Anda di halaman 1dari 19

Askep Herpes

BY:MELANI KS
Pendahuluan
Herpes merupakan infeksi kulit kelamin yang
disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui
hubungan seks. Terkadang ditemukan juga pada
mulut penderita karena yang bersangkutan
melakukan oral seks dengan penderita herpes.
Ada beberapa jenis herpes adalah sebagai berikut:
1. Herpes Simpleks
2. Herpes Genitalis
3. Herpes Zoster
4. Herpes Zoster Oftalmik
Herpes Simpleks
Etiologi
Virus Herpes Simpleks Tipe I (HSV I) Virus Herpes Simpleks Tipe II
(HSV II)
Penyakit kulit/selaput lendir yang
ditimbulkan biasanya disebut herpes Penyakit ditularkan melalui
simpleks saja, atau dengan nama lain hubungan seksual, tetapi dapat
herpes labialis, herpesfebrilis. juga terjadi tanpa koitus,
Biasanya penderita terinfeksi virus ini misalnya dapat terjadi pada
pada usia kanak-kanak melalui udara dokter gigi dan tenaga medik.
dan sebagian kecil melalui kontak Lokalisasi lesi umumnya adalah
langsung seperti ciuman, sentuhan bagian tubuh di bawah pusar,
atau memakai baju/handuk mandi
bersama. Lesi umumnya dijumpai terutama daerah genitalia lesi
pada tubuh bagian atas termasuk ekstra-genital dapat pula terjadi
mata dengan rongga mulut, hidung akibat hubungan
dan pipi; selain itu, dapat juga seksualorogenital.
dijumpai di daerah genitalia, yang
penularannya lewat koitusoro genital
(oral sex).
Patofisiologi
Virus herpes simpleks disebarkan melalui kontak langsung
antara virus dengan mukosa atau setiap kerusakan di kulit.
Virus herpes simpleks tidak dapat hidup di luar lingkungan yang
lembab dan penyebaran infeksi melalui cara selain kontak
langsung kecil kemungkinannya terjadi. Virus herpes simpleks
memiliki kemampuan untuk menginvasi beragam sel melalui
fusi langsung dengan membran sel
Pada infeksi aktif primer, virus menginvasi sel pejamu dan
cepat berkembang dengan biak, menghancurkan sel pejamu
dan melepaskan lebih banyak virion untuk menginfeksi sel-sel
disekitarnya. Pada infeksi aktif primer, virus menyebar melalui
saluran limfe ke kelenjar limfe regional dan menyebabkan
limfadenopati.
Tubuh melakukan respon imun seluler dan humoral yang
menahan infeksi tetapi tidak dapat mencegah kekambuhan
infeksi aktif. Setelah infeksi awal timbul fase laten.
Manifestasi Klinis
Inokulasi kompleks primer (primary inoculation complex)
Infeksi primer herpes simpleks pada penderita usia muda yang
baru pertama kali terinfeksi virus ini dapat menyebabkan
reaksi lokal dan sistemik yang hebat. Manifestasinya dapat
berupa herpes labialis. Dalam waktu 24 jam saja, penderita
sudah mengalami panas tinggi (39-40oC), disusul oleh
pembesaran kelenjar limfe submentalis, pembengkakan bibir,
dan lekositosis di atas 12.000/mm3, yang 75-80%nya berupa
sel polimorfonuklear. Terakhir, bentuk ini diikuti rasa sakit
pada tenggorokan. Insidens tertinggi terjadi pada usia antara
1-5 tahun. Waktu inkubasinya 3-10 hari. Kelainan akan
sembuh spontan setelah 2-6 minggu.
Herpes gingivostomatitis
Kebanyakan bentuk ini terjadi pada anak-anak dan orang
dewasa muda. Manifestasi klinis berupa panas tinggi,
limfadenopati regionaldan malaise. Lesi berupa vesikel yang
memecah dan terlihat sebagai bercak putih atau ulkus.
Kelainan ini dapat meluas ke mukosa bukal, lidah, dan tonsil,
sehingga mengakibatkan rasa sakit, bau nafas yang busuk, dan
penurunan nafsu makan. Pada anak-anak dapat terjadi
dehidrasi dan asidosis. Kelainan ini berlangsung antara 2-4
minggu.
Infeksi herpes kompleks di seminata
Bentuk herpes ini terjadi pada anak-anak usia 6 bulan sampai 3
tahun, dimulai dengan herpes gingivostomatitis berat. Jenis ini
dapat mengenai paru-paru dan menimbulkan viremia masif,
yang berakibat gastroenteritis disfungsi ginjal dan kelenjar
adrenal, serta ensefalitis. Kematian banyak terjadi pada
stadium viremia yang berat.
Herpes genitalis (proge nitalis)
Infeksi primer terjadi setelah melalui masa tunas 3-5 hari.
Penularan dapat melalui hubungan seksual secara genito-
genital, orogenital, maupun anogenital. Erupsinya juga
berupa vesikel tunggal atau menggerombol, bilateral, pada
dasar kulit yang eritematus, kemudian berkonfluensi,
memecah, membentuk erosi atau ulkus yang dangkal disertai
rasa nyeri. 31% penderita mengalami gejala konstitusi
berupa demam, malaise, mialgia, dan sakit kepala; dan 50%
mengalami limfadenopati inguinal.
Penatalaksanaan Medis

Karena infeksi HSV tidak dapat disembuhkan, maka


terapi ditujukan untuk mengendalikan gejala dan
menurunkan pengeluaran virus. Obat antivirus
analognukleosida merupakan terapi yang
dianjurkan. Obat-obatan ini bekerja dengan
menyebabkan deaktivasi atau mengantagonisasi
DNA polymerase HSV yang pada gilirannya
menghentikan sintesis DNA dan replikasi virus. Tiga
obat antivirus yang dianjurkan oleh petunjuk CDC
1998 adalak asiklovir, famsiklovir, dan valasiklovir.
PENCEGAHAN:
Karena kemungkinan tertular penyakit ini meningkat dengan jumlah
pasangan seksual seseorang, membatasi jumlah pasangan adalah
langkah pertama menuju pencegahan. Untuk menjaga dari penyebaran
herpes, kontak intim harus dihindari ketika luka pada tubuh. Gatal,
terbakar atau kesemutan mungkin terjadi sebelum luka berkembang.
Hubungan seksual harus dihindari selama waktu ini. Herpes bahkan dapat
menyebar ketika tidak ada luka atau gejala. Untuk meminimalkan risiko
penyebaran herpes, kondom lateks harus digunakan selama semua
kontak seksual.. Virus herpes juga dapat menyebar dengan menyentuh
luka dan kemudian menyentuh bagian lain dari tubuh. Jika Anda
menyentuh luka, cuci tangan Anda dengan sabun dan air sesegera
mungkin. Juga, tidak berbagi handuk atau pakaian dengan siapa pun.
Herpes zoster disebut juga
shingles. Di kalangan awam
populer atau lebih dikenal dengan
sebutan dampa atau cacar
air. Herpes zoster merupakan
infeksi virus yang akut pada
bagian dermatoma (terutama
dada dan leher) dan saraf.
Disebabkan oleh virus varicella
Herpes zoster (virus yang juga
Zooster menyebabkan penyakit varicella
atau cacar/chickenpox.
Herpes zoster disebabkan oleh virus
varicella zoster . virus varicella zoster
terdiri dari kapsid berbentuk
ikosahedral dengan diameter 100 nm.
Kapsid tersusun atas 162 sub unit
Etiologi proteinvirion yang lengkap dengan
diameternya 150200 nm, dan hanya
virion yang terselubung yang bersifat
infeksius. Infeksiositas virus ini
dengan cepat dihancurkan oleh bahan
organic, deterjen, enzim proteolitik,
panas dan suasana Ph yang tinggi.
Masa inkubasinya 1421 hari.
Pada episode infeksi primer, virus dari
luar masuk ke tubuh hospes
(penerima virus). Selanjutnya,
terjadilah penggabungan virus
dengan DNA hospes, mengadakan
multiplikasi atau replikasi sehingga
menimbulkan kelainan pada kulit.
Patofisiologi Virua akan menjalar melalui serabut
saraf sensorik ke ganglion saraf dan
berdiam secara permanen dan
bersifat laten. Infeksi hasil reaktivasi
virus varicella yang menetap di
ganglion sensori setelah infeksi
chickenpox pada masa anak anak.
Sekitar 20% orang yang menderita
cacar akan menderita shingles selama
hidupnya dan biasanya hanya terjadi
sekali. Ketika reaktivasi virus berjalan
Pengobatan
Neuralgia Pasca Herpes zoster
1.Pengobatan Topikal 1) Bila nyeri masih terasa
Pada stadium vesicular diberi meskipun sudah diberikan acyclovir
bedak salicyl 2% atau bedak pada fase akut, maka dapat diberikan
kocok kalamin untuk mencegah
vesikel pecah anti depresan trisiklik ( misalnya:
2. Pengobatan Sistemik amitriptilin 1075 mg/hari)
Drug of choice-nya adalah
2) Tindak lanjut ketat bagi
acyclovir yang dapat penanganan nyeri dan dukungan
mengintervensi sintesis virus emosional merupakan bagian
dan replikasinya.
terpenting perawatan
3.Penderita dg keluhan mata
3) Intervensi bedah atau rujukan
Dapat diobati dengan salaep ke klinik nyeri diperlukan pada
mata steroid topical dan
mydriatik, anti virus dapat neuralgi berat yang tidak teratasi.
diberikan
Pencegahan
Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah pemberian vaksinasi. Vaksin berfungsi
untuk meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik
terhadap virus tersebut pada pasien seropositif usia lanjut.
Vaksin herpes zoster dapat berupa virus herpes zoster yang
telah dilemahkan atau komponen selular virus tersebut yang
berperan sebagai antigen. Penggunaan virus yang telah
dilemahkan telah terbukti dapat mencegah atau mengurangi
risiko terkena penyakit tersebut pada pasien yang rentan,
yaitu orang lanjut usia dan penderita imunokompeten, serta
imunosupresi.
Askep
Pengkajian
1) Kondisi luka, vesikel, bula/krusta
2) Kaji faktor pencetus
3) Kaji sistem sensori terkait
4) Kaji adanya nyeri, fatigue, demam
5) Kaji riwayat keluarga,awitan kejadian penyakit
6) Kaji sistem terkait, psikososial
Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
inflamasi kulit, krusta, vesikel
2) Hipertemi berhubungan dengan peningkatan set poin
hipotalamus
3) Nyeri berhubungan dengan infeksi pada sel neuron
nyeri dalam ganglia
4) Fatigue berhubungan dengan Penurunan sumber
energi
5) Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan turun nafsu makan
Intervensi
1. Observasi kulit setiap hari catat turgor sirkulasi dan
sensori serta perubahan lainnya yang terjadi
2) Jaga kebersihan lokal area infeksi
3) Anjurkan klien hindari trauma/ faktor pencetus
4) Anjurkan tirah baring
5) Jaga vesikel agar tidak pecah
6) Untuk herpes zoster oftalmik harus dirawat di RS untuk
memonitor kelainan mata
7) Kolaborasi Pemberian obat dan perawatan kompres
vesikel yang pecah
This File could be downloadable at miruku.web.id

Anda mungkin juga menyukai