Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN KASUS

Katarak Imatur OD
Katarak Matur OS
Hipertensi Okular ODS
Penulis
Pembimbing

: Ivan Danusaputra (406127036)


: dr. Nanda Lessi, Sp.M

IDENTITAS

Nama
Umur
Agama
Pekerjaan
Tanggal pemeriksaan

:
:
:
:

Ny. S
45 tahun
Islam
Ibu rumah tangga
: 12 April 2014

Keluhan utama
Mata kiri pengelihatan turun perlahan dan makin
buram, tanpa mata merah

Keluhan tambahan
Mata kiri menjadi berair, sedikit perih.

Riwayat Penyakit
Sekarang

Pasien datang dengan keluhan pengelihatan turun


perlahan sejak 1 minggu SMRS dan semakin
parah pada 5 hari SMRS. Pasien juga mengeluh
mata kiri berair, dan terasa perih.
Riwayat benturan pada kepala disangkal oleh
pasien. Pasien mengaku selalu minum jamu
apabila sakit pinggangnya kumat lagi, dan hal ini
sudah berlangsung sejak 1 tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa
seperti ini sebelumnya. Pasien memiliki riwayat
Hipertensi dengan tekanan darah 160/ (pasien
tidak ingat) yang baru saja diketahui 4 bulan SMRS.
Pasien tidak minum obat secara rutin. Riwayat
kencing manis, alergi dan asma disangkal pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami
keluhan serupa.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan.
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital : Tekanan Darah
: 150/90 mmHg
Frekuensi Nadi
: 80 kali/menit
Frekuensi Nafas : 28 kali/menit
Kepala/leher
: pembesaran KGB preauriukuler (-)
Thorax, Jantung : dalam batas normal
Paru : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas
: dalam batas normal

STATUS
OPHTALMOLOGI
KETERANGAN

OD

OS

VISUS
- Visus

6/12,5 ph

1/300

=6/10
- Koreksi

- Addisi

- Kaca mata lama

- Persepsi warna

KEDUDUKAN BOLA MATA


- Ukuran

normal

normal

- Eksoftalmus

- Endoftalmus

- Deviasi

Baik ke segala

Baik ke segala

arah

arah

- Strabismus

- Nystagmus

- Gerakan Bola
Mata

SUPERSILIA
- Warna

Hitam

Hitam

- Simetris

Normal

Normal

PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR


- Edema

- Nyeri tekan

- Ekteropion

- Entropion

- Blefarospasme

- Trikiasis

- Sikatriks

- Punctum lakrimal

Normal

Normal

- Fissure palpebral

Tidak

Tidak

dilakukan

dilakukan

- Tes anel

KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR


- Hiperemis

- Folikel

- Papil

- Sikatriks

- Hordeolum

- Kalazion

KONJUNGTIVA BULBI
- Sekret

- Injeksi Konjungtiva

- Injeksi Siliar

- Perdarahan

osis
- Pterigium

- Pinguekula

- Flikten

- Nevus Pigmentosus

Subkonjungtiva/kem

SKLERA
- Warna

Putih

Putih

- Ikterik

- Nyeri Tekan

KORNEA
- Kejernihan

Jernih

Jernih

- Permukaan

Rata

Rata

12 mm

12 mm

Baik

Baik

- Infiltrat

- Keratik

Presipitat
- Sikatriks

- Ulkus

- Perforasi

- Arcus senilis

- Edema

- Ukuran
- Sensibilitas

BILIK MATA DEPAN


- Kedalaman

Cukup

Cukup

- Kejernihan

Jernih

Jernih

- Hifema

- Hipopion

- Efek Tyndall

- Warna

Coklat

Coklat

- Kripte

- Sinekia

- Kolobama

IRIS

PUPIL
- Letak

Tengah

Tengah

- Bentuk

Bulat, Isokor

Bulat, Isokor

- Ukuran

3 mm

3 mm

- Refleks Cahaya

Langsung
- Refleks Cahaya Tidak

Jernih

Jernih

- Letak

Tengah

Tengah

- Test Shadow

Positif

Negatif

Tidak

Tidak

dilakukan

dilakukan

Langsung
LENSA
- Kejernihan

BADAN KACA
- Kejernihan

FUNDUS OCCULI
- Batas

tegas

Sulit dinilai

- Warna

kuning kemerahan

Sulit dinilai

Sulit dinilai

- AVR

2:3

Sulit dinilai

- CDR

0,3

Sulit dinilai

Reflek +

Sulit dinilai

tidak ada kelainan

Sulit dinilai

- Eksudat

Sulit dinilai

- Perdarahan

Sulit dinilai

- Sikatrik

Sulit dinilai

- Ablatio

Sulit dinilai

- Neovaskularisasi

Sulit dinilai

- Ekskavasio

- Macula lutea
- Retina

PALPASI
- Nyeri tekan

- Masa tumor

- Tensi Occuli

N+/ palpasi

N+/ palpasi

- Tonometry Schiotz

3/5,5 = 24,4

3/5,5 = 24,4

KAMPUS VISI
- Tes Konfrontasi

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Lab darah : GDS, GD2PP, Darah rutin,


Biometry

RESUME
Telah diperiksan pasien perempuan, Ny.S ,
45 thn, ke Poliklinik Mata RSUD Ciawi.
Pasien datang dengan keluhan pengelihatan
turun perlahan sejak 1 minggu SMRS dan
semakin parah pada 5 hari SMRS. Mata kiri
berair, dan terasa perih.
Riwayat minum jamu (+) apabila sakit
pinggangnya kumat lagi, dan hal ini sudah
berlangsung sejak 1 tahun yang lalu.
Status Generalis : dalam batas
tekanan darah 150/90 mmHg

normal,

RESUME
Status Ophtalmologi :
OD

OS

6/12,5 ph = 6/10

Visus

1/300

3/5,5 = 24,4

TIO

3/5,5 = 24,4

Tenang

Cts

Tenang

Tenang

Cti

Tenang

Tenang

Cb

Tenang

Jernih

Jernih

Cukup

CoA

Cukup

Bulat 3mm RC +

Bulat 3mm RC +

Kripta +, Sinekia -

Kripta +, Sinekia -

Keruh, shadow test +

Keruh, shadow test -

Dalam batas normal

Sulit dinilai

DIAGNOSA KERJA
Katarak Imatur OD
Katarak Matur OS
Ocular Hypertension ODS
DIAGNOSA BANDING

PENATALAKSANAAN
SICS + IOL OS
R/ Timolol Maleat 0,5% ED fl. No I
S 2dd gtt I OS
Konsul bagian penyakit dalam

PROGNOSIS
OD

OS

Ad Vitam

Bonam

Bonam

Ad Fungsionam

Dubia

Dubia

Ad Sanationam

Dubia

Dubia

Anatomi

lensa mata bikonveks,


tidak mengandung pembuluh darah (avaskular)
fungsi untuk refraksi cahaya, akomodasi..
Lensa diliputi oleh kapsula lentis, membran yang sempermiabel, yang
akan memperoleh air dan elektrolit untuk masuk.
Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan
bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel terus diproduksi,
sehingga lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar dan kurang elastik

KATARAK
DEFINISI
Katarak merupakan abnormalitas pada lensa mata
berupa kekeruhan lensa yang menyebabkan tajam
penglihatan penderita berkurang.
Berasal dari Yunani katarraktes yang berarti air
terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular
dimana seperti tertutup air terjun akibat lensa yang
keruh. Katarak sendiri sebenarnya merupakan
kekeruhan pada lensa akibat hidrasi, denaturasi
protein, dan proses penuaan.sehingga memberikan
gambaran area berawan atau putih.

Kekeruhan ini menyebabkan sulitnya cahaya untuk mencapai


retina
Mereka mengidap kelainan ini mungkin tidak menyadari
telah mengalami gangguan katarak apabila kekeruhan tidak
terletak dibagian tengah lensanya
Gangguan penglihatan terjadi berangsur-angsur, sehingga
penglihatan penderita terganggu secara tetap
Katarak tidak menular dari satu mata ke mata yang lain,
namun dapat terjadi pada kedua mata secara bersamaan

ETIOLOGI
Proses degenerasi
Faktor risiko pengeruhan lensa : merokok,
paparan sinar UV yang tinggi, alkohol, defisiensi
vit E, radang menahun dalam bola mata, dan
polusi asap motor/pabrik yang mengandung
timbal.
Trauma mata seperti pukulan keras, tusukan
benda, panas yang tinggi, dan trauma kimia
Katarak kongenital akibat peradangan/infeksi
ketika hamil, atau penyebab lainnya.
Komplikasi penyakit infeksi dan metabolik lainnya
seperti diabetes mellitus

Patofisiologi
Teori hidrasi : kegagalan mekanisme pompa aktif
pada epitellensa yang berada di subkapsular
anterior, sehingga air tidak dapat dikeluarkan dari
lensa. Air yang banyak ini akan menimbulkan
bertambahnya tekanan osmotik
yangmenyebabkan kekeruhan lensa.
Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa
manula dimana serabutkolagen terus
bertambahsehinggaterjadi pemadatan
serabutkolagendi tengah. Makin lama serabut
tersebut semakin bertambah banyaksehingga
terjadilah sklerosis nukleus lensa.6

Komposisi lensa sebagian besar:


air dan protein yaitu kristalin.
Kristalin dan adalah chaperon, yang merupakan
heat shock protein. Heat shock protein berguna
untuk menjaga keadaan normal dan
mempertahankan molekul protein agar tetap
inaktif sehingga lensa tetap jernih. Lensa orang
dewasa tidak dapat lagi mensintesis kristalin
untuk menggantikan kristalin yang rusak,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya
kekeruhan lensa

KLASIFIKASI
Morfologi

Maturitas

Onset

Kapsular

Insipien

Kongenital

Subkapsular

Intumesen

Infantile

Kortikal

Immatur

Juvenile

Supranuklear

Matur

Presenile

Nuklear

Hipermatur

Senile

Polar

Morgagni

Katarak insipien
Kekeruhan dapat dimulai dari ekuator ke arah sentral
(kuneiform) atau dapat dimulai dari sentral (kupuliform).
Katarak imatur
Kekeruhan belum mengenai seluruh bagian lensa. Volume
lensa dapat bertambah akibat meningkatnya tekanan
osmotik, bahan lensa yang degeneratif, dan dapat terjadi
glaukoma sekunder.
Katarak matur
Kekeruhan sudah mengenai seluruh bagian lensa. Deposisi
ion Ca dapat menyebabkan kekeruhan menyeluruh. Bila
terus berlanjut, dapat menyebabkan kalsifikasi lensa

Katarak hipermatur
Pada stadium ini proteinprotein di bagian korteks
lensa sudah mencair.
Cairan keluar dari kapsul
dan menyebabkan lensa
menjadi mengerut.

Katarak Morgagni
Merupakan kelanjutan dari
katarak hipermatur, di
mana nukleus lensa
menggenang bebas di
dalam kantung kapsul.
Pengeretuan dapat berjalan
terus dan menyebabkan
hubungan dengan zonula
Zinii menjadi longgar.

Insipien

Imatur

Matur

Hipermatur

Kekeruhan

Ringan

Sebagian

Seluruh

Masif

Cairan lensa

Normal

Bertambah
(air masuk)

Normal

Berkurang
(air keluar)

Iris

Normal

Terdorong

Normal

Tremulans

Bilik mata depan

Normal

Dangkal

Normal

Dalam

Sudut bilik mata

Normal

Sempit

Normal

Terbuka

Shadow test

Pseudops

Penyulit

Glaukoma

Uveitis +
Glaukoma

Katarak senilis nuklear


Terjadi proses sklerotik dari nukleus lensa. hal ini
menyebabkan lensa menjadi keras dan kehilangan daya
akomodasi.
Perubahan warna terjadi akibat adanya deposit pigmen.
Terlihat gambaran nukleus berwarna coklat (katarak
brunesens) atau hitam (katarak nigra) akibat deposit
pigmen dan jarang berwarna merah (katarak rubra)

MANIFESTASI KLINIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Penurunan visus
Silau
Perubahan miopik
Diplopia monocular
Halo bewarna
Bintik hitam di depan mata

