Anda di halaman 1dari 21

Survey Pengukuran Hidrometri

Survey hidrometri dalam pembahasan


ini terdiri dari :
A. Pengukuran kecepatan arus
Pengambilan sample sedimen
Tujuan dari pengukuran arus dan pengambilan
sampel sedimen adalah untuk mendapatkan
besarnya transportasi sedimen yang akan masuk
ke dalam bendungan. Untuk mendapatkan data
tersebut diperlukan pengukuran debit dan
pengambilan sedimen dengan memperhatikan
ketinggian muka air yang tercatat pada lokasi
pengukuran.
Lokasi Penyelidikan
Lokasi pengambilan angkutan sedimen
sebaiknya pada atau dekat pos duga air
Lokasi pengambilan harus bebas dari pengaruh arus
balik
Lokasi pengambilan angkutan sedimen di hilir
pertemuan sungai sebaiknya juga dihindarkan
Pengambilan sedimen pada sungai yang dalam dan
lebar
Lanj....
masih perlu peninjauan lokasi pengambilan dari
bentuk penampang melintang sungai itu sendiri,
terutama pada sungai yang mempunyai dataran
banjir, karena akan mempengaruhi kualitas data
yang akan diperoleh.
Selama periode banjir sedimen harus lebih
banyak jumlahnya
lokasi pengambilan harus juga
mempertimbangkan
kemudahan-kemudahan untuk mencapai lokasi
keselamatan team pengukur
sarana pembantu untuk melaksanakan
pengukuran pada pos duga air tempat
pengambilan angkutan sedimen itu
terutama apabila banjir terjadi pada malam hari.
Pengukuran Debit
Tujuan pengukuran debit ini adalah untuk
mengetahui debit sesaat pada saat pengambilan
sample sedimen, sehingga nantinya didapat
hubungan kandungan sedimen dan debit.
Pengukuran debit pada dasarnya adalah
pengukuran kecepatan arus pada penampang
yang ditentukan. Pengukuran kecepatan arus
dilaksanakan dengan alat ukur arus tipe baling-
baling (OTT), untuk debit kecil, sedang
sampai banjir.
Sedangkan bila debit air yang diukur merupakan
limpahan atau pancuran maka pengukuran debit
dilakukan dengan mengukur volume air yang
melimpah selama interval waktu tertentu
Untuk mendapatkan kecepatan rata-rata vertikal
adalah dengan menggunakan rumus :
Vn = (V0,2 + V0,8 )/2
dimana :
Untuk kedalaman air > 0.5 m
Data pengukuran debit yang didapat dari
lapangan harus diperiksa lebih teliti, dan
kemudian didaftar sesuai dengan nomor urut
pengukuran. Dari daftar tersebut selanjutnya
diplot pada grafik untuk dibuat lengkung debit
(rating curve).
B. Pengambilan Sampel Sedimen
1) Pengambilan Sampel Sedimen Melayang
Muatan sedimen melayang (suspended load)
merupakan sedimen yang melayang di dalam
aliran sungai yang terutama terdiri dari butiran-
butiran pasir halus yang senantiasa didukung
oleh air dan hanya sedikit sekali interaksinya
dengan dasar sungai, karena selalu didorong ke
atas oleh turbulensi aliran.
Umumnya aliran sungai merupakan aliran
turbulen, oleh karena itu tenaga gravitasi
partikel-partikel sedimen dapat ditahan oleh
gerakan turbulensi aliran, putaran arus (eddies)
membawa gerakan partikel sedimen kembali ke
atas dan tidak mengendap.
muatan sedimen melayang dibedakan
menjadi tiga keadaan, yaitu :
a. Apabila tenaga gravitasi partikel sedimen lebih
besar dari tenaga turbulensi aliran
b. Apabila tenaga gravitasi partikel sedimen sama
dengan tenaga turbulensi aliran
c. Apabila tenaga gravitasi partikel sedimen
lebih kecil dari tenaga turbulensi aliran
Metode yang digunakan untuk mengambil
sampel sedimen melayang adalah
dengan metode integrasi kedalaman
2) Muatan Sedimen Dasar
Partikel-partikel kasar yang bergerak sepanjang
dasar sungai secara keseluruhan disebut dengan
muatan sedimen dasar (bed load).
Sample sedimen dasar yang dipakai adalah
material dasar sungai pada masing-masing titik
pengamatan.
Perhitungan besarnya laju sedimen dasar
dengan mengunakan rumus empiris.
Pengambilan bed load lebih sulit jika dibandingkan
dengan pengambilan suspended load karena :
Partikel-partikelnya bergerak tidak secepat aliran.
Karena bentuk dasar sungai akan
mempengaruhi terjadinya variasi dalam
besarnya pengangkutan sedimen.
Setiap alat yang ditempatkan pada atau di dekat dasar
sungai akan merubah kondisi aliran yang
mengakibatkan pengukuran beban tidak betul.
Jika alat ditempatkan di daerah loncatan (saltation
zone) beberapa contoh yang diperoleh merupakan
suspended material.
Umumnya rumus yang digunakan adalah
persamaan Meyer Peter dan persamaan
Debit di suatu sungai dapat diperkirakan dengan cara brkt:
a. Pengukuran di lapangan (di lokasi yang di tetapkan)
b. Berdasarkan data debit dari stasiun di dekatnya,
c. Berdasarkan data hujan,
d. Berdasarkan pembangkitan data debit.

Pengukuran debit di lapangan dapat dilakukan dengan :


membuat stasiun pengamatan, atau
dengan mengukur debit di bangunan air seperti bendung
dan peluap.
pada pembuatan stasiun pengamatan debit, parameter
yang di ukur adalah:
Tampang lintang sungai
Elevasi muka air
Kecepatan aliran air
Selanjutnya, debit aliran dihitung dengan
mengalikan luas tampang (A) dan kecepatan aliran
(V). untuk mendapatkan hasil yang teliti, lebar
sungai dibagi menjadi sejumlah pias, dan di ukur
kecepatan aliran pada vertical di setiap pias.
debit aliran juga dapat diperkirakan derdasarkan data
debit dari pencatatan yg telah lalu, dgn mggnkn
model deret berkala.
Teori pengukuran debit
Kecepatan aliran dapat diukur dgn current
meter,pelampung dan peralatan lain
Pengukuran debit
Dpt dilakukan dengan cara :
1. Pemilihan lokasi stasiun pengukuran.
2. Pengukuran kedalaman sungai
3. Pengukuran elevasi muka air secara kontinyu atau harian.
4. Pengukuran kecepatan aliran.
5. Hitungan debit
6. Membuat rating curve yaitu hubungan antara elevasi
muka air dengan debit.
7. Dari rating curve yg telah dibuat pada langkah 6, dicari
debit aliran berdasar pencatatan elevasi muka air.
8. Presentasi dan publikasi data terukur dan terhitung.
Dan akan dijelaskan secara rinci sbb:
1. Pemilihan lokasi stasiun pengukuran
Mudah dicapai oleh pengamat,mis di jembatan
Di bagian sungai yg lurus dgn penampang sungai yg
teratur dan stabil (tdk terjadi erosi maupun sedimentasi)
Disebelah hilir pertemuan dgn anak sungai.
Di mulut sungai menuju laut ke danau
Dilokasi bangunan air seperti bendungan, bending, dsb
Tidak dipengaruhi oleh garis pembendungan (back
water)
Aliran berada didalam alur utama (tdk ada aliran di
bantaran)
2. Pengukuran kedalaman sungai.
Pengukuran kedalaman sungai dilakukan dngan
menggunakan bak ukur, tali yg diberi pemberat /
echosounder.
a) Bak ukur
b) Tali dgn pemberat
c) Echosounder
d) Ray
Ada beberapa jenis eschounder,diantarnya adl:
1. Eschounder elac 30 kc
2. Raytheon DE 719 B
3. Furuno 200 Mark III

Anda mungkin juga menyukai