0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
42 tayangan5 halaman
Dokumen ini membahas tentang ekonomi politik anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) Indonesia. APBN harus didasarkan pada program pembangunan jangka menengah dan tahunan namun seringkali tidak mencerminkan aspirasi rakyat. Krisis fiskal 2001 disebabkan target penerimaan dan pengeluaran negara tidak tercapai karena asumsi yang digunakan tidak akurat. Revisi APBN perlu mempertimbangkan keseimbangan antara stimulus dan konsolidasi
Dokumen ini membahas tentang ekonomi politik anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) Indonesia. APBN harus didasarkan pada program pembangunan jangka menengah dan tahunan namun seringkali tidak mencerminkan aspirasi rakyat. Krisis fiskal 2001 disebabkan target penerimaan dan pengeluaran negara tidak tercapai karena asumsi yang digunakan tidak akurat. Revisi APBN perlu mempertimbangkan keseimbangan antara stimulus dan konsolidasi
Dokumen ini membahas tentang ekonomi politik anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) Indonesia. APBN harus didasarkan pada program pembangunan jangka menengah dan tahunan namun seringkali tidak mencerminkan aspirasi rakyat. Krisis fiskal 2001 disebabkan target penerimaan dan pengeluaran negara tidak tercapai karena asumsi yang digunakan tidak akurat. Revisi APBN perlu mempertimbangkan keseimbangan antara stimulus dan konsolidasi
Di indonesia APBN harus didasarkan pada program pembangunan lima tahunan,yang sekarang dikenal dengan program pembangunan nasional ( propenas), sebelumnya disebut repelita, dan rencana pembangunan tahunan ( repeta). Keduanya harus tunduk pada garis- garis besar haluan negara(GBHN). Propenas dan repeta mensyaratkan persetujuan dari DPR, sedangkan GBHN dihasilkan oleh MPR. Ketidakjelasan atau bahkan lepas kaitan antara sosok APBN dengan aspirasi rakyat yang terpresentasikan pada berbagai partai yang ada di DPR. KRISIS FISKAL 2001, ANCAMAN KEBANGKRUTAN EKONOMI Krisis fiskal tahun 2001 diawali dari kemungkinan tidak terpenuhinya beberapa target penerimaan dan pengeluaran negara karena asumsi-asumsi yang dipergunakan untuk menyusun APBN tahun 2001 nyaris seluruhnya meleset dari perkiraan. APBN 2001 DAN PERSOALAN STIMULASI EKONOMI Begitu rangkaian kebijakan fiskal disahkan menjadi undang- undang (UU) APBN 2001 per 1januari 2001, skeptisme pun bermunculan . Persoalan pertamanya adalah bahwa kebijakan fiskal diharapakan menjadi stimulasi pemulihan ekonomi tersebut, ternyata lebih dilandasi strategi konservatif dengan pertimbangan utama untuk keberlanjutan Fiskal . Manajemen defisit dan debat revisi APBN 2001 Kesepakatan atau dukungan IMF terhadap pemerintah tentang manajemen defisit APBN 2001 yang dipatok pada kisaran Rp 53 t serta langkah2 yang perlu diambil pemerintah sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, karena indonesia mempunyai luxury untuk dapat melepaskan diri dari IMF. Debat publik mengenai revisi APBN 2001 terlihat cukup intensif walaupun seringkali menyimpang dari esensi sebenarnya- dari suatu asumsi2 yang dibutuhkan dalam menyusun kebijakan fiskal. Revisi APBN dan konsekuensinya Revisi APBN tidaklah sekadar perubahan target2 kuantatif. Tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana perubahan2 itu mencerminkan keseimbanggan antara stimulus dan proses konsolidasi fiskal yang berkelanjutan, seraya mempertimbangkan implikasi jangka pendeknya terhadap stabilitas makroekonomi. Langkah2 utama pemerintah dalam menutupi defisit. 1. Peningkatan basis pajak, cukai, dan pendapatan dari sumber daya alam 2. Pengurangan subsidi 3. Perampingan dan fokus pengeluaran pembangunan 4. Alokasi dari dana desentralisasi 5. Akselerasi dan penambahan privatisasi jumlah. Penajaman kebijakan fiskal Fokus penajaman kebijakan fiskal itu antara lain: 1. Penurunan rasio APBN terhadap produk domestik bruto. 2. Pencegahan dan penurunan defisit anggaran secara sistematis 3. Rasionalisasi subsidi yang eksesif. 4. Penghematan dalam pembelanjaan efektif. 5. Defragmentasi birokrasi dan kelembagaan untuk mendukung penajaman kebijakan fiskal yang efektif. 6. Dalam hal dana primbangan, pemerintah pusat harus sgera berfikir untuk merumuskan suatu sistem dan mekanisme dana pertimbangan yang lebih sustaiable, berdimensi keadilan dan keutuhan bangsa.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro