haid : 5-7 hari
Banyaknya : 2-3 pembalut per hari
Dismenore : (+)
II. ANAMNESIS
E. Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, usia saat menikah 13 tahun, lama
perkawinan 24 tahun, jumlah anak 5 orang.
F. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
Yang Lalu
Hamil I: Laki-laki, 18 tahun, lahir ditolong paraji, BB lahir:
3000 gram
Hamil II
: Perempuan, 17 tahun, lahir ditolong paraji, BB
lahir 2900 gram
Hamil III : Laki-laki, 8 tahun, lahir ditolong paraji, BB lahir
3100 gram
II. ANAMNESIS
Hamil IV : Perempuan, 7 tahun, lahir ditolong paraji, BB
lahir 2800 gram
Hamil V
: Perempuan, 1,5 tahun, lahir ditolong paraji,
BB lahir 3000gram
Hamil VI : Keguguran usia kehamilan 3 bulan
Hamil VII : Laki-laki, meninggal saat dilahirkan
G. Riwayat Pemakaian Kontrasepsi
Os menggunakan KB suntik 3 bulan sekali selama 2 tahun,
dan sudah 1 tahun bebas KB
II. ANAMNESIS
H.
I. Riwayat Kebiasaan
Darah tinggi (+), kencing manis (-), Penyakit jantung (-),
Asma (-), Hepatitis (-), Tumor Rahim (-), Kista ovarium (-),
Alergi makanan (-), Alergi obat (-), Riwayat operasi (-).
J. Riwayat Penyakit Keluarga
Darah tinggi (-), kencing manis (-), Penyakit jantung (-),
Asma (-), Alergi makanan (-), Alergi obat (-).
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital
Tekanan Darah
Nadi
:
Suhu
:
Pernapasan
: 140/90 mmHg
90 x/menit
36,2C
: 21 x/menit
Thoraks
Jantung
: BJ I, BJ II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
: Sn. Vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/ Ekstremitas atas : Akral hangat -/-, Edema -/ Ekstremitas bawah : Akral hangat -/-, Edema -/-
7,9 g/dL
Leukosit
18.400 /mm3
Trombosit
236.000 mm3
Ht
27%
BT/CT
2/12
HbaAg
(-)
Golongan Darah
A+
V. RESUME
P7+1A1, pasien datang atas rujukan bidan dengan setelah
melahirkan 1,5 jam SMRS tetapi plasenta belum lahir. Bayi
telah dilahirkan, dan dilakukan pengeluaran plasenta sesuai
prosedur, namun setelah 30 menit plasenta tidak dapat
dikeluarkan dan langsung dirujuk ke RSUD karawang. Nyeri
perut disertai mules-mules (+), keluar darah segar dari jalan
lahir (+) dengan menghabiskan 2 kain sarung disertai
gumpalan darah.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah: 140/90
mmHg, nadi: 90x/menit, pernafasan: 21x/menit, suhu: 36,2C,
mata: CA +/+,abdomen: palpasi teraba terus yang keras, TFU:
setinggi pusat, genitalia: v/v: tampak tali pusat, darah (+)
warna merah segar ; p/d: portio t/l, pembukaan 2-3 cm, teraba
tali pusat di vagina (+).
Dari hasil laboratorium darah didapatkan hemoglobin: 7,9 g/dL,
leukosit: 18.400 /mm3.
VI. DIAGNOSIS
Ibu : P7+1A1 partus maturus
spontan 1,5 jam SMRS
dengan HPP e.c retensio
plasenta + still birth + cukup
anak + anemia
VII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
Bed rest dan evaluasi keadaan umum dan
hemodinamik
IVFD RL 20 tetes permenit
Drip oksitosin 10 UI (20 tetes permenit)
Ceftriaxone 1 gram 3x1
Asam mefenamat 500 mg 3x1
Vitamin C 3x1
Lakukan manual plasenta
Observasi perdarahan pervaginam
Rencana kuretase dan MOW tanggal 10-02-2012
VII. PENATALAKSANAAN
Dilakukan manual plasenta tanggal 9 Februari 2012
pukul 10.25
Pasien telentang dengan posisi litotomi dalam oksitosin 10 iu/RL
500 cc.
A & antisepsis genitalia eksterna dan sekitarnya.
Tali pusat diregangkan dengan tangan kiri. Tangan kanan masuk
secara tangan obstetrik ke vagina hingga kavum uteri sampai
tempat insersi tali pusat.
Plasenta ditelusuri ke tepi.
Plasenta dilepaskan dari tempat insersinya sampai terlepas
seluruhnya.
Plasenta digenggam dengan tangan kanan dan dikeluarkan.
Plasenta lahir manual tidak lengkap dengan berat 500 g, panjang
50 cm, insersio lateral.
VII.PENATALAKSANAAN
Laporan Operasi
Diagnosa Pre operasi :
P7+1A1 partus maturus spontan 1,5 jam SMRS dengan HPP
e.c retensio plasenta + still birth + cukup anak + anemia
Diagnosa post-operasi :
P7+1A1 partus maturus spontan 1,5 jam SMRS dengan HPP
e.c retensio plasenta + still birth + cukup anak + anemia
Tindakan Operasi : SC + MOW
VII.PENATALAKSANAAN
1. Pasien dalam terlentang dengan anestesi umum.
2. Dilakukan tindakan a/antiseptik pada daerah operasi dan
sekitarnya.
3. Daerah operasi dipersempit dengan duk steril.
4. Dilakukan insisi semilunar sepanjang 2 cm di bawah pusat.
5. Sayatan luka diperdalam sampai mencapai kavum
abdomen.
6. Dilakukan identifikasi pada kedua tuba.
7. Selanjutnya dilakukan MOW pada kedua tuba.
8. Luka operasi dijahit lapis demi lapis.
9. Pasien dalam posisi litotomi dengan anestesi umum.
10. Dilakukan tindakan a/antiseptic pada daerah vulva-vagina
dan sekitarnya.
VII.PENATALAKSANAAN
11.
12.
13.
jam
14.
15.
16.
17.
VIII. PROGNOSIS
Ibu
Ad Vitam
: dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Follow up
Tanggal
10 Februari 2012
A
P
P7+1A1 partus maturus spontan 1,5 jam SMRS + manual plasenta a/i retensio plasenta + still birth + NH1 + anemia
Bed Rest dan evaluasi keadaan umum dan hemodinamik
IVFD RL 20 tetes permenit
Ceftriaxone 1 gram 3x1
Rencana kuretase hari ini
Tanggal
11 Februari 2012
Follow up
TD : 140/80mmHg, N: 72x/menit
Suhu: 36C, RR : 20x/menit
Mata : CA -/Thorax : ASI -/Abdomen:
I: datar, simetris
Palp: NT (-), supel, TFU sepusat
Perk: timpani
Aus: BU (+) N
Genetalia:
v/v tidak ada kelainan, lochia (+)
A
P7+1A1 partus maturus spontan 1,5 jam SMRS dengan HPP e.c retensio plasenta + manual plasenta + still birth + NH2 +
post kuretase a/i sisa plasenta + MOW a/i cukup anak
Analisa Kasus
Analisa Kasus
Pada laporan kasus pasien Ny.W, 31 tahun, didapatkan diagnosis
P7+1A1 partus maturus spontan 1,5 jam SMRS dengan HPP e.c
retensio plasenta + still birth + anemia. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Hal yang mendukung penegakan diagnosis dari anamnesis adalah
pasien Ny.W, datang dirujuk oleh bidan setelah melahirkan 1,5
jam SMRS dengan plasenta tidak dapat dilahirkan, dan telah
dilakukan prosedur pengeluaran plasenta tetapi dalam 30
menit. Hal ini sesuai dengan definisi retensio plasenta yaitu tetap
tertinggalnya plasenta dalam uterus 30 menit setelah anak lahir.
Apabila sebagian plasenta telah terlepas maka akan
menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, yang juga terjadi
pada pasien ini yaitu perdarahan berwarna merah kehitaman,
bergumpal dan menghabiskan 2 kain sarung penuh hal ini sesuai
dengan definisi perdarahan pasca persalinan yaitu darah lebih
dari 500 cc pada persalinan per vaginam setelah bayi lahir.
Analisa Kasus
Berdasarkan teori perdarahan pasca persalinan, pada kasus
ini terjadi perdarahan pasca persalinan dini (early postpartum
haemorrhage, atau perdarahan postpartum primer, atau
perdarahan persalinan segera) yakni perdarahan pasca
persalinan primer terjadi 24 jam pertama, dan retensio
plasenta merupakan salah satu penyebab utama.
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran compos mentis,
tekanan darah 140/90 mmHg, nadi: 90x/menit, pernapasan:
21x/menit, suhu: 36,2C, mata: CA +/+, Abdomen : palpasi
teraba uterus yang keras, TFU setinggi pusat, genitalia: v/v:
tampak tali pusat, darah (+) warna merah segar ; p/d: portio
t/l, pembukaan 2-3 cm, teraba tali pusat di vagina (+).
Analisa Kasus
Pada status generalis hanya tekanan darah yang meningkat
hal ini karena pasien telah memiliki riwayat hipertensi
sebelumnya, dan tanda vital lain dalam batas normal tidak
ditemukan tanda-tanda syok seperti kesadaran menurun,
sesak napas, tensi <90 mmHg, dan nadi yang >100x/menit.
Konjungtiva pada pasien ini anemis kemungkinan terjadi
anemia karena keluarnya darah yang cukup banyak tersebut.
Pemeriksaan obstetrik, pada palapasi abdomen didapatkan
uterus keras, genitalia pada vulva-vagina tampak tali pusat
karena plasenta yang memang belum lahir, dan adanya
perdarahan kemungkinan plasenta telah terlepas sebagian,
pada pemeriksaan dalam juga teraba tali pusat di vagina.
Pada pemeriksaan laboratorium darah didapatkan hemoglobin
yang menurun yaitu 7,9 g/dL, sesuai dengan keadaan pasien
yang mengalami anemia karena perdarahannya.
Analisa Kasus
Penyebab perdarahan pasca persalinan lainnya seperti
robekan jalan lahir, atonia uteri, gangguan pembekuan
darah dapat tersingkirkan karena pada pemeriksaan fisik
abdomen uterus teraba keras, vulva/vagina tidak terdapat
tanda-tanda robekan/laserasi jalan lahir, dan pada
pemeriksaan penunjang didapatkan trombosit 236.000
mm3, BT/CT: 2 menit/12 menit.
Pada pasien ini dilakukan tindakan kuretase dan MOW
pada tanggal 10 Februari 2012 pukul 13.45 14.15,
didapatkan sisa plasenta 80 gram dengan perdarahan
50 cc. Pasien diperbolehkan pulang pada tanggal 11
Februari dengan kondisi pasien TD : 140/80mmHg, N:
72x/menit, Suhu: 36C, RR : 20x/menit.
Terimakasi
h