Case Fraktur Tibia Fibula
Case Fraktur Tibia Fibula
PEMBIMBING :
dr. Eka M, Sp.OT., SH., MKES., MHKES
Nama : An. F. F
Umur : 7 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Cijambe, Subang
Tanggal masuk RS : 25 Agustus 2014
Ruang rawat : Ruangan Dahlia kamar 3
ANAMNESIS
Status generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Conjunctiva anemis -/-, sclera tidak ikterik, pupil bulat isokor, refleks pupil +/+ normal
Leher: Trakea ditengah, Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Cor : Bunyi jantung normal regular, tidak ada bunyi tambahan
Pulmo : Pergerakan hemitoraks dalam keadaan statis dan dinamis simetris kanan dan kiri, terdengar bunyi
vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : Tampak datar simetris, teraba supel , NT/NL -/- ; hepar dan lien tidak teraba besar, tympani pada
seluruh kuadran abdomen, bising usus (+)
Look :
Deformitas (+), terlihat perbedaan panjang kaki kiri dengan kaki kanan yang sehat
Edema (+)
Luka (-)
Feel :
Teraba hangat didaerah yang dikeluhkan daripada daerah sekitarnya
Nyeri tekan (+)
Krepitasi (+)
Arteri dorsalis pedis sinistra teraba
Sensibilitas baik
CRT baik
RENCANA PEMERIKSAAN
Pemeriksaan darah rutin
Persiapan operasi : Ro thorak
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
Pemasangan bidai melewati 2 sendi dan di istirahatkan
Edukasi kepada pasien beserta keluarganya tentang penyakit
yang diderita pasien serta perawatan pasca operasi.
Medikamentosa
Analgesik : Ketorolac tab 2 x 0.5 mg/KgBB
Operatif
Reduksi terbuka dan fiksasi interna : ORIF
PROGNOSIS
Biomekanik tulang
Tulang anak-anak sangat porous, korteks berlubang- lubang dan
sangat mudah dipotong oleh karena kanalis Haversian menduduki
sebagian besar tulang. Faktor ini menyebabkan tulang anak-anak
dapat menerima toleransi yang besar terhadap deformasi tulang
dibandingkan orang dewasa. Tulang orang dewasa sangat kompak
dan mudah mengalami tegangan dan tekanan sehingga tidak
dapat menahan kompresi.
Biomekanik lempeng pertumbuhan
Lempeng pertumbuhan merupakan tulang rawan yang
melekat pada metafisis yang bagian luarnya diliputi oleh
periosteum sedang bagian dalamnya oleh procesus
mamilaris. Untuk memisahkan metafisis dan epifisis
diperlukan kekuatan yang besar.Tulang rawan lempeng
epifisis mempunyai konsistensi seperti karet yang besar.
Biomekanik periosteum
Periosteum pada anak-anak sangat kuat dan tebal dan tidak
mudah mengalami robekan dibandingkan orang dewasa.
Karakteristik Struktur dan Fungsi Tulang Anak:
Remodelling
Melakukan remodelisasi jauh lebih baik daripada dewasa, mempunyai kemampuan biological
plasticity sehingga dapat terjadi gambaran fraktur yang unik pada anak yang tidak dijumpai pada
dewasa, seperti pada fraktur buckle (torus) dan greenstick.
Ligamen
Tensile strength (kekuatan tegangan) pada ligamen anak-anak dan dewasa secara umum sama.
Periosteum
Bagian terluar yang menutupi tulang adalah lapisan fibrosa dense, yang pada anak-anak secara
signifikan lebih tebal daripada dewasa. Kraktur tidak cenderung untuk mengalami displace seperti
pada dewasa, dan periosteum yang intak dapat berguna sebagai bantuan dalam reduksi fraktur dan
maintenance.
Growth Plate
Growth plate atau fisis adalah lempeng kartilago yang terletak di antar epifisis (pusat penulangan
sekunder) dan metafisis. Bagian ini juga menjadi satu titik kelemahan dari semua struktur tulang
terhadap trauma mekanik.
Pada anak-anak, pertumbuhan merupakan dasar terjadinya remodelling yang
lebih besar dibandingkan pada orang dewasa, sehingga tulang pada anak-
anak mempunyai perbedaan fisiologi, yaitu:
Pertumbuhan berlebihan (over growth)
Pertumbuhan diafisis tulang panjang akan memberikan stimulasi pada
pertumbuhan panjang, karena tulang rawan lempeng epifisis mengalami
hiperemi pada waktu penyambungan.
Fraktur total
Pada anak-anak fraktur total jarang bersifat komunitif karena tulangnya
sangat fleksibel dibandingkan orang dewasa.
DEFINISI FRAKTUR
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang
utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma/rudapaksa atau tenaga fisik yang
ditentukan jenis dan luasnya trauma (Lukman dan Nurna, 2009; 26).
Fraktur adalah patahnya kontinuitas tulang yang terjadi ketika tulang tidak
mampu lagi menahan tekanan yang diberikan kepadanya (Donna L. Wongg,
2004 ; 625).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stres yang lebih besar dari yang dapat
diabsorbsinya (Brunner dan Suddarth, 2002: 2357).
Fraktur adalah
terputusnya kontinuitas
dari tulang, sering di ikuti
oleh kerusakan jaringan
lunak dengan berbagai
macam derajat, mengenai
pembuluh darah, otot, dan
persarafan.
KLASIFIKASI
Price (1995) Sjamsuhidayat Doenges (2000) Reeves (2001) Smeltzer
(1995) (2002)
Tipe II panjang luka lebih dari 1 cm dan tanpa kerusakan jaringan lunak
yang luas.
Tipe IIIa luka dengan kerusakan jaringan yang luas, biasanya lebih dari
10 cm dan mengenai periosteum. Fraktur tipe ini dapat disertai
kemungkinan komplikasi. contohnya: luka tembak.
Fraktur Patologis
Terjadi karena Kelemahan
tulang sebelumnya akibat
kelainan patologis pada tulang
ETIOLOGI FRAKTUR
Trauma
Langsung
Trauma yang terjadi langsung pada tulang dan terjadi fraktur
pada daerah tekanan tersebut, umunya bersifat komunitif
dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.
Tidak langsung
Apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari
daerah fraktur, misalnya pada jatuh dengan tangan ekstensi
dapat menyebabkan fraktur klavikula (membran interoseus).
Pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh
TIPE TIPE FRAKTUR
1. Fraktur transversal
Suatu fraktur komplit yang garis patahnya
tegak lurus terhadap sumbu tulang.
2. Fraktur oblik
Fraktur komplit yang melalui korteks
secara diagonal.
3. Fraktur spiral
Bila garis patah terdapat mengelilingi
sepanjang korteks.
5. Fraktur komunitif
Garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan
f. Fraktur segmental
Garis patah lebih dari satu, tetapi tidak
berhubungan
LOKALISASI FRAKTUR
LOKALISASI FRAKTUR TIBIA
KLASIFIKASI FRAKTUR DIAFISIS TIBIA
Sindroma
kompartement
1. Pain
Bengkak nyeri deformitas 2. Pallor
3. Paralysis
4. Parasthesia
5. pulseness
PENATALAKSANAAN
Non
Operatif
Operatif
Reduksi INDIKASI
Immobilisasi
ABSOLUT RELATIF
1. Pemendekan
1. Fraktur terbuka
Pemeriksaan 2. Fraktur tibia+fibula intak
2. Cedera vaskular
3. Fraktur tibia dan fibula
dalam Proses 3. Fraktur dengan sindroma
dengan level yang sama
Penyembuhan kompartemen
4. Cedera Multiple
PENATALAKSANAAN
NON OPERATIF
1. Reduksi
Reduksi adalah terapi fraktur dengan cara
mengantungkan kaki dengan tarikan atau
traksi.
2. Imobilisasi
Imobilisasi dengan menggunakan bidai. Bidai
dapat dirubah dengan gips, dalam 7-10 hari,
atau dibiarkan selama 3-4 minggu.
Operatif
Penatalaksanaan Fraktur dengan operasi, memiliki 2 indikasi, yaitu:
a. Absolut
- Fraktur terbuka yang merusak jaringan lunak, sehingga memerlukan operasi dalam
penyembuhan dan perawatan lukanya.
- Cedera vaskuler sehingga memerlukan operasi untuk memperbaiki jalannya darah di
tungkai
- Fraktur dengan sindroma kompartemen
Cidera multipel, yang diindikasikan untuk memperbaiki mobilitas pasien, juga
mengurangi nyeri.
1. Intermedullary Nailing
2. ORIF (open Reduction with internal fixation)
3. Fiksasi internal standar
4. Ring Fixator
PENATALAKSANAAN FRAKTUR PADA ANAK
Evaluasi
Menunjukkan perawatan yang rutin pada anak dengan traksi
Menunjukkan adanya sirkulasi, integritas kulit terjaga, fungsi neurologi
normal, dan tidak terjadi infeksi
Observasi aktifitas yang bisa dilakukan anak
PROSES PENYEMBUHAN
Penyembuhan tulang terbagi menjadi 5, yaitu :
Fase Hematoma
Pembuluh darah di sekitar tulang yang mengalami
fraktur robek, akibatnya, tulang disekitar fraktur akan
kekurangan nutrisi dan akhirnya mati sekitar 1-2 mm.
Fase Proliferasi Sel
Pada 8 jam pertama fraktur merupakan masa reaksi
inflamasi akut dengan proliferasi sel di bawah
periosteum dan masuk ke dalam kanalis medulla.
Bekuan hematom diserap secara perlahan dan kapiler
baru mulai terbentuk.
Fase Pembentukan Kalus
Sel yang berproliferasi bersifat kondrogenik dan
osteogenik. Sel-sel ini akan membentuk tulang dan juga
kartilago. Selain itu sel yang berproliferasi tersebut juga
membentuk osteoklas yang memakan tulang-tulang yang
mati.
Malunion
Nonunion
Infeksi
kerusakan jaringan lunak
Compartment syndrome
DAFTAR PUSTAKA