Anda di halaman 1dari 33

PEMERIKSAAN

DATA LAB PADA


KEHAMILAN

Melina Saraswati
Olivia Raquel Barbara
Lina Priskilastuti
Fitri Rahmawati
Yoda Ayu
Cintia Alui
Luluil Maknunah
KADAR CHORIONIK
GONADOTROPIN (CG)
DALAM URINE
Diambil bahan urine pertama pagi hari. Adanya
kehamilan ditandai dengan konsentrasi tinggi hormon
chorionik gonadotropin (CG) pada urine. Hasil ini dapat
dikacaukan oleh keberadaan protein urine lebih dari 30
mg/dl, sehingga menghasilkan positif (+) palsu
Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan hormon
progesteron adalah penggunaan steroid, progesteron, dan
kontrasepsi oral .
KADAR CHORIONIK
GONADOTROPIN (CG)
DALAM PLASMA
< 10.000 mIU/ml meramalkan terjadinya abortus
> 20.000 mIU/ml menunjukkan membaiknya kondisi dari
ancaman abortus
Kadar CG yang rendah dapat ditemui pada kehamilan
ektopik, sehingga sering menghasilkan tes kehamilan
negatif (-)
ESTRIOL
Merupakan hormon yang dihasilkan oleh plasenta dan kelenjar
adrenal janin. Tinggi rendahnya kadar estriol dalam urine
berkaitan dengan pertumbuhan janin.
Estriol dalam urine ibu hamil yang tetap rendah atau penurunan
30-40 % dibawah kadar sebelumnya pada pemeriksaan dua
hari berturut-turut menunjukkan adanya gangguan fetus atau
adanya kehamilan dengan janin anencephalus.
PROGESTERON
Merupakan hormon yang dihasilkan oleh Corpus Luteum
Ovarium, plasenta dan sedikit dari korteks adrenal. Kadar
progesteron mencapai puncak pada fase luteal siklus
menstruasi sampai 4-5 hari kehamilan.
Pemeriksaan kadar progesteron darah dilakukan untuk
mengevaluasi masa infertilitas, konfirmasi ovulasi, dan
memprediksikan resiko aborsi pada kehamilan.
IMPLIKASI

KLINIK
Peningkatan progesteron terjadi pada kehamilan kembar
atau lebih dari 1 janin, ovulasi, kista ovari, mola
hidatidosa dan tumor ovarium
Penurunan kadar progesteron terjadi pada keadaan
disfungsi gonadotropin, defisiensi lutheum, ancaman
aborsi, toksemia gravidarum, kegagalan plasenta, dan
mati janin.
NILAI NORMAL PROGESTERON

Hormon Jenis kelamin Unit Konvensional


Progesteron Wanita (ug/ml) atau (ng/dl)
Fase Folikuler 0,1-1,5 atau 20-150
Fase Luteal 2,0-28 atau 250-2800
Pasca menopause < 1,0 atau < 100
Kehamilan trimester 9,0-50
I 18-150
Trimester II 60-260
Trimester III < 1,0 atau < 100
Pria Dewasa
PLH (PROLAKTIN HORMON)
SERUM
Hormon ini disekresi oleh Adenohipofise berfungsi untuk
pertumbuhan dan perkembangan kelenjar mamae selama
laktasi. PLH > 100-300 ng/ml pada wanita tidak hamil
dan pria menunjukkan adanya kecurigaan tumor
hipofise.
IMPLIKASI
Peningkatan PLH KLINIK
terdapat pada kehamilan, menyusui,
tumor hipofise, tumor paru, hipotiroidisme primer,
endometriosis, gagal ginjal kronis, kista ovarium dan
Penyakit Addisons. Peningkatan PLH dapat juga karena
obat-obatan antara lain : amfetamin, estrogen, antihistamin,
kontrasepsi oral, fenotiazid, antidepresan trisiklik, MAOI,
metildopa, haloperidol, simetidin, prokainamid, resepin dan
INH.
Penurunan PLH terdapat pada keadaan infark hipofis
setelah persalinan, obat levodopa, ergot dan apomorfin
NILAI NORMAL PLH DALAM
SERUM
Hormon Jenis Kelamin Unit Konvensional

PLH Wanita (ng/ml)


Fas Folikel 2,3-23
Fase Luteal 5-40
Pasca menopause < 12
Kehamilan Trimester I < 80
Trimester II < 160
Trimester III < 400
Pria 0,1-20
Adenoma Hipofise (tumor) > 100-300
HPL (HORMON
PLASENTA LAKTOGEN)
DALAM SERUM
Merupakan hormon Somato Mammotropin korionik
yang disekresi oleh plasenta, terdeteksi dalam darah ibu
setelah kehamilan 5 minggu dan meningkat terus selama
kehamilan.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi fungsi
plasenta, besar kecilnya plasenta dan kesehatan janin
umur kehamilan 28 minggu sampai aterm.
IMPLIKASI

KLINIK
Peningkatan kadar HPL terjadi pada kehamilan
multipel, kehamilan dengan DM, plasenta yang berat
atau besar, karsinoma bronkogenik, tumor hati, dan
limfoma.
Penurunan kadar HPL < 4,0 ug/ml atau menurun
pada trimester III merupakan indikasi fetal distres,
retardasi pertumbuhan janin, toksemia dan tanda
potensi abortus.
NILAI NORMAL HPL
DALAM SERUM

Hormon Jenis Kelamin Unit Konvensional


HPL Wanita (ug/ml)
Tak hamil < 0,5
Wanita hamil 5-7mg 1,0
8-27mg < 4,6
28-31mg 2,4-6
32-35mg 3,7-7,7
36mg-aterm 5,0-10,0
Pria
< 0,5
ESTROGEN
Ada 30 jenis estrogen, tetapi yang dapat diukur ada 4
jenis yaitu E1, E2, E3, dan E4. Estrogen serum
merupakan jumlah total dari E1, E2, dan E3.
Pemeriksaan bertujuan untuk sarana memantau
kehidupan janin selama kehamilan dan mendeteksi
adanya disfungsi ovarium
IMPLIKASI
KLINIK
Peningkatan estrogen terdapat pada keadaan ovulasi,
kehamilan, pubertas prekoks, ginekomastia, atropi testis,
tumor ovarium., dan tumor adrenal.
Penurunan estrogen terjadi pada gangguan fungsi
ovarium, infantil, hipogonadisme primer, sindrom
Turner, kematian fetal dalam uterus, sindrom testikular
ferninisasi pada wanita, menopause, amenorea akibat
hipopituitari, anoreksia nervosa, stress psikogenik dan
obat-obatan terutama Fluotiazin.
NILAI NORMAL ESTROGEN
Hormon Jenis Kelamin Unit Konvensional

Estrogen Wanita (dalam serum) (pg/ml)


Awal siklus menstruasi 60-400
Pertengahan siklus menstruasi 120-440
Akhir siklus menstruasi 150-350
Pasca menopause < 30
Anak 1-6thn 3-10
Anak 8-12thn < 30
Pria 40-115
Wanita (dalam urine) (ug/24jam)
Dewasa pra ovulasi 5-25
Fase Folikel 24-100
Dewasa Pria 4-25
Anak < 12thn 1
ESTRON (E1)
Salah satu estrogen yang berpotensi cukup kuat dibawah
E2. E1 meningkat selama kehamilan pada trimester III,
10 kali dari wanita yang tidak hamil. Pada waktu setelah
menopause E1 adalah estrogen utama yang masih
bertahan ada.
Penurunan E1 terjadi pada disfungsi ovarium, kematian
janin dalam uterus dan gejala menopause.
NILAI NORMAL ESTRON (E1)

Hormon Jenis Kelamin Unit Konvensional

Estrone (E1) Wanita (ng/mL)


Fase Folikel awal 1,5-15
Fase Folikel akhir 10-25
Fase Luteal 1,5-20
Fase menopause 1,5-6,5
Pria 1,5-6,5
Anak 1-10thn < 1,5
ESTRADIOL SERUM (E2)
Adalah hormon yang diproduksi oleh ovarium, testis dan
korteks suprarenal.
E2 merupakan estrogen kuat, diantara E1 dan E3.
Pemeriksaan E2 bertujuan untuk menemukan disfungsi
gonadotropin dan mengevaluasi masalah kesuburan dan
menstruasi wanita.
IMPLIKASI
Peningkatan E2KLINIK
terjadi pada pria dengan tumor testis,
tumor adrenal, ginekomasti, gagal hepar dan gagal
ginjal.
Penurunan E2 terjadi pada keadaan hipogonadisme,
amenorhoe, insufisiensi ovarium dan hipofise serta
karena obat-obatan terutama kontrasepsi oral dan
magestrol.
NILAI NORMAL ESTRADIOL
(E2)

Hormon Jenis Kelamin Unit


Konvensional

Estradiol serum Wanita (pg/mL)


(E2) Fase Folikuler 20-120
Siklus pertengahan 70-300
Fase Luteal 45-170
Fase menopause < 20
Pria 15-50
Anak 6bln-10thn < 15
ESTRIOL (E3)
Merupakan hormon yang dihasilkan oleh plasenta dan
kelenjar adrenal janin.
Tinggi rendahnya kadar estriol dalam urine berkaitan
dengan pertumbuhan janin
Peningkatan E3 pada serum dalam urine mulai terjadi pada
2 bulan kehamilan sampai kehamilan matang.
IMPLIKASI
Peningkatan E3 KLINIK
terjadi pada keadaan infeksi saluran
kencing, obat-obatan terutama ampisillin, neomisin,
hidrochlotiazid (diuretik) dan kortison.
Penurunan kadar E3 dapat terjadi pada keadaan fetal
distres karena malfungsi plasenta, DM kehamilan dan
toksemia gravidarum
NILAI RUJUKAN ESTRIOL (E3)
Hormon Jenis Kelamin Unit Konvensional

Estriol (E3) Dalam serum/minggu kehamilan (ng/dl)


25-28 25-165
29-32 30-230
33-36 45-370
37-38 75-420
39-40 95-450
Dalam urine/minggu kehamilan (mg/24jam)
25-28 6-28
29-32 6-32
33-36 10-45
37-40 10-45
ESTRETOL PLASMA (E4)

E4 merupakan indikator efektif untuk menentukan


distres fetal pada kehamilan trimester III. Pada
kehamilan normal makin tua kehamilan makin tinggi
kadarnya.
Penurunan kadar E4 terjadi pada distres fetal, kematian
janin dalam uterus, fetus anencephalo, dan malformasi
fetal.
NILAI RUJUKAN ESTRETOL
(E4)
Hormon Jenis Kelamin Unit Konvensional

Estretol plasma (E4) Minggu kehamilan (pg/ml)


20-26 140-210
30 350
36 900
40 > 1050
FOLIKEL STIMULATING HORMON
(FSH)

Hormon gonadotropin yang diproduksi oleh hipofise,


berfungsi dalam proses pemasakan dan pertumbuhan
folikel awal dalam ovarium untuk memproduksi estrogen
pada wanita dan spermatogenesis pada pria.
Pemeriksaan FSH bermanfaat untuk mendeteksi adanya
infertilitas
IMPLIKASI
hipofise
KLINIK
Peningkatan dan penurunan FSH menggambarkan disfungsi

Peningkatan FSH terjadi pada keadaan menopause,


pubertas dini, tumor hipofisis, sindrom Turner,
histerektomi, hipogonadism, kegagalan diferensiasi testis,
orchitis, seminoma, acromegall
Penurunan FSH terjadi pada keadaan tumor ovarium,
disfungsi gonad, insufisiensi hipofise, insufisiensi
hipotalamus.

Faktor yang mempengaruhi kadarnya adalah obat-obatan


seperti steroid, kontrasepsi oral, progesteron, estrogen, dan
testoteron
NILAI RUJUKAN FSH
Hormon Jenis Kelamin Unit
Konvensional

FSH Wanita (dalam (mU/ml)


serum) 4-30
Fase Folikel 10-90
Siklus pertengahan 4-30
Fase Luteal 40-250
Menopause 4-25
Pria 5-12
Anak pubertas (IU/24 jam)
Wanita (dalam urine) 4-25
Fase Folikel 8-60
Siklus pertengahan 4-20
Fase Luteal 50-150
Menopause 4-18
PREGNANEDIOL URINE
Merupakan hasil metabolit progesteron ovarium selama
fase lutheal siklus menstruasi dan dari plasma
Pemeriksaan hormon ini terutama dilakukan pada
penderita Abortus Habitual
IMPLIKASI
KLINIK
Peningkatan kadar pregnanediol dalam urine terjadi selama
kehamilan dan pada kista ovarium, karsinoma ovarium.
Penurunan kadar pregnanediol dalam urine menjadi
petunjuk adanya disfungsi plasenta sehingga potensial aborsi.
Penurunan kadar juga terjadi pada kasus gangguan haid,
hipofungsi ovarium, kematian fetus karena gagal plasenta,
preklamsia, tumor ovarium dan mammae.
NILAI NORMAL
PREGNANEDIOL
Hormon Jenis Kelamin Unit Konvensional

Pregnanediol Wanita dewasa (mg/24jam)


Fase Proliferasi 0,5-1,5
Fase Luteal 2,0-7,0
Pasca menopause 0,1-1,0
Pria 0,1-1,5
Wanita hamil (mg/24jam)
10-19 minggu 5-25
20-28 minggu 15-42
28-32 minggu 25- > 42
Anak 0,4-1,0
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai