0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai komplikasi sistem saraf akibat infeksi HIV, termasuk toxoplasmosis serebral sebagai salah satu penyebab abses otak pada pasien HIV dengan kadar CD4 rendah. Dokumen juga menjelaskan gejala, diagnostik, dan pengobatan kasus toxoplasmosis serebral pada pasien HIV.
Dokumen tersebut membahas mengenai komplikasi sistem saraf akibat infeksi HIV, termasuk toxoplasmosis serebral sebagai salah satu penyebab abses otak pada pasien HIV dengan kadar CD4 rendah. Dokumen juga menjelaskan gejala, diagnostik, dan pengobatan kasus toxoplasmosis serebral pada pasien HIV.
Dokumen tersebut membahas mengenai komplikasi sistem saraf akibat infeksi HIV, termasuk toxoplasmosis serebral sebagai salah satu penyebab abses otak pada pasien HIV dengan kadar CD4 rendah. Dokumen juga menjelaskan gejala, diagnostik, dan pengobatan kasus toxoplasmosis serebral pada pasien HIV.
Infeksi HIV dan khususnya stadium lanjut AIDS memberikan
dampak neurologi HIV bisa menyerang semua bagian saraf. 40% dari HIV akan memberikan kompliksai pada sistem saraf Dampak HIV pd sistem saraf bisa - Primer : akibat dari HIV thp saraf - Sekunder : akibat dari infeksi opportunistic ok penurunan daya tahan tubuh, dipengaruhi oleh kadar CD4 dalam darah Komplikasi Neurologi HIV berdasarkan kadar CD4 1. Early Stage ( CD > 500 ) HIV meningitis Shingles (Varicella-Zoster ) Acute inflamatory demyelinating polyneuropathy (AIDP) 2. Middle stage (CD 200-500) Distal sensory polyneuropathy HIV- assosiated dementia (HIVD) HIV-assosiated neuromuscular weakness syndrome Mononeuropathy multiplex HIV-assosiated myopathy 3. Late stage (CD < 200 ) CNS toxoplasmosis Cryptococcus meningitis Primary CNS lymphoma Progressive multifocal leucoenphalopathy HIV assosiated myelopathy Toxoplasmosis cerebral
Merupakan penyebab abses otak (massa diotak) pd
pasien HIV Jika CD4 < 200 Penularan melalui Gejala klinis
Tanda neurologi fokal 69 %
Nyeri kepala 55 % Ggn kesadaran 55 % Nyeri kepala Demam Kejang Unilateral chorea dan ballismus ok lesi di gangglia basalis Diagnostik
1. Radiologi
CT Scan Otak /MRI Otak : multiple ring enhancing. Space
occupaying lesion dgn edem sekitar Predileksi di daerah ganglia basal dan gray-white juntion hemispher 2. Laboratorium Titer IgG toxoplasma meningkat. 3. LP Tidak disarankan terutama disertai adanya peningkatan tek. intrakranial Pengobatan Lap Kasus Tn J, umur 35 thn Keluhan utama : Nyeri kepala 2 minggu, demam yg tdk tinggi (subfebris), ada riwayat tb paru dgn pengobatan tb selama 6 bln Pemeriksaan neurologi Kulit : bekas bisul (hiperpimentasi) Lidah : Putih Candiasis oral R. Meningeal : Kaku kuduk(+), lainnya negative Motorik : hemiparesis dextra spastik ringan Laboratorium
DPL : Hb 11,8 gr%; Leukosit 5.400 (0/0/0/87/7/6)
Test HIV(elisa) : 412 (+) kuat, N < 0,90 Titer Toxoplasma : IgG > 200 N < 1,6 IgM = 0,0360 N 0,499 Kadar CD4 (lymphosite T helper : 10 ( normal 401-1.612 ui/l) CD4 absolute : 1 % ( Normal 35-58 %) Kadar CD8 (T supressor) : 578 ( N 220-1129) CD8 absolute HbsAg (+) titer 725,1 Sputum BTA negative Terapi Sulfametoxazol/Trimetoprim F 2 x 1 tab Pyrimetamin 200 mg dilanjutkan 3 x25 mg Clindamisin 4x 600 mg Asam folat 1x 10 mg Ceftriaxone 2 x 2 gr iv Mycostatin drop 3 x 1cc Duviral 2x1 Neviral 1x1 Setelah pengobatan Nyeri kepala berkurang Motorik membaik.