Excavator
Excavator
BAB I
PENJELASAN UMUM
Material yang berada di permukaan bumi ini sangat beraneka ragam, baik jenis, bentuk dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, alat yang digunakan untuk memindahkannyapun beraneka
ragam pula. Material yang dimaksud dalam pemindahan tanah (earth moving) meliputi :
tanah, batuan, vegetasi (pohon, semak belukar dan alang-alang).
Sifat fisik yang harus dihadapi alat berat akan berpengaruh besar terutama dalam hal :
1. Menentukan jenis alat yang digunakan dan taksiran produksi atau kapasitas produksi.
2. Perhitungan volume pekerjaan.
3. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan tidak sesuainya alat berat yang dipakai dengan
kondisi material akan menimbulkan tidak efisiensinya alat berat, yang secara otomatis akan
menimbulkan kerugian karena banyaknya waktu yang terbuang ( loss time ).
Beberapa sifat fisik material dan kondisi medan kerja yang penting untuk diperhatikan
dalam pekerjaan pemindahan tanah adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan Material
2. Berat Material
3. Bentuk Material
4. Kohesivitas Material
5. Kekerasan Material
6. Daya Dukung Tanah
7. Jarak Angkut & Kondisi Jalan
8. Iklim dan Curah Hujan
Pengembangan material dibagi menjadi tiga (3) kondisi, seperti gambar berikut :
Dalam perhitungan produksi, material yang didorong / digusur dengan blade, material
yang yang dimuat bucket / vessel, ataupun material yang ditebar adalah dalam kondisi
gembur. Untuk menghitung suatu volume tanah yang telah diganggu dari bentuk aslinya
dengan melakukan penggalian material tersebut, maka perlu dikalikan dengan suatu
faktor yang disebut dengan faktor konversi. Demikian pula untuk material yang
mendapat perlakuan pemadatan, sehingga dari gembur menjadi padat.
Contoh Perhitungan :
Bila 300 BCM (Bank Cubic Meter) tanah clay berpasir (sand clay) asli digali, sehingga
menjadi gembur, maka berapa volumenya sekarang ?
Jawab :
Dari tabel faktor konversi, di dapat data bahwa tanah clay berpasir (sand clay), faktor
konversinya dari asli ke gembur adalah 1,25. Sehingga volumenya sekarang menjadi
volume gembur adalah :
Volume gembur = volume asli x faktor konversi
= 300 x 1,25
= 375 LCM (Loose Cubic Meter)
Berat adalah sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat berat untuk
melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut, dan lain-lain, akan
dipengaruhi oleh berat material tersebut, seperti yang dialami oleh alat angkut di bawah
ini :
Saat unit dump truck mengangkut batu bara dengan berat 1,2 ton/m3, alat dapat bekerja
dengan baik. Tetapi saat unit dump truck mengangkut pasir besi dengan berat 1,8 ton/m3,
ternyata alat angkut mengalami beban berat, sehingga unit terlihat berat untuk
menggelinding.
Tabel 2 : Data Berat Material
Kohesivitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling mengikat di antara
butiran-butiran material itu sendiri.
Material dengan kohesivitas tinggi (misal : tanah liat) akan mudah menggunung /
munjung (heaped), apabila menempati suatu ruangan tertentu, sehingga volume material
yang menempati ruangan tersebut kemungkinan bisa melebihi volume ruangannya.
Sedangkan material dengan kohesivitas yang kurang baik (misal : pasir), apabila
menempati suatu ruangan tertentu akan sukar menggunung / munjung dan cenderung
peres / rata (struck).
Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis alat berat yang akan digunakan untuk
membongkar batuan, terlebih dahulu harus ditentukan tingkat rippabilitasnya. Adapun
cara penentuannya ada dua (2) cara :
1. Pengujian di Laboratorium
Dilakukan dengan cara uji kompresi dan kekerasan contoh batuan. Biasanya,
hasilnya lebih tinggi dari keadaan sebenarnya, karena mengabaikan faktor-faktor
yang ada di lapangan.
Adapun pengujian yang praktis dan sering digunakan adalah dengan pengujian /
pengukuran cepat rambat gelombang seismik (seismic wave velocity test).
Secara sederhana gambaran seismic wave velocity test dilakukan seperti gambar berikut.
Hasilnya bisa diketahui kekerasan dan kedalaman masing-masing lapisan, dari yang keras
sampai yang lunak.
Microphones
Source of Vibration
a b c d e
V1
V2
V3
Cara Pengujian :
Tempatkan / tanam sedikit ke tanah alat geophone ( a b c d e ) dengan jarak tertentu,
kemudian rangkai sedemikian rupa. Ujung kabel terletak pada power source, sedangkan
satunya lagi dihubungkan dengan peralatan khusus (signal stacking seismograph).
Setelah power source dipukul beberapa kali, maka akan diperoleh gambaran mengenai
kekerasan material tersebut, sehingga dapat disimpulkan tipe alat berat yang cocok.
Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran / test langsung di
lapangan. Alat yang umum digunakan untuk test daya dukung tanah disebut Cone
Penetro Meter.
Pemilihan alat-alat berat untuk transportasi sangat ditentukan oleh jarak angkut dan
kondisi jalan yang akan dilalui. Pengangkutan suatu material dengan menggunakan dump
truck akan berbeda pemilihannya dengan bulldozer, wheel loader, ataupun motor scraper.
1 Bulldozer 0 ~ 100
2 Wheel Loader 0 ~ 150
3 Towed Scraper 0 ~ 400
4 Motor Scraper 200 ~ 2000
5 Dump Truck 100 ~ 3000
Referensi : Modul APAAB PT. United Tractor Tbk.
Dalam memilih alat-alat berat yang harus diperhatikan juga adalah tentang iklim dan
curah hujan.
Iklim dan curah hujan perlu diperhatikan, karena hal ini dapat digunakan untuk
mengetahui sampai batasan mana kerusakan landasan kerja yang ditimbulkan saat terkena
air hujan dan apakah nantinya hal ini cukup mengganggu kelangsungan kerja alat-alat
berat, sehingga dapat diketahui berapa waktu yang tersedia (jam kerja efektif)
sebenarnya.
Tabel 5 : Jumlah Hari Menunggu setelah Hujan
Jenis Tanah
Curah Hujan
(mm/hari) Batu kerikil, Batu
Tanah pasir Tanah liat Tanah lempung
tidak tersaring
<3 0 0 0 0 ~ 0,5
3 ~ 10 0 0 1,0 ~ 1,5 1,5 ~ 2,0
11 ~ 30 0 ~ 0,5 0,5 ~ 1,0 1,5 ~ 2,0 2,0 ~ 3,0
> 30 1,0 1,5 ~ 2,0 2,0 ~ 3,3 3,0 ~ 4,0
Catatan : Saluran drainase kondisinya baik, nilai dapat berubah sesuai dengan kondisi topografi.
Referensi : Modul APAAB PT. United Tractor
b. Attacment Lainnya
c. Shoe
BAB II
PRODUKTIVITAS HYDRAULIC EXCAVATOR
Produktivitas adalah hasil dari proses produksi dalam satuan waktu tertentu.
Besar kecilnya produktivitas yang dicapai oleh hydraulic excavator dipengaruhi oleh :
b. Swell Factor
Sweel factor adalah sifat fisik material yang diukur dari perubahan volume padat /
bank (Bcm) menjadi volume gembur / loose (Lcm).
d. Cycle Time
Waktu yang diperlukan untuk proses pemuatan material ke dump truck.
Cycle time unit hydraulic excavator meliputi waktu :
- Digging (penggalian material)
- Swing loaded (gerakan swing dengan muatan)
- Dumping (penumpahan material ke vessel)
- Swing empty (gerakan swing kosongan)
a. Ukuran Unit
Semakin besar unit, cycle timenya semakin lambat.
b. Kemudahan Penggalian
Semakin mudah penggalian (misal : material tidak keras), maka cycle time akan
semakin cepat.
e. Ketrampilan Operator
Semakin bagus ketrampilan operator dalam mengoperasikan unit, maka cycle time
akan semakin cepat.
3600
Q = q x x E
Cm
Dimana :
q = q1 x K
Dimana :
Cm = t1 + t2 + t3 + t4
Dimana :
Cm = Cycle time (detik)
t1 = Waktu digging (detik)
t2 = Waktu swing muatan (detik)
t3 = Waktu dumping (detik)
t4 = Waktu swing kosongan (detik)
Untuk mendapatkan cycle time yang sebenarnya, disesuaikan dengan kondisi saat
digging dan dumping, maka rumusnya sebagai berikut :
Cm = Std Cm x Fk
Dimana :
Cm = Cycle time (detik)
Std Cm = Standard cycle time (detik)
Fk = Faktor konversi
Cm DT
MF = = 1
N x n x Cm EXC
Cm DT
N =
n x Cm EXC
Dimana :
MF = Matching factor
Cm DT = Cycle time alat angkut (detik)
Cm EXC = Cycle time alat loading (detik)
N = Kebutuhan alat angkut (unit)
n = Jumlah cycle alat loading per-1 alat angkut
Jawaban :
2. Hitunglah berapa dump truck HD 785 yang dibutuhkan dalam 1 fleet, jika diketahui :
Jawaban :
3. Hitunglah produktivitas O & K RH 120-E Back Hoe dalam (ton/jam) dengan data-data
sebagai berikut :
Jawaban :