Anda di halaman 1dari 13

Diplospori adalah proses pembentukan kantung embrio dari megasporosit yang tidak

mereduksi (diploid) tanpa mengalami meiosis atau meiosis yang tidak sempurna.

Tipe Diplospori
A. Semi-heterotypic
B. Pseudohomeotypic
C. Apohomeotypic
D. Diplospori mitosis

Typical meiosis and megasporogenesis

Semi-heterotypic division

Megasposit mengalami pembelahan meiosis yang tidak sempurna dan ini


ditunjukkan pada ketidaknormalan profase I dari meiosis.
Tidak ada pembentukan kromosom berpasangan (assindesis).
Kromatid tidak menuju masing-masing kutub tetapi tetap berada pada tengahtengah sel.
Semua kromosom berjejer membentuk nukleus sebagai gantinya dan bersifat
diploid, bentuk nukleus berubah dari double bell menjadi membulat.
Pembelahan meiosis kedua terjadi secara normal dan membentuk sel plate
dan 2 megaspore diploid.
1 Megaspora membentuk kantung embrio yang bertipe taraxacum.

Pseudohomeotypic

Merupakan megasporosit mengalami pembelahan secara bersamaan dengan


semi heterotypic.
Pada pembelahan meiosis I terjadi modifikasi dan ditunjukkan adanya
kromosom yang tidak berpasangan.
Kromatid dari masing-masing univalen tersebar dan menuju ke benangbenang spindle pada kutub saat anaphase I dan sel diet dengan inti diploid
terbentuk.
Pembelahan meiosis ke II tidak terjadi.

Apohomeotypic

Pembelahan megasporosit yang mengalami ketidaknormalan pada saat


meiosis pada profase I, terjadi asindesis atau tidak adanya pembentukan
kromosom berpasangan.
Selanjutnya terbentuk dan terbentuk nukleus sebagai gantinya, lalu diikuti
dengan pembelahan mitosis tanpa pembentukan sel.

Diplospori mitosis

Merupakan pembelahan megasporosit yang terjadi seperti pada pembelahan


mitosis secara normal. Sebagai hasil pembelahan inti pertama, kedua, dan
ketiga membentuk kantung embrio bertipe antennaria

Bagan nomer 17

Autonomous : perkembangan embrio yang tidak dipengaruhi oleh polinasi. Dalam


pembentukan embrio tersebut dapat ditandai dengan adanya kantung embrio yang
mereduksi dan tidak mereduksi.
Pseudogamous: sel telur terbentuk tanpa fertilisasi tetapi endospermae terbentuk
sebagai hasil fertilisasi.
Parthenogenesis : perkembangan embrio tanpa fertilisasi. Partenogenesis juga
dapat diartikan sebagai perkembangan embrio tanpa fertilisasi tidak hanya dari sel
telur tetapi juga bisa dari sel lain dalam kantung embrio.
Pseudosyngami : perkembangan embrio setelah peleburan gamet jantan dan
betina tanpa adanya peleburan inti. Kariotipe keturunan mirip salah satu sel induk
aposyngami : perkembangan embrio tanpa partisipasi laki-laki gamet.
partenogenesis gametoid : perkembangan embrio dari sel-sel yang dalam
beberapa karakter dapat berhubungan dengan sel-sel lain dari kantung embrio,
termasuk sel telur.
partenogameti : perkembangan embrio dari dinding sel telur tanpa partisipasi
gamet jantan.

GYNOGENESIS
Gynogenesis yaitu perkembangan embrio dimana gamet jantan melakukan
penetrasi (menembus) sel telur, mengaktivasi morfogenesis, namun tidak
berpartisipasi dalam perkembangan embrio pada tahap yang selanjutnya atau hanya
berpartisipasi secara kecil-kecilan. Gynogenesis dianggap sebagai parthenogenesis
betina.
Pada waktu yang bersamaaan, setelah diteliti dalam gynogenesis terdapat hal-hal
berbeda yang muncul dari sistem reproduksi saat masih murni, saat embrio
berkembang tanpa adanya partisipasi dari gamet jantan. Hal ini akan dihubungkan
dengan fakta bahwa kromatin ekxtrakromosom, autoduplikat pada sitoplasma dan
organela-organela yang dapat dimasuki oleh hasil penetrasi sel sperma. Gamet
jantan dapat menjadi sumber berubahnya kromatin pada nukleus, DNA dan RNA.
Fenomena dimana perkembangan tumbuhan dalam kultur in vitro dari ovarium dan
ovul kadang disebut sebagai gynogenesis. Akan tetapi hal tersebut sama sekali tidak
dapat diterima walaupun hanya sekedar sebuah ungkapan. Mungkin kata
parthenogenesis in vitro akan lebih dapat diterima. Namun pada beberapa kasus
gynogenesis in vitro memang dapat terjadi

Parthenoandry
Parthenoandry merupakan perkembangan embryo dari
sel telur, inti sel telur digantikan oleh inti sel sperma. Ini
merupakan kata lain dari androgenesis yang memiliki
konsep lebih luas.
Androgenesis nama lain parthenogenesis jantan
Androgenesis merupakan inti sel sperma menggantikan
inti sel telur.

Pada perkembangan normal, mikrospora


diprogram untuk berdeferensiasi menjadi
polen dengan menghasilkan 2 inti sel
sperma. Pada keadaan tertentu hal ini dapat
dibelokkan ke arah perkembangan sporofitik
untuk menghasilkan embrio ataupun planlet
yang bersifat haploid. Peristiwa ini disebut
dengan embriogenesis mikrospora atau
disebut juga androgenesis ( Hause dkk.,
1993; Ishizaka, 1998).
Embriogenesis mikrospora diartikan sebagai
pembentukan embrioid yang berasal dari
mikrospora. Peristiwa ini dinamakan juga
dengan androgenesis (Raghavan, 1997).

Biparental parthenogenesissi
Parthenogenesis jantan dan betina terjadi secara
bersamaan dalam embryo sac yang sama membentuk
embryo yang tidak sebenarnya.

Reverse Parthenogenesis
Pada perkembangan embrio terjadi eliminasi salah satu
induk kromosom setelah terjadi kariogami
Karyogamy merupakan penyatuan atau peleburan inti
sel

Anda mungkin juga menyukai