Diagnosis
Dapat dibuat dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untuk mendeteksi
adanya penyakit-penyakit yang menyertai, seperti DM,
hipertensi, dan kelainan jantung.
Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan visus
untuk mengetahui kemampuan melihat pasien.
Pemeriksaan adneksa okuler dan struktur intraokuler dapat
memberikan petunjuk terhadap penyakit pasien dan prognosis
penglihatannya.
Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi
opasitas lensa tetapi dapat juga struktur okuler lain
Ketebalan kornea harus diperiksa dengan hati-hati, gambaran
lensa harus dicatat dengan teliti sebelum dan sesudah pemberian
dilator pupil, posisi lensa dan intergritas dari serat zonular juga
dapat diperiksa sebab subluksasi lensa dapat mengidentifikasi
adanya trauma mata sebelumnya, kelainan metabolik, atau
katarak hipermatur.
Pemeriksaan shadow test dilakukan untuk menentukan stadium
pada katarak senilis.
Pemeriksaan ofthalmoskopi direk dan indirek dalam evaluasi dari
intergritas bagian belakang harus dinilai

DD
Katarak kongenital yang bermanifestasi sebagai
leukokoria perlu dibedakan dengan kondisi lain
yang menyebabkan leukokoria, seperti
retinoblastoma, retinopathy of prematurity, atau
persistent hyperplastic primary vitreus (PHPV)

TATALAKSANA

Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis


adalah ekstraksi lensa.

Indikasi tindakan bedah


Indikasi visus; merupakan indikasi paling sering.
Indikasi ini berbeda pada tiap individu, tergantung dari
gangguan yang ditimbulkan oleh katarak terhadap
aktivitas sehari-harinya.
Indikasi medis; pasien bisa saja merasa tidak terganggu
dengan kekeruhan pada lensa matanya, namun
beberapa indikasi medis dilakukan operasi katarak
seperti glaukoma imbas lensa (lens-induced glaucoma),
endoftalmitis fakoanafilaktik, dan kelainan pada retina
misalnya retiopati diabetik atau ablasio retina.
Indikasi kosmetik; kadang-kadang pasien dengan
katarak matur meminta ekstraksi katarak (meskipun
kecil harapan untuk mengembalikan visus) untuk
memperoleh pupil yang hitam.

Persiapan Pre-Operasi
Pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit semalam
sebelum operasi
Pemberian informed consent
Bulu mata dipotong dan mata dibersihkan dengan larutan
Povidone-Iodine 5%
Pemberian tetes antibiotik tiap 6 jam
Pemberian sedatif ringan (Diazepam 5 mg) pada malam
harinya bila pasien cemas
Pada hari operasi, pasien dipuasakan.
Pupil dilebarkan dengan midriatika tetes sekitar 2 jam
sebelum operasi. Tetesan diberikan tiap 15 menit
Obat-obat yang diperlukan dapat diberikan, misalnya obat
asma, antihipertensi, atau anti glaukoma. Tetapi untuk
pemberian obat antidiabetik sebaiknya tidak diberikan
pada hari operasi untuk mencegah hipoglikemia, dan obat
antidiabetik dapat diteruskan sehari setelah operasi

Intra Capsular Cataract


Extraction (ICCE)

Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan


seluruh lensa bersama kapsul.
Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya
dengan cryophake dan dipindahkan dari mata
melalui incisi korneal superior yang lebar.
Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya pada
keadaan lensa subluksatio dan dislokasi.
ICCE kontraindikasi pada pasien berusia kurang
dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen
hialoidea kapsular.
Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini
astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, dan
perdarahan

Extra Capsular Cataract


Extraction
(
ECCE
)
dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior
sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar
melalui robekan.
Pembedahan ini dilakukan pada:
katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, implantasi
lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi
sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan
bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya
prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami
prolap badan kaca, ada riwayat mengalami ablasi retina,
mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi,
untuk mencegah penyulit pada saat melakukan
pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.

Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu


dapat terjadinya katarak sekunder

Phacoemulsification
Phakoemulsifikasi (phaco) adalah teknik untuk
membongkar dan memindahkan kristal lensa.
Pada teknik ini diperlukan irisan yang sangat kecil
(sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonic akan
digunakan untuk menghancurkan katarak,
selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa
katarak yang telah hancur sampai bersih.
Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat
dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi
yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih
dengan sendirinya. Tehnik ini bermanfaat pada
katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan
katarak senilis

Small Incision Cataract


Surgery (SICS)
Insisi dilakukan pada sklera dengan ukuran insisi
bervariasi dari 5-8 mm. Namun tetap dikatakan
SICS sejak design arsiteknya tanpa jahitan,
Penutupan luka insisi terjadi dengan sendirinya
(self-sealing). Teknik operasi ini dapat dilakukan
pada stadium katarak immature, mature, dan
hypermature. Teknik ini juga telah dilakukan pada
kasus glaukoma fakolitik dan dapat
dikombinasikan dengan operasi trabekulektomi.6

PROGNOSIS
Tindakan pembedahan secara defenitif pada
katarak senilis dapat memperbaiki ketajaman
penglihatan pada lebih dari 90% kasus. Sedangkan
prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak
yang memerlukan pembedahan tidak sebaik
prognosis untuk pasien katarak senilis. Adanya
ambliopia dan kadang-kadang anomali saraf
optikus atau retina membatasi tingkat pencapaian
pengelihatan pada kelompok pasien ini. Prognosis
untuk perbaikan ketajaman pengelihatan setelah
operasi paling buruk pada katarak kongenital
unilateral dan paling baik pada katarak kongenital
bilateral inkomplit yang proresif lambat.

Hipertensi okuli
didefinisikan sebagai peningkatan tekanan di
dalam bola mata dikarenakan peningkatan
produksi humor aquous di atas normal atau
adanya hambatan aliran humor aquous itu sendiri
tanpa adanya kerusakan saraf optik atau
kehilangan lapang pandang.
Konsensus arus di oftalmologi mendefinisikan
tekanan introcular normal (TIO) adalah antara 10
mmHg dan 21 mmHg.
Merupakan faktor resiko glaukoma atau salah satu
tanda kelainan yang terdapat pada penyakit
glaukoma. Kurang dari 10% penderita hipertensi
okuler akan berubah menjadi glaucoma

Tiga faktor yang menentukan


tekanan intraokular :
Jumlah produksi humor
aqueus oleh corpus siliaris
Resistensi aliran keluar
aqueus melewati sistem
kanal Schlemm-jalinan
trabekula
Tingkat tekanan vena
episklera
Pada kebanyakan kasus
peningkatan tekanan
intraokular disebabkan
oleh peningkatan resistensi
aliran keluar humor
aqueus.

Gejala
Kebanyakan orang dengan hipertensi okular tidak
mengalami gejala apapun. Untuk alasan ini,
pemeriksaan mata secara teratur dengan dokter
mata sangat penting untuk menyingkirkan segala
kerusakan pada saraf optik dari tekanan tinggi.

Pemeriksaan
1. Visual acuity : bandingkan visual acuity sekarang dengan visual
acuity yang diketahui sebelumnya (jika berkurang, singkirkan
POAG atau penyebab- penyebab sekunder kehilangan
penglihatan, seperti juga katarak, age-related macular
degeneration, ocular surface disorders (misalnya dry eye), atau
efek merugikan yang timbul dari pengobatan topical (terutama
jika menggunakan miotik).
2. Pupil : ada/tidaknya defek afferen dari pupil (Marcus-Gunn)
harus dilihat.
3. Pemeriksaan slit lamp dari segmen anterior :
a. Cornea : lihat tanda-tanda oedema microcystic (ditemukan
hanya dengan peninggian TIO yang tiba-tiba), keratic
precipitates, pigmen di endothelium (Krukenberg spindle), dan
kelainan kongenital.
b. Bilik mata depan : periksa apakah ada cell atau flare, uveitis,
hyphema, dan sudut tertutup.
c. Iris : defek transiluminasi, atrophy iris, synechiae, rubeosis,
ektropion uvea, iris bombe, perbedaan dalam pewarnaan iris
bilateral (misalnya Fuchs heterokromik iridosiklitis) atau
pseudoexfoliation (PXF) mungkin diobservasi.

