Anda di halaman 1dari 15

Fourier Transform

InfraRed (FTIR)
Irvan Kaisar Renaldi (2714100043)

Outline
1.
2.
3.
4.
5.

FTIR Secara umum


Prinsip Kerja FTIR
Grafik FTIR
Analisa dengan FTIR
Kesimpulan

FTIR
FTIR adalah salah satu jenis spektroskopi
yang menggunakan infra merah (IR).
spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi
suatu molekul. Spektroskopi inframerah
merupakan suatu metode yang mengamati
interaksi
molekul
dengan
radiasi
elektromagnetik yang berada pada daerah
panjang gelombang 0.75 - 1.000 m atau
pada bilangan gelombang 13.000 - 10 cm-1

Bila suatu senyawa di radiasi menggunakan


sinar infra merah, maka sebagian sinar
akan diserap oleh senyawa, sedangkan
yang lainnya akan diteruskan. serapan ini
diakibatkan karena molekul senyawa
organik mempunyai ikatan yang dapat
bervibrasi

Prinsip Kerja

Jika radiasi inframerah dkenakan pada sampel


senyawa organik, beberapa frekuensi bisa diserap oleh
senyawa tersebut. Jumlah frekuensi yang melewati
senyawa diukur sebagai transmitansi.

Sebuah persentase transmitansi bernilai 100 jika


semua frekuensi diteruskan senyawa tanpa diserap.
dalam prakteknya, hal itu tidak pernah terjadi, dengan
kata lain selalu ada serapan kecil, dan transmitansi
tertinggi hanya sekitar 95%. Dalam spektrum
inframerah, akan terdapat suatu grafik yang
menghubungkan bilangan gelombang dengan persen
transmitansi

Grafik FTIR

Grafik FTIR terdiri dari 2 sumbu yaitu

sumbu X sebagai bilangan gelombang yang


jumlahnya berkisar dari 400 di paling kanan
dan
4000
di
paling
kiri.
Sumbu-X
menyatakan nomor penyerapan
Sumbu Y sebagai transmitansi persen yang
jumlahnya berkisar 100 di atas dan 0
dibawah

Analisa FTIR

Dalam menginterpretasi suatu spektrum IR


senyawa
hasil
isolasi/sintesis,
fokus
perhatian
dipusatkan
kepada
gugus
fungsional utama seperti karbonil (C=O),
hidroksil (O-H), nitril (C-N) dan lain-lain.
Serapan C-C tunggal dan C-H sp3tidak perlu
terlalu diperhatikan karena hampir semua
senyawa organik mempunyai serapan pada
daerah tersebut.

1.Perhatikan, apakah ada gugus karbonil (C=O) pada daerah


1820-1600 cm-1yang puncaknya tajam dan sangat karakteristik.
2.Bila ada gugus karbonil, maka perhatikan kemungkinan
gugus fungsional berikut, jika tidak ada maka dilanjutkan pada
langkah 3.
a.Asam karboksilatakan memunculkan serapan OH apda
daerah 3500-3300 cm-1
b.Amida akan memberikan serapan N-H yang tajam pada
daerah sekitar 3500 cm-1
c.Ester akan memunculkan serapan C-O tajam dan kuat
pada 1300-1000 cm-1
d.Anhirida akan memunculkan serapan C=O kembar pada
1810 dan 1760 cm-1.
e.Aldehida akan memunculkan C-H aldehida intensitas
lemah tajam pada 2850-2750 cm-1 baik yang simetri maupun
anti-simetri
f.Keton, bila semua yang di atas tidak muncul.

3.Bila serapan karbonil tidak ada maka:


1.Uji alkohol (-OH), dengan memperhatikan adanya serapan yang
melebar (khas sekali) pada 3500-3300 cm-1 (dikonformasi dengan
asam karboksilat) dan diperkuat dengan serapan C-O pada sekitar
1300-1000 cm-1
2.Uji amina (N-H), dengan memperhatikan adanya serapan
medium pada sekitar 3500 cm-1 (dikonformasi dengan amida)
3.Uji eter (C-O), dengan memperhatikan serapan pada 1300-1000
cm-1 (dikonformasi dengan alkohol dan ester)
4.Ikatan C=C alkena dan aromatis. Untuk alkena serapan akan
muncul pada 1650 cm-1, sedangkan untuk aromatis sekitar 1650-1450
cm-1. Serapan C-H alifatik alkena akan muncul di bawah 3000 cm-1,
sedangkan C-H vinilik benzena akan muncul di atas 3000 cm-1
5.Ikatan CC alkuna akan muncul lemah tajam pada 2150 cm-1,
sedangkan CN nitril medium dan tajam akan muncul pada 2250 cm-1
6.Gugus nitro NO2, memberikan serapan kuat sekitar 1600-1500
cm-1 dari anti-simetris dan juga pada 1390-1300 cm-1 untuk simetris
7.Bila informasi 1 sampai 6 di atas tidak ada maka dugaan kuat
spektrum IR adalah dari senyawa hidrokarbon.

Kesimpulan

1.Prinsip kerja dari alat FTIR adalah interaksi antara


materiberupa molekul senyawa kompleksdengan energiberupa
sinar
infraredmengakibatkanmolekulmolekulbervibrasidimanabesarnya
energivibrasi
tiapkomponenmolekul berbeda-bedatergantung pada atomatom
dan
kekuatan
ikatan
yang
menghubungkannya
sehinggaakandihasilkan frekuensi yang berbeda.

2.Adanya perbedaan tingkat energi vibrasi komponen


molekul, analisis spektroskopi inframerah dapat mengidentifikasi
keberadaan komponen atau gugus fungsi dalam molekul.

3.Massa tereduksi pada tiap-tiap atom menyebabkan adanya


perbedaan serapan antara komponen yang satu dengan
komponen yang lain, sehingga dihasilkan spektra yang memiliki
puncak (peak) berbeda-beda.

Daftar Pustaka
Day, R.AdanA.L. Underwood. 2002.Analisis
Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
Hendayana, Sumar, dkk. 1994.Kimia
Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Press.
Tim Kimia Analitik Instrumen.
(2009).Penuntun Praktikum Kimia Analitik
Instrumen (KI 512).Bandung : Jurusan
Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Anda mungkin juga menyukai