Pembimbing
1. Ir. Mahfud Palo, M.Si
2. Prof. Dr. Ir. Najamuddin, M.Sc.
Latar Belakang
Takalar memiliki potensi perikanan yang tinggi
Sebagian masyarakatnya bergantung pada
sumberdaya perikanan tangkap
Salah satu alat tangkap yang ada adalah gill net
Gill net dapat dimodifikasi, salah satunya menjadi
jaring kepiting yang memiliki target tangkapan
utama berupa rajungan
Potensi penangkapan yang berkelanjutan
membutuhkan banyak informasi
Salah satunya adalah mengenai alat tangkap
yang mengeksploitasi suatu sumberdaya
perikanan
Penelitian tentang gillent telah banyak dilakukan:
pengaruh perbedaan tinggi gillnet terhadap hasil
tangkapan rajungan oleh (Solihin, 1993),
pengaruh kisaran kedalaman pengoperasian gillnet
terhadap hasil tangkapan rajungan (Nuhakim, 2001)
kemampuan gillnet dengan jumlah mata jaring yang
berbeda dalam menangkap rajungan (Firmansyah,
2004).
Desa Boddia:
Salah satu desa di Kab Takalar yang
memiliki banyak nelayan jaring kepiting
Jaring kepiting tersebut merupakan
modifikasi dari gill ne, namu masih dibuat
secara tradisional
Alat tangkap yang dibuat secara
tradisional:
Memiliki tingkat selektivitas yang rendah
Mudah rusak
Tidak sesuai dengan standar kelayakan
Nelayan tradisional membuat alat tangkap
dengan pendekatan trial and error.
Menghasilkan alat tangkap yang berbeda-
beda ukurannya, sesuai dengan keinginan
pembuat alat tangkap tersebut,
Data Sekunder:
Wawancara dan diskusi dengan nelayan
Komponen jaring yang diukur
1. mata jaring
2. panjang jaring
beserta
komponennya
3. berat jaring
beserta
komponennya
4. bentuk dan
bahan
Analisis Data
3. TSA ( Twine Surface Area ) = Luas
Penampang Benang (Najamuddin, 2009)
TSA = [
Dimana :
TSA = Luas permukaan benang (dalam )
N = jumlah mata jaring pada bagian atas panel
n = jumlah mata jaring pada dasar panel
H = jumlah mata jaring pada tinggi panel
a = panjang bar (cm)
d = Diameter/garis tengah benang (mm)
ANALISIS HASIL TANGKAPAN
Pengukuran rajungan
Panjang
karapas
Lebar karapas