Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

MORBILI

Pembimbing :
dr. Hj. A. Tenrisanna, Sp.A

Oleh :
Risky Pramudyanti, S.Ked
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama :M
No.Rm : 45.77.88
Tanggal lahir :18/11/2015
Umur :1 Tahun 1 bln
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Alluka
Agama : Islam
ANAMNESIS
Keluhan utama : Demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit

Anamnesis terpimpin: Seorang pasien masuk Rumah Sakit dengan keluhan Demam sejak 3 hari yang lalu,

demam terus menerus, disertai muntah saat hari pertama dengan frekuensi 2 kali berisi sisa susu, buang air besar

encer juga sejak 3 hari yang lalu, hari pertama buang air besar encer frekuensi 6 kali, kemudian hari kedua

frekuensi 5 kali , berisi ampas bercampur lendir. darah tidak ada, dan buang air besar encer hari inih (hari ketiga

demam) sebanyak 2 kali, pasien batuk sejak 3 hari yang lalu, kemudian beringus dan mata kemerahan saat hari

pertama demam, dan bercak berwarna putih di mukosa mulut muncul pada hari kedua setelah demam. Tampak

bercak kemerahan pada kulit sejak hari ini (hari ketiga demam) yang dimulai dari daerah leher kemudian

menjalar ke pipi, badan, tangan dan ke tungkai. Sesak napas ada saat dibawah kerumah sakit, kejang tidak ada.

BAK : lancar, berwarna kuning

Selera makan : kurang

Selera minum : Anak kuat minum

Riwayat penyakit sebelumnya tidak ada

Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga ada (sepupu sementara menderita penyakit yang sama)

Status Imunisasi belum lengkap


PEMERIKSAAN FISIK
Status present Status generalis
Keadaan umum : Sakit Pucat : (-)
sedang/compos mentis/ gizi
Cyanosis : (-)
baik
Berat Badan : 8,9 kg Tonus : Baik
Panjang Badan : 75 cm Ikterus : (-)
Status Gizi : BB/TB : -1SD Turgor : Baik
Busung : (-)
Tanda Vital Kepala : Normocephal
Nadi : 138x/ menit Muka : simetris
Pernapasan : 48 x/menit
Rambut : Hitam, tidak mudah
Suhu : 39,40 C di cabut
Ubun ubun besar: menutup
(+)
PEMERIKSAAN FISIK
Telinga : otore (-) Thorax
Mata : conjungtivitis (+) Inspeksi :
cekung (-)
Hidung : Rinore (+), encer, Simetris kiri dan kanan
berwarna jernih Retraksi dinding dada
Bibir : kering (-) (-)
Lidah : kotor (-) Palpasi : Vocal fremitus :
Sel. Mulut: stomatitis (-), TDE
bercak koplik (+)
Perkusi: Sonor
Leher : Kaku kuduk (-)
Kulit : Peteki (-), ruam Auskultasi Bunyi
makulopapuler diseluruh Pernapasan : vesikuler
permukaan kulit Bunyi tambahan: Rh -Wh
Tenggorok : TDE -/-
Tonsil : TDE
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen Perkusi :
Inspeksi : Batas kiri : linea
Datar, ikut gerak napas midclavicularis sinistra
Palpasi :
Batas kanan : line
parasternalis dextra
Limpa : tidak teraba Batas atas ICS III sinistra
Hati : tidak teraba Auskultasi : Bunyi Jantung I
Nyeri tekan (-) dan II murni, regular Bising
Perkusi : Tympani
jantung (-)
Alat kelamin : Tidak
Auskultasi : Peristaltik kesan
dievaluasi
normal
Tasbeh (-)
Jantung Col. Vertebralis : skoliosis (-)
Inspeksi: Gibbus (-)
Ictus cordis tidak tampak KPR : +/+ kesan normal
Palpasi : APR : +/+ kesan normal

Ictus cordis tidak teraba


Diagnosis Penatalaksanaan
IVFD asering 30 ml/jam
O2 1-2 Lpm
Cefotaxime 400
mg/12j/IV
MORBILI Vit. A 100.000 IU 2 Caps
Zink kid syr 2x1cth
Paracetamol Syr 3x1 cth
Bedak Salycil
B C/C 2 x 1 tab
FOLLOW UP
Edukasi
Perlu diberikan penjelasan bahwa meskipun telah melewati usia 9 bulan dan

belum mendapatkan vaksin campak setelah anak sembuh dari demam,

vaksin tetap boleh diberikan kapan pun, namun jika anak berusia > 1 tahun

maka diberikan vaksin MMR (measles, mumps,rubella), dan tidak perlu

memberikan vaksin campak ulangan (booster) pada usia 24 bulan, dan

selanjutnya pada usia 5 atau 6 tahun dapat diberikan vaksin ulangan

(booster) campak. Hal ini sesuai dengan penegakan diagnosis dari campak

dimana salah satunya yakni terdapat riwayat imunisasi yang belum lengkap,

yakni campak. Dan untuk kasus ini pasien pada umur 1 tahun 1 bulan, namun

imunisasi campak belum sempat diberikan pada usia 9 bulan dan telah

terkena campak, vaksin sudah tidak perlu dilakukan karena telah terbentuk

antibody terhadap virus campak, namun dapat diberikan vaksin ulangan

(booster) pada usia 5-6 tahun.


PEMBAHASAN
Campak, measles atau rubeola adalah penyakit
virus akut yang disebabkan oleh virus campak.
Penyakit ini sangat infeksius, dapat menular sejak
awal masa prodromal sampai lebih kurang 4 hari
setelah munculnya ruam. Penyebaran infeksi terjadi
dengan perantara droplet

EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan laporan Dirjen PP&PL Depkes RI tahun 2014,
masih banyak kasus campak di Indonesia dengan
jumlah kasus yang dilaporkan mencapai 12.943 kasus.
Frekuensi KLB sebanyak 173 kejadian dengan 2.104
kasus. Sebagian besar kasus campak adalah anak-anak
usia pra sekolah dan usia SD. Selama periode 4 tahun,
kasus campak lebih banyak terjadi pada kelompok umur
5-9 tahun dan kelompok umur 1-4 tahun dengan
proporsi masing-masing sebesar 30% dan 27,6%
PATOGENESIS
Penyebaran virus melalui
batuk dan bersin
Virus aktif & menular diudara atau
permukaan yg terinfeksi hingga 2 jam

Virus terhiruo di udara yg


berasal dari si penderita

Masuk ke saluran pernapasan & Manifestasi klinis


melekat di sel-sel epitel saluran
napas

Selanjutnta virus terdapat di


pembuluh darah, saluran
Virus bereplikasi & menyebar ke
pernapasan dan organ tubuh
kelenjar limfe regional (uremia lainnya.
primer

Terjadi multipikasi virus di sistem RES Menyebar keseluruh tubuh (viremia


(lien, hepar & kel. Limfe) serta sekunder) terutama di kulit & saluran
ditempat awal melekatnya virus pernapasan
MANIFESTASI KLINIS
MasaPasien
prodromal antaraSakit
masuk Rumah 2-4 dengan
hari ditandai
keluhan dengan demam
Demam sejak 38,4
3 hari 40,6C,
yang lalu,
demam terus menerus, disertai muntah, buang air besar encer, batuk, dan
koriza, batuk,
beringus konjungtivitis,
serta diare,
mata kemerahan bercak
sejak koplikdemam.
hari pertama (Bercak koplik timbul
Kemudian pada 2
pemeriksaan fisik didapatkan bercak koplik pada mukosa bibir Keluhan tersebut
hari sesuai
sebelum danperjalanan
dengan sesudah penyakit
erupsi kulit,
pada terletak pada pada
morbili dimana mukosa bukal
stadium
prodromal & terdapat tanda patognomonik berupa enantem mukosa buccal
posterior berhadapan dengan geraham bawah, berupa papul warna
yang disebut koplik spots yang muncul pada hari ke 2 atau ke 3 demam
putih atau abu-abu kebiruan di atas dasar bergranulasi atau eritematosa)

Stadium Eksantema timbul pada hari ke 3-4 masa prodromal. (ruam


Selanjutnya, pada kulit pasien timbul bercak
makulopapular dengan penyebaran
kemerahan sentrifugal
sejak hari ini (hari yang dimulai
ketiga demam) yang dari batas
dimulai pada daerah leher, pipi, badan, tangan dan
rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dada,
ke tungkai.
ekstremitas atas, bokong, dan akhirnya ekstremitas bawah)

Stadium penyembuhan (konvalesens): setelah 3-4 hari umumnya ruam


Pada tanggal 30/12/16 (hari hari ketiga setelah munculnya ruam)
berangsur pada pemeriksaansesuai
menghilang fisik tampak ruam makulopapuler
dengan pada kulitRuam kulit
pola timbulnya.
sudah berubah menjadi hiperpigmentasi dan tampak bersisik pada
menghilang daerah pipi dan leher.
dan berubah Hal ini disebut
menjadi stadium penyembuhan
kecoklatan yang akan menghilang
(konvalens) dimana setelah 3-4 hari umumnya ruam berangsur
dalam 7-10 hari. menghilang sesuai dengan pola timbulnya.
Gambar 1 : Penderita campak pada anak.
Sumber : http://emedicine.medscape.com

Gambar 2: Bercak koplik pada buccal posterior pasien measles


Sumber : http://emedicine.medscape.com
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pada pasien terdapat gejala berupa demam, batuk,
Demam tinggi, batuk, pilek, mata merah
konjungtivitis, pilek, diare dan terdapat riwayat kontak
Diare
dengan sepupu pasien yang saat ini masih menderita
Ruam makulopapular
penyakit yg sama, serta riwayat imunisasi pasien
Riwayat kontak
belum lengkap, yakni imunisasi campak
Riwayat imunisasi
Pemeriksaan Fisik
faring merah nyeri menelan stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda
patognomonik timbulnya enantem mukosa pipi didepan molar
tiga disebut bercak koplik
Ruam Makulopapuler
Pemeriksaan Penunjang
Darah tepi : jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada
komplikasi infeksi bakteri
Pemeriksaan untuk komplikasi
Ensefalopati dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal, kadar
elektrolit darah dan analisis gas darah
Enteritis : feses lengkap
Bronkopneumonia : dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis
gas darah.
DIAGNOSIS BANDING PENATALAKSANAAN

Eksantema subitum Pengobatan bersifat


Rubella suportif, terdiri dari
pemberian cairan yang
Ruam Karena Obat
cukup, suplemen nutrisi,
antibiotik diberikan
apabila terjadi infeksi
sekunder, antikonvulsi
apabila terjadi kejang,
dan pemberian vitamin A
PENCEGAHAN

Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi campak


ataupun vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella).
Sesuai jadwal imunisasi rekomendasi IDAI tahun
2014, vaksin campak diberikan pada usia 9 bulan.
Selanjutnya, vaksin penguat dapat diberikan pada
usia 2 tahun. Apabila vaksin MMR diberikan pada
usia 15 bulan, tidak perlu vaksinasi campak pada
usia 2 tahun. Selanjutnya, MMR ulangan diberikan
pada usia 5-6 tahun.13 Dosis vaksin campak
ataupun vaksin MMR 0,5 mL subkutan
THANK YOU
Wassalamu Alaikum.wr.wb

Anda mungkin juga menyukai