d. Lensa : periksa apakah ada perkembangan katarak


(misalnya fakomorfik glaucoma, PXF, fakolitik glaucoma
dengan katarak Morgagni).
e. Saraf optik/Lapisan serabut saraf : pemeriksaan stereoskopik
untuk buktikan tidak adanya kerusakan glaukomatous
termasuk ratio cup-to-disc pada bidang horizontal dan vertical,
penampakan dari disc, pembesaran cup yang progresif, bukti
kerusakan lapisan serabut saraf dengan filter red-free, notching
atau penipisan dari disc rim (terutama pada pole superior atau
inferior), pallor, timbul perdarahan (biasanya daerah
inferotemporal), tidak simetrisnya disc, atrophy parapapillary
atau abnormalitas saraf kongenital.
f. Fundus : abnormalitas lain yang biasa dianggap sebagai
defek lapang pandangan nonglaukomatous atau kehilangan
penglihatan termasuk disc drusen, optic pits, penyakit retina,
perdarahan vitreous, atau retinopati proliferatif.

Tonometri
Tujuan pemeriksaan dengan tonometer atau
tonometri untuk mengetahui tekanan bola mata
seseorang. Tonometer yang ditaruh pada
permukaan mata atau kornea akan menekan bola
mata ke dalam. Tekanan ke dalam ini akan
mendapatkan perlawanan tekanan dari dalam
bola mata melalui kornea.5
Gonioscopy
Dilakukan untuk memeriksa drainase sudut mata
Anda, untuk melakukannya, lensa kontak khusus
ditempatkan pada mata. Tes ini penting untuk
menentukan apakah sudut terbuka, menyempit,
atau tertutup dan untuk menyingkirkan kondisi
lainnya yang dapat menyebabkan tekanan
intraokular tinggi.

Visual cek uji coba lapangan perifer


Tes ini dilakukan untuk menyingkirkan segala
bidang visual cacat akibat glaukoma. Pengujian
lapang Visual mungkin perlu diulang. Jika ada
risiko kerusakan rendah, glaukoma, kemudian
menguji dapat dilakukan hanya sekali setahun.
Jika ada risiko tinggi kerusakan glaukoma,
kemudian menguji dapat dilakukan sesering
setiap 2 bulan.
Pachymetry (ketebalan kornea)
Diperiksa oleh probe USG untuk menentukan
akurasi pembacaan tekanan intraokular. Sebuah
kornea tipis dapat memberikan salah pembacaan
tekanan rendah, sedangkan tebal kornea dapat
memberikan salah pembacaan tekanan tinggi.

TATALAKSANA
Hipertensi okuler sebagian besar diobati dengan
pilocarpine, timolol, acetazolamide dan clonidine. Ada
juga lainnya, yang kurang umum digunakan, alternatif.
tetes mata awalnya dapat dimulai baik pada salah satu
atau kedua mata
Target pressure permulaan yang dipilih harus setidaknya
20% dibawah TIO sebelum pengobatan, tergantung
pada penemuan klinis.
Validitas dan adekuatnya target pressure harus secara
periodik diukur dengan membandingkan dengan status
nervus optikus dengan pemeriksaan sebelumnya
Jika kontrol tidak dapat dicapai dengan 1-2 kali
pengobatan pertimbangkan diagnosa hipertensi okuli
dengan kemungkinan glaukoma sudut terbuka primer
tahap awal.

Glaukoma masih merupakan perhatian pada


pasien dengan tekanan intra okuli yang
meningkat dengan normal disc dan lapang
pandangan, atau pada pasien dengan normal
tekanan intra okuli tapi dicurigai adanya
kerusakan disc dan lapang pandangan. Pasien ini
harus diobservasi secara ketat karena mereka
beresiko tinggi untuk timbulnya kerusakan
glaukomatous.

KOMPLIKASI
Dengan kontrol tekanan intra okuli yang jelek,
berlanjut dengan timbulnya perubahan pada saraf
optik dan lapang pandangan.

PROGNOSIS
Prognosis sangat baik untuk pasien-pasien
dengan hipertensi okuli. Dengan follow-up yang
sangat baik ditambah dengan obat-obatan,
kebanyakan pasien-pasien hipertensi okuli tidak
berkembang menjadi glaukoma sudut terbuka
primer, dan mereka tetap mempunyai penglihatan
yang bagus seumur hidup mereka

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai