Anda di halaman 1dari 13

Dasar dasar Logika

Pertemuan 2

Sejarah Logika
Logika dimulai sejak Thales (624 SM 548 SM), filsuf Yunani pertama yang
meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan
cerita-cerita isapan jempol dan berpaling
kepada akal budi untuk memecahkan rahasia
alam semesta.

Lanjutan
Aristoteles kemudian mengenalkan logika

sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica


scientica. Aristoteles mengatakan bahwa
Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah
arkhe alam semesta dengan alasan bahwa
air adalah jiwa segala sesuatu.

Buku Aristoteles to Oraganon (alat) berjumlah enam,


yaitu:
Categoriae menguraikan pengertian-pengertian
De interpretatione tentang keputusan-keputusan
Analytica Posteriora tentang pembuktian.
Analytica Priora tentang Silogisme.
Topica tentang argumentasi dan metode berdebat.
De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan
kekeliruan berpikir.

Kegunaan logika
Membantu setiap orang yang mempelajari

logika untuk berpikir secara rasional, kritis,


lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
Meningkatkan kemampuan berpikir secara
abstrak, cermat, dan objektif.
Menambah kecerdasan dan meningkatkan
kemampuan berpikir secara tajam dan
mandiri.

Lanjutan
Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir

sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis


Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari
kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan serta
kesesatan.
Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa )
Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis
,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut
pada butir pertama maka akan meningkatkan citra
diri seseorang.

Pengertian
Logika berasal dari kata Yunani kuno

(logos) yang berarti hasil pertimbangan akal


pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah
salah satu cabang filsafat.

Lanjutan
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike

episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu


logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari
kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat,
dan teratur[1].

Konsep..
Konsep bentuk logis adalah inti dari logika.

Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan


(validitas) sebuah argumen ditentukan oleh
bentuk logisnya, bukan oleh isinya.

Kriteria logika..
Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni

deduktif dan induktif. Penalaran deduktif


kadang disebut logika deduktifadalah
penalaran yang membangun atau
mengevaluasi argumen deduktif.

Macam-macam logika
a.

Logika Kodratiah
Akal budi (pikiran) bekerja menurut hukumhukum logika dengan cara spontan. Tetapi
dalam hal-hal tertentu (biasanya dalam
masalah yang sulit), akal budi manusia
maupun seluruh diri manusia bisa
dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan
kecenderungan-kecenderungan yang
subjektif.

Lanjutan..
b. Logika Ilmiah
Logika ini membantu logika kodratiah. Logika
ilmiah memperhalus dan mempertajam akal
budi, juga menolong agar akal budi bekerja
lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih
aman. Dengan demikian kesesatan dapat
dihindarkan, atau minimal bisa dikurangi
dengan kadar tertentu.

Referensi..

Pengantar Logika. Asas-asas penalaran sistematis. Oleh Jan


Hendrik Rapar. Penerbit Kanisius.
Logika Selayang Pandang. Oleh Alex Lanur OFM. Penerbit
Kanisius 1983.
RG Soekadijo, Logika Dasar: Tradisonal, Simbolik, dan Induktif,
Gramedia, Jakarta, 2001
Mundiri,Logika, Rajawali Pers, Jakarta, 1994
Poedjowinoto, Logika: Filsafat Berpikir, Rineka Cipta, Jakarta,
2000
Poespoprodjo dan Gilarso, Logika: Ilmu Menalar, Remaja
Karya, Bandung, 1985
E Sumaryono, Dasar-dasar Logika, Kanisius, Jogjakarta, 1999
Noor MS Bakry, Logika Praktis: Dasar Filsafat dan Sarana Ilmu
(Jilid 1), Liberty, Jogjakarta, 2001
Muhammad Husni, Pengantar Logika, Sumbangsih Offset,
Jogjakarta, 1988

Anda mungkin juga menyukai