Anda di halaman 1dari 18

FERTILISASI

Rahmi dafitri
1930106041
A. PENGERTIAN FERTILISASI

fertilisasi adalah proses


penyatuan atau peleburan inti
sel telur (ovum) dengan inti sel
spermatozoa membentuk
makhluk hidup baru yang
disebut zigot.
PENETRASI SPERMA

Penetrasi adalah proses penembusan


spermatozoa ke dalam ovum. Setelah
spermatozoa masuk, terjadilah proses
fertilisasi ( Yatim, 1994). Untuk bisa
masuk ke dalam sel telur, spermatozoa
harus melewati sel-sel kumulus,
menembus zona pelucida, dan selaput
vitelin. Sel-sel kumulus dapat dilewati
oleh pergerakan aktif spermatozoa
dibantu olah enzim hialuronidase.
OVUM

Ovum adalah sel telur “gamet pada wanita” yang digunakan dalam proses reproduksi untuk
menghasilkan sebuah individu baru yang ditemukan di ovarium. Ovum identik dengan sel sperma
pada laki-laki. Ovum berisi satu set DNA haploid, mengandung 23 kromosom yang diperlukan
sebagai kode, penentu sifat dan fisik dari keturunannya. Ketika bertemu dengan gamet jantan
“sperma” yang juga berisi satu set DNA haploid maka akan terbentuk sebuah zigot.
PERJALANAN OVUM

1. setelah ovulasi telur jatuh ke Peritonium dan


ditampung oleh infundibulum
2. Pada mamalia ketika ovulasi berlangsung,
infundibulum bergerak dan mengelilingi ovarium
3. ovum kemudian bergerak Ke oviduct oleh
Kayuhan cilia dinding oviduct dan gerakan dinding
otot oviduct.
4. jika pembuahan terjadi di luar tubuh,telur
terpencar keluar oleh kerutan dinding uterus
5. Ketahanan ovum untuk dibuahi hanya sekitar 24
jam jika tidak dibuahi telur akan berdegenerasi
PENYELESAIN PERIODE

Siklus menstruasi adalah perubahan


dalam tubuh wanita, khususnya pada
bagian organ reproduksi. Menstruasi
terjadi ketika lapisan dinding rahim
(endometrium) yang menebal luruh
karena tidak adanya pembuahan sel
telur. 
Fase Pertama – Menstruasi
Luruhnya lapisan dinding rahim ini juga disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dan progesteron.
Pada saat yang sama, hormon perangsang folikel (FSH) mulai sedikit meningkat dan memancing
perkembangan 5-20 folikel (kantong yang berisi indung telur) di dalam ovarium. 
Fase Kedua – Pra ovulasi dan Ovulasi
Pada fase pra ovulasi, lapisan dinding rahim yang sempat luruh akan mulai menebal kembali. Lapisan
dinding rahim tersebut cukup tipis, sehingga sperma dapat melewati lapisan ini dengan mudah
Fase Ketiga – Pra Menstruasi
lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini dikarenakan folikel yang telah pecah dan mengeluarkan
sel telur, membentuk korpus luteum. Korpus luteum kemudian memproduksi progesteron yang
membuat lapisan dinding rahim makin tebal.
PEMASAKAN TELUR

Oosit sekunder yang berukuran lebih besar akan mengalami


pembelahan sel telur kedua yang menghasilkan ootid.Badan
polar pertama juga akan membelah menjadi dua badan polar
kedua. Ootid ini akan berkembang menjadi sel telur apabila
bertemu dengan spermatozoa alias sel sperma.Dapat
dikatakan bahwa ovulasi terjadi ketika oosit telah mencapai
tahap perkembangan ootid.Lalu, setelah pembuahan maka
ootid sudah melewati tahap akhir pematangan dan menjadi sel
telur.
PELEBURAN PRONULEUS

Fungsi perkembangan memungkinkan rangsangan pada sel


telur untuk melanjutkan dan menyelesaikan proses pembelahan
meiosisnya dan membentuk pronukleus betina yang akan
melebur (syngami) dengan pronukleus jantan (berasal dari inti
spermatozoa) membentuk zigot. Jika fertilisasi tidak terjadi
maka sel telur akan bertahan pada tahap metaphase II dan
berdegenerasi tapa melalui proses selanjutnya.
GAMET

Sel gamet terdiri dari dua yaitu;


gamet jantan dan gamet betina.
Sel kelamin jantan atau gamet
jantan adalah sperma.
Sel kelamin betina atau gamet
betina adalah ovum
AMFIMIKSIS KROMOSOM PATERNAL DAN
MATERNAL

Amfimiksis kromosom adalah proses terbentuknya


biji/ benih melalui peleburan sperma-ovum yang
mengandung kromosom, amfimiksis merupakan
reproduksi secara seksual atau generatif.apabila
kedua proses tersebut berlangsung secara
bersamaan maka akan terbentuk lebih dari satu
embrio yang sering disebit poliembrio.
Gen manusia terdiri dari 23 molekul DNA panjang yang kita lihat sebagai kromosom di bawah
mikroskop. Semua bayi punya 22 pasang kromosom biasa (satu pasang yang terdiri dari 22 gen dari
ibu dan satu pasang lagi dari ayah).
Namun laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan pada pasang kromosom ke-23: anak-anak
perempuan mempunyai dua salinan kromosom berbentuk sedang bernama X dan anak laki-laki
mempunyai satu X tunggal disertai kromosom yang mungil bernama Y. Nama-nama tersebut tidak
mempunyai hubungan apa pun dengan bentuk mereka namun justru mencerminkan misteri dalam
perbedaan mereka ("X” untuk hal-hal yang tidak diketahui).
Saat meiosis dalam testis, kromosom X dan Y dipisahkan ke dalam sperma-sperma yang berbeda–50%
dari sperma yang diproduksi akan mengandung kromosom X dan 50% sisanya akan membawa
kromosom Y. Semua ovum memiliki kromosom X tunggal.
B. KELAINAN DALAM FERTILISASI
(PEMBUAHAN)

kelainan fertilisasi dimana fertilisasi berlangsung akan tetapi


zigot atau individu yang terbentuk mengalami kelainan dapat
terjadi akibat proses fertilisasi yang normal dari sel gamet yang
memiliki kelainan (seperti kejadian nondisjunction) atau proses
fertilisasi itu sendiri berlangsung tidak normal .
CONTOH KELAINAN
FERTILISASI YANG
MUNGKIN TERJADI
ADALAH :
Zigot haploid adalah suatu perkembangan yang tidak sempurna dimana hanya salah satu dari sel
gamet yang berperan dalam perkembangan berikutnya.
1. Androgenesis
Keadaan dimana terjadi fertilisasi, tetapi hanya pronukleus jantan yang berperan pada proses
perkembangan selanjutnya tanpa diikuti oleh perkembangan pronukleus betina. Oleh karena itu,
embrio yang dihasilkan hanya memiliki unsur genetik tetua jantan (embrio jantan haploid).
Ginogenesis
Kejadian fertilisasi dimana embrio yang terbentuk
hanya dari pronukleus betinatanpa diikuti oleh
perkembangan pronukleus jantan. Embrio yang
dihasilkan dari keadaan tersebut hanya memiliki unsur
genetik dari induk bet ina (embrio betina haploid).
ZIGOT POLIPLOIDI

Poliploid adalah keadaan dimana jumlah kromosom embrio hasil


fertiiisasi berjumlah 3n (Triploid), 4n (Tetraploid) atau lebih. Hal ini
dapat terjadi sebagai akibat kejadian:
Kejadian Polispermia, dimana satu sel telur dibuahi oleh dua atau
lebih spermatozoa,
Kejadian kariokinesis (proses pembelahan inti sel) tanpa disertai
sitokinesis, (proses pemisahan sitoplasma) sehingga sel telur memiliki
inti lebih dari satu.
EMBRIO PARTENOGENESIS

Perkembangan embrio yang terbemuk tanpa peran


sedikitpun dari sperrnstozoa, dimana oosit dapat
berkembang karena aktivasi selain daripada spermatozoa.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai