Oleh :
Dwiana Ardianti G99142000
Sri Retnowati G99151000
Annisa Rahmatia G99151000
Amirul Zakiya Bravery G99151053
Sausan Hana Maharani G99151054
Pembimbing :
Rustam, dr., Sp.OG (K)
Kardiovaskuler genetikGenetik
Defisiensi gizi
Inflamasi
(Sarwono, 2010)
Faktor resiko
Faktor yang berhubungan dengan kehamilan
Kelainan kromosom
Mola hydatidosa
Hydrops fetalis
Kehamilan multifetus
.
Inseminasi donor atau donor oosit
Kelainan struktur kongenital
Hariadi, 2004;
Sarwono, 2010
KLASIFIKASI
Basri, 2002
Diagnosis
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
Proteinuria
300 mg atau lebih protein dalam urin per 24 jam
atau +1 pada dipstick secara menetap pada
sampel urin secara acak
Penatalaksanaan
Prinsip Tx Preeklamsia:
1. mencegah eklampsia
2. Mencegah gg fungsi organ vital
3. Melahirkan bayi sehat
Penatalaksanaan
Aktif -> TERMINASI KEHAMILAN
Indikasi:
Ibu:
Kegagalan terapi pada perawatan konservatif:
Setelah 6 jam sejak dimulai pengobatan medikamentosa,
terjadi kenaikan darah yang persisten
Setelah 24 jam sejak dimulai pengobatan medikamentosa,
terjadi kenaikan desakan darah yang persisten
Adanya tanda-tanda terjadinya impending eklampsia
Gangguan fungsi hepar
Gangguan fungsi ginjal
Dicurigai terjadi solutio plasenta
Timbulnya onset partus, ketuban pecah dini, perdarahan
Janin:
Umur kehamilan lebih dari 37 minggu
Adanya tanda-tanda gawat janin (bisa diketahui dari NST
nonreaktif dan profil biofisik abnormal)
Adanya tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat berat (IUGR
berat) berdasarkan pemeriksaan USG
Timbulnya oligohidramnion
Laboratorium:
Trombositopenia progresif yang menjurus ke HELLP syndrome. (POGI, 2005
Pengobatan:
Rawat inap terminasi kehamilan
Tirah baring ke kiri secara intermiten
Infus D5% yang tiap liternya diselingi
dengan larutan RL 500 cc (60-125 cc/jam)
Oksigen 3Lpm
Ke otak:
1) Edema otak karena permeabilitas kapiler bertambah
2) Iskemia yang menimbulkan infark serebal
3) Edema dan perdarahan menimbulkan nekrosis
4) Edema dan perdarahan pada batang otak dan retina
5) Dapat terjadi herniasi batang otak yang menekan pusat
vital medula oblongata
Prognosis
Prognosis PEB dan eklampsia dikatakan jelek
karena
kematian ibu antara 9,8 20,5%,
sedangkan
kematian bayi lebih tinggi lagi, yaitu 42,2
48,9%.
Imunologik
Ischemia Plasenta
Radikal Bebas
Artikasari, 2008
Faktor resiko
Rata-rata umur 25 tahun (lebih tua)
dibandingkan pasien pre-eklamsi-
eklamsi tanpa sindrom HELLP (rata-
rata umur 19 tahun)
.
Populasi kulit putih
Multipara
Angsar,
2003,
Jayakusu
ma, 2005
Muncul pada trimester ketiga,
Anamnesis:
malaise,
nausea,
kadang-kadang
disertai vomitus,
keluhan nyeri di
MANIFESTASI KLINIS
Pemeriksaan
Penunjang:
Hemolisis: kadar bilirubin
dan eritrosit imatur
dalam darah
kadar enzim hepar:
SGOT dan SGPT ,
LDH menunjukkan
adanya proses hemolysis
KRITERIA DIAGNOSIS HELLP
SYNDROM
Sistem Mississippi Sistem Tennessee
- Grade 1 Trombosit 50 Sindrom Komplit:
K/mm3 - Hemolisis
- Grade 2 Trombosit > 50 - (gambaran sel
100 K/mm3 abnormal)
- Grade 3 Trombosit >100 - - AST 70 IU/L
150 K/mm3 - Platelet < 100
K/mm3
- LDH 600 IU/L
- AST dan atau ALT 40 IU/L Sindroma Parsial:
- Hemolisis (gambaran sel
Terdapat satu atau
abnormal)
- LDH 600 IU/L dua tanda diatas
DIAGNOSIS BANDING
Trombotik angiopati
Kelainan konsumtif fibrinogen,
misalnya:
acute fatty liver of pregnancy
hipovolemia berat/perdarahan berat
sepsis
Kehamilan > 34
minggu:
Terminasi
PROGNOSIS
Penderita sindroma HELLP:
um
sitrat, kejadian hamil kembar 5% -
10%.
Sebel
Gemeli
Manajemen Kehamilan
Dapat dilakukan induksi
persalinan apabila ada hipertensi
atau pertumbuhan janin
terhambat
Lakukan pemantauan dengan
kardiotokografi pada persalinan
nan
pevaginam
Antibiotik, ampisillin 2g/iv
Persali
diberikian tiap 6 jam apabila ada
persalinan preterm
Saat
Pada kembar 3, dianjurkan untuk
melakukan persalinan dengan
seksio sesarea, untuk
mengurangi asfiksia dan
kematian perinatal
kepala
Janin pertama dan kedua presentasi kepala-
dilahirkan pervaginam, walaupun berat janinnya kurang dari 1500 g
bukan kepala
Ada yang menganjurkan seksio ada yang mengatakan tidak ada
Janin pertama presentasi kepala-janin kedua
sesarea untuk mengurangi bedanya persalinan pervaginam
morbiditas dan mortalitas. dan seksio sesarea
Keluhan utama:
Gemeli, letak lintang,
preskep
ANAMNESIS
Riwayat
.
penyakit
sekarang:
Seorang G2P0A1, usia 25
tahun, usia kehamilan 39+1
minggu IGD:
rujukan dari RSUD
Sukoharjo dengan
keterangan G1P0A0, 25 tahun,
UK: 39 minggu dengan
keterangan Gemelli letak
ANAMNESIS
Riwayat
. penyakit
sekarang:
Pasien merasa hamil 9
bulan.
Gerakan janin (+),
kenceng-kenceng teratur (-),
air kawah (-)
Lendir darah (-), mual (-),
muntah (-), demam (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa
: disangkal
Riwayat perdarahan saat hamil :
disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus :
disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat penyakit jantung :
Riwayat
disangkal Kontrasepsi
Riwayat asma : disangkal
Sebelum hamil (-)
Riwayat alergi obat/ makanan :
disangkal
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Lama menstruasi : 5-7 hari
Siklus menstruasi : 28 hari
Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali. Telah menikah
selama 7 tahun sejak usia 18
tahun
Riwayat Fertilitas
Riwayat fertilitas dinilai baik
Riwayat Obstetrik
Hamil I:Abortus 6 tahun
yang lalu
Hamil II : Hamil
sekarang
HPMT : 3 Juli
2015
PEMERIKSAAN FISIK
KU : sedang, gizi kesan cukup
Kesadaran : compos mentis
Vital Sign
TD : 170/100 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 18x/menit
suhu : 36,6 C
Konjungtiva
Konjungtiva anemis
anemis (+/+)
(+/+) Thorax
Thorax :: normothoraks,
normothoraks,
Sklera Glandula
Glandula mammae
Sklera Ikterik
Ikterik (-/-)
(-/-) mammae
hipertrofi
hipertrofi (+),
(+), areola
areola
mammae, hiperpigmentasi
mammae, hiperpigmentasi
(+)
(+)
Abdomen
Abdomen :: Cor
Cor :: BJ
BJ I-II
I-II intensitas
intensitas
supel, normal
normal reguler
reguler
supel, NT
NT -,
-, teraba
teraba 3 3 Pulmo:
bagian Pulmo: SD SD vesikuler
vesikuler (+/+),
(+/+),
bagian besar,
besar, bayi
bayi II RBK (-/-), RBH (-/-),
preskep, RBK (-/-), RBH (-/-),
preskep, puki,
puki, djj
djj (+)
(+) Genital:
Wheezing
Wheezing (-/-)
Genital: (-/-)
134x
134x reguler.
reguler. Bayi
Bayi IIII VT:
VT: vulva
vulva uretra
uretra tenang,
tenang,
presbo,
presbo, puka,
puka, djj
djj (+)
(+) 140x
140x dinding
dinding vagina
vagina dalam
dalam batas
batas
reguler
reguler .. Bagian
Bagian bawah
bawah normal,
normal, ,, Pembukaan
Pembukaan 4 4 cm,
cm,
sudah
sudah masuk
masuk panggul
panggul > > efficement
efficement 50 50 %,
%, kepala
kepala di
di
2/3 bagian, His
2/3 bagian, His 2-
2- Hodge
Hodge II-III,
II-III, Kulit
Kulit Ketuban
Ketuban
3x/10/30-40
3x/10/30-40 (+)
(+) ,, penunjuk
penunjuk UUKUUK arah
arah jam
jam
10,
10, AK
AK (-)
(-) jernih,
jernih, STLD
STLD (+).
(+).
Ekstremitas
Ekstremitas ::
oedema
oedema akral
akral
dingin
dingin -- --
-- --
-- -- -- --
LABORATORIUM DARAH 05-04-
2016 01:30
Protap PEB:
O2 3 lpm
Infus RL 12 tpm
Inj. MgSO4 20%, 4 gr loading dose dilanjutkan 1
gr/jam selama 24 jam
Nifedipine 3x10 mg jika TD 160/110 mmHg
Pasang DC BC ketat
Awasi KU/VS/DJJ/BC
FOLLOW UP
5 April 2016
G2P0A1, 25 tahun, UK : 39+1 minggu
Keluhan : Ibu merasa ingin mengejan
Keadaan Umum : baik, E4V5M6
Vital Sign : Tekanan darah: 140/90 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi : 88 x/menit Suhu : 36,30C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : Cor/ Pulmo dalam batas normal
Abdomen supel, nyeri tekan (-), DJJ bayi I (+) 142 x/menit
reguler, Bayi II (+) 132 x/menit reguler, His (+) 3-4 x/10/50-
60
Genital : Pembukaan 10 cm, Kepala turun di Hodge III-
IV, UUK jam 12, Air kawah (+) jernih, STLD (+)
Diagnosis :
Kala II PEB, Gemelli pada sekundigravida nulipara hamil
aterm
Terapi
Pimpin Persalinan Pervaginam peringan dengan VE
(Bayi I), Ekstrasi bokong (Bayi II)
06.00 WIB
P1A1 25 tahun
Keluhan :-
Keadaan Umum : baik, E4V5M6
Vital Sign : Tekanan darah: 130/80 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi : 90 x/menit Suhu : 36,60C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : Cor/ Pulmo dalam batas normal
Abdomen supel, nyeri tekan (-), TFU 2 jari di bawah pusat
Genital : darah (-), discharge (-), lochia (+)
Diagnosis :
Post VE janin I + Ekstrasi bokong janin II + insersi IUD atas
indikasi PEB gemelli pada sekundipara hamil aterm
Terapi
Rawat ruang HCU
Cefadroxil 2 x 500mg
Asam Mefenamat 3 x 500mg
Sulfas Ferosus 1x1
Protap PEB
O2 Nasal Canule 3 Lpm
Infus RL 12 Tpm
Injeksi MgSO4 40%, 4 gr/6 jam IM selama 24 jam (mulai
02.00-08.00-14.00-20.00)
Nifedipine 3x10 mg jika Tekanan Darah 160/110 mmHg
Awasi KU/VS/BC dan Tanda Impending Eklamsia
6 April 2016
06.00 WIB
P1A1 25 tahun
Keluhan :-
Keadaan Umum : baik, E4V5M6
Vital Sign : Tekanan darah: 130/80 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi : 90 x/menit Suhu : 36,60C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : Cor/ Pulmo dalam batas normal
Abdomen supel, nyeri tekan (-), TFU 2 jari di bawah pusat
Genital : darah (-), discharge (-), lochia (+)
Diagnosis :
Post VE janin I + Ekstrasi bokong janin II + insersi IUD atas
indikasi PEB gemelli pada sekundipara hamil aterm
Terapi
06.00 WIB
P1A1 25 tahun
Keluhan :-
Keadaan Umum : baik, E4V5M6
Vital Sign : Tekanan darah: 130/80 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi : 90 x/menit Suhu : 36,60C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : Cor/ Pulmo dalam batas normal
Abdomen supel, nyeri tekan (-), TFU 2 jari di bawah pusat
Genital : darah (-), discharge (-), lochia (+)
Diagnosis :
Post VE janin I + Ekstrasi bokong janin II + insersi IUD atas
indikasi PEB gemelli pada sekundipara hamil aterm
Terapi
Protap PEBInjeksi
MgSO4
Pemasa
20%, 4
Nifedipin ngan DC
gr e 3x10 untuk
O2 nasal
Infus RL loading mg jika pengaw
kanul 3 dose
12 tpm TD asan
lpm dilanjutk 160/110 ketat
an 1 mmHg Balance
gr/jam Cairan
selama
24 jam
Oksigenasi
memberikan tambahan suplai oksigen kepada ibu dan
janin agar tidak terjadi hipoksia pada janin
pada pasien preeklampsia berat terjadi penurunan
suplai oksigen dan nutrisi akibat gangguan sirkulasi
pada uteroplasenta
Infus RL
Mengkompensasi nutrisi
Injeksi MgSO4
sebagai antikejang agar penderita preeklampsia berat
tidak menjadi eklampsia dengan cara menurunkan
kadar kalsium interseluler sehingga potensial aksi
terhambat
Nifedipine
Diberikan 3 kali sehari dengan dosis 10 mg
sekali minum sebagai obat hipertensi pada
pasien dan diberikan bila tekanan darah
sistolik 160 mmHg atau tekanan darah
diastolik 110 mmHg
Pemantauan balance cairan pada pasien
dengan nilai normal produksi urin adalah
0,5-1 cc/kgBB/jam.
Pengawsan KU/VS dan DJJ juga dilakukan
secara teratur agar kondisi ibu dan janin
selalu terpantau
Persalinan
Persalinan dilanjutkan pervaginam dengan
peringan VE atas indikasi PEB
VEuntuk mencegah pecahnya pembuluh darah
otak karena peningkatan tekanan saat pasien
mengejan kuat
Pada pasien ini dilakukan episiotomi kearah
mediolateral kurang lebih 4 cm
Mangkok vakum dimasukkan dan diposisikan
dibagian belakang kepala janin I dan dilakukan
vakum ekstrasi
Karena janin kedua presentasi bokong maka
dilakukan ekstrasi bokong.
Pemasangan IUD pada pasien ini dilakukan
atas permintaan pasien sendiri dengan
tujuan untuk menjarangkan kehamilan.
Pemilihan kontrasepsi IUD pada pasien ini
dirasa paling tepat dikarenakan
efektivitasnya yang tinggi, efek samping
sedikit, dapat digunakan jangka panjang,
tidak mengganggu produksi ASI, tidak
mengganggu senggama dan kesuburan
cepat pulih segera setelah IUD dilepas.
TERIMAKASIH