Anda di halaman 1dari 44

METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

BAB IV
METODE & TEKNIK OPERASI

4.1 PENGOPERASIAN UNIT

4.1.1 SEBELUM MENGHIDUPKAN ENGINE

PERHATIAN !

Jika control lever tersentuh dengan tidak


sengaja, maka perlengkapan kerja akan
begerak dengan sendirinya. Ketika akan
meninggalkan unit, pastikan semua lock
lever pada posisi aktif atau LOCK.
Sebelum menghidupkan engine, bersihkan
kotoran yang ada di permukaan battery,
starting motor dan alternator dengan kain.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Sebelum menghidupkan engine, pastikan control


lever pada posisi netral.

1. Lakukan pemeriksaan terhadap safety lock


lever (1) apakah pada posisi LOCK.

2. Periksa posisi masing-masing control lever.

3. Masukkan kunci kontak ke starting switch,


dan putar ke posisi ON, kemudian periksa
hal-hal dibawah ini :
1. Alarm akan berbunyi sekitar 1menit,
monitor dan gauge berikut akan menyala
sekitar 3 detik.
 Radiator water level monitor
 Engine oil level monitor
 Hydraulic oil level monitor
 Charge level monitor
 Fuel level monitor
 Engine water temperature monitor
 Engine oil pressure monitor
 Engine water temperature gauge
 Fuel gauge
 Engine pre-heating lamp

 Air cleaner clogging


 Swing lock lamp
 Hydraulic Oil Temperature Monitor
 Engine Oil Change Monitor

Jika monitor atau gauge tersebut tidak menyala


ataupun alarm tidak berbunyi, kemungkinan
terjadinya kerusakan pada lampu atau
terputusnya hubungan arus (kabel putus).

Setelah kira-kira 3 detik,gauge berikut akan tetap


menyala :
 Engine water temperature gauge
 Fuel gauge

2. Tekan lamp switch (15) ke posisi ON


untuk menghidupkan head lamp.
Jika lampu tidak hidup, kemungkinan lampu
tersebut rusak atau terputusnya hubungan
arus.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

4.1.2 MENGHIDUPKAN ENGINE

4.1.2.1 KONDISI NORMAL

Sebelum menghidupkan engine, pastikan


keadaan sekeliling unit aman, kemudian
bunyikan klakson sebelum menghidupkan
engine.

Catatan :
Jangan starting engine secara terus menerus
lebih dari 20 detik, jika gagal start maka ulangi
start kembali setelah 2 menit.

1 Putar fuel control dial (1) ke posisi low


idling (MIN).

2 Putar starting switch (2) ke posisi START


untuk menghidupkan engine.

3 Saat engine sudah hidup, bebaskan


starting switch (2). Maka akan kembali
secara otomatis ke posisi ON.

4.1.2.2 KONDISI CUACA DINGIN

Sebelum menghidupkan engine, pastikan


keadaan sekeliling unit aman, kemudian
bunyikan klakson sebelum menghidupkan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

engine.

Ketika starting engine dengan kondisi cuaca


dingin ikuti petunjuk dibawah ini :

1. Putar fuel control dial


(1) ke posisi 3 klik dari low idling (MIN).

Keterangan :
Ada 10 klik dalam putaran dial dari Max ke
Min.

2. Putar starting switch


(2) ke posisi HEAT dan tahan, kemudian
periksa apakah preheating monitor lamp (3)
menyala.
Setelah 30 detik, preheating monitor lamp
(3) akan berkedip kurang lebih 10 detik
untuk mengindikasikan bahwa pemanasan
awal selesai.

Keterangan :
Monitor dan gauge juga akan menyala saat
starting switch pada posisi HEAT, tetapi
bukan mengindikasikan ketidaknormalan.

3. Saat preheating
monitor (3) berkedip, putar starting switch
(2) ke posisi START untuk menghidupkan
engine.

4. Ketika engine sudah


hidup, bebaskan starting switch (2) dan
akan kembali ke posisi ON secara otomatis.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

4.1.3 PEMERIKSAAN SETELAH ENGINE


HIDUP

Peringatan !

Emergency stop. Bila terjadi kelainan atau trouble, putarkan starting switch keposisi
OFF.
Jika perlengkapan kerja dioperasikan tanpa terlebih dahulu mendapatkan pemanasan
yang cukup, maka perlengkapan kerja akan bekerja lebih lamban, sehingga
gerakannya tidak sesuai dengan yang diinginkan operator. Untuk itu selalu lakukan
pemanasan terlebih dahulu, terutama bila beroperasi pada daerah yang suhunya
dingin.

4.1.3.1 KONDISI NORMAL

CATATAN :

 Bila oli hydraulic pada temperature rendah,


jangan melakukan pengoperasian atau
menggerakkan lever dengan tiba-tiba . Selalu
lakukan pemanasan, ini akan membantu
memperpanjuang umur unit.
 Jangan menaikkan speed engine dengan
tiba-tiba sebelum melakukan pemanasan
secukupnya. Jangan menghidupkan engine
pada low atau high idling lebih dari 20 menit.
Karena akan menimbulkan kebocoran pada
turbocharger oil supply piping. Bila sesuatu
yang penting mengharuskan untuk
menghidupkan engine pada idling, hidupkan
engine dengan beban dari waktu ke waktu
atau dihidupkan pada midle rpm

Setelah menghidupkan engine, jangan terburu-


buru memulai operasi, lakukan dan periksa pada
hal-hal berikut :

1. Putar fuel control dial ke posisi tengah antara


low idling (MIN) dan high idling (MAX) dan
biarkan engine low idle selama kurang lebih 5
menit.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

2. Selama engine masih berputar di medium


speed, tekan working mode switch sampai
heavy duty operation mode lamp menyala.

3. Atur safety lock lever ke posisi FREE, dan


angkat bucket dari permukaan tanah.

4. Operasikan bucket control lever dan arm


control lever perlahan-lahan untuk
menggerakkan bucket dan arm cylinder
sampai akhir langkah.

5. Lakukan pengoperasian bucket dan arm


selama 5 menit dengan langkah penuh. Saat
bergantinya pengoperasian bucket ke arm,
berikan interval waktu 30 detik.
Jika swing lock switch diaktifkan (ON) dan
swing control lever dioperasikan ke full
stroke, maka temperature oli akan naik
dengan mudah.

CATATAN :
Pada saat megoperasikan perlengkapan kerja,
perhatikan jangan sampai menyentuh body unit
atau tanah.

6. Setelah melakukan pemanasan, periksa


kondisi gauge dan monitor harus seperti di
bawah ini.
 Radiator Water Level Monitor : range hijau
 Engine Oil Level Monitor : range hijau
 Hydraulic Oil Level Monitor : Padam
 Charge Level Monitor : Padam
 Fuel Level Monitor : Padam

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

 Engine Water Temperature Monitor :


Padam
 Engune Oil Pressure Monitor (13) : Padam
 Engine Water Temperature Gauge : Range
Hijau
 Fuel Gauge : Range Hijau
 Engine Pre - heating monitor : Padam
 Air Cleaner clogging monitor : Padam
 Hydraulic Oil Temperature Monitor :
Padam
 Engine Oil Change Monitor : Padam

7. Periksa warna gas buang, suara dan


getarannya.

8. Tekan Working Mode Selector Switch


sampai operation mode lamp yang
dikehendaki menyala.

4.1.3.2 KONDISI CUACA DINGIN


(AUTOMATIC WARMING-UP OPERATION)

Bila menghidupkan engine di daerah dingin,


gunakanlah automatic warming-up operation.
Bila engine dihidupkan, dan engine water
temperature di bawah 300 C, warming-up
operation akan beroperasi dengan sendirinya.

Warming-up operation akan di cancel bila engine


water temperature telah mencapai specified
temperature (300 C) atau bila warming operation
sudah bekerja terus menerus selama 10 menit.
Jika engine water atau hydraulic oil temperature
masih rendah setelah dilakukan automatic
warming-up operation, lakukan sebagai berikut.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

CATATAN :
 Bila oli hydraulic pada temperature rendah,
jangan melakukan pengoperasian atau
menggerakkan lever dengan tiba-tiba . Selalu
lakukan pemanasan, ini akan membantu
memperpanjang umur unit.
 Jangan menaikkan speed engine dengan
tiba-tiba sebelum melakukan pemanasan
secukupnya. Jangan menghidupkan engine
pada low atau high idling lebih dari 20 menit.

Karena akan menimbulkan kebocoran pada


turbocharger oil supply piping. Bila sesuatu
yang penting mengharuskan untuk
menghidupkan engine pada idling, hidupkan
engine dengan beban dari waktu ke waktu
atau dihidupkan pada medium rpm.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

1. Putarkan fuel control dial ke posisi low idling


(MIN) dan hidupkan engine tanpa beban
sekitar 5 menit.

2. Tekan working mode switch sampai heavy-


duty operation mode lamp menyala.

3. Set fuel control dial ke medium speed


position.

4. Set safety lock lever ke FREE position dan


naikkan bucket dari permukaan tanah.

5. Operasikan bucket control lever , dan arm


control lever perlahan-lahan untuk
menggerakkan bucket dan arm cylinder
sampai ke akhir langkah.

6. Lakukan pengoperasian bucket 30 detik dan


arm 30 detik, bergantian setelah 5 menit

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Keterangan :
Putar swing lock switch ke posisi ON / aktif,
kemudian operasikan lever agar temperature oli
akan naik dengan cepat.

Catatan :
Pada saat mengoperasikan perlengkapan kerja,
perhatikan jangan sampai menyentuh body unit
atau tanah.

7. Putarkan fuel control dial ke full speed (MAX)


position dan lakukan pengoperasian pada
step 6 selama 3 – 5 menit.

8. Lakukan pengoperasian di bawah ini 3 – 5


kali dengan perlahan-lahan.

 Boom operation RAISE  LOWER


 Arm operation IN  OUT
 Bucket operation CURL  DUMP
 Swing operation LEFT  RIGHT
 Travel (lo) operation FORWARDREVERSE

KETERANGAN :
Bila cara di atas tidak dilakukan, kemungkinan
akan terjadi delay dalam response pada saat
menggerakkan atau menghentikan masing-
masing actuator, jadi lanjutkan operasi sampai
kondisi normal.

9. Gunakan working mode switch pada panel


monitor untuk memilih working mode yang
akan dipakai.

CATATAN :
Batalkan automatic warming-up operation jika
dalam keadaan emergency perlu untuk
menurunkan speed engine ke low idling. Cancel
warming-up operation dengan cara sebagai
berikut :

 Putar fuel control dial ke full speed (MAX)


position dan tahan selama 3 detik.

 Bila fuel control dial dikembalikan ke low


idling (MIN) position, engine speed akan
turun.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

4.1.3.3 MENJALANKAN UNIT


4.1.3.3.1 MENGGERAKKAN UNIT MAJU

Peringatan !

Sebelum menggerakkan travel lever, periksa terlebih dahulu akan kemana gerakan
dari track frame, bila sprocket berada di depan berarti gerakan travel lever ditarik atau
mundur.
Sebelum menggerakkan unit, pastikan bahwa kondisi sekeliling unit bebas dan aman
dari orang atau object, bunyikan klakson minimal 2 kali sebelum bergerak maju.
Jangan ijinkan seorangpun berada di dalam radius kerja unit.
Pastikan bahwa rute yang akan dilalui unit bebas dari rintangan dan aman.
Apabila lever digerakkan pada saat rpm posisi deceleration, rpm engine akan naik
dengan tiba-tiba, hati-hatilah dalam menggerakkan lever.
Apabila unit dilengkapi dengan travel alarm,pastikan bahwa travel alarm bekerja
dengan baik.

1. Set swing lock switch (1) keposisi ON


(actuated) dan pastikan swing lock monitor (2)
menyala.

2. Putar fuel control dial (3) ke kanan sampai full


speed (MAX), untuk menaikkan rpm engine.

3. Posisikan safety lock lever keposisi


Free/bebas, lipat peralatan kerja, posisikan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

bucket 40 – 50 cm di atas permukaan tanah.

4. Operasikan travel lever kiri dan kanan


seperti petunjuk di bawah ini.

 Apabila sprocket berada di belakang unit.


Dorong lever ke depan atau injak bagian
depan travel pedal perlahan-lahan untuk
memajukan unit.

 Apabila sprocket berada di depan unit. Tarik


lever , injak bagian belakang travel pedal
perlahan-lahan untuk memajukan unit.

5. Apabila unit dilengkapi dengan travel alarm,


pastikan alarm bunyi saat travel.

4.1.3.3.2 MENGGERAKKAN UNIT MUNDUR

Peringatan!

Sebelum menggerakkan travel lever, periksa terlebih dahulu akan kemana gerakan dari
track frame, bila sprocket berada di depan, berarti gerakan travel lever ditarik atau
mundur.
Sebelum menggerakkan unit, pastikan bahwa kondisi sekeliling unit bebas dan aman
dari seseorang atau object, bunyikan klakson minimal 3 X sebelum bergerak
mundur.
Jangan izinkan seorangpun berada di dalam radius kerja unit.
Pastikan bahwa route yang akan dilalui unit bebas dari rintangan dan aman.
Berikanlah perhatian yang sepenuhnya mengenai ini, karena lokasi belakang unit tidak
terlihat.
Apabila lever digerakkan pada saat rpm posisi deceleration, rpm engine akan naik
dengan tiba-tiba, gerakkanlah lever dengan perlahan-lahan.
Apabila unit dilengkapi dengan travel alarm, pastikan bahwa travel alarm bekerja
dengan baik

1. Set swing lock switch keposisi ON (actuated)


dan pastikan swing lock monitor menyala.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

2. Putar fuel control dial ke kanan sampai full


speed (MAX), untuk menaikkan rpm engine.

3. Posisikan safety lock lever keposisi


Free/bebas, lipat peralatan kerja, posisikan
bucket 40 – 50 cm di atas permukaan tanah.

4. Operasikan travel lever kiri dan kanan seperti


petunjuk di bawah ini.

Apabila sprocket berada di belakang unit.


 Tarik lever ke belakang atau injak bagian
belakang pedal perlahan-lahan untuk
menggerakkan unit mundur.

Apabila sprocket berada di depan unit.


 Dorong lever atau injak bagian depan travel
pedal perlahan-lahan untuk memundurkan
unit.

Peringatan!

Sebelum menggerakkan travel lever, periksa terlebih dahulu akan kemana gerakan dari
track frame, bila sprocket berada di depan, berarti gerakan travel lever ditarik atau
4.1.3.4 mundur.
MERUBAH ARAH TRAVEL
Jangan memutarkan unit sambil ngejack (climbing swing), karena akan menimbulkan
kerusakan yang serius pada komponen-komponen unit.
Jangan memutarkan unit ditempat (spin turn) melebihi sudut 25 0 sebelum maju atau
mundur untuk mendapatkan lokasi yang bersih, karena jika melebihi 25 0, kotoran
bekas track yang berputar akan masuk keselah-selah antara track roller dan link
sehingga akan menimbulkan kerusakan dini pada komponen undercarriage.
Hindari merubah arah dengan tiba-tiba, ambil jarak sejauh yang memungkinkan.
PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8
Apabila
DISTRIK MTBU melakukan berputar di tempat (spin turn), hentikan unit terlebih dahulu
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Gunakan travel lever untuk merubah


arah/steering.
Operasikan kedua travel levers (1) sebagai
berikut :

Merubah arah unit saat berhenti


Saat berbelok ke kiri :
Dorong travel lever sebelah kanan ke depan
untuk berbelok ke kiri saat unit arah maju. Tarik
travel lever sebelah kanan penuh untuk berbelok
ke kiri saat unit arah mundur.

Keterangan :
Apabila berbelok ke kanan, operasikan travel
lever kiri searah gerak unit.

Merubah arah saat traveling (travel lever


kanan dan kiri dioperasikan bersama ke arah
yang sama)
Saat berbelok ke kiri :
Jika travel lever sebelah kiri dikembalikan ke
neutral, maka unit akan berbelok ke kiri.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Keterangan :
Apabila berbelok ke kanan, gerakkan travel lever
kanan searah dengan gerak unit.

Melakukan counter rotation / spin turn /


berputar ditempat.

 Bila berputar ke kiri, tarik travel lever sebelah


kiri dan dorong lever sebelah kanan.
 Bila berputar ke kanan, dorong lever sebelah
kiri dan tarik lever sebelah kanan.

4.1.3.5 MENGHENTIKAN UNIT

Peringatan !

Hindarkan menghentikan unit dengan tiba-tiba,


berikan ruangan / tempat yang cukup untuk berhenti.
Saat menghentikan unit, pilih tempat yang aman dan
rata. Jika harus parkir / berhenti di daerah
kemiringan / slope, tempatkan ganjal pada track dan
tekankan / tancapkan bucket ke tanah.
Jika control lever disentuh tanpa sengaja maka
perlengkapan kerja akan bergerak dengan
sendirinya, hal ini dapat menyebabkan kecelakaan.
Sebelum meninggalkan cabin operator, pastikan
safety lock lever pada posisi LOCK.

1. Letakkan travel lever kanan dan kiri pada posisi


netral, kemudian hentikan unit.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

4.1.3.6 SWING UNIT

Peringatan !

Sebelum melakukan swing, pastikan bahwa lokasi


kerja bebas dan aman

1. Sebelum melakukan swing, posisikan swing


lock switch ke posisi OFF / CANCELLED.

Catatan !
Pastikan bahwa pada saat yang sama swing
lock monitor juga padam.

2. Gerakkan left work equipment control lever


untuk swing upper structure.

3. Bila swing tidak digunakan, posisikan swing


lock switch (1) ke ON (ACTUATED)

4.1.3.7 MENGOPERASIKAN WORK EQUIPMENT

Peringatan !

Bila control lever digerakkan pada saat putaran


engine pada deceleration range, putaran engine
PT. akan naik dengan
PAMAPERSADA tiba-tiba, jadi berhati-hatilah
NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8
mengoperasikan
DISTRIK MTBU control lever.
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Work equipment dioperasikan oleh control lever


kiri dan kanan. Control lever kiri / LH, digunakan
untuk menggerakkan arm dan swing, sedangkan
control lever kanan untuk menggerakkan boom
dan bucket.

Gerakan daripada work equipment dapat dilihat


pada gambar di samping kanan. Apabila control
lever dilepas, secara otomatis control lever akan
kembali ke posisi netral dan work equipment
berhenti pada posisinya.

 Jika work equipment control lever


dikembalikan ke netral saat unit berhenti, jika
fuel control dial diset ke FULL, maka auto
deceleration mechanism akan bekerja
sehingga mengurangi putaran engine sampai
ke medium speed.

Keterangan :

Bila lever digerakkan  15 detik setelah engine


dimatikan, ini masih memungkinkan untuk
menurunkan perlengkapan kerja di atas
permukaan tanah. Dalam hal ini, lever juga bisa
digunakan untuk membebaskan pressure yang
masih terjebak di dalam hydraulic circuit, dan
juga bisa untuk menurunkan boom setelah unit
dinaikkan diatas trailer.

4.1.3.8 MEMILIH WORKING MODE

WORKING MODE

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Mode selector switch bisa digunakan untuk


memilih mode kerja yang cocok, disesuaikan
dengan kondisi dan penggunaannya. Sehingga
diharapkan pelaksanaan pekerjaan lebih efisien.
Penggunaan masing-masing mode seperti di
bawah ini.

Bila starting switch di ON, maka working mode


diset secara otomatis pada mode yang paling
umum digunakan, yaitu general operation mode
(H). Jadi, normal operasi tidak perlu mensetting
working mode.

Working Mode Applicable operation

A Mode Digging dengan volume yang besar


dalam waktu singkat

E Mode Operasi Diging dan loading normal dan


efisien

B Mode Breaker

Catatan :
Jangan menggunakan mode operasi A saat
melakukan pekerjaan pemecahan, karena dapat
merusak peralatan hydrolik.

Peringatan !
4.1.3.9 HAL-HAL
Apabila dianggapYANGperluDILARANG SELAMA
mengoperasikan peralatan kerja pada saat travelling,
PENGOPERASIAN
hentikan unit terlebih dahulu sebelum mnggerakkan peralatan kerja.
Apabila control lever digerakkan saat rpm engine pada deceleration range, putaran
engine akan naik dengan tiba-tiba. Operasikan control lever dengan hati-hati.
Jangan pernah
PT. PAMAPERSADA mengoperasikan unit di atas bongkahan batu ( batuan EXCAVATOR
NUSANTARA lunak / keras)
PC 1250SP-8
DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

1. Operasi yang dilarang berkaitan dengan gerakan


swing :
 Jangan menggunakan tenaga swing untuk
memadatkan material atau sebagai rem
dengan cara membenturkan ke tebing atau
gundukan material.
 Jangan melakukan penggalian sambil
menggerakkan swing ke kiri atau ke kanan.
 Operasi seperti di atas akan membuat
rusaknya peralatan kerja.

2. Operasi yang dilarang berkaitan dengan gerakan


travel :

 Jangan melakukan penggalian sambil


menggerakkan travel motor. Pegoperasian
seperti ini akan mengakibatkan beban
berlebihan pada bagian belakang unit terutama
travel motor.

3. Jangan pernah mengoperasikan hydraulic


cylinder sampai akhir langkah / mentok.

 Jika hydraulic cylinder dioperasikan sampai


mentok, maka gaya dorong hydraulic akan
diterima oleh stopper di dalam hydraulic
cylinder. Hal ini akan mempercepat kerusakan
dari pada komponen.
 Untuk menghindari hal itu, pada saat
mengoperasikan hydraulic cylinder, sisakan
sedikit jarak sebelum langkah akhir.

4. Jangan mengoperasikan bucket untuk


operasi penekanan.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Jangan melakukan penekanan material


dengan bucket seperti untuk memecah,
karena akan memberikan gaya yang
berlebihan pada bagian belakang unit. Serta
dapat merusak unit dan sangat berbahaya.

5. Dilarang operasi menggunakan tenaga


dari berat unit.
Jangan menggunakan berat unit untuk
melakukan digging.

6. Digging Bebatuan.
Akan sangat baik jika digging batuan keras
yang telah dipecah terlebih dahulu, karena
disamping mengurangi kerusakan alat juga
sangat effisien.

7. Dilarang merubah lever selama travel pada


Hi-speed dengan mendadak.
1. Hindari merubah arah dari maju ke
mundur dengan tiba-tiba (atau
sebaliknya).
2. Hindari merubah lever dengan tiba-tiba
saat mau berhenti, padahal masih pada
speed tinggi.
3. Jangan pernah menggerakkan lever
dengan tiba-tiba seperti start secara
mendadak.

4.1.3.10 HAL–HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


SAAT OPERASI.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

1. Pada saat travelling

Hindarkan travelling dengan melewati


bongkahan batu atau menaiki tunggul pohon,
karena (dalam hal ini undercarriage) akan
mengalami kejutan yang besar. Untuk itu
bersihkan dulu jalan yang akan dilalui sebisa
mungkin, dan hindarkan menginjak rintangan
tersebut.

2. Yang harus diperhatikan bila travel pada


high speed

Pada kondisi jalanan yang tidak rata atau


jalanan batu yang bergelombang, posisikan
travel switch keposisi low speed.
Bila travelling menggunakan high speed,
posisikan idler di depan.

3. Kedalaman air yang diizinkan

Catatan :
Bila berjalan keluar dari air dengan
kemiringan unit lebih dari 15 0, upper
structure akan terendam dan air akan
menyembur sebagai akibat dari putaran
kipas. Kejadian di atas dapat
mengakibatkan kipas patah.
Extra hati-hatilah pada saat
menfgeluarkan unit dari air.

Jangan beroperasi di dalam air dengan


kedalaman melebihi batas yang diizinkan
(di bawah center carrier roller – 1 )
Dalam hal ini, komponen-komponen yang
terendam di dalam air untuk jangka waktu
yang lama, pada saat melakukan perawatan
pompalah grease sampai grease yang lama
sudah keluar seluruhnya dari bearing (di
sekeliling bucket).

4.1.3.11 HAL–HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


SAAT TRAVEL NAIK / TURUN.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Peringatan!
Posisikan bucket antara 20 – 30 cm di atas
permukaan tanah. Jangan travel di turunan
dengan posisi mundur.
Apabila travel melewati rintangan, posisikan
bucket sedekat mungkin dengan tanah dan
bergeraklah perlahan-lahan.
Sangat berbahaya untuk merubah arah di
kemiringan atau berjalan melintang terhadap
kemiringan. Turunlah keposisi yang rata
untuk merubah arah. Operasi seperti ini
memang membutuhkan waktu yang lebih
lama, tapi dari segi keamanan lebih terjamin.
Apabila unit mulai ada gejala sliding atau
tidak setabil, segera turunkan bucket dan
hentikan unit.
Berputar atau beroperasi di kemiringan dapat
menyebabkan unit tidak setabil dan terbalik,
untuk itu hindarilah operasi seperti di atas.
Buatlah landasan unit yang rata terlebih
dahulu baru memulai operasi.
Jangan menuruni slope lebih dari 300, karena
unit bisa tidak setabil dan terbalik

1. Saat travel di turunan yang terjal, gunakan


travel lever dan fuel control lever untuk
menjaga kecepatan unit tetap pada
speed low. Apabila jalan yang dilalui
melebihi 150, posisikan peralatan kerja
seperti gambar di samping, dan turunkan
kecepatan engine.

2. Apabila menaiki tanjakan lebih dari 15 0 ,


posisikan peralatan kerja seperti gambar
di samping kanan.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Menghentikan Unit Saat Berjalan Menurun


Untuk menghentikan unit pada saat sedang
berjalan menurun, netralkan travel lever. Pada
kejadian di atas brake akan beroperasi secara
otomatis.

Bila Track Shoe Mengalami Slip


Bila track mengalami slip saat berjalan menanjak,
sehingga tidak mungkin untuk naik hanya dengan
traksi dari track, ini memungkinkan untuk
menggunakan tenaga arm untuk membantu unit
naik.

Jika Engine Mati


Jika engine mati saat travel di tanjakan, gerakkan
travel lever keposisi netral, turunkan bucket di
atas permukaan tanah, hentikan unit, kemudian
hidupkan engine kembali.

Yang Harus Diperhatikan Saat di Kemiringan


 Jika engine mati saat unit berada di
kemiringan, jangan sekali-kali menggerakkan
control lever sebelah kiri untuk
mengoperasikan swing, karena upper
structure akan swing dengan sendirinya
karena berat unit.
 Jangan membuka atau menutup pintu kabin
selama unit di daerah kemiringan / slope,
karena bisa terjadi perubahan gaya kerja
secara tiba-tiba.

4.1.3.12 YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT


UNIT TERBENAM.

Hindarilah beroperasi pada daerah yang


diperkirakan unit dapat terbenam. Apabila unit
sudah terlanjur terbenam tapi diperkirakan masih
dapat dikeluarkan, lakukan hal seperti di bawah
ini :

Posisikan machine push-up switch ke posisi (1),


ini akan menambah tenaga tekan dari boom, dan
mempermudah unit keluar dari daerah yang
lembek.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Bila Track Terbenam di Salah Satu Sisi


(Kanan / Kiri)
Apabila track terbenam disalah satu sisi saja baik
kanan maupun kiri, gunakan bucket untuk
mengangkat track, kemudian letakkan papan
atau balok kayu di bawah track sebagai landasan
unit untuk keluar dari lumpur.

Catatan :
Apabila menggunakan boom dan arm untuk
mengangkat unit, selalu gunakan bagian
bawah bucket sebagai tumpuan yang kontak
dengan tanah. (jangan pernah menggunakan
teeth untuh menekan). Sudut antara boom
dan arm harus 900 – 1100.

Bila Kedua Track Terbenam


Apabila kedua track terbenam, dan unit tidak
mungkin dapat dikeluarkan lagi, ganjallah kedua
track dengan papan atau balok seperti
diterangkan di atas, dan bucket diposisikan
menggali dibagian muka, kemudian tarik arm
bersamaan dengan menginjak travel pedal untuk
mengeluarkan unit dari lumpur.

4.1.3.13 PEKERJAAN-PEKERJAAN YANG


DAPAT DILAKUKAN OLEH
EXCAVATOR.

 PEKERJAAN DENGAN BACKHOE

Bila kondisi unit terlihat seperti pada


gambar di samping, masing-masing cylinder
berada pada kemampuan daya dorong gali
yang maksimum bila bucket cylinder dan link,
arm cylinder dan arm pada posisi 900.
Selalu gunakan sudut ini secara efektive
untuk mengoptimalkan efisiensi kerja.
Sedangkan langkah penggalian untuk arm
adalah 450 menjauhi unit dan 300 mendekati
unit.
Ini bisa berubah tergantung dari ketinggian
banch penggalian, tetapi usahakan range di
atas agar terhindar dari benturan pada
dinding cylinder bila mencapai langkah akhir /
mentok.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

 PEKERJAAN DENGAN SHOVEL

Pekerjaan dengan shovel sangat cocok untuk


melakukan pekerjaan excavating dengan
posisi material lebih tinggi dari unitnya.

 PEMBUATAN PARIT

Pembuatan parit bisa dibuat secara efisien


dengan menyesuaikan lebar parit seukuran
dengan bucket.
Untuk pembuatan parit yang lebar, pertama
galilah pada kedua sisi terluarnya baik kiri
maupun kanan, setelah itu baru gali bagian
tengahnya.

 PEKERJAAN LOADING

Pada tempat yang sudut swingnya bisa


diperkecil, akan lebih efisien bila dump truck
diposisikan pada tempat yang mudah terlihat
oleh operator.
Pekerjaan loading akan mudah, kapasitas
bisa lebih baik, bila diisi bagian depan vessel
terlebih dahulu dan swingnya dari samping.

4.1.3.14 MEMARKIR UNIT DAN MEMATIKAN


ENGINE.

Peringatan!
Hindari berhenti dengan tiba-tiba, carilah tempat
parkir yang cukup luas untuk unit kita.
Carilah tempat parkir yang rata dan aman dan
hindarkan tempat-tempat yang berbahaya. Apabila
tidak dapat dihindarkan harus parkir di kemiringan,
ganjallah track dengan balok dan tekan bucket ke
dalam tanah.
Bila control lever tersentuh dengan tidak sengaja,
peralatan kerja akan bergerak dengan tiba-tiba, dan
ini bisa menyebabkan insiden yang serius. Sebelum
meninggalkan cabin operator, pastikan bahwa safety
lock lever pada posisi terkunci/lock position.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

1. Posisikan travel lever kiri dan kanan ke


neutral (unit akan stop).

2. Turunkan bucket di atas tanah.

3. Turunkan putaran engine ke low idle.

4. Fungsikan lock swing dan safety lock lever


pada posisi terkunci.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

4.1.3.15 PEMERIKSAAN SETELAH OPERASI

Periksalah engine water temperature, engine oil


pressure dan fuel level pada panel monitor.

4.1.3.16 MEMATIKAN ENGINE

Catatan :
 Apabila engine secara tiba-tiba dimatikan
sebelum sempat melakukan cooling down,
maka umur engine akan menjadi semakin
pendek. Untuk itu jangan matikan engine
dengan menggunakan switch emergency (kalau
dilengkapi).
 Dalam hal ini jika engine mengalami
overheating, engine jangan segera dimatikan,
tapi biarkan dulu engine berputar pada putaran
sedang sampai suhunya turun kembali ke
range normal, baru boleh dimatikan.

1. Biarkan engine berputar pada low idle selama


5 menit untuk pendinginan.

2. Matikan engine dengan memutarkan starting


switch keposisi OFF.

3. Cabut kunci kontak dari starting switch

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

4.1.3.17 PEMERIKSAAN SETELAH ENGINE


MATI

1. Periksa keliling unit dan cek peralatan kerja


serta undercarriage. Periksa juga kebocoran
oli dan air, bila menemukan kondisi abnormal,
segera laporkan ke atasan.
2. Isi kembali fuel tank.
3. Periksa diseputaran ruangan engine dari
kotoran kertas atau bahan-bahan yang
mudah terbakar lainnya agar tidak
menimbulkan bahaya kebakaran.
4. Bersihkan undercarriage dari lumpur dan
kotoran yang melekat agar roller dapat
berputar dengan baik dan memudahkan kita
pada saat melakukan pemeriksaan
komponen.

4.1.3.18 LOCKING UNIT.


Selalu dikunci pada tempat-tempat berikut :
1. Pintu cabin operator
2. Fuel tank filler port
3. Cover penutup engine
4. Cover battery
5. Pintu engine (samping kiri 2 tempat)
6. Tool box
7. Hydraulic tank filler port.

 Selalu gunakan kunci starting switch untuk


membuka dan menutup bagian – bagian
diatas.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

4.2 PRODUKTIVITAS

SIFAT FISIK MATERIAL & KONDISI MEDAN KERJA

Material yang berada di permukaan bumi ini sangat beraneka ragam, baik jenis, bentuk dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, alat yang digunakan untuk memindahkannyapun beraneka
ragam pula. Material yang dimaksud dalam pemindahan tanah (earth moving) meliputi :
tanah, batuan, vegetasi (pohon, semak belukar dan alang-alang).
Sifat fisik yang harus dihadapi alat berat akan berpengaruh besar terutama dalam hal :

1. Menentukan jenis alat yang digunakan dan taksiran produksi atau kapasitas produksi.
2. Perhitungan volume pekerjaan.
3. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan tidak sesuainya alat berat yang dipakai dengan kondisi
material akan menimbulkan tidak efisiensinya alat berat, yang secara otomatis akan
menimbulkan kerugian karena banyaknya waktu yang terbuang ( losstime ).

Beberapa sifat fisik material dan kondisi medan kerja yang penting untuk diperhatikan dalam
pekerjaan pemindahan tanah adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan Material
2. Berat Material
3. Bentuk Material
4. Kohesivitas Material
5. Kekerasan Material
6. Daya Dukung Tanah
7. Jarak Angkut & Kondisi Jalan
8. Iklim dan Curah Hujan

PENGEMBANGAN MATERIAL
Keadaan Asli (Bank Condition)
Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan teknologi
dinamakan keadaan asli (bank). Dalam keadan seperti ini, butiran-butiran yang
dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik. Satuan volume material dalam keadaan
asli disebut “bank cubic meter” (BCM).

Keadaan Gembur (Loose Condition)


Material yang telah digali dari tempat aslinya, akan mengalami perubahan volume, yaitu
mengembang. Hal ini disebabkan adanya penambahan rongga udara di antara butiran-
butiran tanah, sehingga volumenya menjadi lebih besar. Satuan volume material dalam
kondisi gembur disebut “loose cubic meter” (LCM).

Keadaan Padat (Compact Condition)


Keadaan ini dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan (pemampatan).
Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara di antara partikel-
partikel material tersebut, sehingga volumenya menjadi berkurang. Satuan volume
material dalam kondisi padat disebut “compact cubic meter” (CCM).

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Dalam perhitungan produksi, material yang didorong / digusur dengan blade, material
yang yang dimuat bucket / vessel, ataupun material yang ditebar adalah dalam kondisi
gembur. Untuk menghitung suatu volume tanah yang telah diganggu dari bentuk aslinya
dengan melakukan penggalian material tersebut, maka perlu dikalikan dengan suatu
faktor yang disebut dengan “faktor konversi”. Demikan pula untuk material yang
mendapat perlakuan pemadatan, sehingga dari gembur menjadi padat.

Contoh Perhitungan :
Bila 300 BCM (Bank Cubic Meter) tanah clay berpasir (sand clay) asli digali, sehingga
menjadi gembur, maka berapa volumenya sekarang ?

Jawab :
Dari tabel faktor konversi, di dapat data bahwa tanah clay berpasir (sand clay), faktor
konversinya dari asli ke gembur adalah 1,25. Sehingga volumenya sekarang menjadi
volume gembur adalah :
Volume gembur = volume asli x faktor konversi
= 300 x 1,25
= 375 LCM (Loose Cubic Meter)

Faktor Konversi (Perubahan Volume Material)

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

BERAT MATERIAL

Berat adalah sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat berat untuk
melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut, dan lain-lain, akan
dipengaruhi oleh berat material tersebut, seperti yang dialami oleh alat angkut di bawah ini :

Saat unit dump truck mengangkut batu bara dengan berat 1,2 ton/m 3, alat dapat bekerja
dengan baik. Tetapi saat unit dump truck mengangkut pasir besi dengan berat 1,8 ton/m 3,
ternyata alat angkut mengalami beban berat, sehingga unit terlihat berat untuk
menggelinding.

Pada material yang yang berbongkah-bongkah, bentuk materialnya terdapat rongga-rongga


udara yang memakan sebagian isi ruangan. Seberapa material yang mampu ditampung oleh
suatu ruangan tertentu dapat dihitung dengan cara mengoreksi ruangan tersebut dengan suatu
faktor yang disebut dengan “faktor muat” atau “bucket factor” atau “pay load factor”.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

KOHESIVITAS MATERIAL

Kohesivitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling mengikat di antara butiran-
butiran material itu sendiri.

Material dengan kohesivitas tinggi (misal : tanah liat) akan mudah menggunung / munjung
(heaped), apabila menempati suatu ruangan tertentu, sehingga volume material yang
menempati ruangan tersebut kemungkinan bisa melebihi volume ruangannya. Sedangkan
material dengan kohesivitas yang kurang baik (misal : pasir), apabila menempati suatu
ruangan tertentu akan sukar menggunung / munjung dan cenderung peres / rata (struck).

Material yang keras akan lebih sukar dikoyak, digali, ataupun dikupas oleh alat berat. Hal ini
tentunya akan menurunkan produktivitas alat tersebut. Material yang umumnya tergolong
keras adalah batu-batuan. Aplikasi alat berat yang paling umum dipakai untuk pembongkaran
material batu-batuan adalah dengan cara ripping dan drilling-blasting.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis alat berat yang akan digunakan untuk
membongkar batuan, terlebih dahulu harus ditentukan tingkat rippabilitasnya. Adapun cara
penentuannya ada dua (2) cara :

1. Pengujian di Laboratorium

Dilakukan dengan cara uji kompresi dan kekerasan contoh batuan. Biasanya, hasilnya
lebih tinggi dari keadaan sebenarnya, karena mengabaikan faktor-faktor yang ada di
lapangan.

2. Pengujian di Lapangan / Lokasi Kerja

Menggunakan pengujian cepat rambat gelombang (seismic wave velocity /


rippermeter test), pengujian hambatan listrik, dan pengujian mekanis di lapangan.

KEKERASAN MATERIAL

Adapun pengujian yang praktis dan sering digunakan adalah dengan pengujian / pengukuran
cepat rambat gelombang seismik (seismic wave velocity test).

Secara sederhana gambaran seismic wave velocity test dilakukan seperti gambar berikut.
Hasilnya bisa diketahui kekerasan dan kedalaman masing-masing lapisan, dari yang keras
sampai yang lunak.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Cara Pengujian :
Tempatkan / tanam sedikit ke tanah alat geophone ( a b c d e ) dengan jarak tertentu,
kemudian rangkai sedemikian rupa. Ujung kabel terletak pada power source, sedangkan
satunya lagi dihubungkan dengan peralatan khusus (signal stacking seismograph).
Setelah power source dipukul beberapa kali, maka akan diperoleh gambaran mengenai
kekerasan material tersebut, sehingga dapat disimpulkan tipe alat berat yang cocok.

DAYA DUKUNG TANAH

Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat berat yang berlalu lalang
diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat tersebut akan memberikan
“ground pressure”. Sedangkan perlawanan yang diberikan adalah “daya dukung tanah”. Jika
ground pressure alat lebih besar dari daya dukung tanah, akan menyebabkan alat berat
terbenam/amblas.

Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran /test langsung di lapangan.
Alat yang umum digunakan untuk test daya dukung tanah disebut “Cone Penetro Meter”.

JARAK ANGKUT DAN KONDISI JALAN

Pemilihan alat-alat berat untuk transportasi sangat ditentukan oleh jarak angkut dan kondisi
jalan yang akan dilalui. Pengangkutan suatu material dengan menggunakan dump truck akan
berbeda pemilihannya dengan bulldozer, wheel loader, ataupun motor scraper.

Pemilihan Alat Berdasarkan Jarak Angkut

NO JENIS ALAT JARAK ANGKUT (meter)


1 Bulldozer 0 – 100
2 Wheel Loader 0 – 150
3 Towed Scrapper 0 – 400
4 Motor Scrapper 200 – 2000
5 Dump Truck 100 - 3000

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

IKLIM DAN CURAH HUJAN

Dalam memilih alat-alat berat yang harus diperhatikan juga adalah tentang iklim dan curah
hujan.

Iklim dan curah hujan perlu diperhatikan, karena hal ini dapat digunakan untuk mengetahui
sampai batasan mana kerusakan landasan kerja yang ditimbulkan saat terkena air hujan dan
apakah nantinya hal ini cukup mengganggu kelangsungan kerja alat-alat berat, sehingga
dapat diketahui berapa waktu yang tersedia (jam kerja efektif) sebenarnya.

HYDRAULIC EXCAVATOR

Merupakan alat serba guna yang dapat digunakan untuk menggali, memuat dan mengangkat
material dan lain sebagainya.
Konstruksi bagian atas dapat berputar 360 o sehingga memungkinkan untuk bekerja ditempat
yang relatif sempit.

a. Hydraulic Excavator (Back Hoe)

b. Hydraulic Excavator (Shovel)

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

c. Hydraulic Excavator (Wheel)

PRODUKTIVITAS

Produktivitas adalah hasil dari proses produksi dalam satuan waktu tertentu.

Contoh : bcm/hour, ton/hour, m3/hour, dan lain-lain.

Besar kecilnya produktivitas yang dicapai oleh hydraulic excavator dipengaruhi oleh :
a. Bucket Capacity (ukuran bucket)
Semakin besar ukuran bucket maka volume material yang terambil setiap cycle akan semakin
besar.

b. Swell Factor
Sweel factor adalah sifat fisik material yang diukur dari perubahan volume padat (bank,
dinyatankan dalam bcm) menjadi volume gembur (loose, dinyatakan dalam lcm).

c. Bucket Fill Factor


Persentasi / porsi bucket yang terisi material terhadap total kapasitas bucket.

d. Cycle Time
Waktu yang diperlukan untuk proses pemuatan material ke dump truck. Cycle time unit
hydraulic excavator meliputi waktu :
- Digging (penggalian material)
- Swing loaded (gerakan swing dengan muatan)
- Dumping (penumpahan material ke vessel)
- Swing empty (gerakan swing kosongan)

Faktor-faktor yang mempengaruhi cycle time hydraulic excavator :

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

a. Ukuran Unit, Semakin besar unit, cycle timenya semakin lambat.


b. Kemudahan Penggalian, Semakin mudah penggalian (misal : material tidak keras),
maka cycle time akan semakin cepat.
c. Posisi Dump Truck (Single Side / Double Side Loading), dengan menggunakan double
side loading, maka cycle time akan lebih cepat.
d. Kondisi Lantai Kerja, Semakin rapi kondisi lantai kerja dengan tinggi dan lebar jenjang
kerja yang sesuai, maka cycle time akan semakin cepat.
e. Ketrampilan Operator, Semakin bagus ketrampilan operator dalam mengoperasikan
unit, maka cycle time akan semakin cepat.

e. Job Efficiency Factor


Faktor koreksi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran produksi yang sebenarnya.
Untuk menentukan faktor efisiensi ini perlu disesuaikan dengan kondisi operasi yang
sebenarnya.

Rumus dasar perhitungan productivity Excavator :

Dimana :
Q = Productivity (bcm/hr, lcm/hr)
q = production per cycle (m3)
Cms = Cycle time (second)
E = Job Effisiensi
q1 = Bucket Capacity (m3)
k = Bucket fill factor

Bucket capacity :

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

No. Type Unit Attachment Bucket Capacity (m3)

1 Komatsu PC 300-6 Back Hoe 1,8


2 Komatsu PC 400-6 Back Hoe 1,9
3 Komatsu PC 650 Back Hoe 3,6
4 Komatsu PC 750-6 Back Hoe 4,5
5 Komatsu PC 1100-6 Back Hoe 6,5
6 Komatsu PC 1250SP-8 Back Hoe 6,7
7 Komatsu PC 2000-8 Back Hoe 12
8 Komatsu PC 3000 Back Hoe 14
9 Komatsu PC 4000 Shovel 21
10 Liebherr R 984 Back Hoe 6,5
11 Liebherr R 994 Back Hoe 13
12 O & K RH 120-C Back Hoe 13
13 O & K RH 120-C Shovel 13
14 O & K RH 120-E Back Hoe 15
15 O & K RH 120-E Shovel 17
16 Hitachi EX 2500 Back Hoe 14,5
17 Hitachi EX 3600 Back Hoe 22

Bucket Fill Factor (backhoe)


Bucket
Excavating Condition
Factor
Easy Excavating natural ground of clay soil, clay or 1.10 – 1.20
soft soil
Average Excavating natural ground of soil such as sandy 1.00 – 1.10
soil and dry soil
Rather Loading well balsted rock 0.80 – 0.90
Difficult
Difficult Loading poorly blasted rock 0.70 – 0.80

Bucket Fill Factor (shovel)


Bucket
Excavating Condition
Factor
Easy Excavating natural ground of clay soil, clay or 1.00 – 1.10
soft soil
Average Excavating natural ground of soil such as sandy 0.95 – 1.00
soil and dry soil
Rather Loading well balsted rock 0.90 – 0.95
Difficult
Difficult Loading poorly blasted rock 0.85 – 0.90

CYCLE TIME (Cms)

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

dimana :
Cm = Cycle time (second)
t1 = Waktu digging (second)
t2 = Waktu swing muatan (second)
t3 = Waktu dumping (second)
t4 = Waktu swing kosongan (second)

Untuk mendapatkan cycle time yang sebenarnya, disesuaikan dengan kondisi saat
digging dan dumping, maka rumusnya sebagai berikut :

Dimana :
Cms = Cycle time (second)
Cm = Standard cycle time (second)
Fk = Faktor konversi

Standard Cycle Time Hydraulic Excavator (Cms)

Cycle Time
No Type Unit Attachment Material Material
Overburden Coal
1 Komatsu PC 300-6 Backhoe 15 - 21 18 – 23
2 Komatsu PC 400-6 Backhoe 16 – 22 19 – 24
3 Komatsu PC 750-6 Backhoe 18 - 24 22 – 26
4 Komatsu PC 1100-6 Backhoe 25 - 30 25 – 30
5 Komatsu PC 1250SP-8 Backhoe 24 - 28 28 – 34
6 Komatsu PC 2000-8 Backhoe 27 – 30* 34 – 40*
7 Komatsu PC 3000 Backhoe 24 – 28* 32 – 38*
8 Komatsu PC 4000 Shovel 21 – 27* -
9 Liebherr R 984 Backhoe 22 - 28 24 – 26
10 Liebherr R 994 Backhoe 24 - 28 32 – 36
11 O&K RH 120 Backhoe 24 - 28 32 – 38
12 O&K RH 120 Shovel 24 – 30 -
13 Hitachi EX 2500 Backhoe 24 – 28* 32 – 38*
14 Hitachi EX 3600 Backhoe 26 – 32* 32 – 38*

* Cycle diambil dari data dilapagan.

Faktor Konversi Cycle Time untuk Back Hoe (Fk)

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Digging Dumping condition


Condition
Digging
depth Rather
Easy Normal
Spesific max Difficult Difficult (small dump
(dump (large
Digging (small target requiring max.
onto spoil dump
dept dump dump reach)
pile) trget)
target)
Below 40% 0.7 0.9 1.1 1.4
70% 0.8 1.0 1.3 1.6
Over 75% 0.9 1.0 1.5 1.8

JOB EFFISIENSI (E)


Faktor koreksi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran produksiyang
sebenarnya. Untuk menentukan faktor efisiensi ini perlu disesuaikan dengan
kondisi operasi yang sebenarnya.

Job Efficiency

Operating Condition Job Effisiency


Good 0.83
Average 0.75
Rather Poor 0.67
Poor 0.58

Contoh soal :

Hitunglah produktivitas PC 1250SP-8 dalam (bcm/jam) dengan data-data sebagai


berikut :

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI 4 - 26

Waktu digging(t1) = 14 second


Waktu swing muatan (t2) = 6 second
Waktu dumping (t3) = 2 second
Waktu swing kosongan (t4) = 4 second
Material yang digali = Clay, (Swell factor (sf) = 1.43)
Bucket fill factor (K) = 0.95
Kapasitas bucket (q1) = 6.7 m3
Faktor effisiensi (E) = 0.75 (rata-rata / average)

Jawaban:
Cycle time (Cms) = t1 + t2 + t3 + t4
= 14 + 6 + 2 +4 = 26 second

Production per cycle (q) = q1 x K =6.7 x 0.95


= 6.365 m3

Productivity PC1250 =

= 6.365 x 3600 x 0.75 / 26

= 660.9m3/hour (loose)

= 660.9 / 1.43 bcm/hour → = 462.2 BCM / jam

Hitunglah berapa dump truck HD 785 yang dibutuhkan dalam 1 fleet, jika diketahui :

Cycle time PC 1250SP-8 (Cms)= 26 second


Jumlah cycle loading (bucket pass) PC 1250SP-8 per 1 HD 785 (n)= 6x
Cycle time HD 785 (Cmt)= 16 min

Jawaban :

Cmt = 16 min = 960 second

Jadi kebutuhan HD 785 (N) = = 960 / (6 x 26) = 6 unit

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI
4-1

ISTILAH-ISTILAH TAMBANG

Land clearing : proses pembersihan lahan sebelum proses penambangan.


Bund Wall : Tanggul Pengaman.
Request Level (RL) : Ketinggian/level/elevasi yang diminta sesuai
Disposal : Tempat pembuangan / penumpukan material tak “berharga” (OB,
Sub Soil, Dll).
Waste Dump : Nama lain disposal.
Waste : Material-material yang tidak “berharga”.
Top Soil : Tanah pucuk yang mengandung “hara” (bahan yang menyuburkan
tanah.
Sub Soil : Tanah di bawah lapisan Top Soil tetapi diatas OB.
Stripping Ratio (SR) : Perbandingan jumlah volume batuan (OB, waste) yang harus
dibongkar untuk mendapatkan sejumlah (ton) mineral/bahan tambang
(Coal – Ore). Contoh SR = 1 : 5
End Wall : Dinding atau batas akhir dari penambangan. Biasanya terdapat
diujung daerah penambangan (melintang strike).
Settling Pond : Kolam Pengendapan.
Mud Pond : Kolam Penampungan lumpur.
ROM (Stock Pile) : Run Off Mine, Raw Off Mine
Fleet : Sekumpulan Armada Produksi. Biasanya terdiri dari Excavator,
Dump Truck dan alat pendukungnya : DZ, GD, dll.
Match Factor : Angka yang menunjukkan hasil perbandingan antara
produksi alat muat dengan alat angkut yang dilayani.
Match = seimbang jika nilainya 1 (satu).
Idle : Waktu hilang karena sebab yang tidak dapat dikontrol
manusia, seperti : Hujan, Kabut, dll.
Delay : Waktu hilang yang dapat dikontrol / dibatasi oleh tindakan manusia,
seperti : Rest Time, Refueling, Move karena blasting, dll).
Slippery : Wet condition, Waktu yang hilang setelah hujan sampai dengan
kering dan dapat beroperasi kembali.
Rain : Waktu selama hujan berlangsung.
BCM : Bank Cubic Meter : volume insitu (di tempat).
LCM : Loose Cubic Meter : Volume terurai / gembur.
AMD : Acid Mine Drainage, Pengaliran air asam tambang (Pengaturan aliran
air).
Cross Fall : Kemiringan / arah air dialirkan.
Cut Back : Push Back.
Grade : Kandungan / kadar mineral berharga dalam bijih (Ore seperti : Emas,
grade dengan satuan 4 gr/ ton).
Grade : Kemiringan jalan (%), misalnya 4 %.
Countur : Garis yang menghubungkan titik-titik yang sama ketinggiannya.
Coal Expose : Coal yang sudah terbuka / dibuang OB nya.
Coal Inventory : Coal yang ada / masih ada dalam tambang dan siap diangkut keluar
tambang (ke ROM).

PT PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT
METODE & TEKNIK OPERASI
4-2

Contamination : Tercampurnya coal dengan material lain dari luar (OB, scorea, besi
dll).
Dillution : Tercampurnya Ore (Emas) dengan material lain dari luar (waste,
dll).
Floor :sisi bawah dari seam batubara (coal)
Roof :sisi atas dari seam batubara

ROOF

SEAM BATUBARA

FLOOR

Interburden : lapisan antara lapisan batubara

PT PAMAPERSADA NUSANTARA EXCAVATOR PC 1250SP-8


DISTRIK MTBU
OPERATIONAL TRAINING DEPARTMENT

Anda mungkin juga menyukai