Anda di halaman 1dari 28

CASE STUDY

Kunita Wuragil
Kartika Arin A
KELOMPOK Fanni Dewi Astuti
Komariyah Fitriya I
SATU
Melvina Larissa Januar
Chindy Permata Sari
Ira P Panjaitan
KASUS

Tn. A usia 47 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri

dada. Pada saat dilakukan pengkajian, Tn.A tampak kesakitan

dengan memegang daerah dada. Tanda-tanda vital RR:

31x/menit, TD : 90/50 mmHg, HR : 128x/menit, Suhu : 37 C.

Tn.A pernah dirawat dengan keluhan yang sama dan saat ini

terus mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan

diminum secara rutin.


Pengkajian lanjut didapatkan Tn.A mempunyai

riwayat hipertensi dan diabetes mellitus. Hasil

pemeriksaan EKG menunjukkan adanya ST depresi

di lead II, III, AVF dan ST elevasi I, AVL, V2-V3.


INTERPRETASI DATA

P (tidak bisa diduga)

Q dililit, ditekan, dan terasa berat

R lokasi awal dada/subternal


Nyeri Dada
sinistra/epigastir. menyebar ke lengan kiri,

leher, dan punggung

S (tergantung klien)

T 30 menit
Kenapa bisa nyeri dada?
RR normal : 12-14 kali/menit

Keb. O dlm tubuh

O dlm tubuh RR : 31 kali/menit

Kompensasi tubuh, RR
TD normal : 110 120/ 70-90

mmHg.

TD : 90/50 mmHg TD rendah 90/50 mengarah ke

kondisi syok dan syok dengan

tanda dan gejala pada kasus yaitu

syok kardiogenik.
Syok kardio --- melewati masa kompensasi

tubuh --- tubuh sudah menyerah


HR normal : 60 - 100 x/menit.

Nadi -- tanda konpensasi tubuh

untuk metabolisme
HR : 128 x/menit

Infark Miokard --- nadi guna

menyimbangkan oksigen yg sudah

pada pompaan aliran darah.


rumus CO = HR X SV

Ketika cardiak output turun dikarenakan stroke

volume yang rendah dimana tubuh akan

meningkatkan HR untuk mencapai cardiak output

yang lebih tinggi (sama seperti semula).


ST depresi di lead II, III, avF

= menunjukkan iskemia pada jantung bagian

inferior --- bagian inferior (bawah) mengalami

kolaps.
Karena? Adanya sumbatan/trombus di arteri

koroner cabang acute marginal yang memperdarahi

jantung bagian inferior sehingga darah.

Sehingga oksigen tidak dapat masuk dan akhirnya

terjadi iskemik dan jika tidak segera diatasi maka

akan terjadi infark miokard yang membuat

krontraktilitasnya menurun.
ST elevasi di lead I, AVL, V2-V3 menunjukkan infark

miokard pada jantung bagian anterolateral.

= mekanisme iskemia miokardium --- oleh sumbatan

total pembuluh darah koroner --- mengalami

insufisiensi dan sistem kolateralnya tidak bekerja ---

mengakibatkan rusaknya sebagian miokardium.

ST elevasi I, AVL, V2-V3


Riwayat HIPERTENSI

Hipertensi dapat mengakibatkan infark karena ketika TD tinggi

maka jantung akan bekerja keras untuk memompa darah

namun tekanan darah yang tinggi namun belum tentu volume

darah yang dialirkan juga banyak TD tinggi dengan volume

yang sedikit (kandungan O2 juga rendah) dapat membuat

jantung kekurangan oksigen.


Diabetes Melitus akan menyebabkan proses penebalan

membran basalis dari kapiler dan pembuluh darah arteri

koronaria, sehingga terjadi penyempitan aliran darah ke

jantung. Insiden serangan jantung meningkat 2 hingga 4 kali

lebih besar pada pasien yang dengan diabetes melitus.

Kekentalan darah pada orang dengan diabetes melitus lebih

tinggi karena tingginya kadar glukosa dalam darah, hal

tersebut akan menyebabkan tekanan darah tinggi.

Riwayat DIABETES MILITUS


Tingginya kadar glukosa dalam darah juga akan memicu lebih
mudahnya LDL menempel pada dinding endhotel sehingga akan
membentuk plak kondisi plak semakin parah jika jumlah HDL tidak
seimbang / lebih rendah dalam darah.

Oleh kerena itu, aliran darah terhambat oleh plak tersebut


sehingga aliran darah menjadi tinggi (hipertensi), namun volume
darah yang dialirkan ke miokard sedikit, maka oksigen yang
dibawa pun tidak mencukupi kebutuhan untuk metabolisme sel
jantung sehingga menimbulkan iskemik --- infark miokard.
Pernah dirawat dengan keluhan yang sama

Pasien telah berada dalam kondisi seperti ini lama.

Kerja jantung lebih keras pada masa sekarang dalam

memenuhi kebutuhannya. Dan jika dibandingkan dulu, jika

dilogikakan, kekuatan otot jantungnya dibanding

sebelumnya karena telah lebih lama berkerja.


TD : 90/50 mmHg
D
Diaphoresis
O
HR : 128 x/menit Penurunan Curah Jantung

Terlihat pucat b.d penurunan


kontraktilitas otot jantung.
RR : 31 x/menit
CRT > 3

DS Mengeluh nyeri dada

Mengeluh sesak napas


Napas cepat dalam DO
RR : 31 x/menit

Nyeri Akut b.d agen cedera biologis : infark

miokard

DS Mengeluh sesak napas


ASKEP
INFARK MIOKARD
DEFINISI

Infark --- area nekrosis kurang suplai darah dan


kongulasi jaringan paling oksigen.
sering terjadi karena
trombus/embolus IMA (Infark Miokard Akut) --
- menyebabkan hipoksia.
Infark Miokard --- keadaan STEMI --- marka jantung,
nekrosis otot jantung karena infark miokard
DAFTAR PUSTAKA
Alpert, J.S., Kristian, T., MD, Allan S. J., Harvey D.W.,
2010. A Universal Definition of Myocardial Infarction for
the Twenty-First Century. Diakses pada tanggal 18 November
2016 di http://www.medscape.com/viewarticle/716457

Brown, T.C. 2006. Penyakit Aterosklerotik Koroner.


Dalam: Price, S.A., William, L.M., ed. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC

Antman, E.M., Braunwald, E., 2005. ST-Segment Elevation


Myocardial Infarction. USA: McGraw-Hill
Dorland, W.A.N., 2002. Kamus Besar Kedokteran Dorland.

Edisi 1. Jakarta: EGC

Muhammad, G.R. 2015. Infark Miokard Akut. Diakses pada

tanggal 18 November 2016 di

http://eprints.undip.ac.id/46705/3/BAB_2.pdf

Farissa Inne Pratiwi. 2012. Komplikasi Pada Pasien Infark

Miokard Akut St-Elevasi (Stemi) Yang Mendapat Maupun Tidak

Mendapat Terapi Reperfusi. Diakses pada tanggal 22 November

2016 melalui

prints.undip.ac.id/37555/1/Inne_Pratiwi_F.G2A008097.KTI.pdf
Kaligis. 2012. Perdarahan Arteri Koroner. Diunduh pada
tanggal 22 November 2016 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56379/4/Ch
apter%20II.pdf

Santoso, M., Setiawan, T., 2005. Penyakit Jantung


Koroner. Cermin Dunia Kedokteran.
Diakses pada tanggal 18 November 2016 di
http://ojs.lib.unair.ac.id/index.php/CDK /article/view/2860

Sargowo, Djanggan., Samsu, Nur. 2010. Sensitivitas dan


Spesifisitas Troponin T dan I pada Diagnosis Infark Miokard
Akut. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol 57 (10). 363-372
Perhimpunan Dokter Spesialis Kaediovaskular Indonesia
(PERKI). 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.
Edisi 3. Jakarta : Centra Communications

Obur, R. LAPORAN PENDAHULUAN AKUT MIOKARD


INFARK (AMI). 2014. Diakses pada tanggal 18 November 2016
di LAPORAN PENDAHULUAN AKUT MIOKARD INFARK (AMI
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai