Pemeriksaan Fungsi Pendengaran
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran
PENDENGARAN
Oleh: Evan Anindito,dr
Pembimbing :
Prof. Dr. H. M. S Wiyadi, dr., Sp. T.H.T.K.L.(K), FICS
1
PENDAHULUAN
Telinga sebagai organ pendengaran, merupakan salah
satu panca indra manusia yang penting di samping
penglihatan, yang berperan besar dalam perjalanan
kehidupan manusia.
Wiyadi MS, 2000
Dalam fungsinya sebagai indra pendengaran, terkadang
mengalami gangguan atau penurunan fungsi, dapat
diakibatkan oleh adanya gangguan hantaran udara dan
atau tulang, trauma, ataupun karena proses usia.
Ismayadi, 2004
2
Gangguan pendengaran adalah salah satu masalah kesehatan yang
umum dijumpai.
Hilangnya pendengaran dapat menyebabkan terjadinya isolasi sosial,
depresi, gangguan perilaku dan menarik diri dari aktivitas hidup.
Membatasi aktivitas fisik yang menyebabkan gangguan kualitas
hidup yang berat, sehingga berpengaruh terhadap kualitas sumber
daya manusia
Do Carmo LC, et.al. 2008
Tujuan referat ini adalah untuk mengetahui beberapa metode
pemeriksaan pendengaran, yang bisa dipergunakan pada anak-anak
maupun dewasa.
3
BAGAN PROSES MENDENGAR
Aurikulum gelombang bunyi
dikumpulkan dan
ditentukan arah
bunyi
M.A. diteruskan, diresonansi
E
Konduksi M.Timpani
Maleu
s diperkuat 22 kali
Inkus
Stapes
N.Koklearis Meneruskan
Sensori
neural Impuls
N.Akustikus listrik
8
Tes Suara Bisik
Pemeriksaan ini bersifat semi-kuantitatif, menentukan derajat
ketulian secara kasar. Hal ini yang diperlukan adalah ruangan
yang cukup tenang, dengan panjang minimal 6 meter. Pada nilai
normal tes berbisik : 5/6-6/6
10
Pemeriksaan Pendengaran
dengan Garpu Tala
Cara pemeriksaan :
1.Garis Pendengaran
Rinn 2.Tes Rinne Bedakan
e
persepsi hantaran AC & BC
Tes
Weber
3.Tes Weber Bedakan
persepsi hantaran telinga
kanan dan kiri
4.Tes Schwabach
5.Bing
6.Stenger 11
Garis Pendengaran:
Semua garpu tala dibunyikan dari frekuensi rendah
sampai tinggi(16-4096 Hz)
Dikatakan batas bawah naik kalau nada-nada rendah
tak dapat didengar gangguan pendengaran konduktif
Dikatakan batas atas turun jika nada-nada tinggi tidak
dapat didengar gangguan pendengaran perseptif
BC : Garpu tala
digetarkan di
prosesus mastoid
Tes Rinne
bedakan
hantaran AC &
AC
BC > BC : normal atau gangguan
pendengaran perseptif
BC > AC : Gangguan pendengaran
konduktif
Gangguan pendengaran campuran:
sulit
Boies, 1997, Wiyadi MS,2000; Soedjak dkk. 2000; 15
TES WEBER
Tes Weber ialah tes pendengaran untuk
membandingkan hantaran tulang telinga
kiri dengan telinga kanan
konduksi + 30 dB.
25
Audiometri Nada Murni
Menghasilkan bunyi nada-nada murni dari berbagai frekuensi dan
dapat diatur intensitasnya dalam satuan desibel (dB).
Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui earphone dan vibrator
tulang.
Hasil pemeriksaan digambarkan dalam suatu grafik yang disebut
audiogram.
26
Audiometri Tutur
Dipakai kata-kata yang sudah disusun dalam silabus
(sukukata) yaitu monosilabus (satu suku kata) dan
Bisilabus (dua suku kata). Kata-kata ini disusun dalam
daftar yang disebut Phonetically balance word LIST (PB,
LIST).
28
Sjarifuddin, dkk. 2012
Audiometri Impedans
Timpanometri
Fungsi tuba Eustachius
Untuk mengetahui tuba eusthachius terbuka atau tertutup
Refleks stapedius
Pada telinga normal, refleks stapedius menurun, sedangkan
pada lesi di retrokoklea, ambang itu naik
31
TIMPANOGRAM
Terdapat 5 jenis timpanogram :
Tipe A normal
Tipe AD tulang pendengaran yang tidak
bersambungan, tuba yang terbuka sangat lebar,
gendang telinga sangat tipis (>> mobile)
Tipe AS terdapat kekakuan pada tulang
pendengaran, adanya jaringan parut pada gendang
telinga
Tipe B serumen, perforasi, cairan di telinga
tengah
Tipe C terdapat gangguan fungsi tuba
eustachius.
Sjarifuddin, dkk. 2012
32
OTOACOUSTIC EMISSION (OAE)
Emisi otoakustik merupakan respons koklea yang
dihasilkan oleh sel-sel rambut luar yang dipancarkan
dalam bentuk energi akustik. Sel-sel rambut luar
dipersarafi oleh serabut saraf eferen dan mempunyai
elektromotilitas, sehingga pergerakan sel-sel rambut
akan menginduksi depolarisasi sel.
Pergerakan mekanik yang kecil diinduksi menjadi besar,
akibatnya suara yang kecil diubah menjadi lebih besar.
Hal inilah yang menunjukkan bahwa emisi otoakustik
adalah gerakan sel rambut luar dan merefleksikan
fungsi koklea
33
Sjarifuddin, dkk . 2012
BRAINSTEM EVOKED RESPONSE AUDIOMETRY (BERA)
34
Sjarifuddin, dkk. 2012
Prinsip Pemeriksaan
Merekam potensial listrik yang dikeluarkan sel koklea selama
menempuh perjalanan mulai telinga dalam hingga inti-inti
tertentu di batang otak.
Menggunakan elektroda permukaan yang dilekatkan pada kulit
kepala/dahi dan prosesus mastoid/lobulus telinga.
Menilai perubahan potensial listrik di otak setelah pemberian
rangsang sensoris berupa bunyi.
35
. Prinsip Pemeriksaan
Rangsang bunyi melalui headphone berjalan melalui saraf ke distal
n.VIII (I), proksimal n.VIII (II), nukleus koklearis (III), kompleks olivari
superior (IV), lemnikus lateral, konikulus inferior (V) thalamus (VI)
talamokortikal (VII) perubahan potensial listrik diterima ketiga
elektroda di kulit kepala bentuk gelombang dan waktu.
36
Indikasi
Bayi
Anak dengan gangguan sifat dan tingkah laku
Intelegensia rendah
Kesadaran menurun
Dewasa dengan malingering
37
Menganalisis gelombang BERA
1. Masa latensi absolut masing-masing gelombang
(milidetik)
2. Beda masa latensi antara gelombang I-III, III-V, dan I-V
3. Beda masa latensi antara gelombang I-V kanan-kiri
4. Amplitudo
5. Rasio amplitude gelombang V/I
6. Morfologi gelombang
7. Latency intensity function
Sjarifuddin, dkk. 2012
38
Interpretasi
Normal
masa latensi gel I,III,V normal
beda masa latensi gelombang I-V kanan kiri sama
Tuli Konduksi
masa latensi absolut memanjang, tapi beda masa latensi gel I-III, III-V, I-V
normal.
kurva kemiringan latency intensity function sejajar normal.
39
Tuli koklea
latensi absolut gelombang I terlambat atau tidak
muncul
beda masa latensi gelombang I-III dan I-V memendek.
Latensi gelombang V normal atau mendekati normal
pada tingkat intensitas tinggi dan memanjang pada
intensitas rendah.
41
RINGKASAN
Pemeriksaan pendengaran, terbagi menjadi pemeriksaan
subjektif dan pemeriksaan objektif.
Pemeriksaan pendengaran subjektif dibagi menjadi beberapa
tes sederhana dan audiometri subjektif.
Pemeriksaan sederhana contohnya adalah tes bisik, tes garpu
tala, yang terdiri dari garis pendengaran, Rinne, Weber,
Schwabach, Bing, dan Stenger. Sedangkan audiometri subjektif
terdiri dari audiometri nada murni dan audiometri tutur.
Yang termasuk pemeriksaan pendengaran objektif ialah
pemeriksaan Audiometri impedans, Otoaccoustic Emission
(OAE), dan Brain Evoked Respon Audiometry (BERA).
42
Brainstem Evoked Response Audiometri (BERA) dapat
digunakan untuk menentukan letak gangguan
pendengaran apakah di koklea atau di retrokoklea, dan
dapat pula digunakan untuk mengevaluasi brainstem
(batang otak). Pemeriksaan ini relatif aman, tidak nyeri,
dan tidak ada efek samping, sehingga bisa
dimanfaatkan untuk Screening Medical Check Up.
43
TERIMAKASIH
44