Anda di halaman 1dari 67

Osteomyelitis

OLEH :
Dr. Sylvia Rahman, Sp. Rad
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
- Indonesia sebagai negara berkembang
- Menurut data epidemiologik global di
negara berkembang ditemukan insidensi
yang lebih tinggi pada dewasa
- Manifestasi dari osteomielitis sangat
heterogen,menjadi tantangan bagaimana
menegakkan diagnosis sedini mungkin
agar dapat menatalaksana dengan
adekuat.
Osteomyelitis

Definisi :
Merupakan infeksi tulang dan
sum-sum tulang, yang dapat
terjadi secara akut atau kronik,
yang biasanya disebabkan oleh
bakteri
Etiologi

Bakteri : staphylococcus aurius,


infeksi bakteri dalam darah
(bakterimia)tulang
Pernyebaran infeksi terdekat :
luka/trauma, prosedur operasi
Sistem imun yang lemah
Epidemiologi
>
Akut anak-anak (hematogen)
Kontak remaja dan dewasa (trauma)

Berdasarkan tulang yang


terlibat
Tibia (50 %)

Femur (30 %)

Fibula

Humerus

Radius

ulna
Kuman spongiosa(metafise)
pus/abses menjalar ke diafise
dan kortex periosteal terangkat
reaksi periosteal
Tulang-tulang nekrosis
Bila a. nutrisia trombosisnekrosis
bertambah (sequester)
Didalam tulang membentuk tulang
baru pada cortex dan trabekula
sklerotik (radioopaq)
Kelainan tulang pada foto rontgen
10-14 hari setelah infeksi
Sebelumnya pembengkakan
Perubahan pada anak-anaklebih
cepat
Pemeriksaan yang lain dengan :
USG (ultrasonografi)
osteomyelitis akut
perubahan 1-2 hari
deteksi cairan , abses dan periostitis
CT Scan (Tomografi komputer)
menggambarkan :
keadaan tulang dan jaringan lunak
kalsifikasi abnormal
baik untuk lokasi : vertebrae, pelvis, sternum
CT Scan
CT Scan dapat menilai intregitas tulang, disrupsi
kortikal dan keterlibatan jaringan lunak. Selain itu
CT Scan juga dapat memperlihatkan adanya
edema, fistula intraoseus, dan defek kortikal yang
mengarah ke traktus sinus jaringan lunak.10

Peran utama teknik ini dalam osteomielitis adalah


mendeteksi sequestra pada osteomielitis kronik,
berupa nekrosis tulang yang pada foto polos bisa
tertutupi osseous abnormal disekitarnya.
Gambar 2.4 pasien laki laki umur 43 tahun dengan infeksi Staphilococcus aureus dalam
pemberian kontras IV- CT Scan enhanced dari femur distal menunjukkan rim enhancing
abses (tanda panah kecil) pada jaringan lunak dan peningkatan dari synovium (tanda panah
besar) pada suprapatellar bursa. Peningkatan attenuation pada ruang medular bersamaan
dengan lokasi infeksi.11
MRI ( Magnetic Resonance Imaging)
Lebih cepat mendeteksi dan menentukan
daerah yang akan dioperasi
Sensitif : 90-100%
MRI
MRI dapat mendeteksi dini osteomielitis dan menilai luasnya
keterlibatan serta aktivitas penyakit dalam kasus infeksi kronis
tulang.
MRI dapat memperlihatkan luas dan lokasi osteomielitis sekaligus
perubahan patologi sumsum tulang dan jaringan lunak. MRI
memungkinkan deteksi dini osteomielitis dan menilai perluasan dari
keterlibatan dan aktivitas penyakit pada kasus kronik.
MRI dipertimbangkan sebagai teknik pencitraan yang paling
bermanfaat untuk mengevaluasi pasien dengan suspek osteomielitis
karena kemampuannya untuk memperlihatkan perubahan pada
kandungan air di sumsum tulang dengan resolusi struktur dan ruang
yang sangat baik.
MRI sangat sensitif untuk mendeteksi osteomielitis secara dini, 3 5
hari setelah onset infeksi.
Gambar 2.5 Osteomielitis Hematogen: Abses Brodie. (A, B) foto polos AP dan lateral dari tibia distal yang tampak
gambaran abses (tanda panah) berbentuk lingkaran, oval, dan lesi radiolusen dengan sklerosis disekelilingnnya
yang meluas hingga ke sendi terdekat. (C) T1 weighted axial pada MRI tampak lesi hipointens berlobulus di
intramedular dengan batas yang jelas. (D, E) T1 weighted coronal dan T2 fat suppressed menunjukkan
keterlibatan sumsum tulang. (F) T2 fat suppressed Sagital memperlihatkan lesi sirkular hiperintens dan berbatas
tegas.9
3 kategori utama penyebab

Osteomyelitis hematogen akut


Osteomyelitis kontak (direct
osteomyelitis)
Osteomyelitis akibat insufisiensi
vaskuler
Osteomyelitis hematogen
akut
Melalui darah seperti streptococcus
Anak-anak
Bagian tulang yang tumbuh cepat dan
banyak pembuluh darah
Osteomyelitis kontak
(direct osteomyelitis)

Etio :
kontak / langsung : trauma/ operasi
kuman
Osteomyelitis akibat
insufisiensi vaskuler
Etio :
DM
tulang-tulang kecil
usia 35-70 tahun
didahului : ulserasi , selulitis
2.8 Diagnosis
Diagnosis dini dari osteomielitis akut sangat diperlukan
karena dengan tatalaksana lebih awal dengan
pemberian antibiotik dapat mencegah nekrosis tulang.
Penegakkan diagnosis osteomielitis adalah berdasarkan
dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.9
Open biopsi pada tulang dengan pemeriksaan
histopatologi dan kultur merupakan kriteria standar
untuk diagnosis mikrobiologi osteomielitis.
Prosedur ini mungkin tidak dibutuhkan jika hasil kultur
darah positif dengan temuan radiologis sesuai.
Staging Osteomielitis

Stage 1 : Melibatkan medular tulang dan biasanya


disebabkan oleh satu organisme.
Stage 2 : Melibatkan permukaan tulang dan bisa
terjadi dengan ulkus jaringan lunak dalam.
Stage 3 : Infeksi lokal tulang dan jaringan lunak yang
meluas yang sering merupakan hasil dari
infeksi multimikrobial intramedular atau fraktur
terbuka.
Stage 4 : Menunjukkan keterlibatan tulang dan lapisan
jaringan lunak yang multipel.
Bentuk khusus
osteomyelitis
Sclerosing osteomyelitis of Garre
sklerosis hebat
tidak tampak destruksi tulang
Abses Brodi dekat ujung tulang
panjang
Lokasi khusus Osteomyelitis
Kepala infeksi SPN
Mandibula fraktur/ dental traksi
Tulang belakang :
Jarang < 10 %
Segala usia
sering dengan infeksi pada kulit
atau pelvis plexus vena Bartons
Pelvis sacroiliaca joint
Pubis osteitis pubis
Septic Artritis

Infeksi pada sendi


Usia terutama anak-anak
Paling banyak : staphycoccus,
streptococcus, pneumococcus
Mengenai sendi
Pada neonatus infeksi melalui p
darah umbilical
Patofisiologi

Merupakan penyebaran sekunder dari


focus primer ( yang hampir selalu dari
paru-paru)
Penyebaran : hematogen dan limfogen
Waktu : infeksi primer dan pasca
primer
Pemeriksaan Radiologis

Radiografi Konvensional

Evaluasi biasanya dimulai dengan foto polos pada semua


pasien yang dicurigai menderita osteomielitis. Foto polos
pada awalnya menunjukkan perubahan jaringan lunak,
pembengkakan otot, dan kaburnya gambaran jaringan
lunak.

Temuan awal biasanya ringan dan perubahan bisa tak


tampak jelas sampai 5-7 hari pada anak dan 10 -14 hari
pada dewasa. Perubahan awal yang khas pada tulang
termasuk penebalan periosteal, lesi litik, osteopenia,
hilangnya struktur trabekular.2,9,10
Dalam 3 hari setelah gejala muncul,
gambaran foto polos yang dapat
ditemukan hanyalah gambaran jaringan
lunak di sekitar metafisis yang dikenai
berupa pembengkakan jaringan lunak
setempat yang kecil dan dalam,
sedangkan struktur tulang dan jaringan
lunak lainnya masih tampak normal pada
foto polos.8
Gambaran radiologi
Awal :
penebalan sinovial dan efusi sela sendi
melebar

menghancurkan cartilago sendi menyempit

kasus berat

destruksi , subluxatio, dislokasi


Osteomyelitis Tuberculosis
Yaitu suatu peradangan kronik
dan destruktif yang
disebabkan oleh
mycobakterium tuberkulosis
yang
menyebar secara hematogen
10 % kasus tuberkulosis
ekstra pulmonal
Daerah yang sering dikenai :
Tulang belakang 51 %
Pelvis 12 %
genu dan tibia 10 %
kepala 7%
shoulder
phalang/manus
Tulang panjang : spongiosa
metafise
Gambaran radiologi
Terlihat setelah 2-3 minggu
Daerah metafise (spongiosa / trabekula)
Focus bulat/oval
Tidak ada sklerotik
Meluas ke epifise
Sendi
Jaringan lunak abses
Secara radiologi : sulit membedakan dengan
osteomyelitis pyrogen
Gambar 2.2 Osteomielitis akut. (A) Osteomielitis akut pada lutut kanan (B) Lutut kiri normal
Abses radiolusen tunggal atau multipel
bisa ditemukan pada stadium sub akut
atau kronik osteomielitis.
Abses Brodie ditemukan pada anak
anak, biasanya muncul di metafisis.
Ciri khas pada osteomielitis kronik
adalah nekrosis tulang yang terbentuk
rata rata dalam 10 hari.9,10
a b c

Gambar 2.3 Progres dari osteomielitis subakut yang tidak diterapi (Abses
Brodie) pada anak anak (a) ketika pertama kali diperiksa; (b) 5 bulan
kemudian; dan (c) 5 tahun kemudian.
Spondilitis tuberkulosis

Mengenai vertebrae : torakal, lumbal,


jarang servikal
Bisa mengenai bagian :
sentral,
end plate superior dan inferior
anterior
Definisi

Spondilitis tuberkulosa atau


tuberkulosis spinal adalah peradangan
granulomatosa yang bersifat kronis
destruktif oleh Mycobacterium
tuberculosis, yang dikenal pula dengan
nama Potts disease of the spine atau
tuberculous vertebral osteomyelitis
Epidemiologi

Saat ini spondilitis tuberkulosa merupakan


sumber morbiditas dan mortalitas utama
pada negara yang belum dan sedang
berkembang, terutama di Asia

Di Asia dan Afrika sebagian besar


mengenai anak-anak (50% kasus terjadi
antara usia 1-20 tahun).
Epidemiologi

Di Indonesia setiap tahunnya bertambah


kasus TB sebanyak seperempat juta kasus
baru TB dan sekitar 140.000 kematian
terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh
TB, Indonesia merupakan negara ketiga
terbesar dengan masalah TB di dunia.
Sebagian besar penderita TB adalah yang
berusia 15-55 tahun, di Sumatera Barat
diperkirakan kasus TB dengan BTA (+)
baru adalah sebanyak160/100.000.
Epidemiologi

Kasus pasien dengan tuberkulosa,


keterlibatan tulang dan sendi terjadi pada
kurang lebih 10% kasus.Tulang belakang
merupakan tempat yang paling sering
terkena tuberkulosa tulang. Diikuti
kemudian oleh tulang panggul, lutut dan
tulang-tulang lain di kaki, sedangkan
tulang di lengan dan tangan jarang
terkena.
Lebih dari /korpus vertebrae
Kyposis/gibbus
Skoliosis
Abses jarang kalsifikasi
Sklerotik jarang
Foto AP Vetebra pada
pasien spondilitis TB

Penyempitan
celah sendi
Paraspinal
abses
Pedicle (-)
Foto lateral Vertebra
pada pasien
spondilitis TB
Tampak tanda obstruksi
tulang
Penyempitan celah sendi
Paraspinal abses
Pedicle (-)
Potongan foto lateral
vertebra
tampak penyempitan
diskus intervertebralis
dan erosi corpus
vertebrae anterior
(scalloping)
CT-Scan dengan spodilitis
Tb
Daktilitis tuberkulosis

Mengenai phalang (manus)


Lesi lusent, expansif
Disebut spina ventosa
Artritis tuberkulosis
Terutama : genu , coxae / hip joint
Gambaran awal :
synovial efusi
osteoporosis
trabekula blurring
Selanjutnya : erosi, sela sendi menyempit
Pada hip joint tahap lanjut
deformitas birds beak apperance

Anda mungkin juga menyukai