MSDM 2
MSDM 2
MSDM 2
SASARAN BELAJAR
1.
2.
3.
4.
5.
ARTI ETIKA
Faktor-faktor individu
Faktor-faktor keorganisasian
Pengaruh atasan
Aturan hukum dan kebijakan etika
Budaya organisasi
FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU
Survey terhadap 243 mahasiswa, menyimpulkan jawaban sbb: 1=3,09, 2=1,88, 3=2,54, 4=3,41, 5=3,88, 6=2,88,
7=3,62, 8=3,79, 9=3,44, 10=1,33, 11=1,58, 12=2,31, 13=3,36, 14=3,79, 15=3,38.
FAKTOR-FAKTOR KEORGANISASIAN
Manajer
Menengah
Manajer
Lini
Staf
Profsional
Staf
Adm
Pekerja
kontrak
Mengamankan pekerjaan
Lainnya
PENGARUH ATASAN
Atasan menetapkan karakter umum, tindakannya
merupakan sinyal-sinyal tentang apa yang benar dan
apa yang salah.
Hasil suatu survey melaporkan, tingkat perilaku yang
tidak dapat diterima menurun secara dramatis, saat
karyawan mengetahui penyelia mereka menunjukkan
perilaku etis.
Survey yang lain melaporkan: 56% karyawan merasakan
tekanan dari atasan untuk bertindak secara tidak etis
atau ilegal.
Berikut ini adalah contoh bagaimana para penyelia secara sadar (atau
tidak sadar) mengarahkan bawahan untuk melaksanakan hal-hal yang
tidak benar.
BUDAYA ORGANISASI
Adanya aturan etika di suatu perusahaan tidak menjamin perilaku etis tidak dilanggar
di perusahaan tersebut.
Orang tua dapat berbicara tentang etika, tetapi bila anak-anak melihat mereka tidak
mengupayakan dengan maksimal pelaksanaan etika, misalnya membawa
perlengkapan kantor ke rumah anak-anak akan mengasumsikan bahwa bersikap
tidak etis adalah hal yang dapat diterima.
Perusahaan penerbangan Southwest Airlines mengembangkan kultur organisasi
sendiri, tapi karyawan baru sering kali menjadi sasaran canda, CEO perusahaan
dengan bebas mengenaikan pakaian rumah/santai menghadapi karyawan atau tamu.
Sebaliknya perusahaan penerbangan JetBlue membangun budaya yang unik. Untuk
memastikan seluruh karyawan menangkap pesan perlunya kebersamaan CEO
biasa turun langsung kebawah membantu pekerjaan atau mengawasi pemindahan
barang-barang ke dan dari pesawat.
Dengan sinyal yang mereka kirimkan, dan contoh yang mereka berikan, para
manajer menetapkan nilai-nilai dan menciptakan budaya apa yang mereka katakan
dan lakukan.
Para karyawan memahami sinyal tersebut, dan ini mempengaruhi bagaimana mereka
berperilaku.
PERAN MANAJER
Saat harus menciptakan budaya perusahaan, para manajer harus memikirkan cara
untuk mengirimkan sinyal yang tepat pada para bawahan mereka,
Berikut adalah contoh bagaimana mereka melakukan:
Mengklarifikasikan harapan. Satu cara untuk melakukannya adalah
mempublikasikan aturan etika perusahaan, contoh, pernyataan J&J: kami memiliki
tanggung jawab utama kepada para dokter, perawat, dan pasien, juga pada para ibu
dan ayah, dan semua yang menggunkan produk dan jasa kami.
Gunakan sinyal dan simbol, contoh: perusahaan penerbangan SouthWest
menetapkan: karyawan baru, pilot sekalipun wajib pempelajari lagu atau yell
perusahaan selama masa orientasi.
Menyediakan dukungan pisik, misalnya: rencana insentif, sistem penilaian, dan
prosedur pendisiplinan.
Menggunkan sejarah, sejarah dapat menggambarkan nilai-nilai penting perusahaan.
IBM memiliki sejarah bagaimana para penjual berkendara sepanjang malam
menempuh badai untuk menyampaikan pesanan pelanggan.
Melakukan ritual dan upacara. Di JCPenny, karyawan baru diberikan Penney
Partnership semacam buku suci yang berisi aturan tertulis tentang kehormatan,
kepercayaan diri, pelayanan, dan kerjasama, dalam suatu upacara resmi.
Keterkaitan. Yaitu melibatkan karyawan dalam keputusankeputusan yang menyangkut nasib mereka.
Penjelasan. Memastikan semua orang terlibat dan terkena pada
aturan disiplin dengan segala konsekwensinya.
Kejelasan. Memastikan setiap orang tahu sebelumnya dengan
standar apa mereka dinilai dan konsekwensi apa yang harus
diterima bila terjadi pelanggaran.