Anda di halaman 1dari 26

DISUSUN OLEH :

1. KRIS MANGESTUNINGSIH (P1337420215045)


2. PIA POLGAR (P1337420215057)
3. R I A E L S AV I A N A AG U S T I N (P1337420215067)
4. IKHDA DJUNAEDI (P1337420215072)
5. RAUFIA ARDINI (P1337420215041)
6. L I L I S D W I C A H YA N T I (P1337420215043)
7. S I T I KO M A R I YA H ( P 1 3 3 7 4 2 0 2 1 5 0 4 4 )

T I N G K AT I I B

D
O
K
LABIOPALATOSKISIS K
E
(Bibir Sumbing) P
DEFINISI

Labio Palato skisis merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi


pada daerah mulut, palato skisis (sumbing palatum) dan labio
skisis (sumbing tulang) untuk menyatu selama perkembangan
embrio
(Hidayat, Aziz, 2005:21).

Bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya


propsuesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama
perkembangan embriotik.
(Wong, Donna L. 2003).
KLASIFIKASI
A. Struktur Yang Terkena B. Celah Bibir C. Organ Yang Terlibat

Palatum primer Unilateral Incomplete Celah bibir (labioskizis)


Bibir, dasar hidung, Salah satu sisi bibir dan tidak
alveolus, dan palatum memanjang hingga ke hidung. Celah di gusi (gnatoskizis)
durum di belahan foramen
insisivum. Unilateral Complete Celah dilangit
Salah satu sisi bibir dan (Palatoskizis)
memanjang hingga ke hidung.
Palatum sekunder
Celah dapat terjadi lebih
Palatum durum dan molle Bilateral Complete dari satu organ misalnya
posterior terhadap foramen. Kedua sisi bibir dan terjadi di bibir dan langit
memnajang hingga ke hidung. langit.
ETIOLOGI

Genetik
Obat
Teratogenik

Insufisiensi
zat
selama Lingkungan
masa
embrional
GENETIK Obat penyebab kelainan
Radioaktif
Faktor dominan dan resesif kongenital Infeksi, virus
dalam gen merupakan a. Talidomid,diazepam (toxoplasma) dan
manifestasi genetik penyebab (obat penenang) klamidial
labio palatoschizis. b. Aspirin (analgetik)
c. Kosmetik bermerkuri & Faktor usia ibu
INSUFISIENSI ZAT timah hitam (cream Wanita umur 35 tahun
Asam folat, Vit C, Zn pemutih) sel-sel telurnya juga
berusia 35 tahun.
. LINGKUNGAN
OBAT TERATOGENIK
. Zat kimia (rokok dan
Jamu Stress Emosional
alkohol)
Kontrasepsi hormonal Hidrokortison yang
zat toksik mengganggu
hormon estrogen berlebihan meningkat
pertumbuhan organ
hipertensi - gangguan menyebabkan cleft lips
sirkulasi fotomaternal dan cleft palate.
. Gangguan metabolik
(DM)
Kadar gula darah yang tinggi Trauma
menyebabkan gangguan
sirkulasi fetomaternal.
Insufisiensi zat untuk Toksikosis selama
Infeksi Genetic
tumbuh kembang kehamilan

Kegagalan fungsi palatum kegagalan fungsi


palatum
Pada garis tengah dengan septum
nasi

Reflex mengisap ASI, yang


terganggu akibat adanya patologis,
pucat, turgor kulit jelek, kulit Adanya gangguan
Bayi rewel, menangis,
Adanya Adanya disfungsi tuba pertumbuhan
kering, perut kembung, BB tidak dapat beristirahat
eustachi yang dapat anatomi
menurun dengan tenang dan sumbing pada
bibir dan mengakbatkan nasofaring,
nyaman, sulit menhisap
palatum terjadinya otitis media adanya garis
Perubahan nutrisi Resti trauma dan menelan ASI.
serta gangguan jahitan pada
kurang dari sisi pendengaran, adanya daerah mulut
kebutuhan tubuh pembedahan sifat kurang menerima,
sensitive, adanya
Resti
sumbing pada bibir dan
Resti trauma sisi perubahan Gangguan rasa
palatum
pembedahan menjadi nyaman, nyeri
orangtua
MANIFESTASI KLINIS

Pada Labio skisis


1. Deformitas bibir 1. Distorsi hidung
Pada Palato skisis
2. Sukar menghisap/ makan 2. Adanya celah pada
1. Tampak ada celah pada
3. Archumdentis bibir tekak (unla), palato lunak,
keras dan faramen
4. Distersi nasal
incisive.
5. Gangguan komunikasi 2. Ada rongga pada hidung.
3. Distorsi hidung
verbal
4. Teraba ada celah atau
6. Regurgitasi makanan terbukanya langit-langit
saat diperiksa dengan jari.
5. Sukar menghisap/ makan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Normal
leukosit 11.000 mg/dl 9000 12000/
mm3
Pemeriksaan Laboratorium
eritrosit 3500 mg/dl 4,7-6,1 juta
trombosit 270.000 mg/dl 200.000
-400.000 mg/dl

