OVULASI
Dr. FERDINAL FERRY,
SpOG
RSUD PARIAMAN
PENDAHULUAN
KLOMIFEN SITRAT
Merupakan suatu sediaan nonsteroid
yang struktur kimianya mirip dengan
dietilstilbestrol
dan klorotianisen.
Mempunyai 2 macam isomer :
1. zuklomifen estrogenik
2. enklomifen antiestrogenik.
Mekanisme kerja :
Belum diketahui pasti.
Diduga
:
dengan
sifat
antiestrogeniknya menduduki reseptorreseptor di hipotalamus dan hipofisis
pengeluaran FSH dan LH dari hipofisis.
Agar obat ini dapat bekerja, maka
tubuh wanita harus memiliki kadar
estrogen yang cukup.
Cenderung
menduduki
reseptor
estrogen dalam jangka panjang.
Syarat :
Obat ini diberikan pada kasus anovulasi karena
kelainan endokrin saja.
Fungsi hipotalamus dan hipofisis baik.
Kadarestrogen cukup.
Kadar prolaktin normal.
Indikasi :
1. Siklus haid anovulasi , dengan kadar FSH, LH,
E2
dan prolaktin normal.
2. SOPK
3. Hiperprolaktinemia yang telah diobati dengan
bromokriptin.
4. Unexplained infertility yang direncanakan
inseminasi.
Skema pengobatan :
Diberikan mulai hari pertama siklus haid
sampai hari kelima karena waktu paruh
klomifen sitrat cukup lama ( 5 7 hari ),
sehingga bila terjadi ovulasi maupun
kehamilan, maka obat ini sudah tidak
berada lagi dalam tubuh.
Pada wanita dengan amenorea, yang tidak
mengalami perdarahan lucut setelah uji P,
obat ini dapat diberikan kapan saja.
Dosis : 50 mg/hari selama 5 hari.
HORMON
GONADOTROPIN
Indikasi :
1. Infertilitas anovulatorik, dengan FSH dan
LH
normal atau rendah.
2. Wanita dengan gangguan haid : amenorea,
oligomenorea.
3. Wanita dengan defek fase luteal akibat
disfungsi hipotalamus-hipofisis. Kadar FSH
dan LH normal atau rendah. E2 dan prolaktin
normal, uji P positif.
4. Wanita yang telah diberikan klomifen sitrat
3 siklus,
namun gagal mendapatkan konsepsi.
Skema Pengobatan
Pemberian hMG :
Pemberian hCG
Diberikan
hanya
untuk
mencetuskan
terjadinya ovulasi. Baru diberikan bila
diameter folikel
rata-rata 17-18 mm.
Diberikan dosis tunggal 5000 10000 IU, IM
Monitor dengan USG TV.
Diberikan pada hari ke -13 dan ke -15 setelah
pemberian hMG bila USG TV tidak ada.
Dapat diberikan 3 siklus berturut istirahat.
rhFSH
Efek samping :
Sindroma hiperstimulasi ovarium,
nyeri perut bagian bawah, mual,
muntah dan penambahan berat badan.
Penumpukan cairan di abdomen dan
thoraks, tromboemboli, kehamilan
ganda, abortus, akne .
Indikasi :
Kasus anovulasi akibat gangguan pada tingkat
hipotalamus dan atau hipofisis rendahnya
sekresi dan sintesis GnRH penurunan LH dan
FSH ovarium gagal mengeluarkan telur
anovulasi hipotalamik.
Syarat :
Hipofisis
harus
cukup
menyediakan
gonadotropin.
Ggn. di hipotalamus diketahui dengan uji
fungsional dinamik dengan klomifen sitrat atau
dengan GnRH.
Skema pengobatan :
Diberikan secara pulsatil, dosis 2,5
20 mg/denyut, dengan pompa
Zyklomat dan computerized autosyringe model AS-2 DH.
Keberhasilan :
Angka ovulasi : 59 100 %
Angka kehamilan : 15 69 %
Efek samping dan penyulit : jarang
EPIMESTROL
Skema pengobatan :
Diberikan pada hari ke 5 14 siklus haid
dengan dosis 5 -10 mg/hr.
Bila dengan klomifen sitrat KS hari ke 1-5
siklus haid, sedangkan epimestrol hari ke 1
10.
Keberhasilan :
Angka ovulasi : 29 - 50 %
Angka kehamilan : 0 16%
FKUI : angka ovulasi : 72 %, dengan
klomifen sitrat, angka ovulasi 78 %.
Efek samping : hampir tidak ditemukan.
TAMOKSIFEN
Turunan
trifeniletilen,
memiliki
khasiat estrogenik dan antiestrogenik.
Dikenal sebagai selective estrogen
receptor modulators (SERM).
Untuk pengobatan kanker payudara
stadium lanjut.
Juga digunakan sebagai obat pemicu
ovulasi karena efeknya.
Skema pengobatan :
Belum jelas, kira-kira sama dengan
klomifen sitrat.
Efek samping :
Hot flushes, kelainan kornea, katarak,
retinopati dan kanker endometrium.
BROMOKRIPTIN
(2-Br--ergokriptin)
merupakan
ergot
semisintetik.
Mekanisme kerja :
menghambat sintesis dan sekresi hormon
prolaktin di hipofisis.
Syarat : tumor hipofisis (-) prolaktinoma
yang telah menimbulkan ggn. Visus.
Indikasi : anovulasi yang disebabkan
kadar prolaktin yang tinggi (5-25 ng/ml).
Hiperprolaktinemia yang belum
menimbulkan komplikasi.
Skema pengobatan :
Diberikan secara terus menerus
atau fase pematangan folikel.
Dosis 2 x 2,5 mg/hr naikkan
bertahap bila hamil stop.
Hindari dosis yang berlebihan.
Monitor kadar prolaktin secara
berkala. Bila kurang ( < 5 ng/ml )
ggn fungsi ovarium berupa defek
fase luteal.
Keberhasilan :
Angka ovulasi : 60 -70 % 1 th : 80
90 %
Angka kehamilan : 50 60 %
TERIMA KASIH