Anda di halaman 1dari 33

Tugas Instrumentasi dan Pemisahan

Kimia

Review Jurnal
Aplikasi Photodiode Array
Spectrophotometer
Kelompok
4
Alyaa Farrah Dibha 206090200011002
Fety Andriani 206090200011011
Luluk Indri Astuti 206090200011012
El Fajriyah Auliya Putri 216090201111004
Boyfannie Ivan Putra 216090201111009
PENDAHULUAN

Spektrofotometer UV-VIs Photodiode Array (PDA) Detector

Photodiode Array (PDA) merupakan rentang linier fotodioda diskrit pada integrated circuit (IC)
atau juga dapat disebut sebagai pendeteksi simultan dari panjang gelombang. PDA berfungsi
untuk merekam spektrum serapan UV total sampel yang melewati sel aliran sampel
PERBEDAAN UV-Vis & PDA

a) UV-Vis (b) PDA


UV-Vis & PDA

• Detektor UV-Vis paling sering digunakan untuk mengukur komponen yang


menunjukkan spektrum serapan di daerah ultraviolet atau tampak.
• UV-Vis umumnya hanya mengukur beberapa panjang gelombang tertentu yang dapat
dipilih pengguna secara bersamaan dan konfirmasi analit spesifik didasarkan pada
waktu retensi dalam kromatografi.
• PDA mendeteksi penyerapan di wilayah UV ke Vis, sementara detektor UV-Vis hanya
memiliki satu bagian penerima cahaya sisi sampel, PDA memiliki beberapa susunan
fotodioda untuk mendapatkan informasi pada rentang panjang gelombang yang luas
dalam satu waktu, ini merupakan kelebihan dari PDA.
Photodiode Array Spektrophotometer

Detektor Photodiode-Array (PDA) merupakan detektor UV-Vis dengan


berbagai keistimewaan. Detektor ini mampu memberikan kumpulan
kromatogram secara simultan pada panjang gelombang yang berbeda
dalam sekali proses (single run).
Selama proses berjalan, suatu kromatogram pada panjang gelombang
yang diinginkan (biasanya antara 190-400) dapat ditampilkan. Dengan
demikian, PDA memberikan banyak lebih banyak informasi komposisi
sampel dibanding dengan detector UV-Vis.
Photodiode Array Spectrophotometer
PRINSIP PDA

Geometri PDA didefinisian oleh batang p-type yang tersebar


dalam silikon η-type. Pada saat awal pengukuran elemen dioda
kapasitif terisi penuh. Muatan yang tersimpan di persimpangan p-
n bias terbalik seperti diantara strip p-type maka dapat dilepas di
antara pemindaian (pembacaan).

Pelapasan ini terjadi karena pembawa muatan yang


dihasilkan foton (cahaya jatuh pada dioda) dan pembawa
muatan yang dihasilkan secara termal (Gelap). Muatan
yang dihasilkan pada daerah diantara dioda atau daerah p
terbagi secara proporsional antara dioda yang berdekatan
untuk menghasilkan fungsi respon seperti gambar
disamping
PRINSIP PDA

Paparan cahaya dari setiap fotodioda


menghasilkan arus. Cahaya menciptakan
pasangan lubang elektron dan elektron
bermigrasi ke sambungan PIN atau PN terdekat.
Setelah waktu integrasi tetap, muatan pada
setiap elemen dibaca secara berurutan dengan
sirkuit solid-state untuk menghasilkan
respons detektor sebagai fungsi jarak linier
sepanjang larik.
KEKURANGAN
KEKURANGAN
KELEBIHAN

- radiasi yang diukur adalah radiasi - Banyak noise karena jumlah


polikromatis, sehingga sampel cahaya kecil
kompartemen terbuka, - PDA juga rentan terhadap
- wave length reproducibility karena berbagai perubahan, seperti
tidak ada gerakan mekanis untuk fluktuasi cahaya.
mengatur panjang gelombang,
- kecepatan scanning sangat tinggi.
Review Journal
Author Mohamed H. Abdel-Hay , Marwa A.A. Ragab, Hytham
M Ahmed, Sara M. Mohyeldin
Title Diode array detection and derivative
spectroscopic methods for stability study of
Oxprenolol and Cyclopenthiazide in liquids
Publicati Journal of Molecular Liquids
on name

Date 201 Volume 231 Issue - Pages 314-324


7
Edition -
DOI http://dx.doi.org/ Database -
10.1016/j.molliq.2
017.01.102
PENDAHULUAN
Hiperten
si Memungkinkan untuk diidentifikasi penyebab spesifik hipertensi pada
beberapa pasien namun biasanya penyebab hipertensi bersifat
multifaktorial yaitu tidak disebabkan oleh satu penyebab saja sehingga
masih dirasa kurang jika hanya menormalkan tekanan dengan mengganggu
salah satu mekanisme pressor (yang menyebabkan peningkatan kenaikan
tekanan darah). Tujuan dari pemberian obat hipertensi adalah
menurunkan tekanan darah hingga normal tanpa adanya efek samping, yang
salah satunya dapat dilakukan dengan menggabungkan obat dengan
mekanisme
Dewasa inikerja yangdikembangkan
mulai berbeda. obat kombinasi tunggal/single pill
combinations (SPC) sebagai pilihan untuk mengobati hipertensi. Namun
penggunaan obat jenis ini perlu dianalisis lebih lanjut dengan metode
baru yang cocok untuk menentukan simultan obat yang diberikan secara
bersamaan.
Oxprenolol “OXP” merupakan obat beta nonselektif
(beta-blocking) lipofilik yang bekerja dengan
aktivitas anti-aritmia, anti-angina (mengencerkan
darah), dan anti-hipertensi.

Cyclopenthiazide “CYPZ” merupakan obat turunan


benzothiadizine sulfonamide yang termasuk obat
diuretik yaitu bekerja dengan membuang
kelebihan garam dan air dari dalam tubuh
melalui urin.

Obat diuretik memiliki kelemahan seperti dapat menyebabkan gout (radang sendi
karena asam urat), perubahan metabolisme glukosa dan hipokalemia. Namun, di sisi
lain penggunaan obat beta-blocking dapat mengurangi beberapa efek samping ini.
Oleh karena itu, kombinasi obat diuretik dan obat beta-blocking memiliki manfaat
besar dalam pengobatan hipertensi.
Berbagai metode analisis dilaporkan untuk penentuan OXP dan CYPZ, baik
analisis dalam bentuk tunggal atau dengan kombinasi dengan senyawa lain.

Analisis OXP
- Non-aqueous titration Sedangkan sejauh ini belum pernah dilaporkan adanya analisis penentuan
secara OXP dan CYPZ secara simultan dalam sediaan farmasi. Oleh karena itu
spektrofotometri dan dalam jurnal ini mencoba untuk melakukan dan membandingkan berbagai
potensiometri metode spektrofotometri dan metode kromatografi yang diusulkan untuk
- HPLC-DAD analisis campuran biner OXP-CYPZ dalam jumlah besar dan dalam bentuk
- LC-MS
- GC
LPT (Laboratory Prepared Tablets).
- TLC dengan evaluasi
fluorimetri
- Capillary
electrophoresis (CE)
• Metode pertama melibatkan penggunaan spektrofotometri turunan
pertama (1D) dan kedua (2D).
Analisis CYPZ
• Metode kedua tergantung pada penggunaan metode rasio turunan
- HPLC-UV
pertama (1DR).
- LC-MS/MS
- GC-MS
• Metode ketiga menggunakan metode HPLC-DAD; untuk validasi
spesifisitas, stabilitas rinci OXP dan CYPZ dalam kombinasi, dan
uji stabilitas tunggal.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
 Spektrofotometer Specord S600 yang terhubung
 OXP dan CYPZ (Pharmaceutical grade) dengan software WinAspect versi 2.3, Analytic
 LPT yang mengandung 160 mg OXP dan
Jena AG, Jerman. Sel kuarsa 1 cm (Analytic
0,25 mg CYPZ
Jena)
 Metanol (untuk metode
spektrofotometri)  Sistem HPLC-DAD (Agilent Technologies, Santa
 HCl Clara, CA, USA) terdiri dari Agilent 1200
 NaOH Series Quaternary pump G1311A yang terdiri dari
 NaH2PO4 kabinet pelarut, Agilent 1200 Series Vacuum
 H2O2 (50%)
Degasser G1322A dan pompa gradien empat
 Aquades
saluran; Agilent 1200 Series Diode Array dan
 Metanol (HPLC-Grade)
Multiple Wavelength detector G1315D. Sistem LC
Fase Gerak : dilengkapi dengan Agilent 1200 Series
 Asetonitril (HPLC-Grade) Thermostated Column Compartment G1316A dan
 Dapar fosfat pH 3,5 Agilent 1200 Series Manual Injector yang
menggunakan katup injeksi sampel port Rheodyne
7725i7 dan dilengkapi dengan loop sampel 20 L.
Sistem ini terhubung ke komputer yang dimuat
dengan Agilent ChemStation Software. Pemisahan
Preparasi Sampel
(Pengondisian)
Analisis Larutan stok disiapkan yaitu OXP sebanyak 1000 g/mL dan
CYPZ sebanyak 20 g/mL yang dilarutkan dengan methanol.
Spektrofotometr
i
Larutan stok OXP adan CYPZ 1000 g/mL disiapkan dengan
Analisis dilarutkan dengan metanol (HPLC-grade) dan terlindung
dari cahaya. Larutan disimpan dalam lemari es pada suhu
HPLC 4°C.

Sepuluh tablet (LPT yang mengandung 160 mg OXP dan 0,25


mg CYPZ selain laktosa, pati, natrium lauril sulfat,
Larutan
aerosil dan magnesium stearat sebagai pengisi tablet)
Pembanding disiapkan untuk sampel formulasi farmasi. Berat rata-
(Standart) rata satu tablet (500 mg) dipindahkan ke labu ukur 100
mL dan ditambahkan metanol (HPLC-grade) sebanyak 40 mL
(HPLC-grade), kemudian disonikasi selama 15 menit dan
ditambahkan metanol sampai tanpa batas. Setelah itu
dilakukan penyaringan dan diambil 1 mL ke dalam labu
ukur 10 mL dan diencerkan dengan HCl 0,1 M (dalam
metode spektrofotometri) atau dengan fase gerak (dalam
Metode
Spektrofotometri
Larutan disiapkan dengan mengencerkan alikuot dari larutan stok OXP dan CYPZ
menggunakan HCl 0,1 M ke dalam dua set labu ukur 10 mL yang terpisah. Pengenceran
dibuat untuk mendapatkan kisaran konsentrasi akhir 10-200 g/mL untuk OXP dan 0,2-12
g/mL untuk CYPZ. Spektrum serapan orde nol (0D) dari larutan standar yang disiapkan
dipindai dari 200 hingga 400 nm dan disimpan di komputer. Semua spektrum disimpan
menggunakan perangkat lunak WinAspect.
• Metode spektrofotometri turunan (Derivative spectrophotometric
method)
Spektrum 1D dan 2D direkam terhadap larutan HCl 0,1 M. Nilai absolut amplitudo
1D pada 335,5 nm (untuk CYPZ) dan amplitudo 2D pada 280,5 nm (untuk OXP) diplot

terhadap konsentrasi yang sesuai.

• Metode spektrofotometri rasio derivatif (Derivative ratio


spectrophotometric method)
Spektrum OXP dibagi dengan spektrum 2 g/mL larutan standar CYPZ, dan kemudian
spektrum rasio yang dikembangkan disimpan dan spektrum turunan pertama diperoleh.
Kurva kalibrasi untuk OXP ditetapkan dengan memplot amplitudo 1DD pada 285,5 nm
versus konsentrasi OXP yang sesuai, dan kemudian persamaan regresi dihitung.
Langkah penentuan OXP yang sama dilakukan dengan membagi spektrum CYPZ dengan
spektrum 30 g/mL larutan standar OXP, kemudian spektrum rasio yang dikembangkan
disimpan. Spektrum turunan pertama diperoleh. Kurva kalibrasi untuk CYPZ
ditetapkan dengan memplot amplitudo 1DD pada 335,5 nm versus konsentrasi yang
sesuai, dan kemudian persamaan regresi dihitung.
Metode HPLC
Fase gerak yang digunakan adalah asetonitril (pelarut A) dan 50 mM dapar fosfat pH
3,5 (pelarut B) dengan perbandingan 50:50 (v/v). Fase gerak dihilangkan gasnya dan
disaring dengan melewati filter membran ukuran pori 0,45 m (Millipore, Milford, MA,
USA) sebelum digunakan. Pelarut ini dipompa melalui kolom analitik Agilent Zorbax
Eclipse SB-C18 (250 × 4,6 mm, 5 m) dengan laju alir 1 mL/menit pada suhu kamar.
Volume sampel yang disuntikkan adalah 20 L dan DAD ditetapkan pada 224 nm. Volume
yang akurat dari larutan stok OXP dan CYPZ dipindahkan ke dalam satu set labu ukur 10
mL. Larutan diencerkan dengan fase gerak yang digunakan untuk mencapai rentang
konsentrasi OXP 1-300 dan CYPZ 0,1-150 g/mL. Setiap larutan sampel disaring dengan
menggunakan filter 0,45 mm. Area puncak diplot terhadap konsentrasi yang sesuai untuk
mendapatkan grafik kalibrasi masing-masing obat dan persamaan regresi untuk kedua
obat dihitung.
Stress Studi degradasi dilakukan pada masing-masing obat secara
Degradation individual untuk mengetahui puncak degradasi masing-masing
obat dan campuran binernya.
(Studi Degradasi)
Aliquot 1,0 mL dari masing-masing larutan stok OXP dan CYPZ dipindahkan
• Hidrolisis asam ke dalam labu ukur 10 mL. Campuran biner ini diperlakukan dengan 1,0 mL
dan basa 0,5 M HCl (untuk hidrolisis asam) dan dengan 1 mL 0,5 M NaOH (untuk
hidrolisis basa). Labu dipanaskan dalam penangas air pada suhu yang
berbeda (60, 70, 80 dan 100°C) selama 30 menit. Kemudian ditunggu hingga
suhunya normal dan ditambahkan fase gerak hingga tanda batas.

• Hidrolisis Volume 1,0 mL dari masing-masing larutan stok OXP dan CYPZ
dipindahkan ke dalam labu ukur 10 mL. Kemudian ditambahkan aquades
netral
2mL dan labu dipanaskan dalam penangas air pada suhu yang berbeda
(60, 70, 80 dan 100°C) selama 30 menit. Kemudian ditunggu hingga
suhunya normal dan ditambahkan fase gerak hingga tanda batas.
• Degradasi Ditambahkan 3 mL H2O2 (10% v/v) ke dalam labu ukur 10 mL yang berisi
larutan stok OXP dan CYPZ masing-masing 1 mL. Labu dipanaskan dalam
Oksidatif
penangas air suhu yang berbeda (60, 70, 80 dan 100°C) selama 30 menit.
Setelah itu, labu yang telah dipanaskan didinginkan sampai suhu kamar.
Kemudian ditambahkan fasa gerak sampai tanda batas labu ukur.

Untuk tekanan termal, 10 mg bagian dari masing-masing bubuk kering OXP


• Degradasi Panas dan CYPZ dicampur bersama dan ditempatkan dalam botol dalam oven suhu
Kering terkontrol pada 60°C selama 8 jam. Kemudian dipindahkan ke dalam labu
ukur 10 mL dan ditambah metanol (HPLC-grade) hingga tanda batas.
Kemudian, 1,0 mL larutan ini diencerkan ke dalam labu ukur 10 mL dengan
menggunakan fase gerak.

Studi stabilitas foto dilakukan dengan memaparkan sinar matahari pada


• Degradasi siang hari (selama 8 jam) pada labu ukur 10 mL yang berisi 1,0 mL dari
masing-masing larutan stok OXP dan CYPZ. Selanjutnya, studi degradasi
Fotolitik tegangan dalam radiasi UV langsung dilakukan dengan memaparkan labu
yang disiapkan serupa ke radiasi UV pada 254 nm selama 8 jam pada suhu
sekitar. Kemudian larutan dinetralkan dengan mengatur pH larutan
menjadi 7, lalu disaring dengan menggunakan filter 0,45 m dan
disuntikkan ke dalam sistem HPLC menggunakan kondisi kromatografi
sebelumnya.
HASIL SPEKTROSKOPI
• Spektra UV dari OXP dan CYPZ pada
CYPZ
1 OXP
panjang gelombang 200-400 nm

• Panjang gelombang OXP : 273 nm


• Panjang gelombang CYPZ : 225, 274,
319 nm

• Panjang gelombang 1D CYPZ :


335.5 nm
• Panjang gelombang 2D OXP : 280.5
nm
• Senyawa OXP dapat ditentukan
tanpa adanya gangguan dari
senyawa CYPZ menggunakan turunan
ke-2
• Panjang gelombang gambar b dan c
•dipilih
Analisis berdasarkan
senyawa nilai
CYPZ
recovery dan RSDdengan
dilakukan terbaik panjang
gelombang 280.5 nm (D)
• Analisis OXP dengan
menggunakan perbedaan
konsentrasi dari OXP dan CYPZ
OXP
2

• Panjang gelombang OXP : 285.5 nm


• Panjang gelombang 1D CYPZ : 335.5
nm
• Tidak digunakan gangguan dalam
metode kedua ini
CYPZ
HASIL HPLC
Optimalisasi
Kondisi
Kromatografi  Digunakan kolom C18 karena kedua obat ini dapat
terelusi dengan baik yaitu pada menit ke 4.34
untuk OXP dan 6.73 untuk CYPZ
 Perlu diketahui penggunaan eluen yang tepat
dalam proses optimalisasi kondisi kromatografi
sehingga dapat diperoleh kromatogram yang
terpisah dengan sempurna
 Detektor Photodiode Array digunakan pada
panjang gelombang 224 nm
3 PARAMETER YANG DIGUNAKAN
UNTUK PENENTUAN OXP DAN
CYPZ DENGAN HPLC-DAD

Tidak ada bahan lain (magnesium


stearat, laktosa, pati 1500,natrium
lauril sulfat dan aerosil 200) yang
terelusi selain OXP dan CYPZ ketika
dalam bentuk sediaan tablet
HASIL KROMATOGRAM HPLC
DARI OXP DAN CYPZ DALAM
KONDISI :

a. Asam
b. Basa
c. Netral
d. Oksidasi
e. UV
f. Terpapar Cahaya
Mekanisme degradasi dari CYPZ
KESIMPULAN
▫ Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
membandingkan metode spektrofotometri dan
kromatografi untuk analisis OXP dan CYPZ
▫ Metode pertama yaitu menggunakan turunan pertama
dan kedua dari metode kuantitatif spektrofotometer
sehingga dihasilkan panjang gelombang CYPZ : 335.5
nm dan OXP : 280.5 nm
▫ Metode kedua yaitu dengan menggunakan perbedaan
perbandingan antara OXP dan CYPZ. Didapatkan
panjang gelombang dari OXP : 285.5 nm dan CYPZ :
335.5 nm tanpa adanya gangguan dari masing-masing
senyawa
KESIMPULAN
▫ Metode ketiga yaitu HPLC-DAD yang digunakan
memiliki keunggulan lebih sederhana, selektif
dan hasil yang dapat dipercaya untuk analisis
OXP dan CYPZ dalam bentuk sediaan tabletnya
▫ Kedua analit (OXP dan CYPZ) dapat dibedakan
puncaknya ketika dilakukan beberapa degradasi
yaitu hidrolisis, oksidasi, fotolitik ataupun
termal.
▫ Detektor DAD ini memiliki keunggulan yaitu
dapat menjadi alat yang digunakan untuk
menentukan puncak kromatogram dan kemurnian
dari senyawa tersebut
▫ Waktu retensi dari metode HPLC ini yaitu 7
menit sehingga cocok digunakan untuk analisis
rutin karena tidak memerlukan waktu yang lama
▫ Bagi PPT (BOY, MBAK LULUK : PDA), (ALYAA, EL, MBAK
FETY : JURNAL)
▫ Buat naskah masing2
▫ Yang perlu ditambahkan :
- Perbedaan instrumentasi UV VIS dan instrumentasi PDA,
mekanismenya
- Kekurangan dan kelebihan
-

Anda mungkin juga menyukai