Pemeriksaan Diagnosis Hb 16 gr/dl 12-24 gr/dl


Ht 30 33-38

Kalium 4,8 mEq 3,6-5,8 mEq


Natrium 138 mEq 134-150 mEq

USG Foto Rontgen MRI

Beberapa celah orofasial processus maxilla dan Evaluasi abnormal


dapat terdiagnosa dengan
USG prenatal, namun tidak
processus nasalis
terdapat skrining sistemik media.
untuk celah orofasial
PENATALAKSANAAN
Perawatan pascabedah - Diet pascabedah langsung
Perawatan pra bedah harus terdiri atas cairan
- Imobilisasi lengan jernih, seperti minuman
A. Pemberian makan - Sedasi glukosa
- Pembalutan garis sedasi
- - Pemberian makan - Makanan keras dan manisan
Bila celah bibir tidak
harus diberikan selama 2/3
disertai celah palatum,
Manajemen perawatan celah palatum minggu setelah pembedahan
bayi hanya mengalami
sedikit kesukaran - Tindakan pembedahan umumnya dilakukan - Pengangkatan jahitan
sebelum anak mulai berbicara (usia 15 dan biasanya dilakukan di kamar
- Jika celah bibir disertai 18 bulan) bedah dibawah sedasi
celah palatum bayi diantara hari ke-8 atau ke-10
mengalami masalah - Infeksi luka harus dicegah dengan antibiotik
- Bila kemampuan bicara anak
bukan saja dalam - Pemberian ASI menggunakan puting karet tidak berkembang secara
menelan tetapi juga besar yang menutup sebagian lubang palatum memuaskan, berikan terapi
dalam menghisap wicara.
- Pemberian makan melalui sonde harus
B. Pemberian antibiotik dihindari karena akan menghalangi - Berikan dukungan terhadap
penggunaan otot orofaring orangtua bahwa anaknya
pasti sembuh
KOMPLIKASI

1. Kesulitan berbicara - hipernasalitas, artikulasi, kompensatori


2. Maloklusi - pola erupsi gigi abnormal
3. Masalah pendengaran - otitis media rekurens sekunder
4. Aspirasi
5. Distress pernafasan
6. Resiko infeksi saluran nafas
7. Pertumbuhan dan perkembangan terlambat
8. Asimetri wajah
9. Penyakit peri odontal
10. Crosbite
11. Perubahan harga diri dan citra tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Biodata
Riwayat Kesehatan
Prenatal
Post Natal

Pemeriksaan Fisik
Pada labio skisis
Distorsi pada hidung
Tampak sebagian atau keduanya
Adanya celah pada bibir

Pada palato skisis


. Tampak ada celah pada tekak ( uvula ), palato lunak, dan keras dan atau foramen incisive
. Adanya rongga pada hidung
. Distrosi hidung
. Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pra Bedah
Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan dalam
pemberian makan.
Risiko infeksi yang berhubungan dengan kelainan.
Risiko perubahan peran orang tua yang berhubungan dengan stres akibat hospitalisasi.
Ansietas (orang tua) yang berhubungan dengan pembedahan.

Pasca Bedah
Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan teknik pemberian
makan yang baru dan perubahan diet pascaoperasi.
Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan tekhnik pemberian makan, dan
perawatan di rumah
Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan
Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan mengeluarkan
sekresi sekunder dari palato skisis, efek anestesi.
INTERVENSI
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI
HASIL
Perubahan nutrisi Nutrisi yang Adanya 1. Kaji kemampuan menelan
kurang dari adekuat dapat peningkatan dan menghisap
kebutuhan tubuh atau dipertahankan berat badan 2. Gunakan dot botol yang lunak
Adaptasi yang besar atau dot khusus
tidak efektif dalam
dengan metode denganlubang yang sesuai
meneteki ASI makan yang untuk pemberian minum
berhubungan dengan sesuai 3. Tempatkan dot pada samping
ketidakmampuan bibir mulut bayi dan usahakan
menelan / kesukaran lidah mendorong makan atau
dalam makan , minuman ke dalam
tachipnea, 4. Berikan posisi tegak lurus atu
pembedahan semi duduk selama makan
5. Tepuk punggung bayi setiap
(perubahan diit) 15 ml s/d 30 ml
6. Minuman yang diminum
7. Beriakan makan pada anak
sesuai dengan jadwal dan
kebutuhan
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI
HASIL
Risiko infeksi Tidak Luka tampak 1. Berikan posisi yang tepat
berhubungan menunjukkan
Tujuantanda bersih, kering setelah makan : miring ke
dengan tanda infeksi Tidak oedema kanan , kepala agak sedikit
kecacatan sebelum atau tinggi
(sebelum Kriteria
sesudah Evaluasi
infeksi 2. Kaji tanda-tanda infeksi :
operasi ) dan Intervensi termasuk drainage, bau dan
atau insisi demam
pembedahan 3. Lakukan perawatan luka
dengan hati-hati
4. Perhatikan posisi jahitan,
hindari jangan kontak dengan
alat- alat tidak steril
5. Monitor keutuhan jahitan
kulit
6. Perhatikan perdarahan,
edema dan drainage
7. Hindari gosok gigi pada anak
kira-kira 1-2 minggu
3. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan

Tujuan
Rasa nyaman anak dapat di pertahankan

Kriteria Evaluasi
Anak tidak menangis
Tidak labil
Tidak gelisah

Intervensi
Kaji pola istirahat bayi / anak dan kegelisahan
Tenangkan bayi atau anak
Bila klien anak, berikan aktifitas bermain yang sesuai dengan usia dan
kondisinya
Support emosional bayi atau anak : belaian , sentuhan , dengan mainan
Berikan analgetika sesuai program
4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan tampak kecacatan pada anak

Tujuan
Orang tua sering melakukan bonding dengan anak

Kriteria Evaluasi
Keinginan untuk merawat anak
Mampu menidentifikasi aspek positif pada anak

Intervensi
Kaji pemahaman orang tua tentang kecacatan dan keperluan setelah
pembedahan
Jelaskan tentang prosedur operasi : Lamanya, harapan yang diinginkan
setelah pembedahan
Demonstrasikan pada orang tua cara pemberian makan pada bayi atau anak
Ajarkan melakukan bonding pada anak
PELAKSANAAN

1. Mempertahankan Nutrisi adekuat


2. Mencegah Infeksi
3. Mencegah aspirasi dan obstruksi jalan nafas dan mempertahankan kepatenan pada jalan
nafas
4. Mempersiapkan orang tua untuk menerima keadaan bayi/ anak dan perawatan di rumah
5. Mempertahankan keutuhan kulit
6. Meningkatkan rasa nyaman
7. Meningkatkan bonding orang tua-anak dan partisipasi dalam perawatan
EVALUASI

Masalah teratasi atau tujuan tercapai sebagian.

Masalah tidak teratasi atau tujuan tidak tercapai.


ASUHAN KEPERAWATAN LABIOPALATOSKISIS

I. PENGKAJIAN d. Identitas Orang Tua :

Ibu
a.Tgl/waktu pengkajian : 17 Juni 2013 pukul 09.10 WIB
Nama ibu : Ny. S
b. Pengumpulan data dengan observasi secara langsung,
Umur : 37 tahun
bertanya pada keluarganya dan medical report bayi. Alamat : RT 8/2, Manggis, Mojosongo,
Boyolali
c. Identitas Bayi Pendidikan : SD
Kebangsaan : Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Nama : By Ny. S
Agama : Islam
Tanggal lahir/jam lahir : 16 Juni 2013/ 15.30 WIB
Jenis kelamin : Laki-Laki Ayah
No RM : 434371 Nama Ayah : Tn. H
Umur : 40 tahun
Diagnosa Medis : Labiopalatoskisis,
Alamat : RT 8/2, Manggis, Mojosongo,
Polidactili dan Micropenis
Boyolali
dengan Riwayat Asfiksia Ringan.
Pendidikan : SMA
Kebangsaan : Indonesia
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
e. Riwayat kehamilan dan kelahiran

Prenatal Intranatal
Pemeriksaan ke bidan sebanyak Bayi Ny.S lahir tanggal 16 Juni 2013 pukul
3x(TM1=0,TM2=1x,TM3=2x). 15.30 WIB, masa gestasi 30 +1 minggu,
Melakukan imunisasi status gestasi G3P2A0,bayi dilahirkan
Kenaikan BB selama hamil 10kg, secara spontan dengan KPD 23 jam dan
atas indikasi PER tempat melahirkan di
Diberi obat oleh bidan seperti
RSUD Pandanarang Boyolali dibantu oleh
Setiap periksa, ibu pasien melakukan USG Dokter Spesialis dan Bidan.
ibu pasien mengetahui kalau janinnya
Post natal
memiliki kelainan bawaan.
APGAR score 5-7-8 jenis kelamin Laki-
Ibu pasien tidak mengetahui kehamilannya
laki, BB= 2800 gr, PB = 45cm, LK=32cm,
sampai trimester 2 dan sebelumnya ibu
LD=31cm air ketuban keruh berbau, tali
pasien sering mengonsumsi obat warung
pusat masih basah dan tampak layu.
jika merasa pusing, mual dan muntah.
f. Pola Kesehatan g. Pemeriksaan Fisik

Pola Eliminasi Tanda-tanda Vital


BAB : belum DJ : 144 x/menit (teratur)
BAK : belum Suhu : 37,6C
Respirasi : 60 x/menit ( tidak teratur)
Pola Nutrisi
Antropometri
Bayi terpasang Orogastric Tube ( OGT ) Berat Badan : 2800 gram
pada mulut sejak tanggal 16 juni 2013
Panjang Badan : 45 cm
jam 16.00, nutrisi diberikan melalui
Sonde berupa ASI 5cc/3 jam dan masih Lingkar Kepala : 32 cm
terdapat residu 1cc saat diberikan ASI Lingkar Dada : 31 cm
melalui sonde Parenteral berupa Infus D
10% 11cc/jam. Pemeriksaan Head to Toe
Kepala
Cepal hematoma : Tidak ada
Pola Hygiene / Kebersihan Diri
Cepal succedenium : Ada
Selama di RS, bayi setiap hari
dimandikan oleh perawat dengan
Sutura : Datar,lunak
menggunakan waslap basah kemudian Rambut : Hitam
dikeringkan dengan handuk. keriting
Dada Jantung
Mata I : Ictus Cordis terlihat pada ICS ke-5
Kesimetrisan : Simetris antara mata kanan dan kiri P : Teraba Ictus Cordis pada ICS ke-5
Sklera : ikterik P : Batas Atas : ICS II Parasternal kiri
Konjungtiva : anemis Batas kanan : ICS IV Parasternal kanan
Batas Kiri : ICS IV Garis Midclavicula kiri

A : Terdengar bunyi jantung S1, S2 Reguler. HR : 144 x/menit


Hidung
Lubang hidung : Ada dan kedua lubang hidung mengalami
Paru paru
distorsi
I : Pengembangan dada kanan dan kiri simetris, bentuk dada
Cuping hidung : Ada normal, terlihat retraksi dada, dan terlihat dispneu
Mulut dan Lidah P : Pengembangan dada antara kanan dan kiri saat inspirasi dan
Bibir : Mengalami distorsi ekspirasi sama, tidak ada gerakan tertinggal
Palatum : terbelah P : Suara sonor pada pada ICS ke-1 sampai ICS ke-7
Warna palatum : Merah muda A : terdengar suara tambahan yaitu ronchi kering
Warna lidah : Merah muda\ Terdapat secret pada mulut
dengan warna coklat kemerahan Abdomen
I : Bentuk abdomen bulat lonjong, tidak terlihat asites
Telinga A : Terdengar bising usus 11 x/menit
Kesimetrisan : Simetris antara kiri dan kanan P : Tidak terdapat distensi abdomen
Warna : Sama dengan kulit wajah P : Suara timpani
Daun telinga : ada
Tali pusat
Lekuk telinga (pina) : ada
Tali pusat Masih basah, tampak layu, terdapat 2 arteri 1 vena dan
Rikoil : cepat
terpasang Infus via Umbilikal sejak tanggal 16 juni 2012 pukul
Cairan yang keluar : Tidak ada dan tidak ada lesi 16.00 yaitu D 10% 11cc/jam.

Leher Genetalia
Kelenjar Thyroid : Tidak ada pembesaran Alat kelamin mengalami Micropenis, Testis belum turun,
JVP : Tidak ada peningkatan skrotum belum terlihat
Ekstremitas
a. Atas
Pergerakan : Baik

Jari tangan kanan/kiri : Terdapat Polidactili pada kedua tangan


dan jari-jari tambahan yang tumbuh tidak terdapat
tulang hanya seperti daging tumbuh yang menyerupai jari
Reflek menggenggam : Ada, lemah
Warna : Merah muda

b. Bawah
Pergerakan : Baik
Jari kaki kanan/kiri : Terdapat polidactili pada kedua kaki
Integumen
Warna kulit
Merah muda, tidak terdapat cyanosis, tekstur kulit halus
Anus
Mempunyai lubang anus
Refleks primitive

Moro :
Ada respon, pada saat diberi respon reflek kejut pada kaki dan tangan bayi
menjadi kaget, bayi terkejut.

Grasping :
Adanya reflek, pada saat diberi benda pada tangan bayi jari-jari bayi
menggenggam ada reflak pada bayi namun masih lemah.

Stepping : Tidak terkaji


Rooting : Ibu belum menyusui bayi,
Sucking : Tidak terkaji dikarenakan mulut mengalami distorsi
ASKEP

Analisa data
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
EVALUASI

(A) Celah bibir unilateral tidak komplit, (B) Celah bibir unilateral (C) Celah bibir bilateral
dengan celah langit-langit dan tulang alveolar, (D) Celah langit-langit. (Stoll et al. BMC
Medical genetics. 2004, 154.)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai