Anda di halaman 1dari 19

Oleh : Diana Zuhrotul Maghfiroh (7116028)

Definisi
Inkontinensia urin merupakan eliminasi urin dari kandung
kemih yang tidak terkendali atau terjadi diluar
keinginan.(Brunner & Suddart. 2002)
Inkontinensia urin merupakan urin yang keluar tidak
terkendali dan tidak diduga.(Mary Baradero,dkk. 2009)
Inkontinensia urin ialah kehilangan control berkemih yang
dapat bersifat sementara atau menetap. (Potter & Perry.
2006)
Klasifikasi
Terdapat beberapa macam klasifikasi inkontinensia urine:
1. Inkontinensia Urine
2. Inkontinensia Urine Berlanjut
3. Inkontinensia Urine Berlebih
4. Inkontinensia Urine Fungsional
5. Inkontinensia Urine Refleks
6. Inkontinensia Urine Stress
7. Inkontinensia Urine Urgensi
1. Inkontinensia Urin Berlanjut
Pengeluaran urin tidak terkendali dan terus
menerus tanpa distensi atau perasaan penuh pada
kandung kemih.
2. Inkontinensia Urin Berlebih
Kehilangan urin yang tidak terkendali akibat
overdistensi kandung kemih.
3. Inkontinensia Urin Fungsional
Pengeluaran urin tidak terkendali karena kesulitan
dan tidak mampu mencapai toilet pada waktu yang
tepat.
4. Inkontinensia Urin Refleks
Pengeluaran urin yang tidak terkendali pada saat
volume kandung kemih tertentu tercapai.
5. Inkontinensia Urin Stress
Kebocoran urin mendadak dan tidak dapat
dikendalikan karena aktivitas yang meningkatkan
tekanan intraabdominal.
6. Inkontinensia Urin Urgensi
Keluarnya urin tidak terkendali sesaat setelah
keinginan yang kuat untuk berkemih (kebelet).
I.U Berlanjut I.U Berlebih I. U Fungsional I. U Refleks I. U Stress I. U Urgensi

Neuropati arkus Blok Spingter Ketidakmampuan Kerusakan Kelemahan Iritasi reseptor


refleks Kerusakan atau penurunan kondisi impuls di intrinsik spinkter kontraksi kandung
Disfungsi ketidakadekuatan mengenali anda- atas arkus refleks uretra kemih
Neurologis jalur aferen tanda berkemih Kerusakan Perubahan Penurunan
Kerusakan Obstruksi jalan Tonus kandung jaringan (mis. degenerasi/non kapasitas kandung
refleks kontraksi keluar urin (mis. kemih turun (obat- Terapi radiasi) degenerasi pada kemih
detrusor Impaksi fekal, obatan) otot pelvis Hiperaktivitas
Trauma efek agen Kerusakan Kekurangan detrusor dengan
Kerusakan farmakologis mobilisasi esterogen kerusakan
Medula Spinalis Ketidakadekuata Faktor Peningkatan kontraktilitas
Kelainan n detrusor (mis. psikologis: tekanan kandung kemih
anatomis (mis. Pada kondisi perhatian pada intraabdomen Efek agen
Fistula) stres/tdk nyaman, tanda-tanda Kelemahan otot farmakologis
deconditioned keinginan pelvisq (mis. Dieuretik)
voiding) berkemih turun Impaksi fekal
Hambatan
lingkungan
1. Cerebral clouding
Merupakan gangguan pengendalian serebral berupa status mental
yang disifatkan dengan bingung, penurunan persepsi, kurang
perhatian dan mengakibatkan disorientasi terhadap waktu, tempat,
dan lain-lain.
2. Infeksi
3. Gangguan jalur dari saraf pusat (lesi korteks)
4. Lesi neuron atas
5. Lesi motor neuron bawah
6. Kerusakan jaringan
Sembelit
Infeksi saluran kemih
Konsumsi alkohol berlebih
Minum terlalu banyak atau minum cairan yang dapat mengiritasi
kandung kemih, seperti minuman berkarbonasi, minuman yang
mengandung kafein, buah dan jus jeruk, pemanis buatan, dan
termasuk kopi dan teh tanpa kafein.
Mengonsumsi obat, seperti obat untuk flu, alergi, depresi,
nyeri, tekanan darah tinggi, diuretik, dekongestan dan relaksan
otot.
Otot kandung kemih yang terlalu aktif
Terdapat obstruksi pada saluran kemih, seperti batu saluran kemih
Otot dasar panggul lemah
Stroke
Kanker kandung kemih
Multiple sclerosis (penyakit kronis pada sistem saraf pusat)
Penyakit Parkinson
Tumor otak
Cedera tulang belakang
Interstitial cystitis (radang kronis pada dinding kandung kemih)
Penyakit atau cedera yang mempengaruhi sistem saraf dan otot, termasukdiabetes
Mobilitas yang minim.
Infeksi atau iritasi pada vagina
Kehamilan dan persalinan
Ketidakseimbangan hormon terkait menopause
Histerektomi (operasi pengangkatan rahim).
Radang prostat (prostatitis) dan benign prostatic hyperplasia
(BPH), yang mengacu pada pembengkakan prostat
Kanker prostat dan pengobatan untuk kanker prostat,
termasuk radiasi dan pembedahan.
Inkontinensia dorongan. Pada jenis ini, urine dapat keluar akibat perubahan posisi, atau
bahkan hanya dengan mendengarkan suara aliran air. Urine juga dapat keluar dengan tidak
disadari pada saat melakukan hubungan seksual.
Inkontinensia stres. Urine terutama keluar atau merembes pada saat ada tekananan pada
kandung kemih, seperti bersin, tertawa keras, batuk, atau angkat beban. Jumlah urine yang
keluar umumnya hanya sedikit, namun bisa juga banyak saat tekanan semakin besar atau saat
kandung kemih penuh.
Inkontinensia luapan. Pada kondisi ini, kandung kemih biasanya akan berisi tumpukan sisa
urine sehingga urine akan keluar sedikit-sedikit secara sering. Selain itu, penderita akan selalu
merasa ada sisa urine yang mengganjal, meskipun sudah berusaha mengosongkan kandung
kemih.
Inkontinensia total. Ini merupakan kondisi yang cukup parah di mana penderita seringkali
akan mengeluarkan urine dalam jumlah banyak, bahkan pada malam hari.
1. Inkontinensia urine b/d otot pelvis lemah
2. Inkontinensia urine berlanjut b/d disfungsi neurologis
3. Inkontinensia urine berlebih b/d obstruksi jalan keluar urin
4. Inkontinensia urine fungsional b/d ketidak mampuan aau
penurunan mengenali tanda-tanda berkemih
5. Inkontinensia urine reflek b/d kerusakan jaringan
6. Inkontinensia urine stress b/d kelemahan intrinsik spinkter uretra
7. Inkontinensia urine urgensi b/d penurunan kapasitas kandung
kemih
No. Diagnosa Keperawatan Intervensi
1 Inkontinensia urine b/d otot 1) Kaji kemampuan urgensi berkemih pasien
pelvis lemah 2) Instruksikan pasien untuk menahan otot-otot sekitar
uretra dan anus, kemudian relaksasi, seolah-olah ingin
menahan buang air kecil atau buang air besar
3) Instruksikan pasien untuk tidak mengkontraksikan
perut, pangkal paha dan pinggul; menahan nafas atau
mengejan selama latihan
4) Informasikan pasien bahwa latihan ini akan efektif jika
dilakukan 6-12minggu
5) Berikan umpan balik positif selama latihan dilakukan

Anda mungkin juga menyukai