Anda di halaman 1dari 88

PRESENTASI KASUS

PREEKLAMPSIA BERAT (PEB), GEMELLI


(PRESKEP-PRESBO) PADA SEKUNDIGRAVIDA
NULIPARA HAMIL ATERM

Oleh :
Dwiana Ardianti G99142000
Sri Retnowati G99151000
Annisa Rahmatia G99151000
Amirul Zakiya Bravery G99151053
Sausan Hana Maharani G99151054

Pembimbing :
Rustam, dr., Sp.OG (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN


KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
TINJAUAN PUSTAKA
PREEKLAMSIA
Definisi
Preeklampsia adalah sindrom spesifik
kehamilan berupa berkurangnya
perfusi organ akibat vasospasme dan
aktivasi endotel. Proteinuria adalah
tanda penting preeklampsia, dan
apabila tidak terdapat proteinuria
maka diagnosisnya dipertanyakan.
Proteinuria didefinisikan sebagai
terdapatnya 300mg atau lebih protein
dalam urin per 24 jam atau +1 pada
dipstick secara menetap pada sampel
urin secara acak. Kriteria minimum
untuk mendiagnosis preeklamsi
adalah hipertensi plus proteinuri
Cunningham et al.,
minimal.
1995
Etiologi
Kelainan vaskularisasi plasenta
Iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi
endotel
Intoleransi imunologis antara ibu dan janin

Kardiovaskuler genetikGenetik

Defisiensi gizi

Inflamasi
(Sarwono, 2010)
Faktor resiko
Faktor yang berhubungan dengan kehamilan
Kelainan kromosom
Mola hydatidosa
Hydrops fetalis
Kehamilan multifetus

.
Inseminasi donor atau donor oosit
Kelainan struktur kongenital

Faktor spesifik maternal


Primigravida
Usia > 35 tahun
Usia < 20 tahun
Ras kulit hitam
Riwayat preeklampsia pada keluarga
Nullipara Neville,
Preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
2001
Kondisi medis khusus : diabetes gestational, diabetes tipe 1, obesitas, hipertensi kronis, penyakit ginjal,
trombofilia
Stress

Faktor spesifik paternal


Primipatemitas
Patner pria yang pernah menikahi wanita yang kemudian hamil dan mengalami preeklampsia.
Patofisiologi

Hariadi, 2004;
Sarwono, 2010
KLASIFIKASI

Basri, 2002
Diagnosis
ANAMNESIS

Bisa tanpa gejala atau muncul nyeri kepala frontal ,


gangguan visual dan nyeri epigastrium, oliguria,
perdarahan vagina

PEMERIKSAAN FISIK

Tekanan Darah 140/90 mmHg


Impending eklampsia: edema, tanda cardomiopati maupun
gagal ginjal akut. Sedangkan gejala obyektif antara lain :
hiperreflexia, eksitasi motorik dan sianosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Proteinuria
300 mg atau lebih protein dalam urin per 24 jam
atau +1 pada dipstick secara menetap pada
sampel urin secara acak
Penatalaksanaan

Prinsip Tx Preeklamsia:
1. mencegah eklampsia
2. Mencegah gg fungsi organ vital
3. Melahirkan bayi sehat
Penatalaksanaan
Aktif -> TERMINASI KEHAMILAN
Indikasi:
Ibu:
Kegagalan terapi pada perawatan konservatif:
Setelah 6 jam sejak dimulai pengobatan medikamentosa,
terjadi kenaikan darah yang persisten
Setelah 24 jam sejak dimulai pengobatan medikamentosa,
terjadi kenaikan desakan darah yang persisten
Adanya tanda-tanda terjadinya impending eklampsia
Gangguan fungsi hepar
Gangguan fungsi ginjal
Dicurigai terjadi solutio plasenta
Timbulnya onset partus, ketuban pecah dini, perdarahan
Janin:
Umur kehamilan lebih dari 37 minggu
Adanya tanda-tanda gawat janin (bisa diketahui dari NST
nonreaktif dan profil biofisik abnormal)
Adanya tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat berat (IUGR
berat) berdasarkan pemeriksaan USG
Timbulnya oligohidramnion
Laboratorium:
Trombositopenia progresif yang menjurus ke HELLP syndrome. (POGI, 2005
Pengobatan:
Rawat inap terminasi kehamilan
Tirah baring ke kiri secara intermiten
Infus D5% yang tiap liternya diselingi
dengan larutan RL 500 cc (60-125 cc/jam)
Oksigen 3Lpm

Pemberian obat anti kejang MgSO4 sebagai


pencegahan dan terapi. Pemberian dibagi
loading dose (dosis awal) dan dosis lanjutan.
Anti hipertensi diberikan bila tensi
160/110 mmHg
Diuretik diberikan atas indikasi edema paru,
payah jantung kongestif, edema anasarka
Diet cukup protein, rendah karbohidrat,
lemak, dan garam.
Komplikasi
Impending eklampsia
adalah gejala-gejala oedema, protenuria, hipertensi disertai gejala subyektif
dan obyektif. Gejala subyektif antara lain : nyeri kepala, gangguan visual dan
nyeri epigastrium. Sedangkan gejala obyektif antara lain hiperreflexia,
eksitasi motorik dan sianosis.
Eklampsia
HELLP Syndrome
Kematian ibu dan janin
Solusio plasenta
Hipofibrinogenemia
Hemolisis
Perdarahan otak
Kelainan mata
Edema paru-paru
Nekrosis hati
Kelainan ginjal
Komplikasi lain
Patofisiologi
Nyeri epigastrium
1) Perdarahan subkapsular
2) Perdarahan periportal sistem dan infark liver
3) Edema parenkim liver
4) Peningkatan pengeluaran enzim liver.

Ke otak:
1) Edema otak karena permeabilitas kapiler bertambah
2) Iskemia yang menimbulkan infark serebal
3) Edema dan perdarahan menimbulkan nekrosis
4) Edema dan perdarahan pada batang otak dan retina
5) Dapat terjadi herniasi batang otak yang menekan pusat
vital medula oblongata
Prognosis
Prognosis PEB dan eklampsia dikatakan jelek
karena
kematian ibu antara 9,8 20,5%,
sedangkan
kematian bayi lebih tinggi lagi, yaitu 42,2
48,9%.

Kematian ibu dikarenakan:


perdarahan otak, decompensatio cordis,
oedem paru, payah ginjal, dan aspirasi
cairan lambung.
SINDROMA HELLP
Definisi

Sindroma HELLP adalah singakatan dari Hemolysis,


Elevated Liver Enzyme, Low Platelets Count yang
artinya adalah hemolisis dan peningkatan fungsi
hepar dan trombositopenia.
merupakan komplikasi dari Pre-eklamsia dan
eklamsia yang terdiri dari:
- Hemolisis (penghancuran sel darah merah)
- Peningkatan enzim hati (yang menunjukkan
adanya kerusakan hati)
- Penurunan jumlah trombosit.
Etiologi
Genetik

Imunologik

Ischemia Plasenta

Radikal Bebas

Kerusakan Sel Endotel

Artikasari, 2008
Faktor resiko
Rata-rata umur 25 tahun (lebih tua)
dibandingkan pasien pre-eklamsi-
eklamsi tanpa sindrom HELLP (rata-
rata umur 19 tahun)
.
Populasi kulit putih

Multipara
Angsar,
2003,
Jayakusu
ma, 2005
Muncul pada trimester ketiga,

69% pada masa antepartum, 31%


pada masa postpartum dalam 48 jam
KLASIFIKASI
Kelas I : jumlah platelet
50.000/mm3.

Kelas II : jumlah platelet


>3
50.000
100.000/mm . 3
+

Kelas III : jumlah platelet 100.000


150.000/mm3
Diagnosis
Ditegakkan apabila
dijumpai satu atau
lebih perubahan
parameter sindroma
HELLP:
Hemolisis
Elevated liver enzymes
Low platelet
MANIFESTASI KLINIS

Anamnesis:
malaise,
nausea,
kadang-kadang
disertai vomitus,
keluhan nyeri di
MANIFESTASI KLINIS
Pemeriksaan
Penunjang:
Hemolisis: kadar bilirubin
dan eritrosit imatur
dalam darah
kadar enzim hepar:
SGOT dan SGPT ,
LDH menunjukkan
adanya proses hemolysis
KRITERIA DIAGNOSIS HELLP
SYNDROM
Sistem Mississippi Sistem Tennessee
- Grade 1 Trombosit 50 Sindrom Komplit:
K/mm3 - Hemolisis
- Grade 2 Trombosit > 50 - (gambaran sel
100 K/mm3 abnormal)
- Grade 3 Trombosit >100 - - AST 70 IU/L
150 K/mm3 - Platelet < 100
K/mm3
- LDH 600 IU/L
- AST dan atau ALT 40 IU/L Sindroma Parsial:
- Hemolisis (gambaran sel
Terdapat satu atau
abnormal)
- LDH 600 IU/L dua tanda diatas
DIAGNOSIS BANDING

Trombotik angiopati
Kelainan konsumtif fibrinogen,
misalnya:
acute fatty liver of pregnancy
hipovolemia berat/perdarahan berat
sepsis

Kelainan jaringan ikat: SLE

Penyakit ginjal primer.


PENATALAKSANAAN
Kehamilan < 34 minggu (27 34
minggu):
Konservatif
Pemberian kortikosteroid 1 seri u/
maturasi janin:
2 dosis 12 mg betametason/24 jam
6 mg dexametason per 12 jam
Terminasi jika KU ibu memburuk atau
fetal distress, TD diatas 155/105 mmHg
Tirah baring total dengan plasma
albumin 5-25% infus
Jika servik memadai induksi oksitosin
drip ( UK 32 minggu). Jika serviks tidak
PENATALAKSANAAN

Kehamilan > 34
minggu:
Terminasi
PROGNOSIS
Penderita sindroma HELLP:

kemungkinan 19-27% beresiko sindrom pada


kehamilan berikutnya
>3
beresiko 43% preeklampsia
+ pada kehamilan
Angka morbiditas dan mortalitas pada
berikutnya.
bayi tergantung dari keparahan
penyakit ibu perkembangan yang
terhambat (IUGR) dan sindroma
kegagalan napas.
KEHAMILAN KEMBAR
(GEMELI)
Definisi

Kehamilan kembar ialah kehamilan


dengan 2 janin atau lebih.

Kehamilan kembar termasuk


kehamilan risiko tinggi, karena
kematian perintal 3-5 kali lebih
tinggi dari kehamilan tunggal, dan
kematian neonatus 10 kali lebih
tinggi dari kehamilan tunggal
Pemeriksaan antenatal lebih sering
Kelainan kongenital dan kembar
siam dapat ditegakan waktu hamil
19 20 minggu minggu
Hamil
Memantau sendiri timbulnya
kontraksi uterus dapat mengurangi
kelahiran preterm
Saat
Pemeriksaan ultrasonografi setiap
3 4 minggu setelah umur
kehamilan 20 minggu
Risiko hamil kembar pada wanita
Hamil
yang menggunakan obat pemicu
ovulasi ialah 20% - 40%.
Induksi ovulasi dengan klomifen

um
sitrat, kejadian hamil kembar 5% -
10%.
Sebel
Gemeli
Manajemen Kehamilan
Dapat dilakukan induksi
persalinan apabila ada hipertensi
atau pertumbuhan janin
terhambat
Lakukan pemantauan dengan
kardiotokografi pada persalinan
nan
pevaginam
Antibiotik, ampisillin 2g/iv
Persali
diberikian tiap 6 jam apabila ada
persalinan preterm
Saat
Pada kembar 3, dianjurkan untuk
melakukan persalinan dengan
seksio sesarea, untuk
mengurangi asfiksia dan
kematian perinatal
kepala
Janin pertama dan kedua presentasi kepala-
dilahirkan pervaginam, walaupun berat janinnya kurang dari 1500 g

bukan kepala
Ada yang menganjurkan seksio ada yang mengatakan tidak ada
Janin pertama presentasi kepala-janin kedua
sesarea untuk mengurangi bedanya persalinan pervaginam
morbiditas dan mortalitas. dan seksio sesarea

Janin pertama bukan presentasi kepala


Untuk menghindari adanya
Dianjurkan seksio sesarea
interlocking
Ekstraksi Vakum
Definisi
Tindakan obstetrik operatif untuk
melahirkan kepala janin dengan
menggunakan mangkuk hampa
udara yang ditempelkan pada kulit
kepala janin dari seorang parturien
yang masih memiliki tenaga meneran
Merupakan tindakan obstetrik yang
bertujuan untuk mempercepat kala
pengeluaran dengan sinergi tenaga
mengedan ibu dan ekstraksi pada
bayi
Selaput ketuban pecah atau sudah dipecahkan.
Kandung kemih kosong atau dikosongkan secara spontan atau melalui Persiapa
kateterisasi. n Pasien
Dilatasi servik lengkap.
Kepala sudah engage.
Janin diperkirakan dapat lahir per vaginam.
Persiapa
Keputusan untuk melakukan tindakan ekstraksi vakum harus dilandasi n
dengan analisa proses persalinan, pemeriksaan vagina, penentuan posisi dan Operator
derajat penurunan janin serta kapasitas panggul
Informed
Penjelasan mengenai perlunya satu tindakan medis harus dilakukan, manfaat
serta resiko yang mungkin terjadi serta bagaimana tindakan tersebut
Consent
dilakukan
Vakum
Syarat Tindakan Ekstraksi
Indikasi Ekstraksi Vakum
Kala II memanjang
Pada
. Nulipara 2 jam
Pada Multipara 1 jam
Mempersingkat Kala II :
Kelainan jantung
Kelainan serebrovaskuler
Kelainan neuromuskuler
Ibu lelah
Gawat janin
Kontraindikasi Ekstraksi Vakum Kontraindikasi Relatif
Dokter tidak memiliki kompetensi Kehamilan preterm : Masih lunaknya

untuk melakukan tindakan EV kepala dan rentannya vaskularisasi


kepala janin prematur.
Aplikasi cawan penghisap secara
Riwayat pengambilan darah dari kulit
tepat tidak dapat dilakukan kepala janin sebelumnya.
Riwayat gangguan kemajuan Aplikasi cunam sebelumnya gagal :
persalinan kala I yang nyata Struktur dan konsistensi kepala janin
Indikasi tindakan EV tidak jelas pasca aplikasi cunam yang sudah
berubah. Selain itu, kegagalan aplikasi
Posisi dan penurunan kepala janin
tersebut dapat membuktikan bahwa
tidak dapat ditentukan dengan terdapat gangguan imbang sepaloelvik.
jelas Molase dan pembentukan caput
Terdapat dugaan gangguan succadenum yang berlebihan : Keadaan
imbang sepalopelvik ini sering terjadi pada kasus gangguan
imbang sepalopelvik.
Kelainan letak (letak muka, letak
Dugaan makrosomia (Berat badan janin
dahi) > 4.5 kg).
Diduga atau terdapat gangguan Janin mati : Oleh karena tidak dapat
faal pembekuan darah pada janin. terbentuk caput succadeneum
PROSEDUR EKSTRAKSI
BOKONG
Lakukan periksa dalam vagina untuk memastikan titik penunjuk (os
sacrum).
Jari telunjuk tangan operator yang berhadapan dengan os sacrum
dikaitkan pada lipat paha depan janin. Kemudian dilakukan ekstraksi
curam ke bawah.
Bila trokanter depan sudah berada di bawah simfisis, jari telunjuk
tangan operator yang lain dipasang pada lipat paha belakang untuk
membantu traksi sehingga bokong berada di luar vulva.
Arah ekstraksi berubah ke atas untuk mengeluarkan trokanter belakang.
Ekstraksi kemudian mengikuti putaran paksi dalam.
Bila pusat sudah berada di luar vulva, dikendorkan.
Ekstraksi diteruskan dengan cara menempatkan kedua tangan pada bokong
janin dengan kedua ibu jari berada di atas sacrum dan jari-jari kedua tangan
berada di atas lipat paha janin.
Ekstraksi dilakukan dengan punggung janin di depan, kemudian mengikuti
putaran paksi dalam bahu, salah satu bahu akan ke depan.
Setelah ujung tulang belikat terlihat dilakukan periksa dalam vagina untuk
menentukan letak lengan janin, apakah tetap berada di depan dada,
menjungkit atau di belakang tengkuk. Pada ekstraksi bokong sampai tulang
belikat sering diperlukan bantuan dorongan kristeller
IUD
Intra Uterine Device (IUD) atau Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi yang
terbuat dari polythylen (plastic) yang halus,
dipasang di dalam rahim
IUD yang berbentuk spiral disebut Lippes Loop,
yang berbentuk T disebut Copper T mengandung
logam atau tembaga, ada pula yang mengandung
hormone
Bentuk tertutup (closed device) Bentuk terbuka (open device)
Ota-Ring, Lippes Loop
Atigon CUT
Graten Berg Ring Cu-7
Marguiles
Spring Coil
Multiload
Nova-T
Jenis IUD
Keuntungan dan kerugian IUD

Keuntungan Penggunaan IUD


Efektivitasnya tinggi: 0,6-0,8 kehamilan per
100 wanita dalam tahun pertama penggunaan
(Tembaga T 380A)
Segera efektif dan efek sampingnya sedikit
Metode jangka-panjang (perlindungan sampai
10 tahun jika menggunakan Tembaga T 380A)
Tidak mengganggu proses sanggama
Kesuburan cepat pulih setelah IUD dilepas
Tidak mengganggu produksi ASI
Bila tak ada masalah setelah kunjungan ulang
awal, tidak perlu kembali ke klinik jika tak ada
masalah
Dapat disediakan oleh petugas kesehatan
Kerugian penggunaan IUD
IUD: Keterbatasan
Perlu pemeriksaan ginekologi dan penapisan penyakit menular
seksual (PMS) sebelum menggunakan IUD
Membutuhkan petugas terlatih untuk memasukkan dan
mengeluarkan IUD
Perlu deteksi benang IUD (setelah menstruasi) jika terjadi kram,
perdarahan bercak atau nyeri
Tidak dapat dihentikan sendiri (harus dilepas petugas)
Meningkatkan jumlah perdarahan dan kram menstruasi dalam
beberapa bulan pertama (hanya pelepas tembaga)
Kemungkinan terjadi ekspulsi spontan
Walaupun jarang (< 1/1000 kasus), dapat terjadi perforasi saat
insersi IUD
Tidak mencegah semua kehamilan ektopik (khususnya
Progestasert)
Dapat meningkatkan risiko PRP/PID dan yang berlanjut dengan
infertilitas bila pasangannya risiko tinggi PMS (misalnya: HBV, HIV/
AIDS)
Waktu pemasangan IUD
Sewaktu haid sedang berlangsung

Keuntungan pemasangan AKDR pada waktu ini


antara lain ialah:
Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks
pada waktu itu agak terbuka dan lembek.
Tidak terlalu nyeri
Perdarahan yang timbul sebagai akibat
pemasangan tidak seberapa dirasakan
Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus
yang sedang hamil tidak ada.
Waktu pemasangan IUD
Sewaktu postpartum

Secara dini (immediate insertion) yaitu AKDR


dipasang pada wanita yang melahirkan sebelum
dipulangkan dari rumah sakit.
Secara langsung (direct insertion)yaitu AKDR
dipasang dalam masa tiga bulan setelah partus atau
abortus.
Secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu AKDR
dipasang sesudah masa 3 bulan setelah partus atau
abortus atau pemasangan AKDR dilakukan pada saat
yang tidak ada hubungan sama sekali dengan partus
atau abortus.
Waktu pemasangan IUD
Sewaktu postabortum
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah
abortus oleh karena dari segi fisiologi dan
psikologi waktu itu adalah paling ideal.
Tetapi septic abortion merupakan
kontraindikasi.
Sewaktu melakukan Sectio Caesaria
STATUS PASIEN
Identitas
Nama : Ny. E
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
BB : 62 kg
TB : 165 cm
Alamat : Polokarto, Sukoharjo
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 4 April 2016
No RM : 01335168
ANAMNESIS
.

Keluhan utama:
Gemeli, letak lintang,
preskep
ANAMNESIS
Riwayat
.
penyakit
sekarang:
Seorang G2P0A1, usia 25
tahun, usia kehamilan 39+1
minggu IGD:
rujukan dari RSUD
Sukoharjo dengan
keterangan G1P0A0, 25 tahun,
UK: 39 minggu dengan
keterangan Gemelli letak
ANAMNESIS
Riwayat
. penyakit
sekarang:
Pasien merasa hamil 9
bulan.
Gerakan janin (+),
kenceng-kenceng teratur (-),
air kawah (-)
Lendir darah (-), mual (-),
muntah (-), demam (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa
: disangkal
Riwayat perdarahan saat hamil :
disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus :
disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat penyakit jantung :
Riwayat
disangkal Kontrasepsi
Riwayat asma : disangkal
Sebelum hamil (-)
Riwayat alergi obat/ makanan :
disangkal
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Lama menstruasi : 5-7 hari
Siklus menstruasi : 28 hari
Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali. Telah menikah
selama 7 tahun sejak usia 18
tahun
Riwayat Fertilitas
Riwayat fertilitas dinilai baik
Riwayat Obstetrik
Hamil I:Abortus 6 tahun
yang lalu
Hamil II : Hamil
sekarang
HPMT : 3 Juli
2015

PEMERIKSAAN FISIK
KU : sedang, gizi kesan cukup
Kesadaran : compos mentis
Vital Sign
TD : 170/100 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 18x/menit
suhu : 36,6 C
Konjungtiva
Konjungtiva anemis
anemis (+/+)
(+/+) Thorax
Thorax :: normothoraks,
normothoraks,
Sklera Glandula
Glandula mammae
Sklera Ikterik
Ikterik (-/-)
(-/-) mammae
hipertrofi
hipertrofi (+),
(+), areola
areola
mammae, hiperpigmentasi
mammae, hiperpigmentasi
(+)
(+)
Abdomen
Abdomen :: Cor
Cor :: BJ
BJ I-II
I-II intensitas
intensitas
supel, normal
normal reguler
reguler
supel, NT
NT -,
-, teraba
teraba 3 3 Pulmo:
bagian Pulmo: SD SD vesikuler
vesikuler (+/+),
(+/+),
bagian besar,
besar, bayi
bayi II RBK (-/-), RBH (-/-),
preskep, RBK (-/-), RBH (-/-),
preskep, puki,
puki, djj
djj (+)
(+) Genital:
Wheezing
Wheezing (-/-)
Genital: (-/-)
134x
134x reguler.
reguler. Bayi
Bayi IIII VT:
VT: vulva
vulva uretra
uretra tenang,
tenang,
presbo,
presbo, puka,
puka, djj
djj (+)
(+) 140x
140x dinding
dinding vagina
vagina dalam
dalam batas
batas
reguler
reguler .. Bagian
Bagian bawah
bawah normal,
normal, ,, Pembukaan
Pembukaan 4 4 cm,
cm,
sudah
sudah masuk
masuk panggul
panggul > > efficement
efficement 50 50 %,
%, kepala
kepala di
di
2/3 bagian, His
2/3 bagian, His 2-
2- Hodge
Hodge II-III,
II-III, Kulit
Kulit Ketuban
Ketuban
3x/10/30-40
3x/10/30-40 (+)
(+) ,, penunjuk
penunjuk UUKUUK arah
arah jam
jam
10,
10, AK
AK (-)
(-) jernih,
jernih, STLD
STLD (+).
(+).

Ekstremitas
Ekstremitas ::

oedema
oedema akral
akral
dingin
dingin -- --
-- --
-- -- -- --
LABORATORIUM DARAH 05-04-
2016 01:30

Hb : 14,1 Elektrolit GDS : 67 mg/dl


g/dL Natrium : 131 SGOT : 16 u/l
Hct : 42 % mmol/L () ()
AL : 13.2 Kalium : 3.9
LIT SGPT : 31 u/l
x103/uL mmol/L Albumin : 2.6
RO
Klorida : 110 g/dl ()
AT : 111
mmol/L () LDH : 521 u/l ()
x103/uL () KT
AE ELE
Hemostasis
:4.96x106/uL
PT
& : 12.6
detik
OGI SIS
APTT : 35 detik
NIK
TOL INR : 1.000
STA KLI
MA MO Protein : +3
IA
HE HE KIM
USG FETOMATERNAL (05/03/2016)
VU terisi cukup
Tampak janin intrauterine, bayi I presentasi kepala, punggung
di kiri, DJJ (+), bayi II presentasi bokong punggung di kanan DJJ
(+)
Bayi I BPD : 9.13 cm FL : 6,21 cm AC : 30,56 cm
EFBW : 2389 gram
Bayi II BPD : 9.13 cm FL : 6.39 cm AC : 29.12 cm
EFBW : 2283 gram

Plasenta insersi di corpus grade II

Air ketuban kesan cukup

Tak tampak kelainan kongenital mayor

Kesan : janin dalam keadaan baik


DIAGNOSIS AWAL
PEB, Gemelli (Preskep-Prebo)
pada sekundigravida nulipara
hamil aterm dalam persalinan
kala I fase Aktif
PROGNOSIS
Dubia
PENATALAKSANAAN
Lanjut Persalinan Pervaginam peringan
dengan VE (Bayi I), Ekstrasi bokong
(Bayi II)

Protap PEB:
O2 3 lpm
Infus RL 12 tpm
Inj. MgSO4 20%, 4 gr loading dose dilanjutkan 1
gr/jam selama 24 jam
Nifedipine 3x10 mg jika TD 160/110 mmHg
Pasang DC BC ketat
Awasi KU/VS/DJJ/BC
FOLLOW UP
5 April 2016
G2P0A1, 25 tahun, UK : 39+1 minggu
Keluhan : Ibu merasa ingin mengejan
Keadaan Umum : baik, E4V5M6
Vital Sign : Tekanan darah: 140/90 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi : 88 x/menit Suhu : 36,30C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : Cor/ Pulmo dalam batas normal
Abdomen supel, nyeri tekan (-), DJJ bayi I (+) 142 x/menit
reguler, Bayi II (+) 132 x/menit reguler, His (+) 3-4 x/10/50-
60
Genital : Pembukaan 10 cm, Kepala turun di Hodge III-
IV, UUK jam 12, Air kawah (+) jernih, STLD (+)
Diagnosis :
Kala II PEB, Gemelli pada sekundigravida nulipara hamil
aterm
Terapi
Pimpin Persalinan Pervaginam peringan dengan VE
(Bayi I), Ekstrasi bokong (Bayi II)

04.40 Lahir Bayi I Perempuan, berat badan: 2300 gram,


panjang badan: 44 cm dengan Apgar Score 7-8-9, Anus
(+), kelainan kongenital mayor (-)

04.43 Ketuban Janin II dipecah, dilakukan ekstrasi


Bokong, lahir bayi II perempuan, Berat Badan :
2300 gram, Panjang Badan 43 cm dengan Apgar
Score 6-7-8, anus (+), kelainan Kongenital Mayor
(-)
LABORATORIUM
Hb : 7,6 g/dL ()
Hct: 26 % () Elektrolit
AL : 10.9 x103/uL Natrium : 136
AT : 184 x103/uL mmol/L
AE : 3.89 x106/uL () Kalium : 3.8 mmol/L
Klorida : 110 mmol/L
()
Kimia Klinik
GDS : 88 mg/dl
Hemostasis
SGOT : 53 u/l ()
PT : 13.2 detik
SGPT : 24 u/l
APTT : 27,4 detik
Albumin : 3.0 g/dl
() INR: 1.060
LDH : 691 u/l ()
UR : 12 mg/dl Protein: +4
Cr : 0,7 mg/dl
6 Maret 2016

06.00 WIB
P1A1 25 tahun
Keluhan :-
Keadaan Umum : baik, E4V5M6
Vital Sign : Tekanan darah: 130/80 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi : 90 x/menit Suhu : 36,60C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : Cor/ Pulmo dalam batas normal
Abdomen supel, nyeri tekan (-), TFU 2 jari di bawah pusat
Genital : darah (-), discharge (-), lochia (+)
Diagnosis :
Post VE janin I + Ekstrasi bokong janin II + insersi IUD atas
indikasi PEB gemelli pada sekundipara hamil aterm
Terapi
Rawat ruang HCU
Cefadroxil 2 x 500mg
Asam Mefenamat 3 x 500mg
Sulfas Ferosus 1x1
Protap PEB
O2 Nasal Canule 3 Lpm
Infus RL 12 Tpm
Injeksi MgSO4 40%, 4 gr/6 jam IM selama 24 jam (mulai
02.00-08.00-14.00-20.00)
Nifedipine 3x10 mg jika Tekanan Darah 160/110 mmHg
Awasi KU/VS/BC dan Tanda Impending Eklamsia
6 April 2016

06.00 WIB
P1A1 25 tahun
Keluhan :-
Keadaan Umum : baik, E4V5M6
Vital Sign : Tekanan darah: 130/80 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi : 90 x/menit Suhu : 36,60C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : Cor/ Pulmo dalam batas normal
Abdomen supel, nyeri tekan (-), TFU 2 jari di bawah pusat
Genital : darah (-), discharge (-), lochia (+)
Diagnosis :
Post VE janin I + Ekstrasi bokong janin II + insersi IUD atas
indikasi PEB gemelli pada sekundipara hamil aterm
Terapi

Pindah rawat bangsal


Cefadroxil 2 x 500mg
Asam Mefenamat 3 x 500mg
Sulfas Ferosus 1x1
7 April 2016

06.00 WIB
P1A1 25 tahun
Keluhan :-
Keadaan Umum : baik, E4V5M6
Vital Sign : Tekanan darah: 130/80 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi : 90 x/menit Suhu : 36,60C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : Cor/ Pulmo dalam batas normal
Abdomen supel, nyeri tekan (-), TFU 2 jari di bawah pusat
Genital : darah (-), discharge (-), lochia (+)
Diagnosis :
Post VE janin I + Ekstrasi bokong janin II + insersi IUD atas
indikasi PEB gemelli pada sekundipara hamil aterm
Terapi

Pindah rawat bangsal


Cefadroxil 2 x 500mg
Asam Mefenamat 3 x 500mg
Sulfas Ferosus 1x1
Boleh Pulang
ANALISA KASUS
Preeklamsi berat (PEB) Pada pasien ini
merupakan suatu sindroma
spesifik yang terjadi pada ditemukan tekanan
usia kehamilan diatas 20 darah sistolik 170
minggu. Hal ini terjadi
mmHg, diastolik
dikarenakan adanya
penurunan perfusi organ 100 mmHg dan
yang berakibat terjadinya protein urin +3
vasospasme pembuluh
darah dan aktivasi endotel
yang mana didiagnosis
dengan kriteria tekanan
darah sistolik 160 mmHg,
diastolik 100 mmHg dan
protein urin +2.
Faktor risiko terjadinya Pada kasus ini
PEB antara lain faktor risiko yang
riwayat preeklamsia dapat mendukung
pada kehamilan untuk terjadi PEB
sebelumnyaa adalah kehamilan
Primigravida ganda atau gemeli.
obesitas,
kehamilan ganda
usia> 30 tahun atau
usia< 20 tahun.
Pada kehamilan gemeli didiagnosis dengan
adanya perabaan 3 bagian besar janin
pada pemeriksaan fisik abdomen
Pada pasien ini didapatkan teraba 3 bagian
besar janin dimana bayi I presentasi kepala
punggung kiri, bayi II presentasi bokong,
punggung kanan.
Kemudian hasil ini diperkuat dengan
pemeriksaan USG yang didapatkan
penampakan janin gemeli dimana bayi I
presentasi kepala, punggung di kiri, DJJ (+),
bayi II presentasi bokong punggung di
kanan DJJ (+).
Faktor faktor yang Pada pasien ini
berkaitan dengan didapatkan adanya
terjadinya faktor keturunan
kehamilan gemeli gemeli dimana
adalah bangsa, nenek pasien
umur, paritas, memiliki saudara
penggunaan obat- kembar.
obat penginduksi
ovulasi, faktor
keturunan dan
faktor lain yang
belum diketahui.
TATALAKSANA

Protap PEBInjeksi
MgSO4
Pemasa
20%, 4
Nifedipin ngan DC
gr e 3x10 untuk
O2 nasal
Infus RL loading mg jika pengaw
kanul 3 dose
12 tpm TD asan
lpm dilanjutk 160/110 ketat
an 1 mmHg Balance
gr/jam Cairan
selama
24 jam
Oksigenasi
memberikan tambahan suplai oksigen kepada ibu dan
janin agar tidak terjadi hipoksia pada janin
pada pasien preeklampsia berat terjadi penurunan
suplai oksigen dan nutrisi akibat gangguan sirkulasi
pada uteroplasenta
Infus RL
Mengkompensasi nutrisi
Injeksi MgSO4
sebagai antikejang agar penderita preeklampsia berat
tidak menjadi eklampsia dengan cara menurunkan
kadar kalsium interseluler sehingga potensial aksi
terhambat
Nifedipine
Diberikan 3 kali sehari dengan dosis 10 mg
sekali minum sebagai obat hipertensi pada
pasien dan diberikan bila tekanan darah
sistolik 160 mmHg atau tekanan darah
diastolik 110 mmHg
Pemantauan balance cairan pada pasien
dengan nilai normal produksi urin adalah
0,5-1 cc/kgBB/jam.
Pengawsan KU/VS dan DJJ juga dilakukan
secara teratur agar kondisi ibu dan janin
selalu terpantau
Persalinan
Persalinan dilanjutkan pervaginam dengan
peringan VE atas indikasi PEB
VEuntuk mencegah pecahnya pembuluh darah
otak karena peningkatan tekanan saat pasien
mengejan kuat
Pada pasien ini dilakukan episiotomi kearah
mediolateral kurang lebih 4 cm
Mangkok vakum dimasukkan dan diposisikan
dibagian belakang kepala janin I dan dilakukan
vakum ekstrasi
Karena janin kedua presentasi bokong maka
dilakukan ekstrasi bokong.
Pemasangan IUD pada pasien ini dilakukan
atas permintaan pasien sendiri dengan
tujuan untuk menjarangkan kehamilan.
Pemilihan kontrasepsi IUD pada pasien ini
dirasa paling tepat dikarenakan
efektivitasnya yang tinggi, efek samping
sedikit, dapat digunakan jangka panjang,
tidak mengganggu produksi ASI, tidak
mengganggu senggama dan kesuburan
cepat pulih segera setelah IUD dilepas.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai