C.tegangan Dan Regangan1
C.tegangan Dan Regangan1
TEGANGAN DAN
REGANGAN
Hubungan yg terjadi ketika
muncul tegangan dan
regangan pada suatu
penampang
Tanah liat
Diagram
Tegangan
dan
Regangan
menunjukan
sifat
karakteristik
dari masingmasing
material
Hukum Hooke
Hukum hooke menunjukkan bahwa
terjadi hubungan yang linear atau
proporsional antara tegangan dan
regangan suatu material
=E
Dimana hubungan antara keduanya
ditentukan berdasarkan nilai Modulus
Elastisitas / modulus Young (E) dari
masing masing material
Hukum Hooke
Hubungan linear seperti yang dinyatakan
dalam hukum hooke tidaklah selamanya
terjadi.
Hubungan yang linear terjadi hanya pada
saat kondisi material masih dalam kondisi
elastis.
Kondisi Elastis adalah adalah kondisi bahwa
jika beban yang bekerja dihapuskan maka
tidak akan meninggalkan regangan sisa yang
permanen. Dan sifat material masih seperti
semula saat belum ada beban bekerja.
Hukum Hooke tidak berlaku untuk kondisi
diluar kondisi elastis.
Modulus Elastisitas
Nilai Modulus Elastisitas merupakan
nilai yang menunjukkan sifat
keelastisitasan material
Masing-masing material memiliki nilai
ymasing masing
Nilai modulus elastisitas berdasarkan
Hukum Hooke E =
Yang nilainya sama dengan besaran
gaya persatuan luas
CONTOH
Nilai modulus Elastisitas beberapa
material
Baja : 2,1 x 106 kg/cm2
Beton : 2,0 x 105 kg/cm2
Kayu
Plastik
REGANGAN LATERAL
Regangan Lateral Merupakan jenis
deformasi pada arah lateral ( tegak
lurus sb batang) yang muncul akibat
gaya normal tekan
L
P
P
h
Poisson Ratio
Nilai yang menunjukkan besaran
perbandingan antara regangan aksial dan
lateral
= regangan lateral / regangan aksial
Sehinggaregangan lateral:
r = x
r = x
Perubahan Volume
Pada saat terjadi deformasi semua
dimensi elemen mengalami
perubahan. Sehingga volume elemen
juga yberubah
P
Perubahan Volume
Vf = a1b1c1(1+)(1-v )(1-v )
Dimana :
a1b1c1 = dimensi yg sdh berubah
(dimensi akhir)
v
= angka poisson
= regangan
Disederhanakan
Vf = a1b1c1(1+ 2 v)
Vf = Vf Vo = a1b1c1(1-2v )
Dimana :
Vo = volume semula
Perubahan Volume
satuan
Regangan Thermal
Perubahan temperatur dapat menyebabkan
perubahan dimensi pada elemen. Akibat
pemenasan suatu elemen akan terjadi
pemuaian. Akibat pendinginan terjadi
penyusutan
Sehingga elemen akan mengalami regangan
thermal merata (uniform thermal Strain)
t = (T)
Dgn = koefisien muai thermal
Perubahan dimensi akhir menjadi :
t = t L = (T)L
Tegangan Thermal
Tegangan yang muncul karena efek
perubahan temperatur
= R / A =E (T)
Dimana
R = gaya yang terjadi pada elemen
E = modulus Elastisitas bahan
= koefisien muai thermal
A = luas penampang
T = perubahan temperatur
HUBUNGAN TEGANGAN
REGANGAN PADA BIDANG
Akibat terjadinya gaya pada bidang shg
memunculkan tegangan dan regangan maka
tegangan dan regangan tersebut terjadi
pada seluruh arah pada bidang
Akan muncul . xx yy dan xy
Akibat xx, timbul
xx = xx/E
yy = -v xx = -v xx / E
xx = yy/E
yy = -v yy = -v yy / E
GESER MURNI
Deformasi geser adalah ragam deformasi
yg terjadi dimana garis sudut mengalami
perubahan sudut apit saat terjadi beban
Tegangan Geser
=G
dimana
= tegangan geser
G = modulus geser
perubahan sudut
G = E /2(1+v)
MUNCULNYA GESER
AKIBAT GAYA AKSIAL
yy=-
xx =
yy=-
TEGANGAN BIAKSIAL
Keseimbangan
Momen
3
1
1=2 ; 3=4 ; 3 =1
2
3
4 =-1
Keseimbangan Gaya
4
4
arah sb x dan sb y :
3 = - 1
Sistem Tegangan Biaksial
4 = - 2
2
Tegangan yang
timbul
1 = xx
2 = yy
Sehingga
=
xx yx
xy yy
dimana :
xy = yx
Regangan yang
timbul
x = xx
y = yy
Sehingga
=
xx yx
xy yy
dimana :
xy = yx
REGANGAN GESER
Akibat XY, timbul regangan geser
xy = xy / G
xy = xy 2(1+v) / E
Dimana nilai G adalah modulus geser dari material
Akibat xy
xy = xy / G
= xy 2(1v)/E
Dan semua
tegangan akan
menimbulkan
regangan total
REGANGAN TOTAL
Regangan total yang
timbul pada elemen
adalah penjumlahan
dari regangan yg
muncul akibat teg pada
berbagai arah :
xx = xx/E v. yy /E
yy = - v. xx /E + yy /E
xy = xy 2(1+v) / E
{}
Atau
{} = [C] {}
{} = [C] {}
TUGAS